Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN PENGETAHUAN

DAN PROSES PENCEGAHAN VIRUS COVID 19


DI WILAYAH JAKARTA TIMUR.

Dosen Pembimbing :
Resmiati, SKp, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok III
1. Hafidz Badrudin
2. Hendi Pratama
3. Brillianti Laras
4. Putri Aprilia W
5. Qorry Bunga A
6. Sheila Astriana

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN TUGU IBU JAKARTA


Jl. Batas II No. 54 Kelurahan Baru, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kode Pos 13780 Telp. 021-87703785

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia serta kualitas kehidupan dan meningkatkan usia harapan hidup, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, mempertinggi kesadaran akan pentingnya hidup
sehat.
Didalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditegaskan bahwa penyelenggaraan
kesehatan diatur oleh pemerintah dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan
masyarakat serta dilaksanakan melalui upaya peningkatan dan pencegahan yang dilakukan
secara terpadu dengan upaya penyembuhan dan pemulihan yang diperlukan (Depkes RI,
1989).
 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan merupakan suatu
proses dimana individu, keluarga dan lembaga kemasyarakatan termasuk swasta akan
mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga dan masyarakatnya menjadi
pelaku/perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat dibidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian.
Melihat fenomena masyarakat Indonesia saat ini khususnya dalam mengatasi virus
Covid-19 masih banyak masyarakat yang kurang pengetahuan dalam mencegah tertularnya
virus covid-19. Oleh sebab itu, penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaan
masyarakat melalui pelaksanaan praktik komunitas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dengan fokus kajian promosi
kesehatan terkait Covid-19.
2. Tujuan Khusus
1) Mengkaji status kesehatan masyarakat (kelompok khusus) secara primer bagaimana
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait Covid-19.
2) Menyusun satu diagnosa keperawatan komunitas di masyarakat (sesuai SDKI)
berdasarkan analisa data pengkajian.
3) Menyusun rencana keperawatan komunitas berdasarkan diagnosa yang telah
dirumuskan.
4) Melaksanakan implementasi keperawatan komunitas berupa penyuluhan kesehatan
melalui media online, terkait :
 Pengetahuan Covid-19.
 Perilaku hidup bersih dan sehat ditatanan keluarga.
 Menjaga physical distancing.
 Kebutuhan nutrisi dan istirahat dalam rangka meningkatkan imunitas.
 Manajemen stress.
 Kebutuhan aktivitas dan olah raga.
5) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan komunitas dengan melihat faktor pendukung
dan penghambat.
6) Mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas dari pengkajian sampai dengan
evaluasi sesuai format yang ditentukan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan
yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
Dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas yang dijadikan warga binaan adalah
masyarakat. Penerapan asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan di rumah masing-
masing. Asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu promosi kesehatan terkait Covid-19.
Asuhan keperawatan ini dilakukan melalui media online (zoom). Asuhan keperawatan
komunitas ini perlu dilakukan karena masih banyaknya warga yang kurang paham bagaimana
cara pencegahan terhadap Covid-19. Kegiatan penerapan asuhan keperawatan komunitas ini
dilakukan pada tanggal 23 April 2020.
D. Sistematika Penulisan
Bagian isi sistematika penulisan makalah ini terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
Bab II: Tinjauan teori terdiri dari konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
komunitas.
Bab III: Asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, analisa data, prioritas
masalah dan skoring, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi.
Bab IV: Pembahasan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Definisi Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013), komunitas adalah suatu kelompok sosial
yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013).Menurut WHO (1959), keperawatan
komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, dan yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a.Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general community )
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b.Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c.Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d.Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e.Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

Fungsi Keperawatan Komunitas :


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya di
bidang kesehatan.
3) Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4)      Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006).

3. Prinsip Keperawatan Komunitas


1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang  besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2009).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5) Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan  beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

4. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan.
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spritual.
2) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
3) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.Termasuk diantaranya adalah:
a.Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti :
- Ibu hamil
- Bayi baru lahir
- Balita
- Anak usia sekolah
- Usia lanjut
b.Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
- Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
- Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c.Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
- Wanita tuna susila
- Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
- Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
- Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: panti werdha, panti asuhan,
pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial), dam  penitipan balita.

5. Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan
secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar,
yaitu :

1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang berada pada lokasi atau
batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-nilai, keyakinan dan minat  yang  relatif  sama
serta adanya interaksi satu sama lain  untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien /
komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan  yang  dinamis  sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis,
psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui  pencegahan primer,
sekunder dan tersier(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

6. Tingkat Pencgahan Keperawatan Komunitas


Menurut Mubarak (2009), pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat
yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi
karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang
paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan
gizi bayi dan balita.
2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan
rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

7. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Menurut Efendi & Makhfudli (2009), dijelaskan strategi intervensi keperawatan komunitas
antara lain :
1) Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman
sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah 
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering
mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan
penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka
mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 
2) Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
3) Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani
dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja
sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah
kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, analisa dan
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
- Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi
dokumentasi sejarah komunitas tersebut.Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi
daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe
komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
- Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku,
bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.

- Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian,
angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
2) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain: dari
angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan
komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah
ini :
- Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
- Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
- Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
1) ISPA
2) Penyakit asma
3) TBC paru
4) Penyakit kulit
5) Penyakit mata
6) Penyakit rheumatic
7) Penyakit jantung
8) Penyakit gangguan jiwa
9) Kelumpuhan
10) Penyakit menahun lainnya
- Riwayat penyakit keluarga
- Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
- Status psikososial
- Status pertumbuhan dan perkembangan
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
- Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,
pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
3) Data lingkungan fisik
- Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilion
3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
5) Dinding : tembok, kayu, bambu
6) Lantai : semen, keramik, tanah
7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
8) Pencahayaan : kurang, baik
9) Penerangan : kurang, baik
10) Kebersihan : kurang, baik
11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
- Sanitasi
1) Penyediaan air bersih (MCK)
2) Penyediaan air minum
3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana
jarak dengan sumber air
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya
6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
- Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
- Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
- Kondisi geografis
- Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
 Jumlah kunjungan
 Sistem rujukan
2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
 Lokasi
 Kepemilikan
 Kecukupan
3) Ekonomi
 Jenis pekerjaan
 Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
 Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
 Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
4) Keamanan dan transportasi
 Keamanan : system keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran,
penanggulangan bencana, penanggulangan polusi, udara dan air tanah
 Transportasi : kondisi jalan,jenis transportasi yang dimiliki, sarana transportasi yang
ada
5) Politik dan pemerintahan
 Sistem pengorganisasian
 Struktur organisasi
 Kelompok organisasi dalam komunitas
 Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6) Sistem komunikasi
 Sarana umum komunikasi
 Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
 Cara penyebaran informasi
7) Pendidikan
 Tingkat pendidikan komunitas
 Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) : jenis pendidikan yang
diadakan di komunitas dan sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
 Jenis bahasa yang digunakan
8) Rekreasi
 Kebiasaan rekreasi
 Fasilitas tempat rekreasi

a. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
b. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan
masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan
riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas


Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat
tersebut.Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah
keperawatan.Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan diagnosis
keperawatan komunitas menurut The American Public Health Association (1999),
menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor dalam memperioritaskan masalahyaitu:
1) Luasnya perhatian masyarakat
2) Sumber-sumber yang dapat digunakan untukmengatasi masalah (dana, tenaga, waktu,
alat danpenyaluran)
3) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
4) Kebutuhan pendidikan khusus
5) Penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu melibatkan masyarakat
atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat.Masyarakat atau komunitas
akan memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan
komunitas.
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
No Masalah A B C D E F G H I J K L
Kesehatan

Keterangan Huruf:
A : Risiko terjadi
B : Risiko parah
C : Potensial untuk Penkes
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F : Sesuai program pemerintah
G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas
K : Sumber daya manusia
Keterangan angka:

1=Sangat rendah
2= Rendah
3= Cukup
4= Tinggi
5=Sangat tinggi

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Proses didalam
tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,
menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai
berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan

4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1) Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman
dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan
(Mubarak, 2009).
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan
pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak,
2009).
4) Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
5) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak
dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam
melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).
Metode Implementasi :
1) Membantu kebutuhan dasar masyarakat
2) Konseling
3) Penyuluhan
4) Care giver
5) FGD/ Peer Group
6) Pelatihan skill ilmu keperawatan
7) Kaderisasi
Pedoman Implementasi :
1) Berdasarkan respon masyarakat
2) Berdasarkan ilmu keperawatan
3) Memahami dengan jelas rencana tindakan yangtelah disusun
4) Meningkatkan peran serta masyarakat untukmerawat diri sendiri (self care)
5) Fokus pada upaya promotif dan preventif
6) Bersifat holistic
7) Bekerjasama dengan profesi lain

5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).Menurut Nasrul (1998) kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian yaitu :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas .
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Grafik pengkajian

Umur Kepala Keluarga Pendidikan Kepala Keluarga

17%

33%

67%

83%

Dewasa Lansia SD SMP SMA

Pekerjaan Kepala Keluarga Penghasilan Kepala Keluarga

17%

17%
Karyawan
Polri/TNI
Petani 50%
17% 50% Wiraswasta

33%
17%

1.500.000 - 2.500.000 3.000.000 - 3.500.000 4.000.000 - 5.000.000

Agama Kepala Keluarga

100%

Islam Kristen
Jenis Kelamin Umur
Sekolah Remaja Dewasa Awal
Dewasa Akhir Usia Pertengahan Lansia

4%4%

Laki-laki 26%
Perempuan 30%
44%
56%

11%
26%

Pendidikan Pekerjaan
4%
19% 7% 4%
19% 4%
4% 15%

7%
19%
19%

48%

33%

SD SMP SMA Wiraswasta Karyawan Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa


Diploma III/IV Belum tamat sekolah Belum/tidak sekolah Tidak bekerja Polri/TNI Petani
Tabel 1. Tabel 2.
Jenis Pengetahuan Corona Virus Media Informasi Corona Virus
100%
80%
60%
33% 40%
20%
0%

si
vi
Tele

t
n

ka
a
hat

ara
67%

asy
e
Kes

oh M
ah)

s
uga
ajal

Tok
Pet
n/M
)
ram

ora
k (K
tag
, Ins

a
Cet
ook

dia
ceb

Me
, Fa
WAl(
ocia
ia S
Pengetahuan Baik Pengetahuan Kurang

Tabel 3. Med Tabel 4.


Apakah keluarga tetap tinggal dirumah selama wabah Covid Keluarga sering mencuci tangan menggunakan sabun terutama
setelah keluar rumah
19

17%

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 83%
10%
0%
YA TIDAK YA TIDAK

Tabel 5. Tabel 6.
Keluarga pernah menghadiri seminar, arisan atau kerumunan orang Keluarga menggunakan masker jika sakit atau berada ditempat
banyak? umum?

17% 17%

83% 83%

YA TIDAK YA TIDAK
Tabel 8.
Tabel 7. Keluarga menutup hidung menggunakan lengan atas jika batuk
Keluarga menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut jika atau bersin
berada ditempat umum

TIDAK
33%

YA
67%

100%

YA TIDAK

Tabel 9. Tabe l 10.


Keluarga menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain jika Apakah keluarga langsung mandi dan mengganti pakaian
ditempat umum setelah keluar rumah/ dari tempat umum yang ramai orang

YA YA
100% 100%

Tabel 11. Tabel 12.


Apakah keluarga memiliki binatang peliharaan didalam Melakukan aktifitas fisik selama 30 menit, 3-5 kali
rumah seminggu?

YA; 17% TIDAK; 17%

TIDAK; 83%
YA; 83%
Tabel 13. Tabel 14.
Berjemur di pagi hari selama 5-15 menit? Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein nabati dan
hewani?

YA
100% YA; 100%

Tabel 15.
Tabel 16.
Anggota keluarga yang menderita penyakit kronis/ tidak menular Jika ada anggota kelUArga yang mengalami gejala seperti corona virus,
akan dibawa periksa ke mana?

Hipertensi/darah tinggi
100% Pelayanan Kesehatan;
100%

tabel 17 tabel 18.


Ve nti lasi rumah de ngan je nde la atau lubang angina yang Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
cukup?

YA
ADA; 100% 100%
Berdasarkan hasil angket kepada masyarakat didapatkan data kepala keluarga. Umur
kepala keluarga meliputi lansia 17% dan dewasa 83%. Pendidikan kepala keluarga yaitu
SD 33%, SMP 0%, dan SMA 67%. Pekerjaan kepala keluarga meliputi Polri/TNI 16%,
petani 17%, karyawan 50% dan wiraswasta 17%. Penghasilan kepala keluarga
Rp1.500.000-2.500.000 dengan presentasi 17%, Rp3.000.000-3.500.000 dengan
presentasi 33% dan Rp.4.000.000-5.000.000 dengan presentasi 50%. Agama kepala
keluarga adalah islam 100%.

Berdasarkan hasil angket kepada masyarakat didapatkan data penduduk (anggota


keluarga). Jenis kelamin sebanyak 44% perempuan dan 56% laki-laki. Umur masyarakat
berkisar 4% lansia, 4% sekolah, 11% dewasa akhir, 26% remaja, 26% dewasa awal, dan
29% usia pertengahan. Pendidikan masyarakat yaitu 4% belum/tidak sekolah, 7%
diploma III/IV, 18% SD, 19% belum tamat sekolah, 19% SMP, dan 33% SMA.
Pekerjaan masyarakat 4% wiraswasta, 4% tidak bekerja, 4% TNI/Polri, 7% petani, 15%
karyawan, 18% ibu rumah tangga, dan 48% pelajar/mahasiswa.

Berdasarkan hasil angket, jenis pengetahuan masyarakat yaitu pengetahuan baik


sebanyak 67% dan pengetahuan kurang sebanyak 33%. 50% masyarakat mendapatkan
informasi mengenai corona virus melalui social media seperti facebook, whatsapp, dan
instagram, dan 50% masyarakat mendapatkan informasi mengenai corona virus melalui
televisi. 100% masyarakat tetap tinggal di rumah selama wabah covid-19. 83%
masyarakat selalu mencuci tangan menggunakan sabun terutama setelah keluar rumah
dan 17% masyarakat tidak mencuci tangan menggunakan sabun terutama setelah keluar
rumah. 100% masyarakat menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut jika berada
di temat umum. 100% masyarakat menjaga jarak 1,5 meter dengan orang lain jika berada
di tempat umum.

17% masyarakat pernah menghindari seminar, arisan, dan kerumunan orang banyak dan
83% masyarakat tidak pernah menghindari seminar, arisan, dan kerumunan orang
banyak. 83% masyarakat menggunakan masker jika sakit atau berada ke tempat umum
dan 17% masyarakat tidak menggunakan masker jika sakit atau berada ke tempat umum.
83% masyarakat tidak memiliki binatang peliharaan di rumah dan 17% masyarakat
memiliki binatang peliharaan di rumah. 100% masyarakat langsung mandi dan
mengganti pakaian dari tempat umum yang ramai orang. Terdapat 2 masyarakat
menderita penyakit hipertensi, 100% masyarakat berjemur di pagi hari selama 10-15
menit. 67% masyarakat menutup hidung menggunakan lengan atas jika batuk atau
bersin, 33% masyarakat tidak menutup hidung menggunakan lengan atas jika batuk atau
bersin.

100% masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengandung protein nabati dan


hewani. 100% rumah masyarakat dapat dimasuki cahaya pada siang hari. 83%
masyarakat melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sebanyak 3-5 kali perminggu,
17% masyarakat tidak melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sebanyak 3-5 kali
perminggu. 100% keluarga di rumah terdapat ventilasi dengan jendela atau lubang yang
cukup. 100% keluarga membawa ke pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang
mengalami gejala seperti corona virus.

3.2 Data Fokus


 33% masyarakat mengalami pengetahuan kurang
 17% masyarakat tidak mencuci tangan menggunakan sabun terutama setelah keluar
rumah
 17% masyarakat pernah menghadiri seminar, arisan atau kerumunan orang banyak.
 17% masyarakat tidak menggunakan masker jika sakit atau berada ditempat umum.
 33% masyarakat tidak menutup hidung menggunakan lengan atas jika batuk atau
bersin.
 17% masyarakat memiliki binatang peliharaan didalam rumah
 17% masyarakat tidak melakukan aktifitas fisik selama 30 menit, 3-5 kali seminggu.
 Terdapat 2 masyarakat yang mengalami penyakit hipertensi/darah tinggi.
 Masyarakat mengatakan bahwa covid 19 sudah di prediksi pemerintah bahwa untuk
seseorang yang sudah mempunyai penyakit penyerta akan lebih rentan terkena covid
19 dan penyembuhannya lebih sulit dibandingkan dengan orang sehat yang terkena
covid 19.
 Beberapa masyarakat mengatakan untuk mencegah terjadinya covid 19 dihimbau
untuk selalu meningkatkan kebersihan dll.
 Terdapat masyarakat yang mengatakan sudah dilakukannya program dari pemerintah
salah satunya yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada suatu wilayah
yang berada di zona merah

3.3 Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1  33% masyarakat Defisit Kurang terpapar informasi
mengalami pengetahuan pada dimanifestasikan oleh 33%
pengetahuan kurang masyarakat dalam masyarakat mengalami
 17% masyarakat tidak kurang terpaparnya pengetahuan kurang, 17%
mencuci tangan informasi yang masyarakat tidak mencuci tangan
menggunakan sabun berkaitan tentang menggunakan sabun terutama
terutama setelah keluar pengetahuan dan setelah keluar rumah, 17%
rumah proses pencegahan masyarakat pernah menghadiri
 17% masyarakat virus covid 19 di seminar, arisan atau kerumunan
pernah menghadiri wilayah Jakarta orang banyak, 17% masyarakat
seminar, arisan atau Timur. tidak menggunakan masker jika
kerumunan orang sakit atau berada ditempat umum.
banyak. 33% masyarakat tidak menutup

 17% masyarakat tidak hidung menggunakan lengan atas

menggunakan masker jika batuk atau bersin, 17%

jika sakit atau berada masyarakat memiliki binatang

ditempat umum. peliharaan didalam rumah, 17%

 33% masyarakat tidak masyarakat tidak melakukan

menutup hidung aktifitas fisik selama 30 menit, 3-

menggunakan lengan 5 kali seminggu.

atas jika batuk atau


bersin.
 17% masyarakat
memiliki binatang
peliharaan didalam
rumah
 17% masyarakat tidak
melakukan aktifitas
fisik selama 30 menit,
3-5 kali seminggu.
2  Terdapat 2 masyarakat Kesiapan Wabah pandemi virus covid 19
yang mengalami peningkatan koping dimanifestasikan oleh Terdapat 2
penyakit komunitas agar masyarakat yang mengalami
hipertensi/darah tinggi. meningkatkan penyakit hipertensi/darah tinggi,
 17% masyarakat penatalaksanaan 17% masyarakat berumur lansia,
berumur lansia masalah saat ini di 83% masyarakat berumur
 83% masyarakat wilayah Jakarta dewasa, Masyarakat mengatakan
berumur dewasa Timur bahwa covid 19 sudah di prediksi

 Masyarakat pemerintah bahwa untuk

mengatakan bahwa seseorang yang sudah

covid 19 sudah di mempunyai penyakit penyerta

prediksi pemerintah akan lebih rentan terkena covid

bahwa untuk seseorang 19 dan penyembuhannya lebih

yang sudah mempunyai sulit dibandingkan dengan orang

penyakit penyerta akan sehat yang terkena covid 19,

lebih rentan terkena Beberapa masyarakat

covid 19 dan mengatakan untuk mencegah

penyembuhannya lebih terjadinya covid 19 dihimbau

sulit dibandingkan untuk selalu meningkatkan

dengan orang sehat kebersihan dll, Terdapat

yang terkena covid 19. masyarakat yang mengatakan

 Beberapa masyarakat sudah dilakukannya program dari

mengatakan untuk pemerintah salah satunya yaitu

mencegah terjadinya PSBB (Pembatasan Sosial

covid 19 dihimbau Berskala Besar) pada suatu

untuk selalu wilayah yang berada di zona

meningkatkan merah

kebersihan dll.
 Terdapat masyarakat
yang mengatakan
sudah dilakukannya
program dari
pemerintah salah
satunya yaitu PSBB
(Pembatasan Sosial
Berskala Besar) pada
suatu wilayah yang
berada di zona merah

3.4 Prioritas Masalah dan Skoring

N
Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K Total
o
.
1 Defisit pengetahuan pada 5 5 5 5 4 5 3 3 1 5 5 48
. masyarakat dalam kurang
terpaparnya informasi yang
berkaitan tentang pengetahuan dan
proses pencegahan virus covid 19 di
wilayah Jakarta Timur berhubungan
dengan Kurang terpapar informasi
dimanifestasikan oleh 33%
masyarakat mengalami pengetahuan
kurang, 17% masyarakat tidak
mencuci tangan menggunakan
sabun terutama setelah keluar
rumah, 17% masyarakat pernah
menghadiri seminar, arisan atau
kerumunan orang banyak, 17%
masyarakat tidak menggunakan
masker jika sakit atau berada
ditempat umum. 33% masyarakat
tidak menutup hidung menggunakan
lengan atas jika batuk atau bersin,
17% masyarakat memiliki binatang
peliharaan didalam rumah, 17%
masyarakat tidak melakukan
aktifitas fisik selama 30 menit, 3-5
kali seminggu.
2 Kesiapan peningkatan koping 4 4 5 4 3 5 3 3 3 5 5 44
. komunitas agar meningkatkan
penatalaksanaan masalah saat ini di
wilayah Jakarta Timur berhubungan
dengan Wabah pandemi virus covid
19 dimanifestasikan oleh Terdapat 2
masyarakat yang mengalami
penyakit hipertensi/darah tinggi,
17% masyarakat berumur lansia,
83% masyarakat berumur dewasa,
Masyarakat mengatakan bahwa
covid 19 sudah di prediksi
pemerintah bahwa untuk seseorang
yang sudah mempunyai penyakit
penyerta akan lebih rentan terkena
covid 19 dan penyembuhannya
lebih sulit dibandingkan dengan
orang sehat yang terkena covid 19,
Beberapa masyarakat mengatakan
untuk mencegah terjadinya covid 19
dihimbau untuk selalu
meningkatkan kebersihan dll,
Terdapat masyarakat yang
mengatakan sudah dilakukannya
program dari pemerintah salah
satunya yaitu PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) pada suatu
wilayah yang berada di zona merah.
Keterangan :

A : ResikoTerjadi F : Sesuai dengan program Pemerintah

B : Resiko Keparahan G. Tempat

C : Potensial untuk Pendkes H. Waktu

D : Minat Masyarakat I. Dana

E : Kemungkinan diatasi J. Fasilitas Kesehatan

K. Sumber daya

3.5 Diagnosa keperawatan


Berdasarkan hasil angket yang telah disebar ke masyarakat dari kelompok 3 komunitas Akper
Yaspen Jakarta, maka ditemukan data fokus yang kemudian kelompok kumpulkan dalam
analisa data. Dari hasil analisa data maka kelompok menemukan 2 diagnosa keperawatan
komunitas berdasarkan buku SDKI yaitu Dx 1: Defisit pengetahuan pada masyarakat dalam
kurang terpaparnya informasi yang berkaitan tentang pengetahuan dan proses pencegahan
virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur. Dx 2: Kesiapan peningkatan koping komunitas agar
meningkatkan penatalaksanaan masalah saat ini di wilayah Jakarta Timur berhubungan
dengan Wabah pandemi virus covid 19.

Setelah menemukan 2 diagnosa diatas, maka kelompok melakukan skoring dan penentuan
prioritas masalah. Berdasarkan hasil skoring maka prioritas masalah yang didapatkan adalah
Defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang berkaitan
tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur.
Kemudian kelompok berfokus pada satu diagnosa prioritas maka di tentukan intervensi
keperawatan sebagai berikut:

Diagnosa keperawatan : Defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya


informasi yang berkaitan tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di
wilayah Jakarta Timur.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas diharapkan klien mampu
menunjukan:
1. Masyarakat memahami tentang penyakit Covid 19
2. Masyarakat mengetahui cara pencegahan dan penularan covid 19
3. Masyarakat mampu mengaplikasikan cara-cara pencegahan dan penularan covid 19
Rencana tindakan:
1. Berikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang pencegahan covid 19 dengan cara
dirumah aja.
2. Penyuluhan pentingnya penggunaan masker jika harus keluar rumah.
3. Penyuluhan pentingnya cuci tangan dengan sabun/ handrub setelah bepergian untuk
pencegahan penularan covid-19 beserta cara cuci tangan yang baik dan benar.
4. Penyuluhan pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin dan berjemur
selama 15-20 menit untuk mencegah penularan covid 19.
5. Penyuluhan tentang budaya hidup sehat seperti berhenti merokok dan menjaga kebersihan.
6. Penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit bila muncul gejala
seperti (demam, bauk, dan sesak napas) yang memberat.
7. Mengevaluasi ulang pengetahuan warga tentang covid-19 dan cara pencegahan.

3.6 Implementasi Keperawatan


Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: memberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang pencegahan
covid 19 dengan cara dirumah aja.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya penggunaan masker jika harus keluar
rumah.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya cuci tangan dengan sabun/ handrub
setelah bepergian untuk pencegahan penularan covid-19 beserta cara cuci tangan yang baik
dan benar.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh
sebaik mungkin dan berjemur 15-20 menit untuk mencegah penularan covid 19.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan tentang budaya hidup sehat seperti berhenti
merokok dan menjaga kebersihan.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: Penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit
bila muncul gejala seperti (demam, bauk, dan sesak napas) yang memberat.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: Mengevaluasi ulang pengetahuan warga tentang covid-19 dan cara
pencegahan.

3.7 Evaluasi Keperawatan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan (Implementasi), kelompok melakukan
evaluasi. Dilakukan evaluasi keperawatan pada hari Kamis, tanggal 16 April 2020 dengan
hasil S: beberapa masyarakat mengatakan sudah mengerti tentang cara pencegahan Covid-
19, dan ada beberapa warga yang menanyakan tentang antibiotik untuk pencegahan virus
corona dan perbedaan masker kain dan masker bedah guna untuk mencegah covid 19. O:
masyarakat tampak bisa memahami dan sudah menerapkan sesuai dengan anjuran pemerintah
untuk tetap di rumah saja, sudah menerapkan menggunakan masker jika harus keluar rumah,
melakukan cuci tangan dengan sabun/ handrub setelah bepergian Ada juga beberapa
masyarakat yang belum melakukan budaya hidup sehat seperti berhenti merokok A: Tujuan
tercapai, masalah teratasi. P: intervensi dilanjutkan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian kepada masyarakat didapatkan analisa data sebagai berikut
33% masyarakat mengalami pengetahuan kurang, 17% masyarakat tidak mencuci tangan
menggunakan sabun terutama setelah keluar rumah, 17% masyarakat pernah menghadiri
seminar, arisan atau kerumunan orang banyak, 17% masyarakat tidak menggunakan masker
jika sakit atau berada ditempat umum, 33% masyarakat tidak menutup hidung menggunakan
lengan atas jika batuk atau bersin, 17% masyarakat memiliki binatang peliharaan didalam
rumah, 17% masyarakat tidak melakukan aktifitas fisik selama 30 menit, 3-5 kali seminggu,
Terdapat 2 masyarakat yang mengalami penyakit hipertensi/darah tinggi, Masyarakat
mengatakan bahwa covid 19 sudah di prediksi pemerintah bahwa untuk seseorang yang sudah
mempunyai penyakit penyerta akan lebih rentan terkena covid 19 dan penyembuhannya lebih
sulit dibandingkan dengan orang sehat yang terkena covid 19, Beberapa masyarakat
mengatakan untuk mencegah terjadinya covid 19 dihimbau untuk selalu meningkatkan
kebersihan dll, Terdapat masyarakat yang mengatakan sudah dilakukannya program dari
pemerintah salah satunya yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada suatu
wilayah yang berada di zona merah

Masyarakat mengatakan mengalami kesulitan berkomunikasi saat terjadinya wabah covid-19


karena komunikasi hanya dilakukan melalui telepon dan mengandalkan sinyal telepon yang
tidak stabil, masyarakat mengatakan tetap tinggal didalam rumah selama terjadinya wabah
covid-19 kecuali bila ada keperluan mendesak seperti membeli makanan pokok/berobat,
masyarakat mengatakan menghindari perkumpulan seperti seminar atau arisan selama
terjadinya wabah covid-19.

4.2 Prioritas Masalah dan Scoring


Dari hasil rekap data angket yang disebar maka ditentukannya diagnosa keperawatan, dx 1 :
defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang berkaitan
tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur dengan
jumlah skore 48. Dx 2: Kesiapan peningkatan koping komunitas agar meningkatkan
penatalaksanaan masalah saat ini di wilayah Jakarta Timur berhubungan dengan Wabah
pandemi virus covid 19 dengan jumlah skore 44.

4.3 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan hasil angket yang telah disebar kepada 6 keluarga dari kelompok 3 komunitas
Akper Yaspen Jakarta, maka ditemukanlah data fokus yang kemudian kelompok kumpulkan
dalam analisa data. Dari hasil analisa data maka kelompok menemukan 2 diagnosa
keperawatan komunitas berdasarkan buku SDKI yaitu dx 1 : defisit pengetahuan pada
masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang berkaitan tentang pengetahuan dan
proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi dan dx 2: kesiapan peningkatan koping komunitas agar meningkatkan
penatalaksanaan masalah saat ini di wilayah Jakarta Timur berhubungan dengan Wabah
pandemi virus covid 19.

Setelah menemukan 2 diagnosa diatas, maka kelompok melakukan skoring dan penentuan
prioritas masalah. Berdasarkan hasil skoring maka prioritas masalah yang didapatkan adalah
defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang berkaitan
tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

4.4 Intervensi Keperawatan


Berdasarkan hasil skoring maka prioritas masalah yang didapatkan adalah defisit
pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang berkaitan tentang
pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta Timur berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi. Kemudian kelompok berfokus pada satu diagnosa
prioritas maka di tentukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa keperawatan : 1. Defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya
informasi yang berkaitan tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di
wilayah Jakarta Timur.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas diharapkan klien mampu
menunjukan:
1. Masyarakat memahami tentang penyakit Covid 19
2. Masyarakat mengetahui cara pencegahan dan penularan covid 19
3. Masyarakat mampu mengaplikasikan cara-cara pencegahan dan penularan covid 19
Rencana tindakan:
1. Berikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang pencegahan covid 19 dengan cara
dirumah aja.
2. Penyuluhan pentingnya penggunaan masker jika harus keluar rumah.
3. Penyuluhan pentingnya cuci tangan dengan sabun/ handrub setelah bepergian untuk
pencegahan penularan covid-19 beserta cara cuci tangan yang baik dan benar.
4. Penyuluhan pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin dan berjemur
selama 15-20 menit untuk mencegah penularan covid 19.
5. Penyuluhan tentang budaya hidup sehat seperti berhenti merokok dan menjaga kebersihan.
6. Penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit bila muncul gejala
seperti (demam, bauk, dan sesak napas) yang memberat.
7. Mengevaluasi ulang pengetahuan warga tentang covid-19 dan cara pencegahan.

4.5 Implementasi Keperawatan


Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: memberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang pencegahan
covid 19 dengan cara dirumah aja.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya penggunaan masker jika harus keluar
rumah.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya cuci tangan dengan sabun/ handrub
setelah bepergian untuk pencegahan penularan covid-19 beserta cara cuci tangan yang baik
dan benar.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh
sebaik mungkin dan berjemur 15-20 menit untuk mencegah penularan covid 19.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: melakukan penyuluhan tentang budaya hidup sehat seperti berhenti
merokok dan menjaga kebersihan.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: Penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit
bila muncul gejala seperti (demam, bauk, dan sesak napas) yang memberat.
Pada hari Kamis, tanggal 16 April untuk diagnosa prioritas dilakukan tindakan
keperawatan yaitu: Mengevaluasi ulang pengetahuan warga tentang covid-19 dan cara
pencegahan.

4.6 Evaluasi Keperawatan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan (Implementasi), kelompok melakukan
evaluasi. Dilakukan evaluasi keperawatan pada hari Kamis, tanggal 16 April 2020 dengan
hasil S: beberapa masyarakat mengatakan sudah mengerti tentang cara pencegahan Covid-
19, dan ada beberapa warga yang menanyakan tentang antibiotik untuk pencegahan virus
corona dan perbedaan masker kain dan masker bedah guna untuk mencegah covid 19. O:
masyarakat tampak bisa memahami dan sudah menerapkan sesuai dengan anjuran pemerintah
untuk tetap di rumah saja, sudah menerapkan menggunakan masker jika harus keluar rumah,
melakukan cuci tangan dengan sabun/ handrub setelah bepergian Ada juga beberapa
masyarakat yang belum melakukan budaya hidup sehat seperti berhenti merokok A: Tujuan
tercapai, masalah teratasi. P: intervensi dilanjutkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Setelah di lakukan pelayanan keperawatan komunitas pada kelompok khusus dari tanggal
13 April 2020 sampai dengan 29 April 2020 maka dapat di simpulkan bahwa hasil
pengkajian yang di dukung dari kelengkapan data setiap masyarakat, sikap masyarakat
yang koperatif dan ramah dapat memudahkan kelompok dalam melakukan pengkajian.
Dalam menetapkan prioritas masalah, kelompok ingin mengatasi masalah pada setiap
masyarakat berdasarkan hirarki maslow.

Diagnosa yang di dapat dari hasil pengkajian terdapat beberapa diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
a. Defisit pengetahuan pada masyarakat dalam kurang terpaparnya informasi yang
berkaitan tentang pengetahuan dan proses pencegahan virus covid 19 di wilayah Jakarta
Timur.
b. Kesiapan peningkatan koping komunitas agar meningkatkan penatalaksanaan masalah
saat ini di wilayah Jakarta Timur

Dalam penyusunan tujuan, kreteria hasil,dan rencana keperawatan telah di lakukan sesuai
prioritas diagnosa keperawatan yang telah ada dan berdasarkan teori serta kondisi
keluarga.
Evaluasi keperawatan telah di lakukan berdasarkan kreteria hasil yang telah di buat
sehingga perkembangan kondisi masyarakat dapat di nilai dengan baik. Faktor pendukung
selama memberikan pelayanan keperawatan pada masyarakat sangat kooperatif saat di
lakukan pelayanan dan masyarakat memiliki motivasi yang tinggi dalam merawat kondisi
saat ini.

5.2 Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mematuhi anjuran pemerintah agar tetap berada di
rumah serta melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

b. Bagi Institusi Pendidikan


Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan
fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilannya melalui praktek klinik dan pembuatan laporan.
c. Bagi kelompok selanjutnya
Kelompok berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada sasaran
yaitu pada suatu kelompok dalam menengani wabah covid-19.

Anda mungkin juga menyukai