OLEH :
OKTIA MIRANDA
NIM: 2014901010
1
2
1. Pengertian Keluarga
adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama lain dalam
peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki,
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih
keluarga saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain yang
yangsama.
3
2. Fungsi Keluarga
a. FungsiAfektif
individu.
c. Fungsireproduksi
d. Fungsiekonomi
e. Fungsi perawatankesehatan
mereka terletak pada (a) struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan
pelayanan kesehatan.
a. Fungsi biologis
b. Fungsi Psikologi
c. Fungsi Sosiologi
d. Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Pendidikan
kepercayaan bersama.
anak-anaknya (poliandri).
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama
a. Tipe keluargatradisional
adoptif merupakan satu tipe lain dari keluarga inti yang tercatat
yangkhusus.
antara lain keluarga dengan orang tua yang tidak pernah menikah
dan anak biasanya ibu dan anak, keluarga pasangan yang tidak
Seperti individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai
sebuah unit juga mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun delapan tahap siklus
a. Tahap I : keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan). Tugasnya adalah :
b. Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 3 bulan). Tugasnya
adalah :
2) Rekonsiliasi tugas untuk perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek
dan nenek.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6 bulan). Tugasnya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak)
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur hingga 13 tahun). Tugasnya adalah :
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun). Tugasnya :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin
mandiri.
f. Tahap VI : keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai terakhir yang
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami maupun istri.
2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua, lansia
dan anak-anak.
Hal - hal terpenting untuk dicermati bahwa dalam kaitanya dengan perawatan kesehatan adalah sejauh
mana keluarga secara mandiri mampu melakukan tugas kesehatannya. Pada dasarnya menurut Friedman (2010)
ada 5 yang terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan jika diterapkan pada keluarga Hipertensi yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena penyakit hipertensi yaitu untuk mengetahui
kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, mengkaji sejauhmana keluarga mengenal tanda dari
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita
c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi yang meliputi cara perawatan
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan untuk penderita hipertensi meliputi
memelihara lingkungan yang menguntungkan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e. Menggunakan fasilitaskesehatan yaitu untuk mengetaui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan masyarakat meliputi cek kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi anggota
Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah atau melakukan
a. Pendidik
Dengan diberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi dan
b. Kordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat
tercapai.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dalam rumah,klinik maupun di rumah sakit
11
d. Pengawaskesehatan
Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah teratur
e. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga
mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik,
f. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit,puskesmas,dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini aadlah membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan
h. Penemukasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi kesehatan secara
i. Modifikasilingkungan
Perawat Komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan,baik lingkungan rumah, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekitarnya Agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
Aspek keperawatan yang paling penting adalah perhatian pada unit keluarga.Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).Keluarga yang juga adalah individu, kelompok, dan
komunitas merupakan klien perawat atau penerima pelayanan asuhan keperawatan.Keluarga membentuk unit dasar
masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat mempengaruhi perkembangan individu yang memungkinkan menentukan
Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan
a. Pengumpulan data
1) Data umum
b) Komposisi kelaurga
c) Genogram
12
d) Tipe keluarga
f) Agama
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
b) Struktur kekuasaan
c) Struktur peran
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
e) Harapan Keluarga
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan keluarga antara
lain :
13
3) Karakter keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari
masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosis keperawatan merupakan sebuah label singkat untuk menggambarkan kondisi pasien yang
diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah - masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis
sejahtera yang mengacu pada NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association) 2012-2014 dan SDKI,
SLKI, SIKI.
29. Kontaminasi
Tabel 2.2
Cara Membuat Skor Penentuan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (Friedman, 2003)
Angka Tertinggi
1) Kriteria 1 :Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan
2) Kriteria 2 : Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai
berikut : Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah, Sumber daya keluarga
dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga, Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu, Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat.
3) Kriteria 3 : Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan : Kepelikan dari masalah yang
berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu
ada, tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah, adanya
kelompok 'high risk" atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
4) Kriteria 4 : Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus
serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Friedman, 2003).Penyusunan
rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo,
16
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada
bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai diagnosis yang telah
dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman,
2003), yaitu:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara
memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan dan endorong sikap emosi
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi
tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, mendiskusikan tentang
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara
menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal
mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara memperkenalkan fasilitas
kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat
istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
Evaluasi merupakan komponen terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan upaya untuk
menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai tujuan
a. Dimensi keberhasilan, yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan.
c. Dimensi kecocokan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecocokan kemampuan dalam pelaksanan tindakan
keperawatan.
d. Dimensi kecukupan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecukupan perlengkapan dari tindakan yang telah
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika
17
secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi
bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan.
O: Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.
1. DEFINISI LANSIA
Lanjut usia (lansia) adalah populasi manusia yang telah mencapai usia 65 tahun (Touhy & Jett, 2014). Hal
ini serupa dengan yang diemukakan oleh para ahli gerontology yang mengatakan bahwa seseorang dapat dikatakan
lansia apabila telah mencapai usia 65 tahun (Miller, 2012). Lansia sendiri terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu
lansia muda dengan rentang usia 65-74 tahun, lansia pertengahan dengan rentang usia 75-84 tahun, lansia sangat
tua dengan rentang usia 85 tahun ke atas (DeLaune & Ladner, 2002; Mauk, 2006).
Menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia di Indonesia menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sehingga setiap
penduduk Indonesia yang telah berusia 60 tahun atau lebih telah masuk dalam kategori lansia. Lansia di Indonesia
diklasifikasikan menjadi (1) kelompok usia prasenilis yaitu berusia 45-59 tahun (2) kelompok usia lanjut yaitu
18
berusia 60 tahun ke atas (3) kelompok usia risiko tinggi yaitu berusia 70 tahun ke atas ataupun berusia 60 tahun ke
2. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan perempuan, baik muda maupun tua
(Miller,2012). Hal tersebut dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus kehidupan manusia.
Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia
merupakan tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia dewasa yang telah mengalami
3. KLASIFIKASI
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
4. KARAKTERISTIK
menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai
5. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol
antara lain:
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang menyebabkan
kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi,
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis (“habis gelap datang
terang”), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak
a. mengalihkan peran bekerja dengan masa senggang dan persiapan pensiun atau pensiun penuh
b. memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu serta beradaptasi dengan proses penuaan,
c. mempersiapkan diri untuk menghadapi proses kematian dan kehilangan pasangan hidup dan/atau saudara
kandung maupun teman sebaya. Sedangkan menurut Erickson tugas perkembangan pada masa lansia adalah
Menerima apa yang telah dilakukan seseorang dengan bijak tanpa memperhatikan rasa sakit dan proses
yang terjadi dalam perjalanannya menjadi bagian dari tugas ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas
perkembangan lansia berinti pada adaptasi dan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi pada lansia baik
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pendidikan :
f. Jenis kelamin :
g. Suku :
h. Agama :
i. Status perkawinan :
20
j. Tanggal pengkajian :
a. Penyakit :
b. Alergi :
c. Kebiasaan
5. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum :
b. Integumen :
c. Kepala :
d. Mata :
e. Telinga :
g. Leher :
h. Dada :.
i. Sistem pernafasan :
j. Sistem kardiovaskuler :
k. Sistem gastrointestinal :
l. Sistem perkemihan :
a. Psikososial
b. Masalah emosional
c. Spiritual
B. Masalah Keperawatan
C. ASUHAN KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia a price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I edisi
III. Jakarta: Balai Penerbit.
Doengoes, Marilynn E , dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Fakultas Kedokteran UI.2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media
Aescul
Friedman, M.(2003). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek.Ed.5.
Jakarta: EGC