Anda di halaman 1dari 217

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN SASARAN CS DAN TUKANG KEBUN


DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

DosenPembimbing :Ns.LydiaMardison,S.Kep, M.Kep

Nama Kelompok I :
Afri yunika Indah Diana tus sholeha
Almarinda Nindi umroh
Aidul fitra Novia rama zalni
Febi try manelsa Sisra handayani
Haiki tauhid Zulhayati rohmah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN &PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk

hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.

Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan

yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah

kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan

pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama

merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua

pada tahun 2021 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai

derajad kesehatan yang optimal.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu

mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan

telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui

Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem

Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional

dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan,

melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat.. Dalam kesehatan masyarakat keluarga

sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, kerena keluarga merupakan

unit terkecil dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota keluarga

mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan mempengaruhi anggota

keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok dan masyarakat

disekitarnya.

Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan kesehatan

masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan

tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi

yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap

penyakit. Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan

kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupansehari-hari.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik belajar lapangan ini mahasiswa mampu

menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan proses

keperawatan komunitas.

2. Tujuan Khusus

a. Setelah menyelesaikan Program praktik komunitas lapangan mahasiswa

mampu Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dengan

menerapkan model konseptual keperawatan relevan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi.

b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi komunitas

dalam melaksanakan implementasi keperawatan

c. Melaksanakan keperawatan komunitas berdasarkan faktor risiko

personal, sosial danlingkungan

C. Metode Penulisan

1. Lokasi Praktek

Lokasi praktik belajar lapangan ini bertempat di kampus Universitas Fort De

Kock Bukittinggi khususnya di Lingkungan Kampus.

2. WaktuPraktek

Waktu praktik belajar lapangan komunitas ini dilakukan mulaipada tanggal


14 Juni 2021- 03 Juli 2021.

3. Teknik PengumpulanData

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan praktik belajar

lapangan ini berupa Winshield Survey.

4. Data yang digunakan

Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan data

yangkami lakukan berupa data sekunder (data yang kami dapat dari CS,

Tukang taman, Sopir, satpam, Koperasi) dan data primer (data yang kami

dapat melalui hasil pengamatan winshield survey).


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teoritis Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah

tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta

berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin,

2009).Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari

keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,

ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran

keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan

dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun

sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani,

2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah

dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional.Berdasarkan pernyataan

dari American Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan

kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan


ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan

masyarakat.Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak

terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada

perawatan yang bersifat episodik.(Effendi & Makhfudli, 2010).

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public

Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan

teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan

pada keseluruhan komunitas.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi


5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara

kesehatan secara mandiri (self care)

C. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu

Kenyamanan ergonomis di lingkungan kerja dan protokol kesehatan para

dosen di ruang lingkup gedung rektorat.

2. Sasaran keluarga

3. Sasaran kelompok

D. Pengkajian Komunitas

1. Data Umum

a. Riwayat Atau Sejarah

Universitas Fort De Kock Bukittinggi sudah direncanakan

semenjak Tahun 2002 yang merupakan gagasan dari beberapa anggota

Yayasan Pendidikan Fort De Kock Bukittinggi. Yayasan ini dipimpin

oleh seorang Ketua Yayasan yang dijabat oleh Drs. Zainal Abidin, MM.

Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, kemudian para anggota

yayasan menemukan satu kesepakatan untuk mendirikan Perguruan

Tinggi yang akan didirikan di kota Bukittinggi. Perguruan Tinggi yang

akan didirikan ini bergerak dibidang kesehatan. Setelah gagasan ini

disepakati oleh seluruh anggota yayasan, maka dilanjutkan


pembicaraannya dengan pemerintahan kota Bukittinggi yang saat itu

walikota Bukittinggi di jabat oleh Bapak Drs. H. Djufri.

Setelah ada pembicaraan lanjutan dengan Bapak Walikota

Bukittinggi, saat itu juga gagasan ini langsung direspon oleh Beliau,

karena pendirian Perguruan Tinggi ini sesuai dengan Visi dan Misi

Pemerintahan Kota Bukittinggi yaitu menjadikan Kota Bukittinggi

sebagai kota pendidikan dan kota parawisata. Atas dasar visi dan Misi

Kota Bukittinggi ini maka pemerintahan Kota Bukittinggi sepakat

dengan anggota Yayasan untuk memberi nama Perguruan Tinggi ini

dengan UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI,

Terbentuknya kesepakatan dengan pemerintahan Kota Bukittinggi maka

dilahirkan sebuah surat Rekomendasi pendirian perguruan tinggi oleh

Walikota Bukittinggi sebagai tanda sudah diizinkannya untuk

mendirikan sebuah perguruan tinggi di Kota Bukittinggi.

Proses pendirian ini selanjutnya diproses di Departemen

Kesehatan RI untuk mendapatkan rekomendasi di bidang Sumber Daya

manusia yang selanjutnya akan digunakan dalam proses permintaan izin

di Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Dua

tahun kemudian tepetnya tanggal 15 Juni 2004 terbitlah SK Mendiknas

No. 77/D/O/2004.

Pemerintahan sangat menyadari bahwa upaya kesehatan yang

semula berupa upaya penyembuhan penderita kurang efektif dan efisien,

sehingga secara perlahan-lahan berkembang kearah upaya preventif


untuk seluruh lapisan masyarakat. Upaya ini dikenal dengan upaya

kesehatan masyarakat (Public Health) dan upaya perawatan kesehatan

masyarakat (Health Care Community) yang bergerak dalam bidang

peningkatan peran serta/penggerakkan masyarakat, dalam bidang

promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, perawatan kesehatan

masyarakat. Mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan (preventif), tanpa mengabaikan upaya penyembuhan

(curative) dan pemeliharaan kesehatan (Rehabilitatif).

Pada hakekatnya proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran

yang dimaksud diatas selalu berkembang sejalan dengan perkembangan

teknologi dan sosial budaya sehingga konsep pembangunan kesehatan

saat ini lebih difokuskan kepada pembangunan budaya hidup sehat dan

pencegahan penyakit (promotif dan preventif). Untuk mendukung

program pembangunan kesehatan tersebut maka dibutuhkan tenaga

kesehatan yang khusus bergerak dibidang promotif dan preventif yaitu

tenaga ahli kesehatan masyarakat (sarjana kesehatan masyarakat), dan

tenaga keperawatan (sarjana keperawatan).

Mengingat kemampuan lembaga pendidikan yang sudah ada

belum dapat menghasilkan tenaga ahli kesehatan yang memadai, dan

masih jauhnya jangkauan masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya

ke luar Pulau Sumatera, maka Yayasan Pendidikan Fort De Kock

mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Bukittinggi, untuk

menjawab tantangan dalam bidang kesehatan.


b. Data Demografi Wilayah (Gedung Rektorat)

Gedung rektorat diapit oleh gedung keperawatan kebidanan, dan gedung

kesmas fisioterapi. Sebelah selatan, gedung rektorat berbatasan dengan

kuburan dan tanah Pemda (samar-samar), sebelah utara berbatasan

dengan parkiran mobil dosen, sebelah timur berbatasan dengan gedung

fisioterapi dan kesmas, sedangkan selatan berbatasan dengan gedung

perawat dan kebidanan.

E. Prinsip Keperawatan Komunitas


1. Kemanfaatan
Intervensi yang diberikan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya

bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

2. Autonomi

Diberikan kebebasan untuk melakukan/memilih alternatif yang terbaik

yang disediakan untuk komunitas.

3. Keadilan

Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas

komunitas.
F. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Di Klinik/ Rumah Sakit Dengan Di

Komunitas

NO Aspek Rumah Sakit Komunitas


1 Tempat kegiatan  Bangsal  Puskesmas
 Perawatan klinik  Rumah
 Sekolah
 Perusahaan-
perusahaan
 Panti-panti
2 Tipe-tipe klien yang  Orang sakit  Orang sakit
dilayani  Orang meninggal  Orang sehat
 Orang meninggal
3 Ruang lingkup  Kuratif  Promotif
pelayanan  Rehabilitatif  Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif
 Resosiasi

4 Fokus/ Perhatian Rasa aman selama  Peningkatan


utama sakit kesehatan
 Pencegahan penyakit
5 Sasaran pelayanan Individu  Individu
 Keluarga
 Kelompok khusus
 Masyarakat
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

A. Pengkajian

1. Kategori : Psikologis

Sub kategori : integritas ego

a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( D. 0099)

1) Gejala dan tanda mayor :

Subyektif : tidak ada

Objekti : a) Menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan

b) Gagal melakukan pencegahan masalah kesehatan

c) Menunjukkan upaya peningkatan status kesehtan yang

Minimal

2) Gejala dan tanda minor :

Subyektif : tidak ada

Objektif : gagal mencapai pengendalian yang optimal

2. Kategori : Perilaku

Sub kategori : penyuluhan dan pembelajaran

a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif ( D. 0117)

1) Gejala dan tanda mayor :

Subyektif : tidak ada


Obyektif : a) kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan

Lingkungan

b) kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat

c) tidak mampu menjalankan perilaku sehat

2) gejala dan tanda minor:

subyektif : tidak ada

obyektif : a) memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang

kurang

b) kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku

sehat

c) tidak memiliki sistem pendukung (support system)

b. manajemen kesehatan tidak efektif (D. 0116)

1) gejala dan tanda mayor :

Subyektif : menunjukkan kesulitan dalam menjalani program perawatan/

Pengobatan

Obyektif : a) gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko

b) gagal menerapkam program perawatan/pengobatan dalam

kehidupan sehari-hari

c) aktivitas hidup sehari-hari tidak eektif untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan

c. kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113)

1) gejala dan tanda mayor:

Subyektif : a) mengungkapkan minat dalam belajar


b) menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

c) menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai

dengan topic

obyektif : perilaku sesuai dengan pengetahuan

d. kesiapan peningkatan manajemen kesehatan ( D. 0112)

1) gejala dan tanda mayor:

Subyektif : mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan

dan pencegahannya

obyektif : pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi program

kesehatan

2) gejala dan tanda mayor :

subyekti : a) mengekspresikan tidak adanya hambatan yang berarti dalam

mengintegrasikan program yang ditetapkan untuk mengatasi

masalah kesehatan

b) menggambarkan berkurangnya faktor resiko terjadinya

masalah kesehatan

obyektif : tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit

yang tidak terduga

3. Whinshield Survey
a. Gedung
1) Bangunan
mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok
2) Arsitektur
hampir sama antara satu bangunan dengan bangunan yang lain. Lantai
yang terbuat dari porselen.Rata-rata di setiap bangunan terdapat jendela
dengan pencahayaan yang baik.
3) Keunikan lingkungan
tanah-tanah kosong di sekitar kampus dijadikan kebun untuk menanam
pohon yang menghasilkan buah-buahan.

b. Lingkungan Terbuka
1) Luas
luas wilayah kampus Universitas Fort De Kock
Kualitas: lahan terbuka digunakan untuk dijadikan kebun
2) Batas Wilayah
Gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana
terletak disebelah timur. Disebelah barat gedung keperawatan dan
kebidanan adalah gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi dan
pasca sarjana. Disebelah utara gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi,
farmasi dan pasca sarjana terdapat gedung rektorat. Dibagian selatan
gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana
terdapat parkiran dan musholla
3) Transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor dan mobil) , Situasi
jalan beraspal dan dibagian tengah lapangan menggunakan paving blok
4) Pusat Pelayanan
Di area kampus terdapat klinik kesehatan, bank, kantin, perpustakan, dan
hall.
5) Kebiasaan Masyarakat
a. Kebiasaan CS dan taman
Untuk kelompok CS dan pembersih taman berjumlah 12 orang.
CS gedung Keperawatan 1 orang, CS gedung kebidanan 1 orang, CS
gedung rektorat 1 orang, CS gedung fisioterapi,S2, dan bisnis 1 orang,
CS gedung farmasi dan kesmas 1 orang,CS gedung, labortorium
farmasi 1orang, CS gedung hall ,pustaka dan lembaga bahasa 1 orang
serta tukang kebun 5 orang.
Kelompok biasanya melakukan aktititas di tempat kerja sekitar
lebih kurang 8 jam mulai dari jam 06.00 – 11.00 istirahat dari jam
11.00 – 14.00,kemudian mulai bekerja dari jam 14.00 – 17.00
Biasanya kelompok CS melakukan aktivitas seperti menyapu,
mengepel,membersihkan gedung masing-masing setiap hari.
Sedangkan tukang taman membersihkan bunga-bunga yang rontok,
menyiram bunga, memangkas bunga atau pohon yng sudah lebat,
memotong rumput di sekitar lingkungan kampus.
Menurut beberapa wawancara terkait penggunaan APD pada saat
kerja jarang digunakan, itupun cuma masker dikarenakan untuk
mencegah penularan covid 19. Sebagian kelompok sudah mengetahui
cara pencegahan Covid 19 tetapi kelompok masih tidak mematuhi
protocol kesehatan
Pada saat pandemic seperti ini, kelompok CS dan tukang taman
dituntut untuk tetap bekerja. Kelompok CS dan tukang kebun libur
hanya tanggal merah.
Pada jam istirahat biasanya CS dan tukang kebun pulang kerumah
untuk beristirahat dan makan, kelompok CS dan tukang kebun ini
jarang berolahraga dan melakukan exercise, dan jarang melakukan
kegiatan rekreasi bersama. Dan ada beberapa tukang taman yang
merokok, dan bisa menghabiskan 9 batang/hari. Sebagian tukang
taman mengetahui bahaya merokok.

b. Kebiasaan Satpam dam Sopir


Di lingkungan kampus terdapat 5 satpam dan 5 sopir. Satpam
dinas dua sift yaitu pagi dan malam, sift pagi dimulai dari jam 08.00
pagi- 20.00 malam sedangkan sift malam dimulai dari jam 20:00
malam - 08:00 pagi. Pada sift pagi berdinas 2 orang dan pada malam
hari 2 orang , 4 orang satpam merokok dan 1 satpam tidak merokok.
Jam kerja 12 jam persift ,pola hidup sehat kurang tercapai karna ada
beberapa satpam yang merokok, pola tidur tidak teratur , pola makan
tidak teratur dan suka minum kopi , tidak pernah menggalami
kecelakaan kerja dan hanya saja ada merasakan sesekali sakit kepala
karna kurangnya istirahat yang cukup. Sebagian kelompok yang
berjenis kelamin laki – laki sudah mengetahui apa bahayanya rokok
tetapi masih merokok

c. Kebiasaan Kantin
Kondisi lingkungan di sekitar kantin yaitu berada dalam
pekarangan kampus, terbuat dari bangunan permanen yang mudah
dibersihkan . Bahan dan alat yang digunakan disimpan dalam lemari
kaca yang bersih serta tertutup dan ada pembatas antara pembeli dan
penjual sehingga terhindar dari polusi .Untuk tempat sampa tidak
disediakan untuk pengunjung tetapi sampahnya dibersihkan langsung
oleh karyawan kantin dan dibuang pada tempat sampah. Fasilitas
penyimpanan tercampur antara bahan pangan mentah ( daging, ikan,
minuman ) dengan bahan pangan matang atau siap santap. Pangan
yang disediakan / dijual dikantin berupa minuman dingin berupa teh
botol ,fresh tea dan nutrisari. Mengolah makanan yang segar berupa
menjual pecel ayam, nasi goreng dan gorengan (bakwan, risoles,
goreng pisang) dari bahan yang dipesan di pasar dan diolah dengan
mencuci dengan air yang mengalir serta menganti minyak goreng
setelah dipakai ,akan tetapi setiap makanan yang diolah ada
menggunakan MSG. Petugas kantin mengatakan jika pecel ayamnya
tidak habis maka ayamnya disimpan di dalam kulkan untuk dijual
besoknya,
Tidak menggunakan minyak goreng yang telah dipakai berkali-
kali ,karena dapat mengandung zat pemicu kanker , tetapi pada saat
dilakukan survey bahwa minyak terlihat hitam. Upaya lain yaitu kantin
selalu berusaha menerapkan prinsip GIGO ( Garbage In Garbage Out)
dimana mutu pangan harus dijaga sejak awal misalnya dengan
memilih bahan baku yang segar, bersih dan bermutu baik ( tidak
kadaluwarsa, tidak busuk, kaleng tidak gembung, tidak berjamur, tidak
berlendir atau berubah bau menjadi tidak normal ) serta mencuci buah
dan sayur yang akan dimakan mentah sengan air yang bersih dan
mengalir.

6) Masyarakat Yang Di Jumpai


Sebagaian besar yang dijumpai di area kampus yaitu dosen dan
mahasiswa, dan sebagian tamu yang datang kekampus.Biasanya dosen
dan mahasiswa berkumpul di hall atau lapangan.

7) Media Informasi
Biasanya menggunakan madding, media sosial seperti whatsapp
dan instagram dan website kampus.

8) Issue

Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik Universitas Fort De Kock


Bukittinggi
No Masalah keperawatan Jumlah
kunjungan
1 Sakit kepala 22
2 Nyeri punggung 37
3 Benda asing 2
4 Luka bakar 5
5 Nyeri menelan 1
6 Kecelakaan lalu lintas 15
7 Infeksi kulit (herpes) 2
8 Batuk 1
9 Cek tanpa indikasi 7
10 Persiapan donor 5
11 Luka bakar 3
12 Disminore 1
13 Sakit gigi 3
14 Benjolan 1

9) Pencemaran Lingkungan
Terdapat tumpukan barang bekas di belakang kelas gedung
farmasi.Di lantai 3 gedung kesmas terdapat tumpukan material bahan
bangunan yang berserakan dan salah satu toilet laki-laki gedung kesmas
terdapat tumpukan barang seperti ember, kardus kosong dan kertas bekas
sehingga banyak jentik-jentik nyamuk terdapat pada tumpukan barang
tersebut.
Di area gedung juga tidak adanya pembeda jenis sampah yaitu
jenis sampah organik dan yang non organik. Di bagian fasilitas kampus
(klinik) juga tidak terdapat tempat pengolahan limbah medis.
10) Kondisi Selokan Dan Parit
Di selokan terdapat genangan air, air tampak kotor, air mengalir
tidak lancar dan terdapat beberapa sampah dan jentik-jentik nyamuk
disekitar selokan.
11) Binatang Peliharaan, Ternak, Dan Binatang Lainnya
Terdapat kucing-kucing liar disekitaran gedung kampus kesmas,
farmasi dan fisioterapi.
ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
DS :
( D.0116 )
- Mengeluh ada nya nyeri pinggang
dan nyeri lutut
- Mengeluh ada nya sakit kepala

DO :
- Bibir tampak hitam dan gigi
terlihat ada bercak hitam
- Sebagian kelompok tidak ada
yang menggunakan masker
- kelompok tidak memanfaatkan
fasilitas untuk penerapak protokol
kesehatan serta poster poster
peringatan yang ada
- ada beberapa kelompok yang tidak
menerapkan sosial distensing,
seperti berkumpul digazebo dan di
koperasi bawah

DS : Kesiapan peningkatan manajemen


kesehatan
- Menggetahui bahaya merokok
( D.0112 )
tetapi masyarakat di lingkungan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Prioritas Masalah Dan Diagnosa Keperawatan Komunitas

Kemampuan
Motivasi Ketersediaan Beratnya Mempercepat
perawat
Kesadaran masyarakat ahli atau konsekuensi penyelesaian
Diagnosa dalam
No masyarakat untuk pihak terkait jika masalah masalah dengan Jmlh
Keperawatan mempengaruh
akan masalah menyelesaika solusi tidak resolusi yang
i penyelesaian
n masalah masalah terselesaikan dapat dicapai
masalah
1 Manajemen
Kesehatan Tidak
2 2 3 2 3 3 15
Efektif

2 Kesiapan
peningkatan
manajemen 2 2 3 2 2 2 13
kesehatan

3 Perilaku
kesehatan
3 3 3 2 3 3 17
cenderung
beresiko
4 Pemeliharaan
kesehatan tidak 3 2 3 3 3 2 16
efektif
5. Kesiapan
peningkatan 3 2 3 2 2 2 14
pengetahuan
2. Diagnosa Prioritas
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (skor = 17)
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (skor = 16)
c. Manajemen kesehatan tidak eektif (skor = 15)
d. Kesiapan peningkatan pengetahuan ( skor = 14)
e. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan (skor = 13)

3. Kriteria Penilaian Prioritas Masalah

No Kriteria Skor

1. Kesadaran masyarakat akan masalah

 Tinggi 3

 Sedang 2

 Rendah 1

2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah

 Tinggi 3

 Sedang 2
 Rendah 1

3. Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah

 siap 3

 kurang siap 2

 tidak siap 1

4. Ketersediaan ahli atau pihak terkait solusi masalah

 siap 2

 kurang siap 1

 tidak siap 0

5. Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan

 Berat 3

 Sedang 2

 Ringan
1

6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat

dicapai
 Tinggi 3

 Sedang 2

 Ringan 1

C. Intervensi keperawatan

Diagnosa
NOC NIC
Data Keperawatan
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Hasil
DS : (D.0099) Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
(L.12107) (I.14502)
- Petugas kantin mengatakan ayam yang kesehatan - Perilaku - Identifikasi
tidak habis disimpan dalam kulkas dan cenderung kesehatan risiko
bisa diolah untuk besok beresiko Prevensi - Promosi
( I.12472)
- Sampah diatas meja dibersihkan Sekunder perilaku
langsung oleh karyawan kantin dan ( L.12106 ) - Pemelihar upaya
dibuang pada tempat sampah aan kesehatan
- Tidak menggunakan minyak goreng kesehatan Prevensi Sekunder
( I.01001)
yang telah dipakai berkali-kali - Dukungan
- setiap makanan yang diolah ada Prevensi Tersier berhenti
menggunakan MSG. (L.12140 ) - Manajeme merokok
- Kelompok taman mengatakan ada n ( I. 09258 ) - Dukungan
beberapa tukang taman yang merokok,
dan bisa menghabiskan 9 batang/hari. kesehatan kelompok
- Masyarakat lingkungan kampus Prevensi Tersier
( satpam dan sopir ) mengatakan bahwa - Terapi
(I.13500)
90% perokok aktif kelompok
- Masyarakat lingkungan kampus
( satpam dan sopir ) mengatakan bahwa
pola makan tidak teratur
- Tidak teratur nya pola tidur dan suka
minum kopi
DO :
- Tempat sampah tampak tidak
disediakan untuk pengunjug
- Fasilitas penyimpanan tercampur
antara bahan pangan mentah ( daging,
ikan, minuman ) dengan bahan pangan
matang atau siap santap
- Pada saat dilakukan survey bahwa
minyak terlihat dipakai berkali-kali dan
tampak hitam
- Tampak merokok
- Tampak suka minum kopi
DS : (D.0117) Pemelihar Prevensi Primer Prevensi Primer
- Menurut beberapa wawancara terkait aan ( L.12111) - Tingkat ( I.12383 ) - Edukasi
penggunaan APD pada saat kerja jarang kesehatan pengetahu kesehatan
digunakan, itupun cuma masker tidak eektif an - Promosi
( I.12472)
dikarenakan untuk mencegah penularan - Tingkat perilaku
(L.12110 )
covid 19. kepatuhan upaya
- Pada saat pandemic seperti ini, kesehatan
kelompok CS dan tukang taman Prevensi Prevensi Sekunder
(I.12384)
dituntut untuk tetap bekerja Sekunder - Edukasi
- kelompok CS dan tukang kebun ini ( L.12106 ) - Pemelihar keselamatan
jarang berolahraga dan melakukan aan lingkungan
exercise, dan jarang melakukan kesehatan Prevensi Tersier
kegiatan rekreasi bersama (I.12361) - Dukungan
- Perilaku
(L.12107 )
kesehatan kepatuhan
DO : program
- salah satu toilet laki-laki gedung Prevensi Tersier pengobatan
kesmas terdapat tumpukan barang (L.12140 ) - Manajeme
seperti ember, kardus kosong dan kertas n
bekas sehingga banyak jentik-jentik kesehatan
nyamuk terdapat pada tumpukan barang
tersebut. (I.
c.
- Di bagian fasilitas kampus (klinik) juga
tidak terdapat tempat pengolahan
limbah medis.
- Di selokan terdapat genangan air, air
tampakkotor

DS : (D.0116) Manajeme Prevensi Primer Prevensi Primer


- Mengeluh ada nya nyeri pinggang dan n ( L.12111) - Tingkat (I.12472) - Promosi
nyeri lutut kesehatan pengetahu perilaku
- Mengeluh ada nya sakit kepala tidak an upaya
efektif - Tingkat kesehatan
(L.12110 )
DO : kepatuhan - Skrining
(I.14581)
- Bibir tampak hitam dan gigi terlihat ada Prevensi Sekunder
bercak hitam Prevensi - Edukasi
(I.12444)
- Sebagian kelompok tidak ada yang Sekunder penyakit
menggunakan masker ( L.12106 ) - Pemelihar (I.12383) - Edukasi
- kelompok tidak memanfaatkan fasilitas aan kesehatan
untuk penerapak protokol kesehatan kesehatan
(L.12107)
serta poster poster peringatan yang ada - Perilaku Prevensi Tersier
- ada beberapa kelompok yang tidak kesehatan (I.12435) - Edukasi
menerapkan sosial distensing, seperti perilaku
berkumpul digazebo dan di koperasi Prevensi Tersier mencari
bawah.
(L.12140 ) - Manajeme kesehatan
n
kesehatan
DS : (D.0112) Kesiapan Prevensi primer Prevensi primer
- Menggetahui bahaya merokok tetapi peningkata ( L.12111) - Tingkat (I.14581) - Skrining
masyarakat di lingkungan kampus n pengetahu kesehatan
( satpam dan sopir ) tetap merokok manajeme an Prevensi sekunder
- Mengetahui bahaya nya kurangnya n - Perilaku - Edukasi
(L.12107) (I.12380)
istirahat dan tidur kesehataan kesehatan kelompok
Prevelensi tersier
(I.12383)
DO : - Manajemen
Prevensi
perilaku
sekunder
- Sudah ada larangan dari kampus - Pemelihar (I.12463)
( poster no smooking ) tetapi tetap ( L.12106 )
a
merokok kesehatan

Prevensi Tersier
- Manajeme

(L.12140 )
n
kesehatan

DS : (D.0113) Kesiapan Prevensi Primer Prevensi Primer


- Sebagian kelompok sudah mengetahui Peningkata ( L.12111) - Tingkat (I.09311) - Promosi
cara pencegahan Covid 19 tetapi n pengetahu kesadaran
kelompok masih tidak mematuhi Pengetahu an diri
protocol kesehatan an Prevensi Prevensi Sekunder
(I.12435)
- Sebagian kelompok yang berjenis Sekunder - Edukasi
(L.10100)
kelamin laki – laki sudah mengetahui - Proses perilaku
apa bahayanya rokok tetapi masih informasi mencari
merokok (L.09086 )
- Status ksehatan
DO : - kognitif
Prevensi Tersier
(I.12360) - Bimbingan
Prevensi Tersier sistem

( L.12111)
- Tingkat kesehatan
pengetahu (I.06208) - Stimulasi
an kognitif
( L.09080 ) - Motivasi

No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Sumber Daya


PJ Waktu Tempat Alokasi
Dana
1. Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
kesehatan - Perilaku - Promosi perilaku CS dan Almarinda 23/6/2021 UFDK 70.000
cenderung kesehatan upaya kesehatan tukang (pagi)
beresiko Prevensi Sekunder kebun
- Pemeliharaan Sopir dan Rahmatila 23/6/2021 UFDK 70.000
kesehatan satpam (pagi)

Prevensi Tersier Kantin Elfin 23/6/2021 UFDK 70.000


- Manajemen (pagi)
kesehatan Prevensi Sekunder
- Dukungan Satpam Rahmatia 23/6/2021
berhenti merokok dan tukang wulan (siang) UFDK 70.000
kebun

CS dan Aidul 24/6/2021


- Dukungan tukang (pagi) UFDK 100.000
kelompok kebun

Satpam Irpan 24/6/2021


verdyan
dan sopir (pagi) UFDK 70.000
Erpan
Kantin susanto 24/6/2021
(pagi) UFDK 70.000

Prevensi Tersier
- Terapi kelompok CS dan Haiki 24/6/2021 UFDK 80.000
tukang (siang)
kebun

Sopir dan Wilda 24/6/2021 UFDK 50.000


satpam (siang)

Kantin Viktor 24/6/2021 UFDK 40.000


(siang)

Tukang Nindy 25/6/2021 UFDK 70.000


- Terapi berhenti
merokok kebun (pagi)

satpam Aiza mika 25/6/2021 UFDK 70.000


dan sopir (pagi)

2. Pemeliharaan Prevensi Primer Prevensi Primer


kesehatan - Tingkat - Edukasi kesehatan CS dan Novia 25/6/2021 UFDK 100.000
tidak eektif pengetahuan tukang (siang)
- Tingkat kebun
kepatuhan - Edukasi perilaku CS dan Febi 25/6/2021 UFDK 100.000
upaya kesehatan tukang (siang)
Prevensi Sekunder kebun
- Pemeliharaan Prevensi Sekunder
kesehatan - Edukasi CS dan Indah 26/6/2021 UFDK 100.000
- Perilaku keselamatan tukang (pagi)

kesehatan lingkungan kebun


Prevensi Tersier Afri 26/6/2021 UFDK 100.000

Prevensi Tersier - edukasi CS dan yunika (siang)

- Manajemen pengurangan tukang


kesehatan resiko kebun
Zulhayati 26/6/2021 UFDK 100.000
- Dukungan CS dan (siang)
kepatuhan tukang
program kebun
pengobatan
3. Manajemen Prevensi primer Prevensi primer
kesehatan - Tingkat - Skrining Satpam Salsabila 25/6/2021 UFDK 70.000
tidak efektif pengetahuan kesehatan dan sopir (siang )
- Perilaku Prevensi sekunder
kesehatan - Edukasi penyakit Satpam Wisdahlia 25/6/2021 UFDK 70.000
dan sopir (siang)
Prevensi sekunder
- Pemelihara - Edukasi kesehatan Satpam Resma 26/6/2021 UFDK 70.000
kesehatan dan sopir (pagi)

Satpam Husni 26/6/2021 UFDK 70.000


- Edukasi latihan
dan sopir (siang)
fisik
Prevensi Tersier
- Manajemen
kesehatan Satpam Shan 26/6/2021 UFDK 70.000
Prevelensi tersier
dan sopir (siang)
- Edukasi perilaku
mencari kesehatan

4 Kesiapan Prevensi Primer Prevensi Primer CS, tukang Korry 28/6/2021 UFDK 100.000
peningkatan - Tingkat - Promosi kebun, susandri (pagi)
pengetahuan pengetahuan kesadaran diri sopir,
satpam ,
kantin

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder


- Proses informasi - Edukasi perilaku CS, tukang Alviola 28/6/2021 UFDK 100.000
- Status kognitif mencari ksehatan kebun, (pagi)
sopir,
satpam ,
kantin

Prevensi Tersier - Edukasi CS, tukang Sisra 28/6/2021


- Tingkat kelompok kebun, (siang) UFDK 100.000
pengetahuan sopir,
- Motivasi satpam ,
kantin
Vioni 28/6/2021 UFDK 100.000
(siang)
Prevensi Tersier CS, tukang
- Bimbingan sistem kebun,
kesehatan sopir,
satpam ,
kantin
Redho 29/6/2021 UFDK 100.000
CS, tukang (pagi)
- Stimulasi kognitif kebun,
sopir,
satpam ,
kantin
5 Kesiapan Prevensi primer Prevensi primer 29/6/2021 UFDK 70.000
peningkatan - Tingkat - Skrining (pagi)
manajemen pengetahuan kesehatan CS, tukang Jeri
kesehatan - Perilaku kebun dan
kesehatan kantin

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


- Pemelihara - Edukasi 29/6/2021 UFDK 70.000
kesehatan kelompok CS, tukang Ade (siang)
kebun dan
Prevensi Tersier kantin
- Manajemen
kesehatan

Prevelensi tersier
CS, tukang Novi 29/6/2021 UFDK 70.000
- Manajemen
kebun, (siang)
perilaku
sopir,
satpam ,
kantin
D. Implementasi keperawatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CUCI TANGAN 6 LANGKAH DENGAN
REBUSAN DAUN SIRIH DI MASA PANDEMI COVID-19

Nama:
ALMARINDA, S. Kep
NIM: 2014901041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

CUCI TANGAN 6 LANGKAH DENGAN REBUSAN DAUN SIRIH

DI MASA PANDEMI COVID-19

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

Topik : Cuci tangan 6 langkah dengan rebusan daun sirih

Sub Topik : Pentingnya Cuci tangan 6 langkah dengan rebusan daun sirih

Sasaran : CS dan Tukang Kebun

Tempat : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Hari / Tanggal : Rabu/ 23 Juni 2021

Waktu : 11.00 Wib - selesai

Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Universitas fort de kock

A. Latar Belakang
Virus pernafasan seperti penyakit virus corona (Coronavirus Disease atau COVID-19)
menyebar ketika lendir atau tetesan yang mengandung virus masuk ke tubuh melalui mata,
hidung atau tenggorokan. Menurut WHO 2020, seringkali penularan virus terjadi melalui
tangan. Tangan adalah salah satu cara umum penyebaran virus dari satu orang ke orang lain.
Salah satu cara termurah, termudah dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus
adalah mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terlebih selama terjadi
pandemi global. cuci tangan sejauh ini merupakan cara terbaik untuk menjaga tubuh dari
penyakit dan mencegah penyebaran kuman (Jurnal Binakes; Volume 1 no 1 Tahun 2020).
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi ( Potter & Perry, 2005 ). Mencuci tangan merupakan proses
pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai
sabun dan air. Dimana cuci tangan disini menggunakan daun siri dan jeruk nipis. Khasiat
ekstrak daun sirih 15% sama efektifnya dengan alkohol dalam membunuh kuman.Ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L.) mengandung senyawa fenol dan turunannya yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Propionilbacterium acnes. Mekanisme antibakteri
senyawa fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel
bakteri.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme ( Natsir, 2018).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan diharapkan Cs dan Tukang kebun
dapat memahami Pentingnya Cuci tangan 6 langkah yang baik dan benar dengan rebusan
daun sirih, diharapkan Cs Tukang kebun dapat lebih memahami Pentingnya Cuci tangan
baik sebelum beraktivitas maupun setelah beraktivitas dimasa pandemi covid-19
sehingga angka kejadian penyakit akibat penularan melalui tangan yang terkontaminasi
kuman dapat dicegah dengan rajin mencuci tangan.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Cuci Tangan, audiens dapat :
1) Mengetahui penting nya melakukan cuci tangan sebelum beraktivitas maupun setelah
beraktivitas
2) Mengetahui tujuan cuci tangan
3) Mengetahui momen dan jenis cuci tangan
4) Mengetahui 6 langkah mencuci tangan yang benar

C. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Topik : pentingnya Cuci Tangan 6 langkah yang baik dan benar
2. Sasaran : Cs dan Tukang Kebun
3. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi

4. Media
 Leaflet
 Lembar balik
5. Waktu dan tempat
Hari : Rabu/ 23 Juni 2021
Jam : 11.00 wib - selesai
Tempat : Universitas Fort De Kock Bukittinggi

6. Setting Tempat :

Keterangan :
: Peserta : Fasilitator&Observer
: panitia : LCD/Laptop
: Penyaji
: Moderator

7. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
 Moderator : Zulhayati Rohmah
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
 Penyaji : Almarinda
Tugas :

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Fasilitator : Afri Yunika,indah dianatus soleha,febi tri manelsa
Tugas :

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer :Novia rahma zalni


Tugas :

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan
Dokumentasi : Haiki tauhid

8. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
1. PEMBUKAAN 5 Menit a. Membuka kegiatan a. Menjawab salam Ceramah
dengan mengucapkan
salam.
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan dan
penyuluhan dan menyetujui
kontrak waktu
d. Menyebutkan materi d. Mendengarkan dan
yang akan diberikan memperhatikan

2. ISI 20 Menit a. Menggali a. Peserta mencoba Ceramah ,l


pengetahuan peserta menjawab embar
tentang pentingnya balik
cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar
baik sebelum
beraktivitas maupun
setelah beraktivitas
dimasa pandemi b. Menerima pujian
covid-19

b. Memberikan
reinforment positif c. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta memperhatikan

c. Menjelaskan
pengertian cuci d. Mencoba untuk
tangan menjawab
d. Review pengetahuan
e. Mencoba untuk
peserta mengenai
menjawab
pengertian cuci
tangan

e. Menggali
f. Menerima pujian
pengetahuan peserta
tentang tujuan cuci
tangan dimasa
g. Mendengarkan dan
pandemi covid-19
memperhatikan

f. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
h. Mencoba untuk
menjelaskan
g. Menjelaskan kepada
peserta mengenai
i. Mendengarkan dan
tujuan cuci tangan
memperhatikan
yang baik dan benar
dimasa pandemi
covid-19
j. Mencoba untuk
menjawab dan
h. Memberikan
menjelaskan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

i. Menjelaskan tentang
momen dan jenis-
jenis cuci tangan k. Menerima pujian
j. Menggali
pengetahuan peserta l. Mendengarkan
tentang langkah- dengan penuh
langkah mencuci perhatian
tangan yang baik dan
benar

k. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta.

l. Menjelaskan tentang
6 langkah cuci tangan
yang baik dan benar

3. PENUTUP 5 Menit a. penyuluh melakukan a. Menjawab pertanyaan Leafleat


evaluasi yang diajukan
b. penyuluh b. Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan
yang telah
disampaikan c. Menerima dan
c. panitia menyerahkan menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

1. 75% Peserta dapat menyebutkan pengertian cuci tangan dengan bantuan


panitia

2. 75% Peserta dapat menyebutkan tujuan dari cuci tangan


3. 75% Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis cuci tangan

4. 75% Peserta dapat menyebutkan 6 langkah mencuci tangan yang baik dan
benar

5 Lampiran
1. Materi
2. Leaflet

Gambar1. Pemberian leaflet kepada peserta penyuluhan

CUCI TANGAN 6 LANGKAH YANG BAIK DAN BENAR

A. Pengertian cuci tangan


Melakukan cuci tangan yang baik adalah garis pertahanan pertama dalam
melawan penyebaran banyak penyakit. Cuci tangan dapat membantu mencegah
penyebaran penyakit mulai dari flu biasa hingga infeksi yang lebih serius. Seperti
meningitis, bronchiolitis, flu, hepatitis A, diare, hingga virus corona (COVID-19).
Cuci tangan adalah gerakan menggosok kedua permukaan tangan secara
menyeluruh dengan sabun, diikuti dengan membilas dibawah air yang mengalir (WHO,
2020). Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air. (Menurut Depkes, 2020 ).
Mencuci tangan dengan sabun akan membantu proses pelepasan kotoran dan
kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku, hal ini akan sangat
membantu untuk mengurangi resiko infeksi.Kemudian mencuci tangan harus dengan air
yang jernih, tidak berbau dan tidak berwarna. Sebaiknya, mencuci tangan mengunakan
air mengalir karena kuman dan kotoran akan terbawa oleh aliran air. Kuman dapat
menyebar melalui berbagai cara, antara lain: Menyentuh tangan yang kotor Mengganti
popok kotor Melalui air dan makanan yang terkontaminasi Melalui tetesan di udara yang
terjadi saat batuk atau bersin Pada permukaan yang terkontaminasi melalui kontak
dengan cairan tubuh orang yang sakit.mencuci tangan dengan menggunakan rebusan
daun sirih dan jeruk nipis dimana Khasiat ekstrak daun sirih 15% sama efektifnya dengan
alkohol dalam membunuh kuman. Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) mengandung
senyawa fenol dan turunannya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Propionilbacterium acnes. Mekanisme antibakteri senyawa fenol dalam membunuh
mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel bakteri.

B. Tujuan cuci tangan


1. Untuk menghilangkan kuman dan bakteri yang menempel di tangan
2. Untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kuman, seperti : diare dan
infeksi pada mata
3. Untuk membuat tangan menjadi bersih dan harum
4. Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
5. Untuk mencegah penularan melalui kontak, misalnya : saat kita berjabat tangan
dengan seseorang yang sedang sakit, maka dianjurkan setelah itu untuk mencuci
tangan agar tidak terjadi penularan kuman melalui kontak kulit.
C. Manfaat Cuci Tangan
Menurut (Wirawan,2013 dalam setya 2016) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan
selama 20 detik yaitu sebagai berikut:
a. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya
b. Menurunakan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai
c. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, sejuta
kematian bisa dicegah setiap tahun
d. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit
D. Waktu Untuk MencuciTangan
Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun
menurut Ana (2015):
1. Sebelum dan sesudah makan.
2. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan
3. Setelah buang air besar dan buang air
4. Setelah bersin atau batuk
5. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak
6. Setelah menyentuh binatang
7. Setelah menyentuh sampah
8. Sebelum menangani luka
E. Jenis – jenis cuci tangan
a) Hand washing :
Merupakan cuci tangan yang menggunakan sabun antiseptic dengan air mengalir.
Lama mencuci tangan di air mengalir adalah 40-60 detik (Mawuntu, 2018).
b) Handrub :
Merupakan cuci tangan yang menggunakan cairan berbasis alkohol tanpa
menggunakan air. Lama cuci tangan dengan handrub adalah 20-30 detik.

F. 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar :


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci


5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

DAFTAR PUSTAKA
Mawuntu. 2018. Evaluasi efektifitas prosedur cuci tangan pada operator pungsi lumbal di
bagian neurologi RSUP R.D Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi.
Natsir. 2018 . Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa SDN 169
Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Universitas Hasanudin.
Ambarwati, E. R., & Prihastuti, P (2019) ‘Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Mencuci
Tangan Menggunakan Sabun Dan Air. Jakarta : jdih.kemdikbud
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) ke -6 , Tahun 2013 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Tanganku Bersih,
hidupku sehat
Notoadmodjo, Soekidjo 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta
Jakarta

LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG PENTINGNYA CUCI


TANGAN 6 LANGKAH DENGAN REBUSAN DAUN SIRIH DIMASA
PANDEMI COVID-19 TANGGAL 23 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE
KOCK BUKITTINGGI

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan klien berkaitan dengan tempat dan waktu
akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di persiapkan
sebelum kegiatan dengan menggunakan leptop,infokus pada saat penyampaian
materi,melakukan demontrasi cuci tangan menggunakan hand sanitizer daun sirih,absensi
yang diisi oleh peserta yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan
sesudah kegiatan penyuluhan.

B. PELAKSANAAN
1. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun
ada beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Kegiatan di mulai pada pukul 11.14 WIB
3. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang dampak yang ditimbulkan jika tidak
mencuci tangan dan manfaat daun sirih
4. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
a. Pengertian cuci tangan
b. Khasiat dan kandungan daun sirih
c. Kapan waktu kita harus cuci tangan
d. Jenis-jenis cuci tangan
e. Cara-cara mencuci tangan 6 langkah yang benar menggunakan hand sanitizer dari
rebusan daun sirih
f. Penyuluhan berlangsung selama 25 menit yang disertai tanya jawab.
g. Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi sekaligus kesimpulan
h. Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi

C. EVALUASI
1. Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan lantai 1 universitas fort de
kock bukittinggi
b. Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terhambat dikarenakan diawal
mempersiapkan media mengalami gangguan ( kabel LCD yang longgar )
c. Peserta hadir pukul 11.14 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadi pukul 11.14 wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).
- Diawal penyuluhan ada beberapa peserta(tukang kebun) yang terlambat
mengikuti kegiatan penyuluhan

2. Proses
1) Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama:Ilmi fitriani
Pertanyaan :bagaimana cara pembuatan hand sanitizer dari rebusan daun sirih
dan tahan nya berapa lama?
Yang menjawab : Almarinda
Prosedur kerja
1) Daun sirih dicuci dan ditiriskan, kemudian dipotong-potong hingga berukuran
kecil.
2) Tambahkan air matang/mendidih sekitar 150 – 200 ml sampai daun sirih
terendam
3) Siapkan kukusan berisi air, kemudian letakkan di atas kompor dan nyalakan
api kecil.Masukkan wadah berisi daun sirih dan air ke dalam kukusan yang
telah berisi air dan Tunggu selama 15 – 30 menit
4) Dinginkan rebusan daun sirih kemudian disaring.Tambahkan air sampai 200
ml.
5) Untuk pembuatan 100 ml hand sanitizer : 40 ml ekstrak daun sirih, 5 – 10 ml
perasan jeruk nipis yg telah disaring, dan 50 – 45 ml air matang, kemudian
dicampur rata dan disaring. Setelah itu, masukkan ke dalam botol spray.
Pertanyaan kedua: Nama : Elvi yanti
Pertanyaan : berapa lama waktu untuk mencuci tangan jika menggunakan hand
sanitizer rebusan daun sirih?
Yang menjawab: Almarinda
Lama waktu mencuci tangan nya sekitar 20 detik dan tujuan nya sama mencegah
pertumbuhan bakteri karena manfaat daun sirih salah satunya sebagai antiseptik
yang lebih baik(15%) sama dengan alkohol.
Pertanyaan ketiga: Nama :Fajri
Pertanyaan : apakah ada efek samping dari penggunaan hand sanitizer daun sirih?
Yang menjawab :Almarinda
Tidak ada efek sampingnya ini dibuktikan dari penelitian Tri Septian Maksum
mengenai rebusan daun sirih dan ekstrak jeruk nipis lebih baik dalam mencegah
pertumbuhan bakteri karena daun sirih mempunyai senyawa fenol dan jeruk nipis
yang merupakan vitamin C yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri dan
membersihkan tangan(Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat{JPKM}
November 2020).
Pertanyaan ke empat: Nama :Febri
Pertanyaan : Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan?
Yang menjawab: Almarinda
Sebelum beraktivitas dan sesudah beraktivitas
2) Partisipasi aktif untuk bertanya 
3) Adanya diskusi

3. Hasil
a. Peserta yang hadir 9 orang
b. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang Pentingnya Cuci tangan
6 langkah dengan rebusan daun sirih 80% (baik).

D. SUSUNAN PANITIA
a. Dosen Pembimbing : Ns.Lydia Mardison,S.Kep, M.Kep
b. Ketua Kelompok 1 : Haiki Tauhid
c. Moderator : Zulhayati rohmah
d. Penyaji: Almarinda
e. Observer : Novia rahma zalni
f. Fasilitator : Afri Yunika dan Indah dianatus sholeha
g. Dokumentasi : Aidul Fitra
h. Team Semua Anggota Kelompok 1

E. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN


Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes)

F. METODE PENYULUHAN
a. Ceramah
Persiapan
1) Menentukan tujuan.
2) Menemukan Sasaran
3) Mempersiapkan Materi.
4) Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
5) Mempersiapkan alat peraga(hand sanitizer) yang sesuai dengan topik
6) Menentukan waktu dan tempat

b. Pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan penyuluhan
3) Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
4) Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti
5) Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
6) Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
7) Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
8) Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
9) Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
10) Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan
11) Sebelum mengakhiri penyuluhan pemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

c. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
1) Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
2) Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
3) Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
4) Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.

G. Dokumentasi pembuatan hand sanitizer rebusan daun sirih+ ekstrak jeruk nipis
Gambar 1.Daun sirih dicuci dan Gambar 2. potong-potong hingga
berukuran kecil ditiriskan

Gambar 3. Kukus daun sirih Gambar 4. Dinginkan air rebusan


selama 15-30 menit daun sirih kemudian saring
 
Gambar 5. Tambahkan 5 – 10 ml Gambar 6. Setelah disaring kemudian
perasan jeruk nipis yg telah disaring masukkan kebotol spray
dan 50 – 45 ml air matang kemudian
dicampur rata dan disaring

Gambar 7. Hand sanitizer siap digunakan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DUKUNGAN KELOMPOK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Nama:
AIDUL FITRA, S. Kep
NIM: 2014901024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN &PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG DUKUNGAN KELOMPOK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI (APD) DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
A. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (K3), perlindungan keselamatan kerja pekerja atau
pekerja mesti diutamakan oleh setiap syarikat. Pekerja adalah asset berharga dalam
pembangunan ekonomi negara yang wajib mendapat perlindungan keselamatan dan
kesihatan pekerjaan. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan bertujuan untuk
member perlindungan kepada pekerja agar sihat, aman, produktif, dan menghindari
kemalangan pekerjaan dan penyakit pekerjaan. Pelbagai cara telah dibuat untuk melindungi
semua pekerja yang terlibat.Begitu juga, kesihatan pekerjaan juga perlu dilakukan dan
dijaga, agar semua pekerja yang bekerja tetap sihat dari segi fizikal dan mental. Kesihatan
pekerjaan yang perlu dipertimbangkan, sumber daya manusia yang berkelayakan dan
berkemahiran yang sangat kompetitif dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan.
Globalisasi yang pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia kecekapan dan daya saing dalam
dunia perniagaan. Dalam globalisasi yang melibatkan hubungan antara wilayah dan
antarabangsa, akan berlaku persaingan antara negara. Indonesia berada di arena persaingan
global menurut data masalah dengan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia peringkat
133.
Dalam rangka mencukupi kebutuhan kebersihan, pemerintah melakukan kebijakan
dengan mencanangkan program intensifikasi kebersihan. Salah satu kegiatan dalam program
intensifikasi kebersihan lingkungan adalah pemberantasan sampah dan debu untuk
mengurangi penyakit. Pemberantasan sampah, debu dan penyakit tersebut dilakukan dengan
menjaga kebersihan lingkungan. (Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Direktorat
Kebersihan lingkungan, 2011).
Selain memiliki banyak manfaat bagi sektor lingkungan, kurangnya kebersihan juga
memiliki potensi bahaya yang besar. Kurangnya kebersihan secara tidak bijaksana dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan (Ameriana,
2008). Akibat yang ditimbulkan adalah polusi udara. Polusi udara dapat menimbulkan gejala
sakit kepala, pusing, mual, demam, muntah dan sebagainya. (Djojosumarto, 2008).
Mengingat manfaat menjaga kebersihan lingkungan, serta memperhatikan potensi bahaya
yang dapat ditimbulkannya, maka cs dan tukang taman harus mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang pengelolaan pestisida agar terhindar dari risiko polusi udara.
Promosi kesehatan tentang menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan cara pengelolaan
sampah yang aman merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang kebersihan lingkungan. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
tentang pengelolaan sampah. diharapkan dapat mengubah perilaku cs dan tukang taman. Cs
dan tukang taman yang sering kontak dengan sampah dan debu sangat rentan terkena efek
bahaya dari sampah dan debu tersebut. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa iritasi mata,
mual, muntah, batuk demam, da gangguan pada system organ, (Alsuhendra dan Ridawati,
2013). Adapun faktot-faktor tersebut meliputi faktor internal seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, sikap perilaku, dan faktor eksternal seperti luas lahan, lama
penanganan, penggunaan Alat pelindung Diri (APD) dan jenis tanaman yang disemprot
(Achmadi, 2005).
Bahaya terkena polusi udara disebebkan karena paparan langsung oleh udara (menghirup,
terkena percikan, atau menyentuh sisa kotoran). WHO dan UNEP memperkirakan telah
terjadi 1-5 juta kasus polusi udara pada lingkungan pekerja di Negara yang sedang
berkembang (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik melakukan penyuluhan tentang
dukungan kelompok perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) pada cs dan tukang
taman di Universitas Fort De Kock Bukittinggi

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, kepada cs dan tukang taman mampu mengetahui
pentingnya memakai alat pelindung diri untuk melindungi diri dari polusi udara dan
sampah yang berbahaya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 1 x 20 menit, klien dapat:
a. Klien paham pengertian APD
b. Klien paham syarat-syarat APD
c. Klien paham jenis-jenis APD

C. Kriteria Peserta Penyuluhan


 Tukang taman FDK
 Klien dengan keadaan sadar
 Cs
D. Waktu Dan Tempat

Hari/ tanggal : Selasa, 23 Juni 2021


Pukul : 11:00 s/d WIB
Tempat : Di Univ Fort De Kock Bukittinggi
E. Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab

F. Setting Tempat
Keterangan :
: Klien
: Moderator
: Penyaji/presenter
: Fasilitator
: Observer
G. Pengorganisasian

1. Moderator : Indah

Tugas :

 Membuka acara, mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan


 Membuka sesi tanya jawab

 Menutup acara

2. Presenter : Aidul

Tugas :

 Mempersiapkan materi penyuluhan


 Memberikan reinforcement positif

 Meluruskan konsep

3. Fasilitator :

a) Feby

b) Ica

c) Haiki
d) Rinda

e) Zulhayati

f) Sisra

g) Nindi

Tugas :

 Menyiapkan tempat
 Memotivasi peserta untuk aktif selama penyuluhan

1. Observer : novia

Tugas :

 Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir


 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan

H. Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
 LCD
 Leptop

2. Langkah-langkah Kegiatan

No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien Waktu


1 Pembukaan
 Mengucap Salam
 Menjawab Salam 5 Menit
 Memperkenalkan diri
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan.
 Mendengarkan
 Kontrak waktu  Memperhatikan
 Kontrak bahasa  Menyepakati

2 Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan audien  Menanggapi dan
tentang pengertian APD menjelaskan 15 Menit
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan konsep tentang  Mendengarkan dan
pengertian APD dengan benar menjelaskan
 Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan tentang memperhatikan
syarat-syarat APD  Menanggapi dan
 Memberi reinforcement positif menjelaskan
 Menjelaskan tentang syarat-syarat
APD  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Menggali pengetahuan tentang  Mendengarkan dan
jenis-jenis APD memperhatikan
 Memberi reinforcement positif  Menanggapi dan
 Menjelaskan tentang bahaya jenis- menjelaskan
jenis APD  Mendengarkan dan
memperhatikan
Meminta masukan dari  Menanggapi dan
pembimbing akademik dan atau menjelaskan
pembimbing klinik

3 Penutup
 Mengevaluasi materi yang telah 5 Menit
 Mendengarkan
diberikan
 Ikut
 Bersama audien menyimpulkan
menyimpulkan
materi yang telah disampaikan materi bersama
 Menutup dan memberi salam presenter
 Menjawab salam

I. Kriteria evaluasi

a. Evaluasi struktur

 Penyuluhan dan peserta dapat hadir sesuai rencana

 Tempat, media, serta alat alat untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan

 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

 Peserta berperan aktif dalam jalan nya diskusi

c. Evaluasi Hasil

 80 % Audiens dapat menjelaskan pengertian APD


 80 % Audiens dapat menjelaskan syarat-syarat APD
 80 % Audiens dapat menjelaskan jenis-jenis APD
MATERI

1. PENGERTIAN APD

Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam bekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahayabahaya
secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang
mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja. APD dipakai setelah usaha
rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak
dipakai,tidak mengganggu kerja memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya
(Sartika, 2005). Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration,
personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida. Pasal 2 ayat (2)
menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat
pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan. Tenaga kerja yang
menggunakan pekerjaan menyemprotkan pestisida khususnya petani harus melakukan
prosedur kerja yang standar juga harus memakai alat pelindung diri. Ini bertujuan
untuk menjaga agar resiko bahaya yang mungkin terjadi dapat dihindari
2. SYARAT-SYARAT APD
Ada beberapa hal yang menjadikan alat pelindung diri berdampak negative seperti
berkurangnya produktivitas kerja akibat penyakit atau kecelakaan yang dialami oleh
pekerja karena tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut. Oleh sebab itu alat-
alat pelindung diri harus mempunyai persyaratan sesuai dengan pernyataan
Suma’mur (1996) alat pelindung diri yang akan digunakan di tempat kerja harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1) Berat alat pelindung diri hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.
2) Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
3) Alat pelindung diri harus tahan untuk pemakaian lama.
4) Alat pelindung diri tidak menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
Salah satu penyebab dari terjadinya keracunan akibat pestisida adalah petani kurang
memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan penyemprotan
dengan menggunakan pestisida. APD adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Petani perlu 12 memperhatikan perilaku penggunaan pestisida dan
kepatuhan menggunakan APD pada saat melakukan pencampuran dan menyemprot
tanaman. APD yang harus dipakai antara lain masker, topi, kaca mata, baju lengan
panjang dan celana panjang, celemek, sarung tangan, dan sepatu boot (Suma’mur, 2009).
Menurut Suma’mur (2009) syarat alat pelindung diri yang harus diikuti oleh petani
dalam mengaplikasikan pestisida adalah :
1. Perlengkapan pelindung diri tersebut harus terbuat dari bahan-bahan yang memenuhi
kriteria teknis perlindungan pestisida.
2. Setiap perlengkapan pelindung diri yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih
dan tidak rusak.
3. Jenis perlengkapan yang digunakan minimal sesuai dengan petunjuk pengamanan yang
tertera pada label/brosur pestisida tersebut.
4. Setiap kali selesai digunakan perlengkapan pelindung diri harus dicuci dan disimpan di
tempat khusus dan bersih.
3. JENIS-JENIS APD
Alat pelindung diri sangat diperlukan oleh petani atau pekerja dalam mengaplikasikan
pestsida. Adapun jenis-jenis alat pelindung diri sebagai berikut :
1) Pakaian pelindung Untuk melindungi badan dari paparan pestisida, kita harus
menggunakan pakaian pelindung yang terdiri dari :
a) Baju lengan panjang Baju lengan panjang tidak boleh memiliki lipatan-lipatan
terlalu banyak, jika perlu tidak diberikan kantong pada bagian depan dan
kerah leher harus diikat atau setidaknya menutupi bagian leher.
b) Celana panjang Celana panjang tidak boleh ada lipatan, karena lipatan-lipatan
itu akan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya partikel-partikel dari
pestisida.
c) Pakaian terusan Merupakan pakaian dengan model tangan panjang dan
menutupi seluruh tubuh, praktis dan lebih khusus.
2) Alat pelindung tangan Alat pelindung tangan merupakan alat yang paling banyak
digunakan karena kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh
kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Pekerja harus memakai alat pelindung
tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka pada
tangan karena benda-benda keras, luka gores,terkena bahan kimia berbahaya dan
juga luka sengatan serangga. Bila pekerja menangani pestisida yang mempunyai
konsentrasi yang tinggi (high concentration) maka diperlukan sarung tangan.
Syarat-syarat sarung tangan yang digunakan bagi pekerja penyemprot pestisida
adalah :
a) Sarung tangan harus panjang sehingga menutupi bagian pergelangan tangan.
b) Sarung tangan untuk menangani pestisida tidak boleh terbuat dari kulit karena
partikel pestisida akan melekat dan akan sulit untuk dibersihkan.
c) Sarung tangan harus dipakai untuk menutupi lengan baju bagian bawah. Agar
kemungkinan masuknya pestisida kedalam tubuh melalui tangan dapat di
cegah, atau kemungkinan mengalirnya pestisida ke dalam sarung tangan dapat
dihindari.
3) Alat pelindung kepala Untuk mencegah masuknya racun melalui kulit kepala,
maka diperlukan topi penutup kepala. Beberapa persyaratan topi yang perlu
diperhatikan adalah:
a) Topi harus terbuat dari bahan yang kedap cairan dan tidak terbuat dari kain
atau kulit.
b) Topi yang digunakan sedapat mungkin dapat melindungi bagian-bagian
kepala (Tengkuk, mulut, mata, dan muka). Oleh karena itu topi harus
berpinggiran lebar.
c) Topi yang dipergunakan tidak menyebabkan keadaan tidak nyaman bila
dipakai dibawah terik matahari.
4) Alat pelindung kaki Sepatu boot sangat penting bila pekerja penyemprot pestisida
yang berbentuk debu atau jenis residual. Sepatu boot dapat terbuat dari neoprene.
Sepatu 15 pelindung dan boot harus dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja
ditempat yang mengandung aliran listrik, maka harus menggunakan sepatu tanpa
logam yang dapat menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja ditempat biasa
semacam persawahan maka harus menggunakan sepatu yang tidak mudah
tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet ketika bekerja dengan bahan kimia.
5) Alat Pelindung wajah Pelindung wajah merupakan suatu pelindung yang terbuat
dari bahan transparan yang anti api dan terikat menggantung pada kepala juga
dapat dengan mudah untuk dinaikkan maupun diturunkan di depan wajah. Alat
tersebut ringan dan dapat digunakan untuk bekerja menyemprot pestisida.
Pelindung wajah berguna dari penetrasi pestisida. Masker adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada
wajah (jenggot) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi melalui
saluran pernapasan (Depkes RI, 2007).
Biasanya masker terbuat dari bahan yang anti air, sehingga wajah tidak
terkena percikan partikel-partikel dari pestisida Masker merupakan alat pelindung
pernapasan berfungsi memberikan perlindungan organ pernapasan akibat
pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, asap, gas beracun, dan
sebagainya (Uhud dkk, 2008). Penggunaan masker secara umum yaitu untuk
mencegah terhirupnya zat-zat polutan, debu, bakteri, bahkan virus yang mungkin
dapat mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernapasan (Wijayakusuma, 2003).
6) Alat pelindung telinga Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum ditempat
kerja dan sering tidak dihiraukan karena gangguan itu tidak menimbulkan luka.
Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dengan telinga
dalam. Alat pelindung telinga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Sumbat telinga Sumbat telinga memberikan perlindungan paling efektif
karena langsung dimasukkan kedalam telinga.
b) Tutup telinga Alat ini dipakai diluar telinga dan penutupnya terbuat dar
spons untuk membuat perlindungan yang baik. Dalam bekerja
menggunakan pestisida yang berbentuk cairan atau debu maka petani
memerlukan alat pelindung diri yang sesuai. Alat pelindung diri yang
wajib digunakan oleh petani saat bekerja mengaplikasikan pestisida
adalah :
a) Topi Jenis topi yang digunakan yang bertujuan untuk mencegah
masuknya racun melalui kulit kepala, maka diperlukan topi sebagai
penutup kepala. Jenis topi yang digunakan adalah jenis topi yang
berpinggiran lebar agar dapat melindungi area tengkuk dan tentunya area
kulit kepala agar terhindar dari percikan pestisida yang terbang dan
kemungkinan dapat menempel pada kulit kepala. Topi yang digunakan
harus terbuat dari bahan yang tidak kedap air seperti kain dan karet tetapi
topi yang harus digunakan adalah topi yang berbahan dari bahan plastic.
b) Kaca mata Kaca mata yang digunakan bertujuan untuk melindungi mata
dari percikan pestisida yang terbang terbawa angin. Jenis kaca mata yang
digunakan untuk bekerja adalah jenis kaca mata yang terbuat dari bahan
plastik.
c) Masker Masker yang digunakan bertujuan untuk melindungi area
pernapasan agar terhindar dari menghirup percikan pestisida. Jenis
masker yang digunakan saat bekerja ini adalah jenis masker yang tahan
terhadap cairan agar percikan pestisida tidak dapat menembus masuk
kedalam saluran pernapasan maupun saluran pencernaan.
d) Sarung tangan Sarung tangan yang digunakan yaitu sarung tangan yang
terbuat dari bahan karet yang panjang hingga menutupi bagian
pergelangan tangan. Hal ini bertujuan untuk melindungi tangan dari
percikan pestisida yang terbang akibat hembusan angin.
e) Pakaian lengan panjang dan celana panjang Pakaian lengan panjang yang
digunakan dalam bekerja mengaplikasikan pestisida adalah jenis pakaian
lengan panjang tanpa kantong dan tanpa lipatan pada lengan dan dan leher
serta untuk celana panjang yang digunakan adalah jenis celana tanpa
kantong dan juga lipatan hal ini bertujuan untuk mencegah percikan
pestisida berkumpul diarea lipatan dan kantong-kantong pada pakaian dan
celana tersebut.
f) Sepatu boots Sepatu boots digunakan untuk mencegah pestisida
menempel pada punggung kaki. Sepatu boot sangat penting bila pekerja
penyemprot pestisida yang berbentuk debu atau jenis residual. Sepatu
boot dapat terbuat dari neoprene.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto. M.R. 2017, Hubungan Predisposing Factor Dengan Perilaku Penggunaan
APD Pada Pekerja Unit Produksi I Pt Petrokimia Gresik. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health. Vol. 6, No. 1, Hal 37-47.
Apriluana, G., Laily, K., Ratna, S. 2016, Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Lama
Kerja, Pengetahuan, Sikap, dan Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Perilaku
Penggunaan APD Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal. Universitas Lambung Mangkurat.
Arifin, B., Arif. S. 2012, Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pekerja
Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Bagian Coal Yard PT X Unit 3 & 4 Kabupaten
Jepara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2, Nomor 1 tahun 2013.
Astri Arri Febrianti, 2021. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam Manajemen
Alat Perlindungan Diri (APD) tahun 2021. Jurnal abdi masyarakat humanis Vol 2, Nomor 2 april
2021

Miftahul Jannah,2018. Hubungan antar karakteristik, kenyamanan dan dukungan social


dengan perilaku pengunaan alat pelindung diri (APD) pada petani penguna pestisida. Tahun
2018
LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG DUKUNGANKELOMPOK
KEPATUHANPENGGUNAANAPD TANGGAL 22 JUNI 2021 DI UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan peserta berkaitan dengan tempat dan
waktu akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di
persiapkan sebelum kegiatan dengan menggunakan laptop,infokus pada saat
penyampaian materi tentang dukungan kelompok terhadap kepatuhan pengunaan
APD ,absensi yang diisi oleh peserta yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan
di berikan sesudah kegiatan penyuluhan.
B. PELAKSANAAN
1. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun
ada beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Kegiatan di mulai pada pukul 11.30 WIB
3. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang kesehatan dan keselamatan kerja
dilingkungan
4. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
a. Pengertian tentang APD
b. Faktor-faktor tidak pengunaan APD
c. Faktor penyebab pengunaan APD
d. Alat pelindung diri (APD)
e. Penyuluhan berlangsung selama 15 menit yang disertai tanya jawab.
f. Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi sekaligus kesimpulan
g. Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus Universitas Fort De
Kock Bukittinggi

H. EVALUASI
1. Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan lantai 1 Universitas Fort De
Kock bukittinggi
b. Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terlambat dikarenakan peserta datang
terlambat karena ada beberapa halangan
c. Peserta hadir pukul 11.25 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadi pukul 11.30 Wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).
- Diawal penyuluhan ada beberapa peserta(tukang kebun) yang terlambat
mengikuti kegiatan penyuluhan.

2. Proses
a. Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama:Nama:Dedi
Pertanyaan : apa yang di maksud dengan pengunaan APD yang fleksibel ?
Yang menjawab : Aidul
Yang di maksud dengan fleksibel adalah penggunaan APD yang tidak
meribetkan diri saat penggunaan nya
Pertanyaan kedua: Nama : Ilmi
Pertanyaan :apakah saat pandemi apd seperti masker mejadi kebutuhan sehari
hari?
Yang menjawab: aidul
Saat andemi seperti sekarang APD seperti masker menjadi kebutuhan kita sehari
hari di karenakan kita tetap menjaga keshatan dari Covid-19. Walapaun tidak
pandemi kita tetap memakai masker saat berkerja apalagi pekerjaan seperti csdan
tukang taman sehingga terhindar dari flu.
b. Partisipasi aktif untuk bertanya 
c. Adanya diskusi
3. Hasil
c. Peserta yang hadir 6 orang
d. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang dukungan kelompok
terhadap pengunaan APD 80% (baik).

I. SUSUNAN PANITIA
1) Dosen Pembimbing : Ns.Lydia Mardison,S.Kep, M.Kep
2) Ketua Kelompok 1 : Haiki Tauhid
3) Moderator :Indah Dianatus Sholeha
4) Penyaji: Aidul Fitra
5) Observer : Novia rahma zalni
6) Fasilitator : Almarinda, Feby Tri Manelsa, Afri Yunika, Nindi Umroh, Zulhayati
7) Dokumentasi : Sisra Handayani
8) Team Semua Anggota Kelompok 1

J. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN


Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes) atau edukasi pengunaan APD.

K. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
Persiapan
a. Menentukan tujuan.
b. Menemukan Sasaran
c. Mempersiapkan Materi.
d. Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
e. Menentukan waktu dan tempat
2. Pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan penyuluhan
3) Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
4) Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti
5) Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
6) Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
7) Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
8) Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
9) Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
10) Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan
11) Sebelum mengakhiri penyuluhanpemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

3. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
5) Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
6) Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
7) Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
8) Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI NIKOTIN KELOMPOK DENGAN PENGALIHAN
PERMEN KEPADA PETUGAS KEBERSIHAN ( TUKANG
KEBUN ) DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK

DISUSUN OLEH :
HAIKI TAUHID, S. Kep
(2014901005)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN
NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Pokok bahasan : Terapi Berhenti Merokok


Sasaran : Tukang kebun Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Hari/tanggal : Kamis, 24 Juni 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukittinggi

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan dan masalah penyakit, tidak semata-mata bersumber dari kelalaian
individu, kelalaian keluarga, kelalaian kelompok atau komunitas. Kebanyakan penyakit yang
diderita individu maupun penyakit yang ada di komunitas masyarakat pada umumnya bersumber
dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas berbagai informasi kesehatan yang diterima.
Komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk menyampaikan pesan dan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan upaya peningkatan dan
pengelolaan kesehatan oleh individu maupun komunitas masyarakat. Selain itu, komunikasi
kesehatan juga meliputi kegiatan menyebarluaskan informasi tentang kesehatan kepada
masyarakat agar tercapai perilaku hidup sehat, Rokok merupakan salah satu sumber masalah
kesehatan yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Rokok merupakan satu satunya obat legal yang
membunuh banyak penggunanya.1 Menurut The Tobacco Atlas 3rd edition tahun 2009, ASEAN
merupakan kawasan dengan 10% dari seluruh perokok di dunia dan kawasan dengan 20%
penyebab kematian global akibat tembakau. Data tersebut juga menyebutkan bahwa Indonesia
merupakan negara dengan persentase perokok terbanyak di ASEAN (46,16%).2 Berdasarkan
data Riskesdas tahun 2013, prevalensi perokok di Indonesia pada kelompok usia ≥10 tahun
adalah sebesar 29,3%. Prevalensi perokok lebih banyak pada kelompok laki-laki yaitu sebesar
56,7%; sedangkan pada kelompok perempuan sebesar 1,9%.3 Data dari WHO menunjukkan
bahwa kematian akibat rokok mencapai 6 juta manusia di seluruh dunia, jumlah ini mencakup
600.000 orang perokok pasif.1 Di Amerika Serikat setidaknya terdapat 443.000 orang meninggal
setiap tahunnya karena rokok.4 Rokok memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan.
Berbagai penyakit yang dapat terjadi akibat rokok antara lain ialah kanker paru, penyakit paru
obstruktif kronik, kanker mulut, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan lain-lain. Hal ini
menyebabkan tingginya beban biaya pengobatan bagi penyakit.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Peserta Yang Merokok Dapat
Mengalihkan Keinginan Merokok Dengan Cara Memakan Permen / Mengunyah
Permen Karet
2. Tujuan Masalah
Setelah Mengikuti Penyuluhan Diharapkan Peserta Mampu:
a. Menjelaskan Pengertian Bahaya Merokok
b. Menjelaskan tujuan Terapi Nikotin
c. Menjelaskan Manfaat Terapi Nikotin ditempat kerja
d. Mengetahui Terapi Nikotin yang harus dipraktekkan di tempat kerja

C. Kegiatan
1. Topik : Terapi Nikotin Kepada Petugas Kebersihan ( Tukang Kebun )
2. Sasaran : Tukang kebun Universitas Fort De Kock Bukittinggi
3. Metode : Ceramah, Tanya jawab
4. Media : infokus,laptop, leaflet dan Permen Hisap / Permen Karet
5. Waktu dan tempat
a. Hari : Kamis, 24 Juni 2021
b. Jam : 11.00
c. Tempat : Kelas Keperawatan Universitas Fort De Kock

6. Setting tempat

layar infokus

Keterangan :

: laptop dan lcd : fasilitator

: penyaji : observer

: peserta

7. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
b. Moderator : Afri Yunika
Tugas
1) Membuka dan menutup acara penyuluhan
2) Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
3) Mengarahkan jalannya penyuluhan
4) Menyimpulkan hasil penyuluhan

c. Penyaji : Haiki Tauhid


Tugas :
 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

d. Fasilitator : Novia Rama Zalni dan Indah Dianatusoleha


Tugas :
 Memotivasi peserta untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta

e. Observer : Sisra Handayani


Tugas :
 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

8. Kegiatan penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
1. PEMBUKAAN 5 Menit  Memberikan salam 1. Menjawab -
 Memperkenalkan diri, salam
anggota kelompok 2. Mendengar
 Menjelaskan kontrak kan dan
waktu dan bahasa memperhatikan
 Menjelaskan tujuan 3. Mendengar
penyuluhan kan dan menyetujui
4. Mendengar
kan dan
memperhatikan
2. ISI 20 Menit  Menggali 1. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang pengertian
Merokok
 Memberikan 2. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
3. Mendengarkan dan
 Menjelaskan memperhatikan
Pengertian Bahaya
Merokok
 Menggali 4. Mencoba untuk

pengetahuan peserta menjawab

tentang tujuan Terapi


Nikotin ditempat 5. Menerima pujian

kerja
 Memberikan 6. Mendengarkan dan

reinforcement positif memperhatikan

atas jawaban peserta

 Menjelaskan kepada
peserta tentang 7. Mencoba untuk

tujuan Terapi menjelaskan


Nikotin
 Menggali
pengetahuan peserta 8. Menerima pujian
tentang Manfaat
Terapi Nikotin 9. Mendengarkan dan
ditempat kerja memperhatikan
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
10. Mencoba untuk
 Menjelaskan kepada menjelaskan
peserta tentang
Manfaat Terapi
Nikotin ditempat
kerja
11. Menerima pujian
 Menggali
pengetahuan peserta 12. Mendengarkan dan
tentang indikator memperhatikan
Terapi Nikotin di
tatanan lingkungan
tempat kerja
 Memberikan
reinforcement positif 13. Mencoba untuk
atas jawaban peserta menjelaskan

 Menjelaskan kepada
peserta tentang
indikator Terapi
Nikotin di tatanan
lingkungan tempat 14. Menerima pujian
kerja
15. Mendengarkan dan
 Menggali memperhatikan
pengetahuan peserta
tentang Perilaku
Terapi Nikotin yang
harus dipraktekkan di
tempat kerja
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
 Menjelaskan kepada
peserta tentang
Perilaku Terapi
Nikotin yang harus
dipraktekkan di
tempat kerja
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit d) Penyuluh melakukan  Menjawab pertanyaan Leafleat


evaluasi yang diajukan
e) penyuluh  Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan
yang telah
disampaikan  Menerima dan
f) panitia membagikan menjawab salam
makanan ringan dan
leaflet, memberikan
salam penutup
9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Peserta menghadiri penyuluhan
 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan
 Setting tempat sesuai dengan perencanaan
 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat
b. Evaluasi proses
 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Pelaksanaan sesuai rencana
 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan
c. Evaluasi Hasil
 Peserta mampu membina hubungan saling percaya
 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
 Peserta memahami mengenai:
5. 20% Peserta dapat menyebutkan pengertian dan manfaat dari Terapi
Nikotin
6. 20% Peserta dapat menyebutkan Terapi Nikotin yang harus
dipraktekkan di tempat kerja

D. Lampiran
1. Materi ( PPT )
2. Leaflat
3. Lembar balik
MATERI PENYULUHAN TENTANG
TERAPI NIKOTIN KELOMPOK DENGAN PENGALIHAN PERMEN

A. Pengertian
Terapi pengganti nikotin merupakan salah satu farmakoterapi yang umum digunakan
untuk menghentikan kebiasaan merokok. Terapi ini sudah dikembangkan sejak sekitar 20
tahun lalu. Prinsip dasar dari terapi ini adalah dengan menggantikan nikotin darah sehingga
dapat mengurangi gejala-gejala berhenti merokok seperti depresi, mudah marah, cemas,
sakit kepala, dan perubahan nafsu makan. Terapi ini juga dapat mengurangi keinginan untuk
kembali merokok setelah berhenti dari merokok. Durasi terapi pengganti nikotin berkisar 3
bulan. Terapi ini relatif lebih aman dibandingkan rokok karena tidak mengandung zat-zat
karsinogenik dan bahan kimia berbahaya lainnya yang terkandung. Terapi pengganti nikotin
tersedia dalam bentuk yaitu permen hisap atau permen karet,
B. Tujuan Terapi Nikotin di Tempat Kerja
1. Mengalihkan keinginan untuk merokok
2. Mengembangkan hidup sehat dan mengurangi kecanduan merokok
3. Menurunkan angka penyakit akibat merokok
4. Membantu pekerja hidup sehat.
5. Memberikan dampak yang positif terhadap Pekerja Taman Yang Merokok.
C. Manfaat Terapi Nikotin di tempat kerja
Manfaat dari penerapan Terapi Nikotin; yaitu :
1. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan mengalihkan keinginan merokok
2. Produktivitas pekerja akan meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan
pekerja dan ekonomi keluarga.
3. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan
untuk biaya pengobatan akibat sakit.
Sedangkan manfat bagi perusahaan antara lain :
1. Dengan meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak positif terhadap pencapaian
target dan tujuan
2. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya citra tempat
kerja yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Metta Rahmadiana Fakultas Psikologi, Universitas YARSI. KOMUNIKASI KESEHATAN :


SEBUAH TINJAUAN* Jurnal Psikogenesis. Vol. 1, No. 1/ Desember 2012
metta.rahmadiana@yarsi.ac.id

Fitri Syifa Nabila , Asep Sukohar, Gigih Setiawan. Terapi Pengganti Nikotin Sebagai Upaya
Menghentikan Kebiasaan Merokok, Fakultas kedokteran, Universitas Lampung | Majority|
Volume 6 | Nomor 3| Juli 2017| 162
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Perilaku merokok masyarakat Indonesia berdasarkan
Riskesdas 2007 dan 2013. Jakarta: Infodatin Kemenkes RI; 2014 [disitasi tanggal 11 Mei 2017].
Tersedia dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinhari-tanpa-tembakau-
sedunia.pdf
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG TERAPI NIKOTIN

a. Evaluasi Struktur
Berdasarkan proposal yang dibuat maka penyuluhan tentang Terapi Nikotin telah kami
selenggarakan pada :
Hari/ tanggal : Kamis / 24 juni 2021
Waktu : 11.00 WIB s/d selesai
Lama : 30 Menit
Tempat : Keperawatan 1
Anggota Kelompok : 10 orang

Moderator
Moderator pada saat tampil yaitu Afriyunica, dimana Ica sudah melaksanakan tugas dengan
baik sesuai fungsinya seperti : telah memimpin jalannya kegiatan dengan baik, membuka
dan menutup acara penyuluhan, tetapi lupa menyampaikan tujuan dan waktu, memberikan
kesempatan pada peserta untuk bertanya, mengarahkan jalannya penyuluhan, menyimpulkan
hasil penyuluhan
Penyaji
Penyaji seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat yaitu :Haiki
Tauhid, dimana Haiki sudah melaksanakan tugas dengan baik sesuai seperti : Menyajikan
atau menyampaikan materi penyuluhan, slide powerpoint menarik, menggali pengetahuan
peserta tentang materi penyuluhan serta memberikan reinforcement positif,menjawab
pertanyaan peserta dari 2 peserta.
Fasilitator
Fasilitator terdiri dari 2 orang yaitu : Indah dan Novia. Dimana pada saat penyuluhan
berlangsung Indah membantu penyaji untuk mengoperasikan laptop, Novia membantu
memberikan motivasi kepada peserta untuk bertanya, memberikan absensi serta diakhir acara
memberikan leaflet.
Observer
Observer seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat yaitu : Sisra
handayani, dimana Sisra sudah mengamati dan mencatat respon klien selama kegiatan dan
sudah melakukan evaluasi pada team.

b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan Penyuluhan tentang Terapi Nikotin dilaksanakan di ruangan keperawatan 1
2. Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 11 orang
3. Kegiatan dimulai pukul 11.07 hingga pukul 11.30, kegiatan dilakukan selama 23 menit,
yang mana fase orientasi 2 menit, fase kerja 16 menit, dan fase terminasi 5 menit.
4. Moderator dapat mengarahkan klien untuk berperan aktif dalam melakukan kegiatan
5. Penyaji mampu menyajikan materi dengan baik, menggali pengetahuan pesertaserta
memberikan reinforcement positif
6. Fasilitaor mampu menyiapkan alat dengan baik dan mampu memotivasi peserta
7. Observer mampu mengobservasi jalannya penyuluhan dengan baik
8. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
9. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan peserta dengan memberi tepuk tangan
10. Pada saat TAK berlangsung ke semua pasien mengikuti TAK dengan semangat dan
mengikuti dengan baik.

c. Evaluasi Akhir
1. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
2. Peserta mampu menyebutkan kembali apa yang sudah disampaikan penyaji tentang
Terapi Nikotin, manfaat dari Terapi Nikotin serta menyebutkan beberapa indikator
penggunaan Terapi Nikotin tersebut.
4. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DISUSUN OLEH :
NOVIA RAMA ZALNI

(2014901009)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Pokok bahasan : Perilaku hidup bersih dan sehat


Sasaran : CS dan tukang kebun Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Hari/tanggal : 25 Juni 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukittinggi

A. Latar Belakang

Orientasi sehat pada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan


melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial. Kondisi sehat dapat tercapai
dengan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan dalam
berbagai tatanan tempat dimana terdapat sekumpulan orang hidup, bekerja, bersekolah,
bermain dan berinteraksi. Penerapan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
sehingga dapat mencegah seseorang terjangkit penyakit karena setiap orang pasti
memiliki resiko terkena penyakit. Perilaku hidup bersih dan sehat hendaknya dapat
dilakukan oleh semua jenjang usia, karena tidak hanya pada usia tertentu saja seseorang
harus menjaga kesehatannya (Sunardi & Kriswanto, 2020).
Mencegah timbulnya penyakit lebih baik daripada menderita sakit. Paradigma sehat
sebagai usaha dan proses untuk mengubah pola pikir kita dari sudut pandang sakit
menjadi sudut pandang sehat.Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat.Salah satu wujud dari Paradigma Sehat
tersebut adalah bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola hidup bersih dan
sehat sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit (Nasirun & Wembrayarli, 2018)
Fakta di lapangan, tidak semua individu dengan pengetahuan yang tinggi bertindak
sesuai tingkat pengetahuannya. Tidak sedikit individu dengan pengetahuan baik namun
melakukan tindakan yang buruk karena tidak menerapkan pengetahuan yang dimiliki
dalam kehidupan sehari-hari.Saat kondisi normal perilaku hidup bersih dan sehat harus
selalu dilakukan, apalagi dimasa pandemic covid 19 seperti saat ini yang masih
merajalela.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Peserta Lebih Memahami Dan Lebih
Mengerti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
2. Tujuan Masalah
Setelah Mengikuti Penyuluhan Diharapkan Peserta Mampu:
a. Menjelaskan Pengertian PHBS
b. Menjelaskan tujuan PHBS di tempat kerja
c. Menjelaskan Manfaat PHBS ditempat kerja
d. Mengetahui indikator PHBS di tatanan lingkungan tempat kerja
e. Mengetahui Perilaku PHBS yang harus dipraktekkan di tempat kerja

C. Kegiatan
1. Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
2. Sasaran : CS dan tukang kebun Universitas Fort De Kock Bukittinggi
3. Metode : Ceramah, Tanya jawab
4. Media : infokus,laptop,leaflet
5. Waktu dan tempat
a. Hari : Jumat, 25 Juni 2021
b. Jam : 13.30
c. Tempat : Kelas Keperawatan Universitas Fort De Kock
6. Setting tempat

layar infokus

Keterangan :

: laptop dan lcd : fasilitator

: penyaji : observer

: peserta

7. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

b. Moderator : Afri Yunika


Tugas
1) Membuka dan menutup acara penyuluhan
2) Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
3) Mengarahkan jalannya penyuluhan
4) Menyimpulkan hasil penyuluhan

c. Penyaji : Novia Rama Zalni


Tugas :
1) Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
2) Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta

d. Fasilitator : Zulhayati dan Indah


Tugas :
1) Memotivasi peserta untuk bertanya
2) Menjawab pertanyaan peserta

e. Observer : Sisra Handayani


Tugas :
1) Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
2) Mencatat jumlah peserta yang hadir
3) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
4) Menjawab pertanyaan peserta
5) Melaporkan hasil kegiatan

8. Kegiatan penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
1. PEMBUKAAN 5 Menit  Memberikan salam 5. Menjawab -
 Memperkenalkan diri, salam
anggota kelompok 6. Mendengar
 Menjelaskan kontrak kan dan
waktu dan bahasa memperhatikan

 Menjelaskan tujuan 7. Mendengar

penyuluhan kan dan menyetujui


8. Mendengar
kan dan
memperhatikan
2. ISI 20 Menit  Menggali 1. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang pengertian
PHBS
2. Menerima pujian
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta 3. Mendengarkan dan
 Menjelaskan memperhatikan
Pengertian Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) 4. Mencoba untuk
menjawab

 Menggali
pengetahuan peserta 5. Menerima pujian

tentang tujuan PHBS


di tempat kerja 6. Mendengarkan dan

 Memberikan memperhatikan

reinforcement positif
atas jawaban peserta
 Menjelaskan kepada
peserta tentang 7. Mencoba untuk

tujuan PHBS di menjelaskan

tempat kerja

8. Menerima pujian
 Menggali
pengetahuan peserta
9. Mendengarkan dan
tentang Manfaat
memperhatikan
PHBS ditempat kerja
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
 Menjelaskan kepada 10. Mencoba untuk
peserta tentang menjelaskan
Manfaat PHBS
ditempat kerja

 Menggali
11. Menerima pujian
pengetahuan peserta
tentang indikator
12. Mendengarkan dan
PHBS di tatanan
memperhatikan
lingkungan tempat
kerja
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta 13. Mencoba untuk
 Menjelaskan kepada menjelaskan
peserta tentang
indikator PHBS di
tatanan lingkungan
tempat kerja

 Menggali 14. Menerima pujian


pengetahuan peserta
tentang Perilaku 15. Mendengarkan dan
PHBS yang harus memperhatikan
dipraktekkan di
tempat kerja
 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
 Menjelaskan kepada
peserta tentang
Perilaku PHBS yang
harus dipraktekkan di
tempat kerja

 Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit g) Penyuluh melakukan  Menjawab pertanyaan Leafleat


evaluasi yang diajukan
h) penyuluh  Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan
yang telah
disampaikan  Menerima dan
i) panitia menyerahkan menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Peserta menghadiri penyuluhan
 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan
 Setting tempat sesuai dengan perencanaan
 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat
b. Evaluasi proses
 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Pelaksanaan sesuai rencana
 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan
c. Evaluasi Hasil
 Peserta mampu membina hubungan saling percaya
 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
 Peserta memahami mengenai:
7. 20% Peserta dapat menyebutkan pengertian dan manfaat dari PHBS
8. 20% Peserta dapat menyebutkan Perilaku PHBS yang harus
dipraktekkan di tempat kerja

D. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
MATERI PENYULUHAN TENTANG
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMPAT KERJA

A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri secara mandiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dala mewujudkan kesehatan masyarakat.(Kemenkes
RI, 2011).
Kondisi lingkungan kerja meliputi kondisi fisik, kimia,biologi, ergonomic dan
psikososial. Penerapan PHBS dilingkungan kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara
dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehta dan produktif

B. Tujuan PHBS di Tempat Kerja


1. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menurunkan angka absensi tenaga kerja
3. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
5. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat.

C. Manfaat PHBS di tempat kerja


Manfaat dari penerapan PHBS; yaitu :
1. Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Produktivitas pekerja akan meningkat yang berdampak pada peningkatan
penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
3. Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup
bukan untuk biaya pengobatan akibat sakit.
Sedangkan manfat bagi perusahaan antara lain :
1. Dengan meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
2. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya citra
tempat kerja yang positif.

D. Indikator PHBS di tatanan tempat kerja


Terwujudnya tempat kerja ber- PHBS, dengan indikator :
1. Tersedia sarana untuk mencuci tangan menggunakan sabun
2. Tersedia sarana untuk mengkonsumsi makanan dan minuman sehaat
3. Tersedia jamban sehat
4. Tersedia tempat sampah
5. Terdapat peraturan berkaitan dengan K3 (seperti menggunakan APD, dan adanya APAR)
6. Terdapat larangan untuk tidak merokok
7. Terdapat larangan untuk tidak mengkonsumsi NAPZA (Narkotika, Obat-obatan.
Psikotropika, dan Zat aditif lainnya)
8. Terdapat larangan untuk tidak meludah di sembarang tempat
9. Terdapat kegiatan pemberantasan jentik nyamuksecara rutin

E. Flyer dari Kementrian Kesehatan


Beberapa perilaku (PHBS) yang harus dipraktekkan di tempat kerja; adalah :
1. Kurangi menggunakan plastik /Styrofoam
2. Manfaatkan kertas bekas
3. Matikan komputer dan peralatan listrik jika sudah tidak digunakan
4. Letakan sampah pada tempatnya : pisahkan antara sampah basah, kering dan berbahaya
5. Minimalkan penggunaan kendaraan pribadi ke kantor atau maksimalkan penumpang
dalam satu mobil
6. Tidak Merokok
7. Beraktifitas fisik sekurangnya 30 menit setiap hari
8. Cuci tangan menggunakan sabun sesering mungkin
9. Konsumsi makanan bergizi seimbang, makan buah dan sayur 3-5 porsi sehari
DAFTAR PUSTAKA
Arbie, Hesty. (2019). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Tempat Kerja. Diakses pada
22 Juni 2021 dari https://www.rsupwahidin.com/berita-115-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
(phbs)--di-tempat-kerja.html

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta.

Julianti, R., Nasirun, M., & Wembrayarli, W. (2018). Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Di Lingkungan Sekolah. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 256525.
https://doi.org/10.33369/jip.3.2.76-82

Sunardi,J & Kriswanto. 2020. Perilaku hidup bersih dan sehat mahasiswa pendidikan olahraga
Universitas Negeri Yogyakarta saat pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia
Vol 16 (2), 2020, 156-167
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TANGGAL 25 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak sehari sebelum pelaksanaan dengan klien
berkaitan dengan tempat dan waktu akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi
penyuluhan sudah di persiapkan sebelum kegiatan dengan menggunakan
laptop,infokus,absensi yang diisi oleh peserta yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet
yang akan di berikan sesudah kegiatan penyuluhan.

B. PELAKSANAAN
a. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun
ada beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
b. Kegiatan di mulai pada pukul 14.07 WIB
c. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang pengertian PHBS, tujuan serta
manfaat, dan indikator yang ada di tatanan tempat kerja
d. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
1) Pengertian PHBS
2) Tujuan PHBS
3) Manfaat PHBS
4) Indikator yang ada di tatanan tempat kerja
5) Penyuluhan berlangsung selama 23 menit yang disertai tanya jawab.
6) Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi
7) Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi
C. Evaluasi
2. Evaluasi Struktur
Berdasarkan proposal yang dibuat maka penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) telah kami selenggarakan pada :
Hari/ tanggal : Jum’at, 25 Juni 2021
Waktu : 13.30 – 14.00 WIB
Lama : 30 Menit
Tempat : Keperawatan 1
Anggota Kelompok : 5 orang

Moderator
Moderator pada saat tampil yaitu Zulhayati Rohmah, dimana zul sudah melaksanakan
tugas dengan baik sesuai fungsinya seperti : telah memimpin jalannya kegiatan
dengan baik, membuka dan menutup acara penyuluhan, tetapi lupa menyampaikan
tujuan dan waktu, memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya,
mengarahkan jalannya penyuluhan, menyimpulkan hasil penyuluhan
Penyaji
Penyaji seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat yaitu :
Novia rama zalni, dimana Novia sudah melaksanakan tugas dengan baik sesuai
seperti : Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan, slide powerpoint
menarik, menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan serta memberikan
reinforcement positif,menjawab pertanyaan peserta dari 2 peserta.
Fasilitator
Fasilitator terdiri dari 2 orang yaitu : indah, haiki, afri yunika. Dimana pada saat
penyuluhan berlangsung afri membantu penyaji untuk mengoperasikan laptop, indah
dan haiki membantu memberikan motivasi kepada peserta untuk bertanya,
memberikan absensi serta diakhir acara memberikan leaflet.
Observer
Observer seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat
yaitu: Sisra handayani, dimana Sisra sudah mengamati dan mencatat respon klien
selama kegiatan dan sudah melakukan evaluasi pada team.
3. Evaluasi Proses
a. Kegiatan Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dilaksanakan di ruangan keperawatan 1
b. Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 11 orang
c. Kegiatan dimulai pukul 14.07 hingga pukul 14.30, kegiatan dilakukan selama 23
menit, yang mana fase orientasi 2 menit, fase kerja 16 menit, dan fase terminasi 5
menit.
d. Moderator dapat mengarahkan klien untuk berperan aktif dalam melakukan
kegiatan
e. Penyaji mampu menyajikan materi dengan baik, menggali pengetahuan
pesertaserta memberikan reinforcement positif
f. Fasilitaor mampu menyiapkan alat dengan baik dan mampu memotivasi peserta
g. Observer mampu mengobservasi jalannya penyuluhan dengan baik
h. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
i. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan peserta dengan memberi tepuk
tangan
j. Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan
memperkenalkan nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaan pertama dari ibu Evi : Bagaimana cara meningkatkan kebersihan
untuk mahasiswa?
Dijawab oleh novia rama zalni : mungkin, bapak-bapak dan ibu-ibu sudah
berusaha untuk membersihkan dan membuat lingkungan bersih dan nyaman, dan
itu kembali lagi kepada kami para mahasiswa kedepannya untuk bisa menghargai
bapak-bapak dan ibu-ibu CS serta menerapkan hidup bersih dan sehat ini dengan
tidak membuang sampah sembarangan

Pertanyaan pertama dari ibu Ilmi: Apa yang melatarbelakangi kita untuk hidup
bersih dan sehat?
Dijawab oleh novia rama zalni : yang melatar belakangi kita untuk menerapkan
PHBS ini agar kita semua terhindar dari berbagai virus dan penyakit. Contohnya
pada saat kondisi saat ini sedang pandemic covid 19 tetapi kita tidak menerapkan
PHBS seperti mencuci tangan menggunakan sabun serta tidak memakai masker
maka virus akan mudah masuk ke tubuh sehingga kita terjangkit covid 19
4. Evaluasi Akhir
a. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
b. Peserta mampu menyebutkan kembali apa yang sudah disampaikan penyaji
seperti menyebutkan kepanjangan dari PHBS, manfaat dari PHBS, serta
menyebutkan beberapa indikator yang ada di tatanan kerja
D. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KONSEP PEMBUANGAN SAMPAH

Nama:
FEBI TRY MANELSA, S. Kep
NIM: 2014901021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN &PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
KONSEP PEMBUANGAN SAMPAH

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Sub Pokok Bahasan : Konsep Pembuangan Sampah
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Juni 2021
Waktu : Pkl. 10.00 WIB
Tempat : gedung keperawatan
Sasaran : Cleaning servis dan tukan taman Universitas Fort De Kock
Penyuluh : Febi Try manelsa
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang
diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat tidak
sehat menjadi sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dilaksanakan di
masyarakat, rumah tangga, dan di Lingkungan kampus. PHBS di lingkungan kampus
adalah sekumpulan perilaku sehat yang dipraktikkan oleh Mahasiswa, Dosen dan
masyarakat lingkungan kampus atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan kampus yang sehat dan mampu mencegah penyakit. Kampus
sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan.
Mencegah timbulnya penyakit lebih baik daripada menderita sakit. Paradigma
sehat sebagai usaha dan proses untuk mengubah pola pikir kita dari sudut pandang sakit
menjadi sudut pandang sehat.Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat.Salah satu wujud dari Paradigma Sehat
tersebut adalah bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola hidup bersih dan
sehat sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit(Erna & Wahyuni, 2011)(Karuniawati
& Berlina Putrianti, 2020).
Hal ini disebabkan karena banyaknya sampah di lingkungan sekitar, serta tidak
patuh membuang sampah sesuai dengan tempatnya seperti sampah kering dan sampah
basah harus dibedakan organik dan yang non organik sehingga menyebabkan sampah
bercampuran.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Cleaning servis dan tukan taman
Universitas Fort De Kock diharapkan mampu memahami tentang konsep pembuangan
sampah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c. Menyebutkan pembagian sampah.
d. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah.
g. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.

C. Materi penyuluhan
(Terlampir)

D. Strategi Pelaksanaan
A. Topik : Konsep Pembuangan Sampah
B. Sasaran : Cleaning servis dan tukan taman Universitas Fort De Kock
C. Metode : Ceramah dan Kreasi
D. Media : Infocus dan leaflet
E. Waktu dan tempat
Hari : Jumat
Tanggal : 25 Juni 2021
Jam : 10.00 WB
Tempat : gedung keperawatan
F. Setting tempat :

INFOCUS

Keterangan :

: moderator : penyaji : pembimbing

: fasilitator : peserta : Observer

G. Pengorganisasian
a. Moderator : Novia Rahma Zalni
b. Penyaji : Febi Try Manelsa
c. Observer : Afri Yunika
d. Fasilitator : Sisra Handayani, Nindi Umroh , Haiki tauhid, Aidul,

E. Pembagian Tugas

1. Peran Moderator

- Membuka dan menutup acara

- Membuat tata tertib acara

- Mengatur kelancaran acara

- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan


2. Peran Penyaji

- Menyampaikan materi

- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara

- Menjawab pertanyaan dari semua peserta

3. Peran Observer

- Mengamati jalannya kegiatan acara

- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua peserta

- Membuat laporan penyuluhan

4. Peran Fasilitator

- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan

- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung

- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan

- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan

5. peran dokumentasi

- mendokumentasi proses penyuluhan


F. Uraian Kegiatan
Uraian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Masyarakat
1. 5 menit Pendahuluan Memperkenalkan diri dan Mendengar
menjelaskan tujuan /memperhatikan

2. 20 menit Penjelasan Menjelaskan materi Mendengarkan


materi penyuluhan tentang :
1. Pengertian pembuangan
sampah
2. Jenis sampah dan Sumber
sampah
3. Pembagian sampah
4. Dampak sampah terhadap
Manusia dan lingkungan
5. Dampak negatif dan
positif dari pembuangan
sampah
6. Hal – hal yang perlu di
perhatikan dalam
pembuangan sampah
7. Beberapa cara
pembuangan sampah
secara benar dan tidak
benar.

Tanya jawab

Menyimpulkan
Mempraktekan

3. 5 menit Evaluasi Bertanya

4. 3 menit Penutup Memperhatikan


5 10 menit kreasi memperhatikan
5.
G. EVALUASI

Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan

b. Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

d. Suasana penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang

3. Evaluasi Hasil

a. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan

b. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pengertian buang

sampah

c. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang jenis sampah dan

sumber sampah

d. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pembagian sampah

e. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang dampak sampah

terhadap manusia dan lingkungan


f. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang dampak positif negatif

pembuangan sampah

g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang hal-hal yang perlu di

perhatikan dalam pembuangan sampah

h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang cara kreasi sampah
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Pembuangan Sampah ( Refuse disposal )


Pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah tidak terpakai lagi baik
berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses industri, sedangkan sampah adalah
suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses
alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

B. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah Organik dan
Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang
lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral
dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri. Beberapa bahan seperti ini tidak
terdapat di alam, yaitu plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol, botol plastik, tas
plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran
dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran dan karton dapat di
daur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga
dapat digolongkan sampah anorganik.

C. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan oleh :
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat langsung
membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun pusat-pusat
kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto caopy, baterai
dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami dan sejenisnya.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan
untuk pupuk
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung dapat berupa
organik maupun anorganik. Sampah organik : kayu, bambu, triplek dll. Sampah
Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk
menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini meliputi :
5. Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan operasi, botol
infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini terkontaminasi oleh bakteri,
virus dan pembawa penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia dan
lingkungan sekitarnya.

D. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
1. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah membusuk.
2. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada
yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar misalnya kaleng,
kawat dan sebagainya.
E. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan
1. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan dan tidak
terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut :
a. Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat karena
sampah memasuki air minum.
b. Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing dikonsumsi
sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan / sampah.
c. Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan akumulator yang dibuang di
perairan umum)
2. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga mencemari
sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan
asam organik dan gas-cair organik seperti metana (dapat menimbulkan bau dan gasnya
dapat menimbulkan ledakan bila konsentrasinya cukup besar).

F. Dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah


1. Dampak negatif antara lain :
a. Musibah fatal contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah
akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
b. Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat
yang mengangkut sampah ke TPA menimbulkan kerusakan pada jalan yang di
laluinya.
c. Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan
pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA
d. Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik, metana
adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida,
dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat.
e. gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, dan kutupolusi suara.    
2. Dampak positif antara lain :
Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi masyarakat sekitar. Banyaknya
tumpukan sampah anorganik di TPA,telah menimbulkan inisiatif baru dalam sektor
ekonomi bagi masyarakat di sekitar TPA,mereka menganggap tumpukan sampah tersebut
adalah lahan perekonomian yang sangat produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-
sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-barang bekas yang tidak mudah mudah
hancur,plastik dan barang bekas tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari,bahkan menurut tanggapan masyarakat yang ada di sekitar
sana,penghasilan yang mereka dapatkan dari TPA dengan cara mengumpulkan plastik
dan barang bekas lebih dari cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau
meninggalkan usaha dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih mampu
memenuhi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.

G. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah


Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuanagnnya.
Dari sampah ini harus diperhatikan :               
1. Penyimpanannya (Storage)
2. Pengumpulan (Collection
3. Pembuanagan (Disposal)

H. Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik. Tempat sampah
janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena merupakan gudang
makanana bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikus.
Tempat sampah sebaiknya :               
1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
2. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya
seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
3. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan oleh pemerintah,
tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul sampah
mudah mencapainya.
I. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
1. Perorangan                    
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk dibuang
pada tempat tertentu
2. Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan menggunakan truk
sampah atau gerobak sampah
3. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku pada
perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan palstik.

J. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
1. Land fill                                                         
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah secara ini
hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis garbage atau
tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah ini akan menjadi tempat
perkembangbiakan serangga, tikus, juga menimbulkan bau-bauan yang tidak
sedap.
2. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan
tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing, tikus dan
binatang-binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.
3. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian dibakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak asapnya
mengotori udara dan bila tidak terbakar sempurna sisanya tercecer kemana-mana.
4. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam incinerator khusus (alat
pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-bagian :
a. Tempat pengumpulan sampah
b. Ruang pengeringan
c. Ruang pembakaran atau Cerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekli tapi biayanya mahal.
5. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan
alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling ini,
sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-tikus.
6. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara maju misalnya
di Amerika Serikat. Pada prinsipnya :
a. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan lainnya
yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih dahulu.
b. Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos digiling
menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pembusuk berlangsung dengan baik.
c. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat pengatur
suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar proses pembusukan
terjadi secra optimum.
d. Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang dapat
mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak perlu,
karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung mikrooranisema
tersebut.
e. Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur dari air
limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali. Lama proses
pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6 minngu. Untuk dijual ke
pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kemabali dan dibungkus.
7. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya. Diberikan
kepada ternak sebagai makanannya.
8. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan, diambil lagi
misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari benda-
benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna misalnya karton,
plastik alat-alat dari gelas dan sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi kantong pembungkus
makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari kertas segera dibakar setelah
dibuang.

K. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar


Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara lain :
1. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah
2. Membuang sampah di sungai / kali
3. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
4. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
5. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang lainMenggali tanah lalu
mengubur sampah
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaurulang dan
yang tidak bisa didaur ulang
2. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non organik (kering)
3. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun pribadi
4. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis) pada tukang
beling/tukang loak barang bekas
5. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau serahkan kepada
ahlinya
6. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah yang ada di
kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang nantinya akan diangkut ke tempat
pembuangan akhir (TPA)
DAFTAR PUSTAKA

http://mufrikaamaliah.blogspot.co.id/2014/04/satuan-acara-penyuluhan-sap-
pembuangan.html.
Kemenkes. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Kesehatan No. 2406 TAHUN 2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, 4.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugoho, A., Erliyani, N., Laily, N., Anhar, VY., (2018). 9 786024
730406.
Sapti, M. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap Pendekatan
Pembelajaran Savi), 53(9), 1689–1699.
Ubay. 2016. Pengertian Sampah Organik dan Anorganik Serta Contohnya Lengkap,
http://www.seputar pendidikan.com/2016/03/pengertian-sampah-organik-
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG KONSEP PEMBUANGAN DAN KREASI SAMPAH
TANGGAL 25 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan klien berkaitan dengan tempat dan waktu
akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di persiapkan
sebelum kegiatan dengan menggunakan leptop,infokus,absensi yang diisi oleh peserta
yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan sesudah kegiatan
penyuluhan.

B. PELAKSANAAN
1. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta.
2. Kegiatan di mulai pada pukul 14.30 WIB
3. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang pembagian sampah, Kegiatan
penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
a. Pengertian pembuangan sampah
b. Jenis sampah dan sumber sampah
c. Pembagian sampah
d. Dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
e. Dampak negative dan positif dari pembuangan sampah
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan sampah
g. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar
h. Penyuluhan berlangsung selama 27 menit yang disertai tanya jawab.
i. Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi sekaligus kesimpulan
j. Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de
kock bukittinggi
C. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan 3 lantai 1 universitas fort de
kock bukittinggi
b. Media dan alat tersedia,
c. Peserta hadir pukul 14.00 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan. Seharusnya
penyuluhan dilaksanakan pukul 14.30 menjadi pukul 14.35 wib dikarenakan ada
beberapa peserta yang makan (ishoma).

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan Penyuluhan tentang konsep pembuangan dan kreasi sampah
dilaksanakan di ruangan keperawatan 1
b. Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 11 orang
c. Kegiatan dimulai pukul 14.33 hingga pukul 15.00, kegiatan dilakukan selama 27
menit, yang mana fase orientasi 2 menit, fase kerja 20 menit, dan fase terminasi 5
menit.
d. Moderator dapat mengarahkan klien untuk berperan aktif dalam melakukan
kegiatan
e. Penyaji mampu menyajikan materi dengan baik, menggali pengetahuan
pesertaserta memberikan reinforcement positif
f. Fasilitaor mampu menyiapkan alat dengan baik dan mampu memotivasi peserta
g. Observer mampu mengobservasi jalannya penyuluhan dengan baik
h. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
i. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan peserta dengan memberi tepuk
tangan
j. Pada saat TAK berlangsung ke semua pasien mengikuti TAK dengan semangat
dan mengikuti dengan baik.
k. Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama: Ernayulis
Pertanyaan : Apa hanya dari botol bekas saja bisa buat seperti itu?
Yang menjawab : Febi try manelsa
Tidak , kita bisa memanfaatkan benda atau barang bekas lainnya.
Pertanyaan kedua: Nama : Desnaiti
Pertanyaan : Dari mana kita membuat mata di kotak pensil tersebut ?
Yang menjawab: Febi try manelsa
Dengan menggunakan kertas Hvs yang masih kosong dibagiann belakang nya.
Partisipasi aktif untuk bertanya 
l. Adanya diskusi

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir 11 orang
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
c. Peserta mampu menyebutkan kembali apa yang sudah disampaikan penyaji

D. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI BERHENTI MEROKOK MENGGUNAKAN PERMEN MINT

Nama:
Nindi Umroh, S. Kep
NIM: 2014901054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Rokok


Sub pokok bahasan : terapi berhenti merokok menggunakan permen mint
Sasaran : tukang kebun
Waktu : 30 menit
Hari / tanggal : jumat, 25 juni 2021
Tempat : di kampus universitas fort de kock bukittinggi
Penyuluhan : mahasiswa profesi ners kelompok 1 universitas fort de kock
bukittinggi

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan dan masalah penyakit, tidak semata-mata bersumber dari
kelalaian individu, kelalaian keluarga, kelalaian kelompok atau komunitas. Kebanyakan
penyakit yang diderita individu maupun penyakit yang ada di komunitas masyarakat
pada umumnya bersumber dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas berbagai
informasi kesehatan yang diterima. Komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa
komunikasi untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan upaya peningkatan dan pengelolaan kesehatan
oleh individu maupun komunitas masyarakat. Selain itu, komunikasi kesehatan juga
meliputi kegiatan menyebarluaskan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat
agar tercapai perilaku hidup sehat, Rokok merupakan salah satu sumber masalah
kesehatan yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Rokok merupakan satu satunya obat
legal yang membunuh banyak penggunanya.1 Menurut The Tobacco Atlas 3rd edition
tahun 2009, ASEAN merupakan kawasan dengan 10% dari seluruh perokok di dunia
dan kawasan dengan 20% penyebab kematian global akibat tembakau. Data tersebut
juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan persentase perokok
terbanyak di ASEAN (46,16%).2 Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi
perokok di Indonesia pada kelompok usia ≥10 tahun adalah sebesar 29,3%. Prevalensi
perokok lebih banyak pada kelompok laki-laki yaitu sebesar 56,7%; sedangkan pada
kelompok perempuan sebesar 1,9%.3 Data dari WHO menunjukkan bahwa kematian
akibat rokok mencapai 6 juta manusia di seluruh dunia, jumlah ini mencakup 600.000
orang perokok pasif.1 Di Amerika Serikat setidaknya terdapat 443.000 orang meninggal
setiap tahunnya karena rokok.4 Rokok memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan.
Berbagai penyakit yang dapat terjadi akibat rokok antara lain ialah kanker paru,
penyakit paru obstruktif kronik, kanker mulut, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan
lain-lain. Hal ini menyebabkan tingginya beban biaya pengobatan bagi penyakit.

B. Tujuan intruksional umum :


Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit tentang terapi berhenti merokok,di
harapkan sasaran dapat memahami tentang terapi berhenti merokok dengan cara
mengganti rokok dengan memakan permen mint.

C. Tujuan intruksional khusus :


Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Memahami bahaya rokok bagi tubuh
2. Mengerti kandungan atau racun yg terdapat dalam rokok
3. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok dengan cara terapi
4. Berhenti mengkonsumsi rokok
5. Mengetahui terapi rokok dengan cara memakan permenmint

D. Sasaran
Tukang kebun

E. Sub pokok pembahasan


1. Defenisi merokok
2. Kandungan rokok
3. Bahaya rokok
4. Upaya pencegahan
5. Kandungan atau racun yg terdapat dalam rokok
6. Terapi berhenti merokok
F. Metode pmbelajaran
1. Ceramah terapi berhenti merokok
2. Tanya jawab

G. Media
1. Leafleat
2. Infokus
3. Laptop
4. Permen mint

H. Materi ( terlampir )
I. Setting tempat

Keterangan :
: Peserta : Fasilitator & Observer
: panitia : : LCD/Laptop
: Penyaji

: Moderator

1. Pengorganisasian
• Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
• Moderator : novia rahma zalni
Tugas
 Membuka dan menutup acara penyuluhan
 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

• Penyaji : nindi umroh


Tugas :
 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

• Fasilitator : indah dianatus sholehah dan aidul fitra


Tugas :
 Memotivasi peserta untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta

• Observer : sisra handayani


Tugas :
 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan
J. Proses pelaksanaan

Waktu Tahap Penyuluh Sasaran Alat yg


kegiatan dipakai

5 menit Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Laptop


pembukaan penyaji dan
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan infokus
diri dan
3. Mnjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menyampaikan dan
kontrak waktu memperhatikan
4. Menyetujui
kontrak waktu
20 Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Memperhatiakan Laptop
menit inti materi tentang dan dan
defenisi merokok mendengarkan infokus
2. Menjelaskan 2. Mempraktekkan
bahaya merokok cara terapi
3. Menjelaskan berhenti merokok
kandungan atau 3. Memberikan
racun yg terdapat pertanyaan
dalam rokok
4. Menjelaskan
terapi tentang
berhenti merokok
yaitu dengan
terapi
aromateraphy
permen mint
5. Menjelaskan
upaya pencegahan
merokok
6. Memberikan
waktu kepada
sasaran untuk
bertanya
5 menit Evaluasi / 1. Meminta peserta 1. Menjawab Infokus
penutup untuk menjlaskan pertanyaan dan laptop
kembali materi 2. Menyimpulkan
yang telah di 3. Mendengarkan
beikan dengan dan
singkat memperhatiakan
2. Meminta peserta 4. Membalas salam
untuk penutup
mempraktekkan
cara terapi
berhenti merokok
3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Mengakhiri
penyuluhan
5. Memberi salam
penutup

K. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
d. SAP sudah disiapkan 3 hari sebelum dimulai acara
e. Materi dan media yang akan digunakan sudah disiapkan 3 hari sebelum dimulai
acara
f. Kontrak waktu dengan sasaran sudah dilakukan

2. Evaluasi Proses
a. Input: Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
b. Proses:
1) Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar.
2) Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan.
3) Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
4) Penyuluh memberi materi secara sistematis dan menarik.
c. Output:
1) 75% peserta mengikuti kegiatan sampai selesai.
2) Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyuluh
3) Penyuluh dapat menjawab pertanyaan peserta
3. Evaluasi Hasil
a. Jumlah peserta yang datang 75% hadir dari target yang diharapkan
b. Pekerja dapat menjawab dengan benar 70% dari pertanyaan penyuluh.
Kriteria Evaluasi :
1. Mampu memahami defenisi merokok
2. Mampu memahami bahaya merokok
3. Mampu kandungan atau racun yg terdapat dalam rokok
4. Mampu memahami upaya pencegahan merokok
5. Mampu memahami terapi aromateraphy permenmint untuk berhenti merokok
Materi penyuluhan tentang terapi berhenti merokok dengan
menggunakan permen mint

A. Defenisi merokok
Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang diminati oleH
banyak kaum laki-laki. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih
dari 1,1 miliar perokok di seluruh dunia, dengan lebih dari 80% dari anggota yang tinggal
di negara negara berpenghasilan rendah dan menengah. Terutama bermasalah adalah
bahwa penggunaan tembakau, termasuk bentuk-bentuk penggunaan lain selain rokok
terus meningkat di kalangan remaja di banyak negara, dan cenderung membahayakan
kemajuan dalam mengurangi penyakit kronis dan kematian yang berhubungan dengan
tembakau (WHO, 2014).
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang
tertinggi di dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke atas
yang diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta, 40% di
antaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah. Meskipun faktanya kebiasaan merokok
menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200.000
kematian per tahunnya, Indonesia merupakan sata-satunya negara diwilayah Asia Pasifik
yang belum menandatangani Kerangka Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau
(WHO, 2011).

B. Bahaya merokok
1. Resiko kanker
2. Resiko diabetes
3. System imun melemah
4. Penyakit mata dan gangguan penglihatan
5. Luka jadi susah kering
6. Penyakit gigi dan mulut
7. Gangguan indra pengecap dan penciuman
8. Penyakit kardiovaskuler
9. Masalah system pernapasan
10. Emfisema
11. Bronkitis kronis
12. Gangguan kesuburan dan reprodksi

C. Kandungan atau racun yg terkandung dalam rokok


1. Acrolein
2. Karbon monoksida
3. Nikotin
4. Ammonia
5. Formic acid
6. Hydrogen sianida
7. Nitrous oxide
8. Phenol
9. Acetol
10. Methyl clorida
11. Piridin

D. Upaya pencegahan merokok


1. Hindari berkumpul dengan teman – teman yg sedang merokok
2. Yakinlah, bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan
3. Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
4. Perbanyak mencari inormasi tentang bahaya rokok
5. Hindari sesuatu yg terkait tentang rokok
6. Lakukan hal-hal positif lainnya, seperti : olahraga, membaca atau hobi lain yg
menyehatkan

E. Terapi berhenti merokok dengan memakan permen mint


Terapi pengganti untuk berhenti merokok tersedia dalam beberapa bentuk yaitu
permen karet, permen mint, koyo, tablet, inhaler, dan obat semprot. Suatu metaanalisis
terhadap lebih dari 50.000 peserta menunjukkan bahwa terapi pengganti nikotin
meningkatkan keberhasilan penghentian merokok sebesar 10%-17% dibandingkan
dengan plasebo..terapi ini memiliki efektivitas yang cukup baik yaitu terdapat 1 dari 15
orang yang menjalani terapi pengganti nikotin berhasil berhenti total dari rokok (number
needed to treat= 15).
Berkurangnya efektivitas terapi penggantin nikotin pada umumnya terjadi karena
dosis yang digunakan tidak sesuai. Pada umumnya, penggunaan yang tidak tepat terjadi
pada penggunaan sediaan oral. Perokok harus diberi tahu bahwa sediaan pengganti
nikotin dalam bentuk oral diserap melalui mukosa mulut sehingga bagi perokok yang
menggunakan sediaan permen atau permen mint harus mengunyah nikotin secara
perlahan karena nikotin yang tertelan diabsorbsi secara buruk di dalam lambung dan
dapat menyebabkan terjadinya mual dan sendawa. Untuk nikotin sediaan permen mintt
harus dikunyah perlahan hingga rasanya terasa lebih kuat, kemudian dikunyah lagi
beberapa kali secara perlahan hingga rasanya menghilang. Dosis harian yang dapat
diberikan adalah 2 mg (8-20 permen mint ) dan 4 mg (4-10 permen mint ). Untuk sediaan
permen, biarkan permen larut di dalam mulut (selama 20-30 menit) sambil menggerakkan
permen ke seluruh sisi mulut. Sediaan permen juga tersedia dalam ukuran yang lebih
kecil, dengan cara konsumsi yang sama dengan permen, pada umumnya permen ukuran
kecil ini lebih cepat larut di dalam mulut (10-13 menit). Dosis harian yang tersedia adalah
1,5 mg (9-20 butir) dan 4 mg (9-15 butir).
DAFTAR PUSTAKA

Metta Rahmadiana Fakultas Psikologi, Universitas YARSI. KOMUNIKASI KESEHATAN :


SEBUAH TINJAUAN* Jurnal Psikogenesis. Vol. 1, No. 1/ Desember 2012
metta.rahmadiana@yarsi.ac.id

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Perilaku merokok masyarakat Indonesia berdasarkan


Riskesdas 2007 dan 2013. Jakarta: Infodatin Kemenkes RI; 2014 [disitasi tanggal 11 Mei 2017].
Tersedia dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinhari-tanpa-tembakau-
sedunia.pdf
Fitri Syifa Nabila, Asep Sukohar dan Gigih setiawan | Terapi Pengganti Nikotin Sebagai Upaya
Menghentikan Kebiasaan Merokok
Siska Mayang Sari1, Trisna2, T. Abdur Rasyid3,Konsumsi Permen Susu Mempengaruhi
Penurunan Konsumsi Rokok Pada Remaj
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG TERAPI BERHENTI MEROKOK

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak sehari sebelum pelaksanaan dengan klien
berkaitan dengan tempat dan waktu akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi
penyuluhan sudah di persiapkan sebelum kegiatan dengan menggunakan
laptop,infokus,absensi yang diisi oleh peserta yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet
yang akan di berikan sesudah kegiatan penyuluhan.

B. PELAKSANAAN
a. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun ada
beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
b. Kegiatan di mulai pada pukul 14.00 WIB
c. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang pengertian terapi berhenti merokok,
bahaya merokok, kandungan yg terdapat dalam rokok, cara pencegahan rokok.
d. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
1) Pengertian rokok
2) Bahaya rokok
3) Kandungan yg terkandung dalam rokok
4) Terapi berhenti merokok menggunakan permen mint
5) Indikator yang ada di tatanan tempat kerja
6) Penyuluhan berlangsung selama 30 menit yang disertai tanya jawab.
7) Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi
8) Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi
C. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Berdasarkan proposal yang dibuat maka penyuluhan tentang terapi berhenti mrokok
telah kami selenggarakan pada :
Hari/ tanggal : Jum’at, 25 Juni 2021
Waktu : 14.00 – 14.30 WIB
Lama : 30 Menit
Tempat : Keperawatan 1
Anggota Kelompok : 10 orang

Moderator
Moderator pada saat tampil yaitu Zulhayati Rohmah, dimana zul sudah melaksanakan
tugas dengan baik sesuai fungsinya seperti : telah memimpin jalannya kegiatan
dengan baik, membuka dan menutup acara penyuluhan.

Penyaji
Penyaji seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat yaitu :
Nindi umroh , dimana Nindi sudah melaksanakan tugas dengan baik sesuai seperti :
Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan, slide powerpoint menarik.

Fasilitator
Fasilitator terdiri dari 3 orang yaitu : indah, haiki, afri yunika. Dimana pada saat
penyuluhan berlangsung afri membantu penyaji untuk mengoperasikan laptop, indah
dan haiki membantu memberikan motivasi kepada peserta untuk bertanya,
memberikan absensi serta diakhir acara memberikan leaflet.

Observer
Observer seperti yang sudah ditentukan sesuai usulan proposal yang telah dibuat
yaitu: Sisra handayani, dimana Sisra sudah mengamati dan mencatat respon klien
selama kegiatan dan sudah melakukan evaluasi pada team.
b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan Penyuluhan tentang terapi berhenti merokok dilaksanakan di ruangan
keperawatan 3
2. Peserta yang mengikuti penyuluhan berjumlah 11 orang
3. Kegiatan dimulai pukul 14.00 hingga pukul 14.30, kegiatan dilakukan selama 30
menit, yang mana fase orientasi 5 menit, fase kerja 20 menit, dan fase terminasi 5
menit.
4. Moderator dapat mengarahkan klien untuk berperan aktif dalam melakukan
kegiatan
5. Penyaji mampu menyajikan materi dengan baik, menggali pengetahuan
pesertaserta memberikan reinforcement positif
6. Fasilitaor mampu menyiapkan alat dengan baik dan mampu memotivasi peserta
7. Observer mampu mengobservasi jalannya penyuluhan dengan baik
8. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
9. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan peserta dengan memberi tepuk
tangan
10. Pada saat TAK berlangsung ke semua pasien mengikuti TAK dengan semangat
dan mengikuti dengan baik.
c. Evaluasi Akhir
1. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
2. Peserta mampu menyebutkan kembali apa yang sudah disampaikan penyaji
seperti pengertian rokok, bahaya rokok, kandungan yg terdapat dalam rokok dan
terapi berhenti merokok menggunakan permen mint.
D. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR

Nama:
AFRI YUNIKA, S. Kep
NIM: 2014901008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR

Pokok Bahasan : Pemakaian Masker yang benar


Sasaran : Cs, Tukang Kebun
Tempat : Universitas fort de kock
Hari/ Tanggal : Sabtu 26 Juni 2020
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah

A. Latar Belakang

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknyadua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas
orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat menyebar
secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau
sentuhan tangan yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda
dan hidup selama beberapa jam hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat
membunuhnya.
Data dari provinsi Sumatra barat 9 juli 2020 Positif 785 orang, 653 orang yang
sembuh, Meninggal 32 orang, Di Rawat/Karantina 100 orang. Di puskesmas nilam sari
kota bukittinggi terdapat 17 ODP dalam kondisi sehat tanpa ada keluhan saat ini sudah
tidak termasuk kategori ODP karena sudah melewati masa karantina 14 hari pada bulan
mei. untuk PDP,OTG,dan pasien terkonfirmasi covid 19.
Kementerian Kesehatan beserta jajarannya di daerah tak henti-hentinya
melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat agar paham apa yang harus dilakukan
supaya terhindar dari Covid-19.
Upaya yang akan dilakukan adalah memutuskan rantai penyebaran virus, salah satunya
dengan mengajarkan pemakaian masker.

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum


a. Setelah mengikuti penyuluhan dan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan
mampu mengetahui dan memahami cara pemakaian masker dengan baik dan
benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu memahami tentang :
a. Menjelaskan defenisi masker.
b. Menjelaskan tujuan pemakaian masker.
c. Menjelaskan manfaat pemakian masker.
d. Menjelaskan dampak jika tidak memakai masker.
e. Menjelaskan kapan waktu pemakaian masker.
f. Mampu mendemonstrasikan pemekian masker yang benar
g. Mampu mendemonstrasikan pelepasan masker yang benar.

C. SASARAN
CS, Tukang Kebun
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Defenisi masker
2. Tujuan pemakaian masker
3. Manfaat pemakaian masker
4. Dampak jika tidak memakai masker
5. Kapan waktu memakai masker
6. Pemakaian masker yang benar
7. Melepas masker yang benar
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
Leafleat
Lembar balik
G. MATERI (Terlampir).
H. SETTING TEMPAT:

Keterangan :
: Peserta : Fasilitator & Observer
: panitia : : LCD/Laptop
: Penyaji
: Moderator

I. PENGORGANISASIAN
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator : Sisra Handayani


Tugas
 Membuka dan menutup acara penyuluhan
 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
 Penyaji : Afri Yunika
Tugas :

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Fasilitator : Feby dan Indah dianatus sholeha, Haiki
Tugas :

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta
 Observer : Novia rama zalni
Tugas :

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

J. KEGIATAN PENYULUHAN.
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta
Pendahulu 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
an 2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
dan pokok materi yang akan 3. Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan peserta 4. Menjawab
penyuluhan tentang pemakaian
masker langkah yang benar
Penyajian 20menit 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
a. Defenisi masker memperhatikan
b. Tujuan pemakaian masker 2. Mempraktekan cara
c. Manfaat pemakaian masker pemakaian dan
d. Dampak jika tidak memakai melepaskan masker
masker yang benar.
e. Kapan waktu memakai 3. Memberikan
masker pertanyaan.
f. Pemakaian masker yang
benar.
g. Melepas masker yang benar
h. Memberikan sesi untuk
bertanya

Penutup 5 menit 1. Meminta peserta untuk 1. Mengajukan


menjelaskan kembali materi pertanyaan
yang telah di berikan dengan 2. Menjawab
singkat. pertanyaan yang di
2. Meminta peserta untuk berikan oleh
mempraktekan pemakaian dan penyuluh
melepas masker dengan benar 3. Mendemontrasikan
3. Menyimpulkan hasil 4. Membalas salam
penyuluhan
4. Menutup acara, dengan salam
penutup

K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur.
a. Peserta menghadiri penyuluhan
b. Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c. Tersedia media leaflet untuk penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi Proses.
a. Pelaksannaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan.
b. Seluruh peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai
selesai
c. Seluruh peserta berperan aktif selama kegiatan.

3. Evaluasi Hasil.
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
b. Peserta mengikuti penyuluhan dapat memehami maateri yang dijelaskan
yaitu:
1) Diharapkan peserta dapat menyebutkan definisi masker.
2) Diharapkan peserta dapat menyebutkan tujuan pemakaian masker.
3) Diharapkan peserta dapat menyebutkan manfaat pemakaian masker.
4) Diharapkan peserta dapat menyebutkan dampak jika tidak pemakaian
masker.
5) Diharapkan peserta dapat menyebutkan kapan-kapan saja waktu
pemakaian masker.
6) Diharapkan peserta dapat menyebutkan pemakaian masker yang baik
dan benar
MATERI PENYULUHAN PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR

A. Defenisi Masker
Masker medis didefinisikan sebagai masker bedah atau prosedur yang datar atau
memiliki lipatan; masker jenis ini dikencangkan pada kepala dengan tali yang mengitari
telinga atau kepala atau keduanya. Karakteristik kinerjanya diuji menurut serangkaian
metode uji terstandar (ASTM F2100, EN 14683, atau yang setara) yang bertujuan untuk
menyeimbangkan filtrasi yang tinggi, kemudahan bernapas yang memadai, dan (opsional)
resistansi penetrasi cairan.
Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif langkah pencegahan
dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit virus saluran
pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Masker dapat digunakan baik untuk melindungi
orang yang sehat (dipakai untuk melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang
terinfeksi) atau untuk mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk
mencegah penularan lebih lanjut). Namun, penggunaan masker saja tidak cukup
memberikan tingkat perlindungan atau pengendalian sumber yang memadai. Karena itu,
langkah-langkah lain di tingkat perorangan dan komunitas perlu juga diadopsi untuk
menekan penyebaran virus-virus saluran pernapasan. Terlepas dari apakah masker
digunakan atau tidak, kepatuhan kebersihan tangan, penjagaan jarak fisik, dan langkah-
langkah pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) lainnya sangat penting untuk mencegah
penularan COVID-19 dari orang ke orang.

B. Tujuan Pemakaian Masker


Tujuan penggunaan masker adalah untuk mencegah penularan berbagai jenis
penyakit yang berasal dari tetesan atau percikan cairan (droplet) yang keluar sekaligus
melindungi orang lain. Jadi, ketika menurunkan masker di dagu hingga ke leher lalu
menggunakannya kembali ke hidung dan mulut dapat membuat fungsi masker menjadi
tidak optimal lagi untuk melindungi diri dan orang lain dari paparan bakteri dan virus,
termasuk virus corona.
C. Manfaat Pemakaian Masker
1. Melindungi diri dari virus, debu dan kuman
2. Mencegah Penularan Penyakit
3. Menjaga paru – paru terhindar dari polusi
4. Mencegah wajah terpapar dari sinar matahari berlebihan

D. Dampak Jika Tidak Memakai Masker


Berikut dampak yang ditimbulkan jika tidak memakai masker atau penutup wajah setiap
kali kita berada di tempat umum menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat (CDC).
1. Mudah Terpapar Virus
Salah satu bahaya tidak memakai masker di tempat terbuka adalah terpapar virus.
Seperti yang telah disampaikan oleh WHO, Covid-19 bisa menyebar melalui udara.
Apabila seseorang tidak memakai masker saat keluar rumah, maka virus dapat masuk
ke dalam tubuh melalui jalur pernapasan. Banyak studi membuktikan bahwa penutup
wajah (masker dan face shield) efektif dalam mencegah penularan virus melalui
cairan atau droplet yang keluar saat seseorang batuk, berbicara, atau bersin.
2. Menyebarkan Virus ke Orang Lain
Bahaya lain dari tidak memakai masker adalah menularkan virus ke orang lain. CDC
menegaskan masker dapat membantu kita mencegah orang lain terjangkit berbagai
penyakit yang bisa ditularkan melalui udara salah satunya Covid-19. Berdasarkan
penelitian, penggunaan masker secara teratur terutama di saat bertemu teman atau
saudara di masa pandemi dapat mengurangi penularan virus secara signifikan. CDC
menemukan banyak orang dengan Covid-19 tidak menyadari bahwa mereka
membawa virus di tubuhnya. Sekitar 40 persen orang positif Covid-19 yang tidak
menunjukkan gejala (OTG) berpotensi dapat menularkan virus ke orang lain.
Keberadaan OTG sebagai pembawa virus corona semakin tidak terdeteksi oleh
publik. Maka dari itu, memakai masker sangat penting dilakukan untuk mengerem
laju penyebaran Covid-19.
3. Membawa Virus ke Tubuh
Bahaya lain akibat tidak memakai masker di tempat umum adalah kemungkinan
tubuh membawa virus. Beberapa studi menunjukkan bahwa virus corona dapat
bertahan hidup di permukaan benda dalam waktu yang cukup lama. Dalam aktivitas
sehari-hari, seseorang akan memegang benda-benda yang ada di sekitarnya.
Kemudian tidak sadar menyentuh wajah dengan tangan yang mungkin saja
terkontaminasi virus. Maka dari itu, memakai masker sangat penting untuk
melindungi tubuh dari virus corona yang dapat masuk lewat area wajah. Meskipun
masker bukan alat pencegahan yang sempurna, namun setidaknya dapat membatasi
transmisi virus dari tangan ke area wajah terutama hidung dan mulut.

E. Kapan waktu Pemakaian Masker


1. Jika Anda sehat, Anda hanya perlu memakai masker ketika merawat orang yang
diduga terinfeksi COVID-19.
2. Kenakan masker jika Anda batuk atau bersin.
3. Masker hanya efektif bila digunakan bersama dengan pembersih tangan yang sering
dilakukan dengan alkohol atau sabun dan air.
4. Jika Anda mengenakan masker, Anda harus tahu cara menggunakannya dan
membuangnya dengan benar.

Jenis masker beragam dengan fungsinya. Berikut perbedaan masker dan fungsinya
yang diyakini dapat mengurangi paparan Virus Corona ini.
1. Masker Kain
Menurut penelitian, masker kain memang tidak se-efektif masker N95 maupun masker
bedah dalam menangkal Virus Corona hanya mampu menangkal virus sebanyak 70%,
jadi harus segera dicuci setelah dipakai dalam waktu 4 jam dengan sabun dan air, air
hangat lebih baik.
Dibandingkan masker kain, masker bedah dan masker respirator N95 jauh lebih efektif
dalam menyaring debu, bakteri, dan partikel yang ukurannya sangat kecil seperti Virus
Corona. Kedua jenis masker ini juga dapat mencegah tembusnya percikan dahak atau air
liur, karena memiliki lapisan anti air.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa masker kain kurang efektif dalam
mengurangi risiko penularan Virus Corona :
 Masker kain kebanyakan dibuat oleh industri rumah tangga yang proses pembuatan
dan bahannya tidak mengikuti standar medis.
 Kain yang digunakan tidak sama dengan bahan masker bedah atau masker N95.
 Ujung masker kain cenderung longgar, sehingga tidak dapat menutupi area di
sekitar hidung dan mulut dengan sempurna.
 Masker kain tidak dapat mencegah masuknya partikel yang sangat kecil, seperti
Virus Corona, ke dalam hidung atau mulut melalui udara.
 Bila tidak digunakan dengan cara yang benar, masker kain justru dapat
meningkatkan risiko virus masuk ke dalam tubuh. Salah satunya karena masker ini
mudah bergerak dan longgar, sehingga pemakainya perlu berulang kali menyentuh
wajah untuk menyesuaikan posisi masker.

Meski begitu, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan


penggunaan masker kain kepada masyarakat luas untuk menekan penyebaran Virus
Corona, terutama oleh orang yang sudah terinfeksi Virus Corona namun tidak
mengalami gejala apa pun dan tampak sehat.
Agar masker kain dapat berfungsi seoptimal mungkin untuk menangkal Virus Corona,
lakukanlah beberapa tips berikut ini :
 Pilih masker yang sesuai dengan ukuran wajah dan dapat menutup mulut, hidung,
dan dagu.
 Cuci tangan sebelum mengenakan masker, lalu kenakan masker pada wajah dan
selipkan talinya di belakang telinga atau ikat tali masker di belakang kepala dengan
erat agar masker tidak longgar.
 Hindari menyentuh masker kain saat sedang dipakai. Jika ingin memperbaiki posisi
masker kain yang berubah atau longgar, cuci tangan terlebih dahulu sebelum
menyentuh masker.
 Setelah selesai digunakan, lepaskan masker kain dengan hanya menyentuh tali
pengait atau pengikatnya, lalu segera cuci masker kain dengan air bersih dan
deterjen atau rebus masker di air mendidih dengan suhu minimal 1300Celsius.
 Segera ganti masker kain apabila sudah robek atau rusak.

Masker kain memang tidak sepenuhnya efektif melindungi diri dari Virus Corona.
Namun, mengenakan masker kain bila tidak tersedia masker sekali pakai setidaknya
dapat menurunkan risiko tertular Virus Corona, dengan catatan masker kain dipakai
dengan benar serta dibarengi upaya pencegahan lainnya.
2. Masker Bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah
dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah dapat dijadikan
pilihan untuk mencegah penyebaran Virus Corona karena memiliki lapisan yang mampu
menghalau percikan air liur.
Meski begitu, masker ini lebih efektif bila dikenakan oleh orang yang sedang sakit untuk
mencegah penularan kuman ke orang lain, ketimbang oleh orang yang sehat untuk
melindungi diri dari penyakit.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu :
 Lapisan luar, yang anti air.
 Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman.
 Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut.

Tidak disarankan menggunakan masker tanpa ketiga fungsi tersebut karena tidak efektif
dalam mencegah penyakit menular, seperti infeksi Virus Corona. Kekurangan dari
masker ini adalah agak sedikit longgar ketika digunakan, sehingga memungkinkan
partikel kecil atau udara masuk melalui sisi tepi masker. Masker bedah bisa didapatkan
dengan harga yang murah. Ditambah lagi, masker ini juga biasa dimanfaatkan untuk
penggunaan sehari-hari, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun saat pandemi
COVID-19 melanda saat ini membuat masker bedah menjadi barang langka dengan harga
yang tidak murah bagi masyarakat menengah ke bawah.

3. Masker N95
Masker N95 juga disarankan untuk mencegah penularan Virus Corona. Masker yang
cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air
liur saja, tapi juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus. Dibanding
masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas
untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan masker ini
tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang cukup. Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker
N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang
membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya
dalam jangka waktu yang agak lama.

Cara Penggunaan Masker yang Benar :

Masker bedah dan masker N95 dapat digunakan untuk mencegah paparan Virus
Corona. Namun, manfaat dari kedua masker ini hanya akan efektif jika digunakan dengan
benar.

Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar :

1. Pastikan kita telah mencuci tangan dengan benar.


2. Jika menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang berwarna hijau dan sisi
dalam yang berwarna putih.
3. Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian atas terlebih
dahulu, kemudian bagian bawahnya.
4. Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna. Pastikan pula
bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
5. Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada menyisakan lubang.
6. Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas masker.
7. Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan hingga bersih setelah menggunakan
masker.

Menggunakan masker untuk Virus Corona efektif untuk mencegah penularan.


Apapun jenis maskernya, termasuk masker kain. Selain itu, cuci tangan juga sama
pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan
atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum.
Berikut adalah beberapa cara melepas masker yang benar, termasuk saat makan atau
minum, adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melepas masker, cuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun dan air
mengalir atau cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%.
b. Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Sebab bagian tersebut
penuh dengan kuman yang menempel dari luar. Jadi, sebaiknya hanya sentuh bagian tali
atau karet pengaitnya.
c. Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua telinga.
Lepaskan masker dari telinga.
d. Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu lepaskan tali bagian
atas.
e. Kita bisa membuang masker ke tempat sampah atau meletakkan masker yang baru saja di
gunakan ke dalam tas kertas atau plastik ziplock khusus masker.

DAFTAR PUSTAKA

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Protokol Penanganan COVID-19 di


Area dan Transportasi Publik. Available at: https://covid19.go.id/p/protokol/protok
olpenanganan-covid-19-di-areadantransportasi-publik (Accessed: 21 August 2020)
Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
http://doi.org/10.1017/CBO978110741 5324.004
https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/32004_3318152006_6_Desa%20_20200915_060510.pdf
Covid-19 Coronaviruses Pandemic,” accessed April 3,2020,https://www.worldometers.info/
coronavirus
Wang Zhou, ed., Coronavirus Prevention Handbook (Wuhan: Hubei Science and Technology
Press, 2020)

LAPORAN HASIL PENYULUHAN

TENTANG PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR

TANGGAL 26 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

1. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan klien berkaitan dengan tempat dan waktu
akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di persiapkan
sebelum kegiatan dengan menggunakan leptop,infokus,absensi yang diisi oleh peserta
yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan sesudah kegiatan
penyuluhan.

2. PELAKSANAAN
1. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun ada
beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Kegiatan di mulai pada pukul 11.30 WIB
3. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang dampak yang ditimbulkan jika tidak
mencuci tangan dan manfaat daun sirih
4. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
a) Pengertian Masker
b) Tujuan pemakaian masker
c) Manfaat pemakaian masker
d) Dampak tidak memakai masker
e) Waktu pemakaian masker
f) Cara pemakaian masker yang benar
g) Cara melepaskan masker yang benar
5. Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi

3. EVALUASI
1. Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan 1 universitas fort de kock
bukittinggi
b. Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terhambat dikarenakan diawal
mempersiapkan media mengalami gangguan ( kabel LCD yang longgar )
c. Peserta hadir pukul 11.00 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadi pukul 11.10 wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).

2. Proses
Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama: Dedi
Pertanyaan : Apabila kita tidak memakai masker apa dampak pada diri kita?
Yang menjawab : Afri Yunika
1. Mudah terpapar oleh virus
2. Menyebarkan virus ke orang lain
3. Membawa virus ke tubuh

Pertanyaan kedua: Nama : Ilmi Fitria


Pertanyaan : Jelaskan cara melepas masker yang benar?
Yang menjawab: Afri Yunika
1. Sebelum melepas masker, cuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun dan air
mengalir atau cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%.
2. Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Sebab bagian tersebut
penuh dengan kuman yang menempel dari luar. Jadi, sebaiknya hanya sentuh bagian tali
atau karet pengaitnya.
3. Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua telinga.
Lepaskan masker dari telinga.
4. Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu lepaskan tali bagian
atas.
5. Kita bisa membuang masker ke tempat sampah atau meletakkan masker yang baru saja di
gunakan ke dalam tas kertas atau plastik ziplock khusus masker
b. Partisipasi aktif untuk bertanya 
c. Adanya diskusi
Hasil
a. Peserta yang hadir 6 orang
b. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang pemakaian masker
yang benar 80% (baik).

4. SUSUNAN PANITIA
Dosen Pembimbing : Ns.Lydia Mardison,S.Kep, M.Kep

Ketua Kelompok 1 : Haiki Tauhid

Moderator : Sisra Handayani

Penyaji: Afri Yunika

Observer : Novia

Fasilitator : Feby dan Indah dianatus sholeha, Haiki


Dokumentasi : Aidul Fitra

Team Semua Anggota Kelompok 1

5. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN


Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes)
6. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
Persiapan
a. Menentukan tujuan.
b. Menemukan Sasaran
c. Mempersiapkan Materi.
d. Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
e. Mempersiapkan infoscus, lembar absen, dan leaflet yang sesuai dengan topik
f. Menentukan waktu dan tempat

2. Pelaksanaan
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
d. Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang
mudah dimengerti
e. Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
f. Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
g. Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
h. Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
i. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
j. Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan
k. Sebelum mengakhiri penyuluhan pemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

3. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
a. Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
b. Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
c. Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
d. Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.

E. Dokumentasi
Gambar Saat Penyuluhan
GG
LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG KIAT-KIAT BERHENTI
MEROKOK TANGGAL 26 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI

1. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan klien berkaitan dengan tempat dan waktu
akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di persiapkan
sebelum kegiatan dengan menggunakan leptop,infokus,absensi yang diisi oleh peserta
yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan sesudah kegiatan
penyuluhan.

2. PELAKSANAAN
a. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun ada
beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
b. Kegiatan di mulai pada pukul 11.30 WIB
c. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang dampak yang ditimbulkan jika tidak
mencuci tangan dan manfaat daun sirih
d. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
1) Pengertian Rokok
2) Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3) Bahaya yang di timbulkan akibat merokok
4) Cara mengurangi efek jelek rokok
5) Alasan harus berhenti merokok
6) Penyuluhan berlangsung selama 24 menit yang disertai tanya jawab.
7) Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi sekaligus kesimpulan
8) Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi

3. EVALUASI
a. Struktur
1) Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan lantai 3 universitas fort de
kock bukittinggi
2) Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terhambat dikarenakan diawal
mempersiapkan media mengalami gangguan ( kabel LCD yang longgar )
3) Peserta hadir pukul 11.10 WIB
4) Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadi pukul 11.10 wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).

b. Proses
1) Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan
memperkenalkan nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama:Ilmi fitriani
Pertanyaan :kenapa rokok bisa menyebabkan stroke?
Yang menjawab : zulhayati rohmah
Karena di dalam nikotin terdapat zat karbonmonoksida yang dapat mengurangi
pasokan oksigen yang di bawa di aliran darah yang dapat menyebabkan stroke
Pertanyaan kedua: Nama : Elvi yanti
Pertanyaan : jelaskan menurut anda bagaimana cara berhenti merokok selain
penyuluhan?
Yang menjawab: zulhayati rohmah
Dengan cara tergantung niat dari seseorang yang ingin berhenti merokok, jika dia
ingin berhenti maka akan bisa untuk seseorang tersebut tidak merokok lagi, dan
berikan edukasi ke rumah-rumah tentang bahaya dan efek jelek rokok, serta
minta bantuan keluarga untuk memotivasi seseorang untuk berhenti merokok
Pertanyaan ketiga: Nama :Elvi yanti
Pertanyaan : kenapa rokok bisa merusak mata dan sampai katarak?
Yang menjawab : zulhayati rohmah
Karena asap rokot tadi mengandung zat adiktif yang dapat membentuk
molekul0molekul kecil sehingga masuk ke mata dan lama kelmaan bisa
menyebabkan katarak
Pertanyaan ke empat: Nama :ilmi fitriani
Pertanyaan : apakah nikotin termasuk kedalam kandungan narkoba?
Yang menjawab:zulhayati rohmah
Termasuk kandungan narkoba, akan tetapi kandungan didalam hanya sedikit
dengan dosis rendah, karena itu orang yang merokok memiliki candu terhadap
merokok.
2) Partisipasi aktif untuk bertanya 
3) Adanya diskusi

c. Hasil
1) Peserta yang hadir 6 orang
2) Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang kiat-kiat berhenti
merokok 80% (baik).

4. SUSUNAN PANITIA
a. Dosen Pembimbing : Ns.Lydia Mardison,S.Kep, M.Kep
b. Ketua Kelompok 1 : Haiki Tauhid
c. Moderator : Sisra Handayani
d. Penyaji: Zulhayati Rohmah
e. Observer : Almarinda
f. Fasilitator : Afri Yunika dan Indah dianatus sholeha, Novia ramazalni, febby try
manelsa
g. Dokumentasi : Aidul Fitra
h. Team Semua Anggota Kelompok 1
5. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN
Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes)

6. METODE PENYULUHAN
a. Ceramah
Persiapan
1) Menentukan tujuan.
2) Menemukan Sasaran
3) Mempersiapkan Materi.
4) Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
5) Mempersiapkan infoscus, lembar absen, dan leaflet yang sesuai dengan topik
6) Menentukan waktu dan tempat

b. Pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan penyuluhan
3) Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
4) Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti
5) Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
6) Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
7) Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
8) Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
9) Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
10) Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan
11) Sebelum mengakhiri penyuluhan pemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

c. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
1) Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
2) Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
3) Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
4) Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.

7. Dokumentasi
Gambar Saat Penyuluhan
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

DosenPembimbing :Ns.LydiaMardison,S.Kep, M.Kep

Oleh :

Indah Diana Tus Sholeha,S.Kep


(2014901018)

Program Studi Pendidikan dan Profesi Ners


Universitas Fort De Kock Bukittinggi
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Pokok bahasan :Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Sub pokok bahasan :PentingnyaKesehatandanKeselamatanKerja di Lingkungan
Sasaran : CS dan Tukan Kebun
Waktu : 11.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Universitas Fort De Kock

A. Latar Belakang
Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang
buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi  tersebut
mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih
sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal
kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu
disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat.                    

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis


sejak lama.  Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. 

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang
harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk
mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. 

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.


Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan
dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu
komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan
kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.

B. TujuanUmum :
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan/pendidikan kesehatan diharapkan sasarandapat
memahami tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

C. TujuanKhusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30menit, diharapkan sasarandapat
memahami tentang :
1. Pengertian K3
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
3. Penyebab Kecelakaan Kerja
4. Pengontrolan di Tempat Kerja
5. Alat Perlindungan Diri (APD)
6. Bahaya di Tempat Kerja
7. PencegahanBahaya di TempatKerja

D. Perencanaanpenyuluhan
1.Waktu :
Hari : Sabtu
Tanggal: 26 Juni 2021
Jam : 11.00 WIB s/d Selesai

2.Tempat : Universitas Fort De Kock


3.Sasaran : CS dan Tukang Kebun
4.Metode : Ceramah dan diskusi
5.Media : Leaflet dan Laptop

E. StrategiPelaksanaan :
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet dan Laptop

F. Sasaran

Peserta : CS dan Tukan Kebun


Jumlah : 11 Orang

Setting Tempat :

Keterangan :
: Peserta : Fasilitator&Observer
: Penyaji
: Moderator

Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok

Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator : Sisra Handayani

Tugas
 Membuka dan menutup acara penyuluhan
 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
 Penyaji : Indah Diana Tus Sholeha

Tugas :
 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Fasilitator : Almarinda, Haiki Tauhid, Afri Yunika, Feby Tri

Manelsa, Nindi Umroh, Zulhayati, Aidul.


Tugas :
 Memotivasi peserta untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta
 Observer : Novia Rama Zalni

Tugas :
 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan
Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. Pembukaan 5 Menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam -


b. Memperkenalkan diri, b. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
c. Menjelaskan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
d. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. Isi 20 Menit a. Menggali a. Menyebutkan hal-hal Leaflet
pengetahuan pekerja yang berhubungan dan
mengenai kesehatan dengan kesehatan Laptop
dan keselamatn kerja dan keselamatn kerja
(K3) (K3)
b. Menjelaskan b. Memperhatikan dan
pengertian K3 mendengarkan
c. Menjelaskan faktor- c. Memperhatikan dan
faktor yang mendengarkan
MempengaruhiMenje d. Memperhatikan dan
laskan penyebab mendengarkan
Kesehatan dan e. Memperhatikan dan
keselamatan kerja mendengarkan
d. Menjelaskan f. Memperhatikan dan
pengontrolan di mendengarkan
Tempat Kerja g. Memperhatikan dan
e. Menjelaskan Alat mendengarkan
Perlindungan Diri h. Memperhatikan dan
(APD) mendengarkan
f. Menjelaskan Bahaya i. Pekerja bertanya
di Tempat Kerja
g. Menjelaskan
Pencegahan Bahaya di
Tempat Kerja
h. Memberikan waktu
kepada pekerja untuk
bertanya.

3. Penutup 5 Menit a. Penyuluh melakukan a. Menjawab pertanyaan Leafleat


evaluasi yang diajukan
b. penyuluh b. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan c. Menerima dan
c. panitia menyerahkan menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a) Peserta menghadiri penyuluhan


b) Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c) Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan
d) Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e) Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
f) Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat.
2. Evaluasi proses

a) Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan


b) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c) Pelaksanaan sesuai rencana
d) Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
e) Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil

a) Peserta mampu membina hubungan saling percaya


b) Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
c) Peserta memahami mengenai:
1. Pengertian K3
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
3. PenyebabKecelakaanKerja
4. Pengontrolan di TempatKerja
5. AlatPerlindunganDiri (APD)
6. Bahaya di TempatKerja
7. PencegahanBahaya di TempatKerja

H. Materi
Terlampir

Lampiran Materi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

A. Pengertian K3
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga
kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada
lingkungan kerja. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya,baik fisikatau mental, maupun social,
dengan usaha usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh factor factor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit penyakit umum.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Faktor –factorygmempengaruhikesehatantenagakerja, antara lain:
1. Bebankerja: fisik, mental
2. Lingkungankerja : fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikologi
3. Kapasitaskerja : keterampilan, kesegaranjasmani, status kesehatan, usia,
Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menciptakan kesehatan
lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2. Maintenance and increasingkesehatantenagakerja.
3. Care, efficiency increasing, dan productivity balancetenagakerja.
4. Pemberantasankelelahantenagakerja
5. Meningkatkansemangatdalambekerja

C. MasalahKesehatandanKeselamatanKerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatanmerupakan
resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja,beban kerja dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga
komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajatkesehatan kerja yang optimal
dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bilaterdapat ketidak serasian dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja berupapenyakit ataupun kecelakaan akibat kerja
yang pada akhirnya akan menurunkanproduktivitas kerja.
1. KapasitasKerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya


belummemuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30–40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti initidak memungkinkan
bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitasyang optimal. Hal ini diperberat
lagi dengan kenyataan bahwa angkatankerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh
petugas kesehatan dan nonkesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga
untuk dalammelakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala
terutamamenyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
2.      Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknisberoperasi
8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanankesehatan pada laboratorium
menuntut adanya pola kerja bergilirdantugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-
ubah dapat menyebabkankelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada
bioritmik(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara
laintingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah,
yangberdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan.Beban
psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
3.      Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhikesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(OccupationalAccident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan
Kerja(Occupational Disease & Work Related Diseases).
D. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yangspesifik
atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri darisatu agen penyebab,
harus ada hubungan sebab akibat antara prosespenyakit dan hazard di tempat kerja.
Faktor Lingkungan kerja sangatberpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya
Penyakit AkibatKerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah
dankeracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktormanusia
juga (WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja(PAHK)
sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973),Penyakit Akibat
Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan penyebabmultifaktorial, dengan kemungkinan
besar berhubungan dengan pekerjaandan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja
tersebut memperberat,mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.
LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) TANGGAL 26 JUNI 2021
DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK

A. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan terlebih
dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan peserta berkaitan dengan tempat dan
waktu akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di
persiapkan sebelum kegiatan dengan menggunakan laptop,infokus pada saat
penyampaian materi,melakukan edukasi atau penyuluhan tentang K3 oleh peserta yang
mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan sesudah kegiatan penyuluhan.

B. PELAKSANAAN
1. Mengkonfirmasikembaliwaktupelaksanaan.
Penyajimenyampaikankontrakwaktu,tempatpelaksanaanpenyuluhandankontrakbahas
akepadapeserta. Namunadabeberapapesertaterlambatmengikutikegiatanpenyuluhan.
2. Kegiatandi mulaipadapukul 11.30 WIB
3. Penyajimenggalipengetahuanpesertatentangkesehatandankeselamatankerjadilingkung
an
4. Kegiatanpenyuluhandilakukandenganpenyampaiantentang:
a. Pengertiantentangkeselamatandankesehatankerja
b. Faktor-faktor yang mempengaruhikesehatantenagakerja
c. Faktorpenyebabkecelakaankerja
d. Alatpelindungdiri (APD)
e. Penyuluhanberlangsungselama 30menit yang disertaitanyajawab.
f. Penyuluhanditutup yang diawalidenganevaluasisekaliguskesimpulan
g. Peserta yang ikutadalahCs danTukangKebundikampusUniversitas Fort De
KockBukittinggi
C. EVALUASI
1. Struktur
a. Tempat pelaksaan kegiatantersedia di keperawatanlantai 1 Universitas Fort De
Kockbukittinggi
b. Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terlambat dikarenakan peserta datang
terlambat karena ada beberapa halangan
c. Pesertahadirpukul 11.25 WIB
d. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadipukul 11.30 Wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).
- Diawal penyuluhan  ada beberapa peserta (tukang kebun) yang terlambat
mengikuti kegiatan penyuluhan.

2. Proses
1) Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama:Dedi
Pertanyaan :bias dijelaskanfaktor yang mempengaruhikesehatankerja?
Yang menjawab :Indah
Faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja :
1. Bebankerja: fisik, mental.
2. Lingkungankerja :fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikologi.
3. Kapasitaskerja :keterampilan, kesegaranjasmani, status kesehatan, usia.
Pertanyaan kedua: Nama : Ilmi
Pertanyaan : tindakan yang
dilakukansaatmengalamikecelakaankerjapadasaatbekerja ?
Yang menjawab:Indah
Salah satunyaitutadi,memakai APD
lengkapsaatbekerjadanmemperhatikankeselamatandankesehatansaatbekerja.
2) Partisipasi aktif untuk bertanya 
3) Adanyadiskusi

3. Hasil
a. Peserta yang hadir 6 orang
b. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja 80% (baik).

D. SUSUNAN PANITIA
a. DosenPembimbing : Ns.LydiaMardison,S.Kep, M.Kep
b. KetuaKelompok 1 : HaikiTauhid
c. Moderator :SisraHandayani
d. Penyaji: Indah Diana TusSholeha
e. Observer : Noviarahmazalni
f. Fasilitator : Almarinda, Feby Tri Manelsa, AfriYunika, NindiUmroh, Zulhayati
g. Dokumentasi: AidulFitra
h. Team SemuaAnggotaKelompok 1

E. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN


Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes) atau edukasi keselamatan dan
kesehatan kerja.

F. METODE PENYULUHAN
a. Ceramah
Persiapan
1) Menentukantujuan.
2) MenemukanSasaran
3) MempersiapkanMateri.
4) Topik yang dikemukakanhanyasatumasalahsesuaidengankebutuhansasaran.
5) Menentukanwaktudantempat

b. Pelaksanaan
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan penyuluhan
3) Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
4) Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti
5) Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
6) Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
7) Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
8) Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
9) Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
10) Menjawabpertanyaan-pertanyaansasarandenganjelasdanmenyakinkan
11) Sebelum mengakhiri penyuluhan pemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

c. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
1) Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
2) Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
3) Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
4) Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.
G. Dokumentasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
EDUKASI KELOMPOK (LOW BACK PAIN)

OLEH

NAMA : Sisra Handayani


NIM : 2014201001

PROFESI NERS
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LOW BACK PAIN (LBP)

Topik               : Low Back Pain


Sasaran            : Cs, tukang kebun
Tempat            : Kampus Universitas FDK
Hari/Tanggal    : Senin, 28 juni 2021
Waktu             : 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang, hal ini menunjukan seringnya
gejala ini dijumpai pada sebagian besar  penderita. Sakit pinggang merupakan keluhan banyak
penderita yang berkunjung ke dokter. Yang dimaksud dengan istilah sakit pinggang bawah ialah
nyeri, pegal linu, ngilu, atau tidak enak didaerah lumbal berikut sacrum. Dalam bahasa inggris
disebut dengan istilah Low Back Pain (LBP).
Hal ini dapat terjadi karena para perkerja biasanya berkerja menggunakan kekuatan otot,
seperti mengangkat benda berat dan berdiri terlalu lama, sampai melakukan gerakan-gerakan
ekstrim yang rentan terhadap punggung bagian belakang.
Mengingat tingginya angka kejadian LBP,maka sangat penting bagi pekerja untuk
mengetahui bagaimana cara mencegahnya.
Untuk lebih mendalami tentang low back pain, sejenak perlu diketahui dahulu fungsi dari
tulang belakang. Tulang belakang merupakan daerah penyokong terbanyak dalam fungsi tubuh.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas yang merupakan satu kesatuan fungsi dan bekerja bersama-
sama melakukan tugas-tugas seperti:
1. Memperhatikan posisi tegak tubuh
2. Menyangga berat badan
3. Fungsi pergerakan tubuh
4. Pelindung jaringan tubuh
Pada saat berdiri, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyangga berat badan,
sedangkan pada saat jongkok atau memutar, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyokong
pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari tulang belakang inilah yang
seringkali menyebabkan masalah.
Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi pekerja untuk memahami
tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai penyakit LBP.

B. TUJUAN

a. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan individu dapat mengerti dan
memahami tentang penyakit LBP.

b. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang  Low Back Pain selama 2
x 30 menit, diharapkan peserta mampu memahami tentang:
1.         Penyakit Low Back Pain secara sederhana.
2.         Menjelaskan Klasifikasi Penyakit Low Back Pain.
3.         Menjelaskan faktor-faktor penyebab dari penyakit Low Back Pain.
4.         Menjelaskan faktor-faktor resiko penyakit Low Back Pain
5.         Memahami tanda dan gejala dari penyakit Low Back Pain.
6.         Memahami komplikasi yang terjadi pada penyakit Low Back Pain.
C. MATERI
Terlampir

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop
3. Kursi/tempat duduk
F. Setting Tempat :

Keterangan :
: Peserta : Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
G. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
 Moderator : Zulhayati Rohmah
Tugas

5) Membuka dan menutup acara penyuluhan


6) Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
7) Mengarahkan jalannya penyuluhan
8) Menyimpulkan hasil penyuluhan
 Penyaji : Sisra Handayani
Tugas

9) Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


10) Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
11) Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator : Haiki Tauhid


Tugas

12) Memotivasi peserta untuk bertanya


13) Menjawab pertanyaan peserta
 Observer : Almarinda
Tugas

14) Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


15) Mencatat jumlah peserta yang hadir
16) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
17) Menjawab pertanyaan peserta
18) Melaporkan hasil kegiatan

H. STRATEGI PELAKSANAAN
a      Persiapan         
 Koordinasi dengan individu untuk kesediaan waktu
 Mempelajari materi SAP
 Menyiapkan alat dan bahan

b. Penatalaksanaan          :

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Individu Waktu


.
1 Tahap Pembukaan 2 menit
 Penyaji membuka acara dan Menjawab salam dan
memberi salam. mendengarkan.
 Perkenalan. Mendengar
dan memperhatikan.
2 Tahap Apersepsi 4 menit
 Menanyakan Pengetahuan individu Memperhatikan dan
tentang penyakit LBP meliputi menjawab pertanyaan.
pengertian, penyebab, serta tanda
dan gejala.
3 Tahap Informasi 4 menit
 Memberikan informasi tentang Mendengar dan
topik yang disampaikan. memperhatikan.
 Menjelaskan tujuan penyuluhan. Mendengar dan
memperhatikan.
4 Tahap penyuluhan 15 menit
 Menjelaskan :
1)      Definisi dari penyakit LBP Mendengar dan
2)      Klasifikasi LBP memperhatikan.
3)      Faktor –faktor penyebab penyakit
LBP Bertanya, mendengar dan
4)  Faktor Resiko Penyakit LBP memperhatikan.
5)  Tanda dan gejala dari penyakit LBP
6)  Cara pencegahan terhadap penyakit
LBP
7) Cara perawatan dan pengobatan Mendengar
terhadap penyakit LBP dan memperhatikan.
 Memberikan kesempatan bertanya.
  
5 Tahap Penutup 15
  Penyaji mengevaluasi dengan
mempersilakan individu bertanya menerima dan bertanya
  Penyaji memberikan apresiasi
kepada individu
  Penyaji menutup acara dan Mendengar dan menjawab
mengucapkan salam. salam.
G. KRITERIA EVALUASI
a.   Evaluasi Struktur
 Anggota keluarga hadir dalam penyuluhan atau individi itu sendiri
 Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di lokasi kerja Kampus FDK
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
 Kesiapan materi yang jelas
b.      Evaluasi Proses
 Individu antusias terhadap materi penyuluhan
 individu tidak meninggalkan tempat penyuluhan
  individu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
 individu mengikuti kegiatan sampai selesai.
c.       Evaluasi Hasil
 individu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
 individu mampu menjawab pertanyaan dengan benar

LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN
LOW BACK PAIN

A. DEFINISI LOW BACK PAIN


Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta
(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2002). LBP atau nyeri
punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh
aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002).

B. KLASIFIKASI PENYAKIT LOW BACK PAIN


Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba
dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.
Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah
lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik

2. Chronic Low Back Pain


Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa
nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi
karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan
tumor.

C.      PENYEBAB LOW BACK PAIN


1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
2. Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
3. Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis
spinal, spondilitis,osteoartritis.
4. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
5. Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
6. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
7. Kegemukan. > menekan tulang dan mengakibatkan syaraf terjepit
8. Mengangkat beban dengan cara yang salah.
9. Keseleo.
10.Terlalu lama pada getaran.
11. Gaya berjalan.
12. Merokok. > osteoporosis
13. Duduk terlalu lama.
14. Kurang latihan (oleh raga).
15. Depresi /stress.
16. kelelahan

D. FAKTOR RESIKO NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)


1.      Umur ( 20 – 50 tahun ). > degeneratif fungsi tulang akibat bertambah usia
2.      Kurangnya latihan fisik.
3.      Postur yang kurang anatomis.
4.      Kegemukan.
5.      Scoliosis parah.
6.      HNP.
7.      Spondilitis.
8.      Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9.      Osteoporosis.
10.   Merokok. > osteoporosis tulang belakang

Faktor resiko dari lingkungan.


1.      Duduk terlalu lama.
2.      Terlalu lama pada getaran.
3.      Keseleo atau terpelintir.
4.      Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5.      Vibrasi yang lama.

Faktor resiko dari psikososial.


1.      Ketidak nyamanan kerja.
2.      Depresi.
3.      Stress.
4.    kelelahan > kurang tidur

E. TANDA DAN GEJALA


Tanda atau keluhan yang dialami :
  Perubahan dalam gaya berjalan
1.   Berjalan terasa kaku.
2.   Tidak bias memutar punggung.
3.   Pincang.
4.   Jalan diseret
5.   otot kaki lemah
6.   kesemutan/kram
7.   lumpuh

  Persyarafan
1.       Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang
tidak dirangsang.
2.       Tidak terkontrol Bab dan Bak.

 Nyeri
1.    Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2.    Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3.     Nyeri otot dalam.
4.     Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5.     Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6.     Nyeri pada pertengahan bokong.
7.     Nyeri berat pada kaki semakin meningkat
8.    Konsistensi nyeri yang berulang

F.  CARA PENCEGAHAN LOW BACK PAIN


1. Meningkatkan kekuatan otot perut dengan latihan penyiapan, yang terbaik adalah sit up
dengan lutut ditekuk.
2. Saat berlutut, hindari gerakan tubuh bagian atas untuk memutar tiba-tiba.
3. Hindari mengangkat beban berat
  Bila harus mengangkat beban, usahakan punggung lurus, jangan membungkuk tanpa
membengkokkan lutut.
  Kaki dan tangan terbuka, tekuk panggul dan lutut.
  Pegang erat-erat bawaan, dekatkan dengan badan, kencangkan otot perut
  Gunakan otot kaki, jangan otot punggung.
  Hindari mengangkat ba-rang diatas pinggang yang dapat menambah tekanan pada otot
punggung bela-kang dan ligament.
  Bila memutar gunakan kaki, bukan pinggang.
4. Sikap berdiri
  Berdiri secara tegak, dada diangkat, bahu relaks dan dagu lurus kedepan.
  Sikap berdiri stabil, seimbang, dan relaks bila pindah posisi ke duduk, berjalan atau
berdiri kembali.
  Tidak berdiri terlalu lama. Jika harus berdiri, pindahkan berat badan dari satu kaki ke
kaki yang lain.
  Hindari gerakan membungkuk dari posisi berdiri. Untuk melakukan stretching/pere-
gangan punggung bawah dilakukan dari posisi duduk atau tiduran.
  Untuk memungut sesuatu sebaiknya dengan menekuk lutut.
5. Sikap duduk
  Hindari duduk secara terus menerus lebih dari satu jam.
  Bila duduk sebaiknya ber-sandar dan secara begantian mengangkat satu kaki lebih
tinggi dari yang lain (pangkal kaki).

6. Tidur
  Hindari tidur diatas tempat tidur dengan kasur/busa/spring bed yang turun lebih dari
5cm bila anda tidur.
  Tidurlah miring dengan lutut ditekuk. Jangan tidur dengan kaki lurus dan jangan tidur
tengkurap. Kalau harus tidur terlentang, tekukkan lutut.
  Sebelum turun dari tempat tidur pada pagi hari, lakukan latihan punggung bawah
seperti menarik satu kaki dan dua kaki, baru berdiri dengan periahan.

LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANGEDUKASIKELOMPOKTENTANGNYERI


PUNGGUNG TANGGAL 28 JUNI 2021 UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
H. PERSIAPAN
Sebelum kegiatan dilakukan maka semua tempat dan peralatan dipersiapkan
terlebih dahulu. Kemudian mengadakan kontrak dengan klien berkaitan dengan tempat
dan waktu akan dilaksanakannya penyuluhan. Sedangkan materi penyuluhan sudah di
persiapkan sebelum kegiatan dengan menggunakan leptop,infokus,absensi yang diisi oleh
peserta yang mengikuti penyuluhan dan dileaflet yang akan di berikan sesudah kegiatan
penyuluhan.

I. PELAKSANAAN
5. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan. Penyaji menyampaikan kontrak
waktu,tempat pelaksanaan penyuluhan dan kontrak bahasa kepada peserta. Namun
ada beberapa peserta terlambat mengikuti kegiatan penyuluhan.
6. Kegiatan di mulai pada pukul 11.00 WIB
7. Penyaji menggali pengetahuan peserta tentang dampak nyeri punggung
8. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian tentang:
h. Pengertian Nyeri Punggung
i. Penyebab dari nyeri punggung
j. Cara mencegah nyeri punggung
k. Klasifikasi nyeri punggung
l. Penyuluhan berlangsung selama 24 menit yang disertai tanya jawab.
m. Penyuluhan ditutup yang diawali dengan evaluasi sekaligus kesimpulan
n. Peserta yang ikut adalah Cs dan Tukang Kebun dikampus universitas fort de kock
bukittinggi

J. EVALUASI
4. Struktur
e. Tempat pelaksaan kegiatan tersedia di keperawatan lantai 2 universitas fort de
kock bukittinggi
f. Media dan alat tersedia, Pelaksanaan sedikit terhambat dikarenakan diawal
mempersiapkan media mengalami gangguan ( kabel LCD yang longgar )
g. Peserta hadir pukul 11.10 WIB
h. Pelaksanaan berjalan tidak sesuai dengan rencana kegiatan
- Seharusnya penyuluhan dilaksanakan pukul 11.00 menjadi pukul 11.10 wib
dikarenakan ada beberapa peserta yang makan (ishoma).

5. Proses
4) Peserta menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dengan memperkenalkan
nama peserta yang akan bertanya
Pertanyaaan pertama: Nama:Watlis Anwar
Pertanyaan : Apa saja obat herbal untuk nyeri pungggung?
Yang menjawab : Sisra Handayani
Ambil sekitar 10 siung bawang putih dan seruas jahe. Lalu hancurkan hingga
teksturnya menjadi pasta. Oleskan di area yang sakit dan di tutupi dngan kain
bersih. Biarkan selama 30 menit lalu bilas dengan air suam suam kuku. Lakukan
sekali sehari hingga raa sakitnya mereda.
Pertanyaan kedua: Nama :Jefri Wororunto
Pertanyaan : Apa itu nyeri punggung akut?
Yang menjawab: Sisra Handayani
Akut low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba tiba
dan rentang waktunya hanya sebantar, antara beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Pertanyaan ketiga: Nama : Ernayulis
Pertanyaan : Bagaimana cara mencegah nyeri punggung ?
Yang menjawab : Sisra Handayani
Hindari gerakan tubuh bagian atas untuk memutar secara tiba tiba.
Hindari mengangkat beban berat
  Bila harus mengangkat beban, usahakan punggung lurus, jangan
membungkuk tanpa membengkokkan lutut.
  Kaki dan tangan terbuka, tekuk panggul dan lutut.
  Pegang erat-erat bawaan, dekatkan dengan badan, kencangkan otot perut
  Gunakan otot kaki, jangan otot punggung.
  Hindari mengangkat ba-rang diatas pinggang yang dapat menambah
tekanan pada otot punggung bela-kang dan ligament.
  Bila memutar gunakan kaki, bukan pinggang.

5) Partisipasi aktif untuk bertanya 


6) Adanya diskusi

6. Hasil
c. Peserta yang hadir 9 orang
d. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari hasil pre test dan post test
menggambarkan  bahwa keberhasilan penyuluhan tentang nyeri punggung 80%
(baik).

K. SUSUNAN PANITIA
i. Dosen Pembimbing : Ns.Lydia Mardison,S.Kep, M.Kep
j. Ketua Kelompok 1 : Haiki Tauhid
k. Moderator : Zulhayati Rohmah
l. Penyaji: Sisra Handayani
m. Observer : Almarinda
n. Fasilitator : Afri Yunika dan Indah dianatus sholeha, Novia rama zalni
o. Dokumentasi : febby try manelsa
p. Team Semua Anggota Kelompok 1

L. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYULUHAN KESEHATAN


Siklus komunitas yang dimulai pada tanggal 14 juni 2021 yang dilakukan di universitas
fort de kock dengan Mengkaji kebutuhan kesehatan klien dengan melakukan wawancara
kepada petugas kebersihan : CS dan tukang kebun,sopir dan kantin untuk menentukan
masalah kesehatan yang cenderung beresiko lalu memprioritaskan masalah yang terlebih
dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan (Promkes)

M. METODE PENYULUHAN
d. Ceramah
Persiapan
6) Menentukan tujuan.
7) Menemukan Sasaran
8) Mempersiapkan Materi.
9) Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
10) Mempersiapkan infoscus, lembar absen, dan leaflet yang sesuai dengan topik
11) Menentukan waktu dan tempat

e. Pelaksanaan
12) Memperkenalkan diri
13) Menjelaskan tujuan penyuluhan
14) Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dibahas
15) Menyampaikan materi penyuluhan dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah
dimengerti
16) Pandangan pemateri dalam menyampaikan materi merata keseluruh sasaran.
17) Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif
18) Demontrasi di ikuti oleh semua peserta secara bersamaan
19) Menggali pengetahuan peserta tentang yang disampaikan pemateri
20) Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya terhadap hal-hal yang
kurang jelas
21) Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran dengan jelas dan menyakinkan
22) Sebelum mengakhiri penyuluhan pemateri menyimpulkan hasil penyuluhan yang
disampaikannya

f. Penilaian
Penyuluhan dinilai berhasil karena:
5) Ada respons dari pendengar dengan banyaknya pertanyaan.
6) Adanya usulan dari sasaran untuk meneruskan kegiatan penyuluhan
7) Besarnya perhatian pendengar dari penyuluhan yang diberikan
8) Pemateri bertanya kepada pendengar tentang materi yang disampaikannya dan
pendengar dapat menjawab pertanyaan tersebut sekali tidak terhadap seluruh
pendengar.

N. Dokumentasi
Gambar Saat Penyuluhan
E. Evaluasi keperawatan

No Diagnosa keperawatan Evaluasi keperawatan


1 Perilaku kesehatan S:
cenderung beresiko  Kelompok tukang kebun mengatakan ingin mengurangi
jumlah rokok yang di konsumsi perharinya
 Kelompok tukang kebun mengatakan sudah memberi jeda
dari makan ke mengkonsumsi rokok dengan mengkonsumsi
makan permen antara jeda tersebut
O : Tukang kebun tampak masih merokok
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi keperawatan
1. Bimbingan antisipatif
2. Bimbingan system kesehatan
3. Konseling
2 Pemeliharan kesehatan S:
tidak  Kelompok CS dan tukang kebun mengatakan akan
menggunakan APD pada saat bekerja, minimal masker dan
sarung tangan
 Kelompok CS dan tukang kebun mengatakan tidak pernah
rekreasi bareng-bareng, tetapi sering berkumpul di gazebo
kampus untuk beristirahat bersama sambil bercerita dengan
mematuhi prokes kesehatan covid 19
O:
 Kelompok CS dan tukang kebun tampak menggunakan
masker dengan benar walau beberapa masih ada yang
menggunakan masker kain
 Tampak sebagian tukang kebun ada sudah yang
menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan
tanaman
 Genangan air sudah mulai berkurang
 Terdapat beberapa poster larangan merokok dan larangan
tidak membuang ludah sembarangan
 Tersedianya tempat sampah organic dan anorganik di dekat
gedung kebidanan
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi keperawatan
1. Edukasi pengurangan resiko
2. Edukasi keselamatan lingkungan
3. Pelibatan keluarga
4. Manajemen perilaku
5. Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai