1
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, dan tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad
SAW. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas
Keperawatan Komunitas II. Dan harapan kami semoga makalah ini menambah
pengetahuan dan pengalaman ini bagi para pembaca dan kami menyadari bahwa
menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih banyak pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Untuk kedepannya dapat memperbaiki isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu menyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan semoga Allah SWT
senantiasa meridoi segala usaha kami, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................... 6
3.1 Simpulan..................................................................................................... 35
3.2 Saran........................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 36
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau
keterlibatanlainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam
kehidupan dan fungsibisnisnya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi
dalambeberapa perusahaan. Dalamsebuah restoran kecil, misalnya seorang istri/suami
dapat bekerja sebagai seorang pemilik danmanajer, sementara yang lain memegang
pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atausebagaipelayan.
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistemsanitasi
demi menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitarindustri.Berdasarkan modal
uang digunakan industri,dapat dikelompokkanmenjadi industri dasar (industri besar),
industri menengah (aneka industri), danindustri kecil. Industri kecil dengan
tekhnologi sederhana atau tradisional dandengan jumlah modal yang relatife terbatas
merupakan industri yang banyak bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua
tenaga kerja di perlukandisektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri sertamajunya
teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin meningkat.
Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.Kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting, baik
perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya sudah mempunyai
sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah baku,tetapi industri industri di
sector informal masih banyak yang belummemeiliki dan belum mendapatkan
pelayanan kesehatan yang di harapkan(Wahit;323;2009)
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengkajian dalam asuhan keperawatan agregat dalam komunitas pada
home industry?
2. Bagaimana diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan agregat dalam
komunitas pada home industry?
4
3. Bagaimana dalam memberikan perencanaan dalam pemberian asuhan
keperawatan agregat dalam komunitas pada home industry?
C. Tujuan
Mengetahui asuhan keperawatan agregat dalam komunitas pada home industry.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal penyelenggaraan upaya kesehatan kerja ini pengelola tempat kerja wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja
serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja. Tidak pengelola atau
pengusaha saja yang berperan dalam penyelenggaraan kesehatan kerja ini namun juga
pekerjanya. Pekerja wajib menciptakan dan menjagaa kesehatan tempat kerja yang sehat dan
menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. (UU No 36 Tahun 2009).
1) Model Epidemiologi
2) Model Keperawatan Kesehatan Kerja dari Rogers (1994)
3) Model Promosi Kesehatan untuk Pekerja dari Downie dan Tannahill (1996). Adapun
Model Epidemiologi telah dijelaskan pada bagian awal dari
Rogers (1994, dalam Stanhope & Lancaster, 2004), merancang model keperawatan
kesehatan kerja dengan memfokuskan kesehatan pekerja yang dipengaruhi oleh lima faktor
yang berhubungan langsung dengan kesehatan pekerja. Kelima faktor tersebut adalah:
1) Praktek pelayanan OHN yang terdiri dari 8 elemen. Kedelapan elemen tersebut
merupakan gambaran peran dan tugas OHN, yaitu:
a. Menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
kesehatan kerja
b. Menetapkan program perencanaan yang berhubungan dengan manajemen
pelayanan keperawatan kesehatan kerja
c. Melakukan pelayanan keperawatan langsung
d. Melakukan surveillans terhadap health hazards di tempat kerja
e. Melakukan kerja sama dengan sumber-sumber yang ada di masyarakat pada
saat memberikan pelayanan
f. Memberikan pelayanan keperawatan kesehatan kerja berdasarkan aspek etik
dan legal
g. Melakukan riset keperawatan kesehatan kerja.
7
2) Tim kesehatan dan keselamatan kerja yang terdiri dari dokter spesialis kesehatan
kerja, dokter umum, ahli kesehatan lingkungan, konsultan gizi, fisioterapist, psikolog,
occupational hygienist.
3) Faktor yang ketiga adalah Pekerjaan dan health hazards yang terdapat di lingkungan
kerja.
4) Sumber-sumber yang ada di masyarakat, baik yang berupa pelayanan kesehatan
rujukan pekerja seperti Rumah Sakit, organisasi pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang memberikan perhatian terhadap populasi pekerja; serta
5) Visi dan misi dari perusahaan atau institusi kerja yang mencakup tujuan, kebijakan
dan peraturan yang ditetapkan perusahaan baik yang berhubungan dengan aspek
bisnis, ekonomi maupun yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
termasuk kebijakan perusahaan yang memfasilitasi maupun kurang memfasilitasi
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pekerja
Menurut Per 01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat
ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis
penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat
antara penyakit dan pekerjaannya. Setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh
dokter pemeriksa maka dokter wajib membuat laporan medik yang bersifat rahasia (Kep
333/Men/1989).
Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segara melakukan tindakan-
tindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya (Per 01/Men/1981).
a. Asma. Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan mengalami
kondisi ini.
b. Sindrom carpal tunnel (CTS). CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering
menggunakan tangannya untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang.
c. Dermatitis kontak. Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering
bersentuhan dengan zat kimia, pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna
rambut, hingga perhiasan yang mungkin mengiritasi kulit ataupun menimbulkan
reaksi alergi.
d. Penyakit paru kronis. Seseorang yang bekerja di tempat seperti tambang batu bara,
pabrik batu, pabrik tanah liat, pabrik bahan bangunan, bahkan jalan raya berisiko
untuk terkena penyakit ini.
9
2.5 Konsep Potensial Hazard
Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera (injury) atau
kerusakan (damage) baik manusia, properti dan Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada
satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya, demikian pula kegiatan yang
dilakukan di industri yang dalam proses produksinya menggunakan proses kimia. Proses
kimia pada industri memberikan potensi bahaya yang besar, potensi bahaya yang ditimbulkan
disebabkan antara lain: penggunaan bahan baku, tingkat reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi
kimia, temperatur tinggi, tekanan tinggi, dan jumlah dari bahan yang digunakan. Potensi
bahaya yang ditimbulkan diperlukan upaya untuk meminimalkan terhadap risiko yang
diterima apabila terjadi kecelakaan (Baktiyar, 2009). Mengingat potensi bahaya yang besar
pada industri yang menggunakan proses kimia, maka diperlukan upaya pengendalian,
sehingga resiko yang ditimbulkan pada batas-batas yang dapat diterima melalui Risk
Assessment. lingkungan (Baktiyar, 2009).
Jenis-Jenis Hazard :
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jeni bahaya maka jenis
bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan
kerja. Bahaya Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan bahaya
berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya
penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah,
Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat dalam
proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan
probabilitas untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan
dampak cidera, kebakaran, dan segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat
kerja. Jenis-jenis safety hazard, antara lain :
a. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang
dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur,
dan lain-lain.
b. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik.
c. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.
10
Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan manusia. Bahaya Keselamatan
kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan ergonomi, psikososial,
elektrik, berdampak pada keselamatan kerja, misalnya cedera, kebakaran, ledekan, pemajanan
terjadi pada waktu singkat.
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat
11
Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
1) APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2) Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3) Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6) Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7) Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8) Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9) Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
1) Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass (Kacamata
Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2) Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3) Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).
12
1. DATA DEMOGRAFI
J
e
n
Nama i Imu
Suku/ Gol. Kead.
No Anggota Umur s Agama Pend Pek. ni PUS
Ras Darah fisik
Keluarga sasi
k
e
l
1 Tn. C - - - - - wirau - - - -
saha
2. GIZI
( tidak terkaji pada kasus)
1. Frekuensi makan per hari :
1. Satu kali 2. Dua kali 3. Tiga kali
2. Cara pengolahan makanan di keluarga :
1. Dipotong-cuci-masak
2.Dicuci-potong-masak
3. Potong-masak
3. Konsumsi Lauk-pauk (daging,tahu,tempe,ikan,dsb) :
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
4. Konsumsi sayur-sayuran :
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
5. Konsumsi buah-buahan:
13
1. Setiap hari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
6. Konsumsi garam yodium :
1. Ya (30-80 ppm) 2. Tidak
7. Pantangan makan dalam keluarga :
1. Ikan 2. Sayur 3. Telur
3. KESAKITAN
(tidak terkaji pada kasus)
8. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan terakhir) :
1. Ya 2. Tidak
9. Bila ya, Sebutkan jenis penyakitnya :
.........................................
10. Sarana Pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika anggota
keluarga sakit :
1. Rumah sakit 5. Dukun
2. Puskesmas 4. Mantri/bidan praktek
3. Dokter praktek 6. Lain-lain sebutkan.....................
4. KEMATIAN
(tidak terkaji pada kasus)
11. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal (satu tahun terakhir) :
1. Ya 2. Tidak
12. Bila ya, disebabkan oleh :
1. Sakit 2. Kecelakaan 3. Lain-lain sebutkan.....................
b. DATA KHUSUS
(tidak terkaji pada kasus)
14
14. Bila tidak alasannya :
1. Dilarang suami 3. Tidak tahu
2. Agama 4. Lain-lain sebutkan.....................
b) Ibu hamil (Pada keluarga yang memiliki ibu hamil) tidak terkaji pada
kasus
15. Umur kehamilan :
1. 1 - 12 mg 3. 24 - 36 mg
2. 12- 24 mg 4. > 36 mg
16. Faktor Resiko kehamilan :
1. Resti (ada satu/lebih faktor resiko)
2. Tidak Resti (tidak ada faktor resiko)
Jawaban
No Faktor Resiko
Ya Tdk
Usia Bumil < 20 atau > 35 tahun
a.
Tinggi badan < 150 cm
b.
Jarak kehamilan < 2 tahun
c.
Kehamilan > 4 kali
d.
Riwayat keguguran sebelumnya
e.
Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (> 140/90
f.
mmHg)
g.
Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll)
h.
Muntah-muntah yang berlebihan
i.
Sering pusing
j.
Kaki bengkak
k.
Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS Bumil
l.
Protein urine (+), lihat KMS Bumil
15
17.Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya :
Tidak diperiksa K1 (1-3x) K4 (≥4x)
18.Bila Ya, Dimana :
Rumah sakit Dukun beranak
Puskesmas Perawat/bidan praktek
Ke dokter praktek Lain-lain sebutkan.....................
19.Bila Tidak alasannya :
Dilarang suami Biaya
Tidak tahu Lain-lain sebutkan.....................
Agama
20.Apakah BUMIL mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini :
Ya Tidak
16
Ya Tidak
28.Bila ya apakah ibu meneteki anaknya :
Ya Tidak
29.Bila ya usia anak berapa :
1 hr-6 bulan 6 bl-2 tahun Lebih 2 th
17
38.Apakah anak mendapat makanan tambahan :
Ya Tidak
39.Apakah anak mendapatkan vit A :
Ya Tidak
40.Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI :
< 6 bulan ≥ 6 bulan
7. Kesehatan usia pra sekolah (pada klg yg memiliki anak pra sekolah)
41. Penyakit yang dialami anak usia pra sekolah 3 bulan terakhir
TBC
Asma
Tiphoid
Penyakit kulit
Gangguan telinga (OMP)
Diare
Lain-lain, sebutkan ..................
42.Kegiatan yang dilakukan anak
sekolah PAUD/TK play group
agama/mengaji Lain-lain sebutkan ...............
43.Kebiasaan tidak sehat :
sulit makan
makan jajanan pasar
hiper/overaktif
Lain-lain, sebutkan .........................
18
45.Kegiatan anak yang dilakukan di luar sekolah :
main game/PS les musik/bimbel/OR
agama/mengaji Lain-lain sebutkan ...............
46.Kebiasaan tidak sehat :
merokok
makan jajanan pasar
Lain-lain, sebutkan .........................
20
61. Kepemilikan :
Sewa Menumpang Milik sendiri
62. Jenis :
Permanen
Semi permanen
Tidak permanen (panggung)
63. Lantai :
Tanah Papan Tegel/semen
64. Ventilasi :
> 10% dari luas lantai
< 10 % dari luas lantai
Tidak ada ventilasi
65. Pencahayaan Sinar matahari:
Masuk kedalam rumah Tidak masuk kedalam rumah
66. Luas bangunan/orang :
< 8m2 orang ≤ 8m2 /orang
67. Pemanfaatan pekarangan :
Sayuran Tanaman obat keluarg
Buah-buahan Tanaman hias
b. Pembuangan
68. Tempat keluarga buang air besar :
Sungai WC
Selokan Lain-lain sebutkan.....................
Sembarang tempat
69. Jenis WC :
Septik tank WC cemplung
70. Jarak WC dengan sumber air :
< 10 m ≥ 10 m
71. Kondisi jamban :
Terawat Tidak terawat
c. Sumber air
21
72. Sumber air :
PDAM Sumur Sungai Mata air
74. Pengelolaan air minum (yang bersumber bukan dari air olahan/isi ulang)
Dimasak Tidak dimasak
22
81. Tempat pembuangan air limbah :
Got Sembarang tempat Lain-lain, sebutkan...............
Sungai Penampungan
82. Kondisi saluran limbah :
Terbuka Lancar
Tertutup Tergenang
f. Kandang ternak
83. Kepemilikan kandang ternak :
Ya Tidak
84. Letak kandang ternak dengan rumah :
Menempel dengan rumah < 10 meter ≥ 10 meter
85. Kondisi kandang :
Terawat Tidak terawat
< 900.000
900.0 – 1.500.000
1..500.000- 2.500.000
> 2.500.000
V. PENDIDIKAN
(tidak terkaji pada kasus)
95. Sarana Pendidikan
PAUD TK/TPA SD/MI
24
SMP/MTs SLTA/MA Akademi/PT
96. Pengguna
Bis
Angkot/angdes
Ojeg
Kendaraan sendiri
Beca
Sado/delman
Jalan kaki
25
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........
6. Peran Parpol/LSM terhadap kesehatan
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........
7. Lain-lain,
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........
VIII. KOMUNIKASI
8. Sarana komunikasi penduduk
Papan pengumuman
Speaker/pengeras suara masjid
Surat
Telepon/HP
Lain-lain, sebutkan ..............
Asing
Indonesia
Daerah, sebutkan ..............
IX. REKREASI
(tidak terkaji pada kasus)
10. Tempat rekreasi
Sebutkan ................................................................................................
11. Pengguna
Sebutkan ...............................................................................................
12. Cara penduduk melaksanakan rekreasi
Sebutkan ................................................................................................
a. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. 1. ANALISIS DATA
26
Karyawan mengeluh low Ketidakefektifan pemeliharaan
back pain karena tidak kesehatan pada kelompok
ergonimik posisi saat karyawan industri.
bekerja.
a. PERENCANAAN
KETERANGAN:
TINGGI 3
SEDANG 2
RENDAH 1
C.2. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Ketid Setelah Setelah 4510 : Perawatan 1. Informasi kan 1. Klien Perawa Mebel pera
akefe dilakuk dilaku kesehatan pada klien bahwa menunjukkan t dan kayuj wat
ktifan an kan kelompok frekuensi dan gejala batuk karyaw ati
pemel tindaka tindaka karyawan volume an
2. Klien tidak
iharaa n n industri. merokok bisa
mengetahui
n kepera mengakibatkan
kepera dampak
keseh watan disfungsi yang
watan merokok.
atan komu bervariasi antara
selama
pada nitas satu orang
6 bulan
kelom sela dengan orang
pok Pemeli ma 6 lain
karya haraan bln
2. Instruksi kan
wan kesehat dihara
klien mengenai
indust an pada p
efek
ri kelomp
kan : penggunaan
ok
Merokok(misaln
karyaw -
ya secara fisik,
28
an kepara dan psikologis)
indutri han
3. Berikan
terjadi ketagih
manajemen
penuru an
gelaja selama
nan merok
periode detoksifi
ok
kasi
-
4.Berikan terapi
perilak
sebagai mana
u tidak
yang
sehat
diindikasikan
saat
(misalnya terapi
bekerja
NRT, terapi
- motivasi, dan
ganggu Konseling)
an
saluran
pernap
asan/te
nggoro
kan
2. Risiko Setelah Setelah Konseling 1. Bangun 1. Klien dapat Perawa Mebel Pera
cidera dilakuk dilaku pentingnya hubungan menunjuka t dan Kayuj wat
akibat an kan penggunaan terapeutik n perilaku Karyaw ati kom
tanpa tindaka tindaka APD didasarkan pada yang an unita
pengg n n kepercayaan dan menghindar home s
unaan kepera kepera rasa hormat. i risiko industri
APD watan watan terjadi
2. Berikan
saat komuni komun nya cidera
informasi
bekerj tas itas akibat tanpa
mengenai
a proble dihara penggunaan
penggunaan
matic pkan: APD
APD.
cidera perilak
29
akibat u 3. Diskusikan
tanpa promo efek kesehatan
penggu si terhadap
naan keseha penggunaan
APD tan APD.
1.meni
ngkatn
ya
penget
ahuan
pekerja
tentang
keama
nan
saat
bekerja
dengan
mengg
unakan
APD
(1-4)
2.
pemili
k
usaha
dan
pekerja
termoti
vasi
untuk
memak
30
ai
APD
yang
melind
ungi
pekerja
(1-4)
3.Peng
etahua
n
pemili
k
usaha
dan
pekerja
menge
nai alat
pelind
ung
diri
(APD)
31
C.3. FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS
A: klien menunjukan
gejala batuk, klien tidak
mengetahui dampak
merokok
P: Intervensi dilanjutkan
A: klien dapat
menunjukan perilaku
menghindari risiko terjadi
cedera akibat tanpa
menggunakan APD
P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Interntional Labour Organization (ILO) dan World Health
Organization (WHO), Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-
baiknya (Harrington & Gill, 2005). Upaya kesehatan kerja ini ditujukan untuk
33
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja
dilakukan pada pekerja baik di sektor formal maupun informal.
Teori dan model tersebut antara lain adalah:
1) Model Epidemiologi
2) Model Keperawatan Kesehatan Kerja dari Rogers (1994)
3) Model Promosi Kesehatan untuk Pekerja dari Downie dan Tannahill (1996).
Jenis-Jenis Hazard :
a. Mechanical Hazard
b. Electrical Hazard
c. Chemical Hazard
B. Saran
Memahami dan mau berperilaku sehat dan baik didalam tempat kerja maupun
diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akanmeningkat ketika mereka menyadari
bahwa perusahaan peduli dengankesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat
tentu akan lebih optimaldalam produktivitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
34
Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU REPOSITORI.
35