PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi adalah masa persaingan dalam segala bidang (Hartarto,2007). Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilandaskan oleh
pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup bagi setiap penduduk. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program.
Keperawatan merupakan sutu profesi yang telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin
ilmu yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan asuhan secara mandiri kepada klien baik sehat
maupun sakit. Keperawatan komunitas bersifat umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh
anggota masyarakat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
Pada dasarnya masalah kesehatan ada pada setiap lingkup kehidupan masyarakat. Tidak ada
satupun komunitas baik keluarga, kelompok dan masyarakat yang benar-benar terbebas dari
masalah kesehatan (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989). Oleh karena itu praktek keperawatan
komunitas dapat diterapkan dimanapun dan kapanpun.
Pada kesempatan ini praktek keperawatan komunitas yang terdiri dari keperawatan
komunitas, keperawtan keluarga dan keperawatan gerontik pada mahasiswa STIKES Bhakti
Husadadifokuskan pada Desa A, Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu. Pemilihan wilayah pratek keperawatan
komunitas di Desa A karena masalah kesehatan di wilayah tersebut masih tinggi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi intervensi tentang asuhan keperawatan komunitas yang akan dilakukan pada
masyarakat di Desa A, Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
1) Teridentifikasi data kesehatan pada komunitas masyarakat diDesa A, Rt 01 Rw 2. Kota Bengkulu.
3) Terencananya asuhan keperawatan komunitas yang akan diberikan pada masyarakatdi Desa A, Rt 01
Rw 2. Kota Bengkulu.
C. Manfaat
1) Bagi Masyarakat
a. Membantu masyarakat dalam menemukan solusi dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada.
2) Bagi Institusi
b. Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan komunitas,
keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik, yang mempunyai pemahaman terhadap
pentingnya masalah kesehatan
3) Bagi Yankes
b. Membantu program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait
4) Bagi Mahasiswa
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan
1. Definisi
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang sdisiplin ilmu lain
yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989).
Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah nilai keyakinan dan
minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang
satu dengan lainya (WHO, 2005).
3. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok
atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Hermawan, 2002) dan Betty Neuman (1972)
1) Tahap persiapan
c. Interaksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa saling percaya
2) Tahap pengorganisasian
a. Pembinaan terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti pokjakes, kader, melalui
masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan puskesmas
2.Sebagai organisasi profesi yang memiliki pola asuhan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari disiplin ilmu keperawatan
4.Sebagai advokad dalam membela kepentingan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas yaitu demografi, populosi, nilai-nilai
keyakinan, riwayat individu termasuk riwayat kesehatan yang dipengaruhi oleh sub sistem
komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan, perumahan, pendidikan, keselamatan, transportasi,
politik pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua aspek
ini dikaji emlalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket wawancara dengan
masyarakat, tokoh agama, dan aparat pemerintah setempat.
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup aspek primer, skunder, dan tersier
melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama, proses kelompok serta mendorong peran serta
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi, yang akhirnya dapat
menimbulkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian masyarakat yang
dirancang untuk membuat sebuah perubahan. Pendekatan pengorganisasian yang digunakan untuk
merumuskan perencanaan adalah locality development (pengembangan masyarakat) (Hermawan,
2002) berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
4. Implementasi
Fokus pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memiliki 3 tingakatan pencegahan
(Anderson dan Mc Foriece, 1985) yaitu :
a) Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh imunisasi, penyuluhan,
simulasi dan biumbingan dini dalam keluarga dan lain-lain.
b) Skunder
Yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnose dini untuk menghambat proses penyakit, contohnya, mengkaji keterbelakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dan lain sebagainya.
c) Pencegahan Tersier
Yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara
optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur.
5. Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan
tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana beriutnya. Evaluasi dilakukan dalam
tiga tahap yaitu evaluasi struktur, efaluasi proses, dan evaluasi hasil.
BAB III
A. Pendahuluan
B. Persiapan
C. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mendata segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dapat ditemukan di komunitas tersebut melalui data rujukan dari
kelurahan, RT, dan sebagainya. Adapun data – data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dimensi Lokasi
a. Batas Wilayah
Di Desa A, Rt 01, Rw 01. Terdapat posyandu lansia dan balita di setiap dusun.
2. Jumlah Penduduk
Di Desa A terdapat :
1.409 jiwa
Dalam proses pengkajian hal yang dikaji adalah (1) Data inti meliputi agama, pekerjaan,
umur, penghasilan, suku (2) Masalah kesehatan terdiri dari masalah 6 bulan terakhir, cara
mengatasi, informasi yang pernah didapat, informasi yang dibutuhkan (3) PHBS terdiri dari Makanan
yang biasa disajikan, cara mengolah makanan, kebiasaan mengkonsumsi citarasa makanan,
kebiasaan mengolah makanan, jenis minuman yang dikonsumsi, mencuci tangan dengan sabun,
lama tidur, penempatan pakaian kotor, kebiasaan merokok, kebiasaan membuang dahak
sembarangan, membuka jendela, menggosok gigi setelah makan, kebiasaan periksa kesehatan
secara rutin (4) Kesehatan Lingkungan meliputi menyapu halman dalam satu minggu, kebiasaan
membersihkan penampungan air, cara pengolahan sampah, sumber polusi udara, fentilasi udara,
sumber air, WC yang digunakan, jarak sumur dengan septiktank, keadaan air yang digunakan.
Adapun nterpretasi data terlampir.
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumuskan 3 diagnosa utama yaitu :
1.Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan masyarakat berhubungan dengan tidak optimalnya
wadah atau organisasi kesehatan yang ada di masyarakat Kampung Bayur RT 05, RT 06 dan RT 07 di
Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung.
2.Resiko meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia di masyarakat RT 05,
RT 06 dan RT 07 di Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung berhubunngan dengan
belum optimalnya pembinaan kesehatan lansia, kurangnya informasi tentang kesehatan lansia
3.Resiko terjadinya Penyakit Pharyngitis pada orang dewasa di kampung Bayur RT 05, RT 06 dan RT 07
Kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung berhubungan dengan kurang pengetahuan
warga tentang informasi kesehatan mengenai penyakit paryngitis
1. Identifikasi komunitas
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada masarakat yang ada di RT 05, 06, dan 07
kelurahan Rajabasa Jaya kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.
b. Tujuan Khusus
· Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kader mampu memimpin dan menjelaskan kembali data
kesehatan dan masalah kesehatan yang ada di Desa A, Rt 01, Rw 01.
· Masyarakat mampu mengenal masalah kesehatan yang ada Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
· Secara bersama-sama menentukan perencanaan yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang
ada di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
Untuk mengukur tujuan umum dan khusus digunakan metode survey dan wawancara.
Metode ini diterapkan saat diadakanya kegiatan MMD dimana masyarakat diarahkan untuk
menentukan langkah penanganan masalah kesehatan secara madiri.
4. Pendekatan Teoritis
Perencanaan dan implementasi disusun dalam rancangan Rencana Tindakan atau Plan Of
Action (POA) yang mana disajikan dalam lampiran.
5.Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan pada setiap kegiatan tidak
pernah mendapat kesulitan untuk memenuhinya karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
3. Evaluasi Hasil
Pada hasil MMD yang dilakukan oleh Mahasiswa STIKES Mitra Lampung Program Profesi
Ners pada tanggal 20 Juni 2009 Pukul 16.00 WIB dihadiri oleh Masyarakat Kampung Bayur RT 05, RT
06 dan RT 07 kurang lebih 15 orang, dimana 2 laki-laki dan 13 perempuan. Selama kegiatan
berlangsung masyarakat Nampak antusias untuk mengikuti kegitan tersebut. Ini terbukti dari
banyaknya masukan masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan dan aktivnya masyarakat
mengikuti kegiatan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Selama proses implementasi asuhan
keperawatan komunitas, masyarakat telah menunjukkan perubahan yang positif mengenai
kesehatan. Perubahan paradigma yang baik terhadap kesehatan. Rincian hasil kegiatan dapat dilihat
dalam lampiran hasil kegiatan.
Evaluasi hasil diukur berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria
evaluasi adalah sebagai berikut :
· Masyarakat mengenal masalah kesehatan yang ada di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu
· Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang ada Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota
Bengkulu.
· Kriteria evaluasi ini dapat mengukur dampak program lebih efektif saat diterapkan dalam
implementasi kegiatan. Evaluasi setiap akhir kegiatan baik penyuluhan maupun non penyuluhan
menjadi tolak ukur keefektifan criteria evaluasi.
Hasil lain yang diobservasi adalah adanya antusias warga pada beberapa kegiatan
penyuluhan, kemampuan warga yang baik dalam menyerap pengetahuan yang diberikan. Walaupun
dalam beberapa kegiatan lain antusias warga sangat minim.
Urutan diagnosa yang dirumuskan saat MMD sudah tepat dan tidak perlu dibuat urutan yang
baru. Dalam pengaplikasiannya sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
1. Lokasi praktek mahasiswa harus tepat sasaran artinya dilakukan pada daerah yang penduduknya
benar-benar membutuhkan pelayanan asuhan keprawatan komuitas tidak diukur berdasarkan jarak
tempuh dari kampus yang dekat sehingga asuhan keperawatan komunitas yang diberikan mahasiswa
akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.
2. Melakukan evaluasi terhadap sasaran yang telah dilakukan asuhan keperawatan komunitas.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang disiplin ilmu lain
yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989).
Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah nilai keyakinan dan
minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang
satu dengan lainya (WHO, 2005).
Selama praktek keperawatan komunitas mulai tanggal 1 Januari 2015 hingga 31 Januari 2015
mahasiswa melakukan asuhan keperawatan komunitas dengan tahap – tahap meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Memandirikan masyarakat merupakan tujuan dari asuhan
keperawatan maka harus terlihat adanya ahli peran dimana pada awalnya peran perawat lebih
dominan dibandingkan dengan masyarakat dan akhirnya peran perawat semakin berkurang dengan
bertambahnya kemandirian masyarakat.
B. Pengkajian
Pengkajan dilakukan dengan metode survey, observasi, dan wawancara. Pengkajian yang
dilakukan yaitu berupa pengkajian data inti dan pengkajian terhadap sub system yang
mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik, pendidikan kesehatan, pelayana kesehatan, pola
hidup, dan lain-lain.
Analisa (SWOT)
1. Strength (kekuatan)
Tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat desa, serta anggota masyarakat sangat mendukung
dengan kegiatan ini
Dukungan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam memberikan bimbingan dalam
rangka pengumpulan data selama proses pengkajian.
Kerja sama yang baikantar anggota kelompok yang saling mendukung satu dengan lainya
2. Weakness (kelemahan)
Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu sudah 3 tahun berturut –turut dihadiri oleh mahasiswa
praktek keperawatan komunitas dari akademi keperawatan yang ada di Kota Bengkulu sehingga
masyarakat sudah merasa bosan dengan keberadaan mahasiswa.
3. Opportunity (Kesempatan)
Mahasiswa Program Profesi Ners Kota Bengkulu merupakan program profesi keperawatan (S
1) yang pertama yang yang berdinas praktek di Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu. Sehingga
kepercayaan warga lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berdinas praktek sebelumnya.
4. Treath (Ancaman)
Adanya keragaman terhadap kekuatan dan keabsahan data yang dibuat serta keragaman
terhadap jawaban pada setiap pertanyaan kuesioner yang diajukan pada masyarakat karena adanya
berbagai faktor penyebab diantaranya adalah rendahnya pendidikan masyarakat.
C. Perencanaan
Analisa (SWOT)
1. Strength (kekuatan)
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
2. Weakness (kelemahan)
ü Luasnya wilayah kerja kelompok yang mencakup 1 kampung (3 RT), sehingga mempersulit dalam
penentuan lokasi diadakanya implementasi keperawatan komunitas.
ü Pekerjaan masyarakat heterogen yang menyulitkan mahasiswa dalam menentukan waktu pertemuan
untuk membahas asuhan keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan.
3. Opportunity (Kesempatan)
4. Treath (Ancaman)
Tidak semua warga menyetujui dengan program kerja yang disusun oleh mahasiswa.
D. Implementasi
Diagnosa 1
Resiko meningkatnya penyakit degenerative (hipertensi dan rematik) pada lansia di
masyarakat RT 05, RT 06 dan RT 07 di kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar Lampung
berhubungan dengan belum optimalnya pembinaan kesehatan lansia, kurangnya informasi tentang
kesehatan lansia.
1. Strength (kekuatan)
1) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
2. Weakness (kelemahan)
Dari total 40 lansia hanya 18 lansia yang menghadiri posyandu lansia dan kegiatan penyuluhan
yang diadakan
3. Opportunity (Kesempatan)
4. Treath (Ancaman)
Tidak semua lansia memahami materi yang disampaikan oleh karena terbatasnya daya serap
akibat penuaan.
Diagnosa 2
Resiko terjadinya peradangan jalan napas pada orang dewasa di kampung Bayur RT 05, RT
06 dan RT 07 Kelurahan Raja Basa Jaya Kecamatan Raja BAsa Bandar Lampung berhubungan dengan
kurang mengenal masalah kesehatan mengenai penyakit Pharingitis.
1. Strength ( Kekuatan )
· Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
2. Weakness ( Kelemahan )
· Pada saat pelaksanaan banyak warga yang berhalangan hadir oleh karena kepentingan masing –
masing
· Kesulitan dalam mencari sarana listrik untuk memaksimalkan sarana yang digunakan dalam
penyampaian materi
3. Opportunity ( Kesempatan )
Hadirnya tokoh masyarakat yang menjadi pemacu semangat sebagian warga untuk menghadiri
kegiatan
4. Treath ( Ancaman )
Tidak semua warga dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
Diagnosa 3
1. Strength ( Kekuatan )
· Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
· Sesuai dengan data bahwa kader lansia Kampung Bayur hanya satu orang dan memang dibutuhkan
lima orang sebagai kader.
2. Weakness ( Kelemahan )
· Sulit dalam menanamkan keinginan untuk menjadi ksder oleh karena selama ini kader lansia tidak
mendapatkan insentif dari pihak manapun.
3. Opportunity ( Kesempatan )
4. Treath ( Ancaman )
Karena selama ini kader tidak mendapatkan penghargaan khusus untuk kader lansia, dan belum
adanya asuhan langsung dari peugas PUSTU atau petugan PUSKESMAS.
E. Evaluasi SWOT
1. Strength ( Kekuatan )
· Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
· Ada lima orang warga yang bersedia ikut serta dilatih menjadi kader. lansia.
2. Weakness ( Kelemahan )
· Rendahnya kemampuan warga dalam menyerap materi, dimana hanya sekitar 54% materi yang
berhasil diserap.
· Sulitkan menyamakan waktu untuk masing – masing kader saat akan diadakan pelatihan.
· Ada beberapa kader yang sibuk sehingga ada beberapa kali pertemuan tidak mengikuti.
3. Opportunity ( Kesempatan )
· Pelaksanaan posyandu lansia belum terorganisir secara baik dan belum menggunakan sisitim 5
( lima ) meja.
4. Treath ( Ancaman )
· Adanya anggapan – anggapan negatif dari warga yang merasa tidak tersentuh oleh kegiatan
mahasiswa
· Luasnya cakupan wilayah kerja mahasiswa yang meliputi satu kampung ( RT 05, RT 06 dan RT 07 )
dimana pusat dari kegiatan mahasiswa adalah di RT 06 dan RT 07 yang menjadi area tengah dari
wilayah kerja mahasiswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek keperawatan di RT. 05,06, dan 07 di lingkungan 2 kelurahan raja basa jaya sesuai
dengan tujuan praktek keperawatan komunitas yaitu melaksanakan asuhan keperawatan berupa
pengajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Praktek ini menitik beratkan pada peran serta
masyarakat yang aktif, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan upaya
kesehatan.
Pembinaan komunitas ini menggunakan prinsip kerja sama dengan masyarakat dalam hal ini
ditumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam bidang kessehatan, serta adanya
perubahan sikap masyarakat dalam menangani masalah kesehatan, agar diharapkan masyarakat
dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kelompok pada kesempatan ini mengajukan saran- saran
sebagai berikut :
2. Perlu adanya pembinaan yang berkesinambungan dari puskesmas terhadap kader- kader lansia yang
telah dibentuk.
3. Adanya usaha- usaha untuk memotivasi kader, seperti pelatihan dan penyelenggaraan kader yang
diadakan oleh pihak puskesmas.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dari segi dana, maupun partisipasi aktif masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan.
5. Adanya tindak lanjut dari pihak kelurahan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa
guna menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan kesehatan yang dilakukan di Desa A, Rt 01, Rw
01, Kota Bengkulu.