Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENURUNAN KOPING KELUARGA

UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP

DisusunOleh

Desy Tri Susanti : (716.6.2.0721)

Chairus Sholihah : (716.6.2.07)

Moh. Darajatus S. :(716.6.2.07)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan Pembelajaran Dengan Sub Pokok Pembahasan


“Penurunan Koping Keluarga” Ini Telah Disetujui Untuk Disajikan Pada Tanggal
23 April 2019 Universitas Wiraraja Sumenep

sumenep, 23 April 2019

PembimbingAkademik Pembimbing klinik R 6


UniversitasWirarajaSumenep RS.x

................................................................ ............................................................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penurunan Koping Keluarga


Sub PokokBahasan : meningkatkan koping keluarga dengan partisipasi
keluarga dalam perawatan fisik pasien
Sasaran : Klien dan keluarga
Tempat : Rumah Klien Kasengan
Hari/Tanggal : Rabu, 23 april 2019
Waktu Pertemuan : 30 menit

1. Latar Belakang

Teori koping keluarga dari Foreman (2001) mengemukakan bahwa


keluarga mengatasi dan beradaptasi terhadap situasi hidup penuh stres
secara teratur. Selain itu, selama perjalanan hidup, keluarga juga perlu
mengatasi stresor situasional (yang diharapkan) seperti penyakit akut atau
kronik pada anggota keluarga anak-anak, orang dewasa, atau lansia;
perilaku menganiaya. penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan;
kehamilan remaja; dan/atau kematian atau cedera karena kecelakaan. Saat
ini terdapat peningkatan kesadaran bahwa masalah kesehatan akut dan
kronik yang tidak terduga ini menyebabkan “penyakit keluarga”.
Tuntutan terus-menerus memaksa keluarga beradaptasi dalam
upaya bertahan, berlanjut, dan bertumbuh. Proses dan strategi koping
keluarga sangat penting guna membuat hal ini mungkin. Persepsi dan
penanganan keluarga terhadap masalahnya melalui pemanfaatan berbagai
sumber dan strategi koping amatlah penting bagi keberhasilan keluarga
mengatasi tuntutan yang ada. Selain itu, yang paling penting, proses dan
strategi koping keluarga berfungsi sebagai proses atau mekanisme vital
yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif,
fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat
dicapai secara adekuat. Oleh karena itu, proses dan strategi koping
keluarga mengandung proses yang mendasari yang memungkinkan
keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang diperlukan (Friedman, 2010).
Menurut Friedman (2010) Mengkaji sumber, strategi koping, dan
proses keluarga memberikan landasan guna membantu keluarga dalam
beradaptasi dan mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi adalah tujuan atau alasan
keberadaan praktik keperawatan keluarga. Memperkuat dan mendorong
respons dan kapasitas adaptif yang adekuat, serta mengurangi stresor
aktual dan potensial dari dalam dan luar keluarga, adalah bagian dari
tujuan luas dan cakupan ini. Baik keluarga secara esensial sehat atau
disfungsional atau di antara keduanya (dalam letak kontinum sehat-sakit),
perawat kesehatan keluarga masih menghadapi masalah yang sama
Membantu keluarga mencapai derajat fungsi atau kesejahteraan
yang lebih tinggi dalam konteks tujuan, aspirasi, dan kemampuan khusus

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit
diharapkan pasien dan Keluarga Pasien mampu untuk meningkatkan
koping keluarga dengan. partisipasi keluarga dalam perawatan fisik pasien

2. Tujuan Khusus
Setelah mendengarkan penyuluhan kesehatan diharapkan klien dan
keluarga/orang tua, mampu :

1) Memahami tentang peningkatan koping keluarga


2) Mengenal tentang koping keluarga
3) Mengetahui tentang cara peningkatan koping keluarga
4) Partisipasi keluarga
3. Sub PokokBahasan
1. Pengertian tentang peningkatan koping keluarga.
2. Penyebab penurunan kopinf keluarga
3. Mengetahui tentang cara peningkatan koping keluarga.
4. Cara keluarga berpartisipasi
4. Uraian Tugas
1. Protokol/Pembawa Acara
a. Uraian tugas :
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim
kepada peserta.
2) Mengatur proses danwaktu penyuluhan.
3) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyaji
a. Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyampaian materi penyuluhan.
2) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Observer
a. Uraian tugas :
1) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang dating serta
menempatkan diri ketempat yang memungkinkan dapat
mengawasijalannya proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3) Mangamatiperilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
4) Menyampaikan evaluasi langsung secara tertulis pada penyuluh
tentang hal yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan.
5. Antisipasi Masalah
1. Bila dari hasil pengamatan observer peserta kurang perhatian, bicara
sendiri/tidak aktif suasana tenang dan mengembalikan perhatian
peserta pada proses penyuluhan serta memotivasi peserta untuk aktif
bertanya.
2. Untuk mencegah peserta meninggalkan acara penyuluhan sebelum
selesai penjelasan/demonstrasi materi penyuluhan, sejak awal
pembawa acara perlu mengingatkan pada peserta.
3. Bila terdapat anak-anak yang dapat mengganggu kelancaran proses
penyuluhan, fasilitator dapat mengajaknya bermain di luar ruangan
penyuluhan.
6. KegiatanPenyuluhan
No Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan  Perkenalan  Menjawabsalam 5 menit
 Mengemukakan latarbelakang pokok materi yang  Memperhatikan
akan disampaikan  Memperhatikan
 Menggali pengetahuan dan mengajukan
pertanyaan.  Memperhatikan
 Memperhatikan
2 PenyampaianMateri Menjelaskan:  Memperhatikan 15 menit
 Mendengarkan
1. Pengertian tentang asma.
2. penyebabasma bagaimana.
3. Cara pencegahanasma.
4. Mengetahui tentang cara
penatalaksanaanya.
5. Cara pencegahanasma.
3 Penutup/Evaluasi  Menegaskankembalimateri yang disampaikan  Memberikanpertanyaan 10 menit
 Menanyakankembalihal-hal yang penting  Mendengar
 Menjawab pertanyaan Menjawabdanmemperagakan 6
 Menyimpulkandanmenutupdiskusi langkahcucitangan, etikabatuk,
 Mengucapkansalam penataanlingkungan
7. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
 Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
 Audien hadir di ruang penyuluhan
 Jumlah audien yang datang minimal 7 orang
 Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
 Kesiapan audien meliputi kesiapan menerima penyuluhan
2. Proses
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
3. Hasil
Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang
aktif berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan
tepat, dibagi dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam
penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria
hasil yang diharapkan:
Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu
memberikan pendapat mengenai peningkatan koping keluarga
sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta
Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu
memberikan jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh
perawat

8. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan ini adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
9. Alat dan media
1. Power point
2. Proyektor/ LCD
3. Laptop
10. Rancangan pelaksanaan
1. Struktur organisasi
Penanggung Jawab :kelompok
a. Penyaji : Desy tri ssanti
b. Moderator : Desy tri susanti
c. Observer : Chairus sholihah
d. Fasilitator : Moh. Darajatus syarif
2. Waktu
Pukul 09.00 – 09.30 (30 menit)
11. Materi
(terlampir)
MATERI PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai