Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT

DALAM KOMUNITAS PADA HOME INDUSTRY


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II
Dosen Pembimbing : Ibu Raihany T.S, S.Kep., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH KELAS 3C KELOMPOK 3 :

M. Bobby Renaldhi AK 1.18.095 Robi Muhammad F AK 1.18.155


Muhamad Ari Rafly AK 1.18.108 Safira Nurjannah AK 1.18.159
Novia Aprilianti AK 1.18.126 Sani Ascipa S AK 1.18.163
Nurul Nisa AK 1.18.130 Septiani Vena AK 1.18.167
Putri Aliza Dwi Rizky AK 1.18.137 Siti Novita AK 1.18.176
Poppy Nur S AK 1.18.133 Sucia Nofianti Dewi AK 1.18.180
Reiza Shifa S AK 1.18.141 Tanti Rosdiana AK 1.18.184
Rina Milania AK 1.18.149

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, dan tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad
SAW. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas
Keperawatan Komunitas II. Dan harapan kami semoga makalah ini menambah
pengetahuan dan pengalaman ini bagi para pembaca dan kami menyadari bahwa
menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih banyak pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Untuk kedepannya dapat memperbaiki isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu menyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan semoga Allah SWT
senantiasa meridoi segala usaha kami, Aamiin.

Bandung, 12 Desember 2020

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................... 6

2.1 Konsep kesehatan kerja.............................................................................. 6

2.2 Model kesehatan kerja................................................................................ 7

2.3 Lingkup kesehatan kerja............................................................................. 8

2.4 Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kesehatan kerja.......................... 9

2.5 Konsep potensial hazard............................................................................. 10

2.6 Konsep APD............................................................................................... 12

2.7 Asuhan keperawatan .................................................................................. 13

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 35

3.1 Simpulan..................................................................................................... 35

3.2 Saran........................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 36

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau
keterlibatanlainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam
kehidupan dan fungsibisnisnya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi
dalambeberapa perusahaan. Dalamsebuah restoran kecil, misalnya seorang istri/suami
dapat bekerja sebagai seorang pemilik danmanajer, sementara yang lain memegang
pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atausebagaipelayan.
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistemsanitasi
demi menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitarindustri.Berdasarkan modal
uang digunakan industri,dapat dikelompokkanmenjadi industri dasar (industri besar),
industri menengah (aneka industri), danindustri kecil. Industri kecil dengan
tekhnologi sederhana atau tradisional dandengan jumlah modal yang relatife terbatas
merupakan industri yang banyak bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua
tenaga kerja di perlukandisektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri sertamajunya
teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin meningkat.
Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.Kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting, baik
perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya sudah mempunyai
sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah baku,tetapi industri industri di
sector informal masih banyak yang belummemeiliki dan belum mendapatkan
pelayanan kesehatan yang di harapkan(Wahit;323;2009)

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengkajian dalam asuhan keperawatan agregat dalam komunitas pada
home industry?
2. Bagaimana diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan agregat dalam
komunitas pada home industry?
4
3. Bagaimana dalam memberikan perencanaan dalam pemberian asuhan
keperawatan agregat dalam komunitas pada home industry?

C. Tujuan
Mengetahui asuhan keperawatan agregat dalam komunitas pada home industry.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kesehatan Kerja

Menurut Interntional Labour Organization (ILO) dan World Health


Organization (WHO), Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya (Harrington &
Gill, 2005). Upaya kesehatan kerja ini ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Upaya kesehatan kerja dilakukan pada pekerja baik di sektor formal maupun informal.

Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada suatu perusahaan / instansi,


diperlukan adanya pemeriksaan kesehatan baik secara fisik maupun mental yang nantinya
hasil pemeriksaan kesehatan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.

Dalam hal penyelenggaraan upaya kesehatan kerja ini pengelola tempat kerja wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja
serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja. Tidak  pengelola atau
pengusaha saja yang  berperan dalam penyelenggaraan kesehatan kerja ini namun juga
pekerjanya. Pekerja wajib menciptakan dan menjagaa kesehatan tempat kerja yang sehat dan
menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. (UU No 36 Tahun 2009).

Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam


menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :

a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan
langsung di tempat kerja.
6
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja
disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguankesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan  kerja  yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

2.2 Model Kesehatan Kerja

Pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan kesehatan kerja dilakukan dengan


mengapilkasikan teori dan model yang berhubungan dengan keperawatan kesehatan kerja.
Teori dan model tersebut antara lain adalah:

1) Model Epidemiologi
2) Model Keperawatan Kesehatan Kerja dari Rogers (1994)
3) Model Promosi Kesehatan untuk Pekerja dari Downie dan Tannahill (1996). Adapun
Model Epidemiologi telah dijelaskan pada bagian awal dari

Rogers (1994, dalam Stanhope & Lancaster, 2004), merancang model keperawatan
kesehatan kerja dengan memfokuskan kesehatan pekerja yang dipengaruhi oleh lima faktor
yang berhubungan langsung dengan kesehatan pekerja. Kelima faktor tersebut adalah:

1) Praktek pelayanan OHN yang terdiri dari 8 elemen. Kedelapan elemen tersebut
merupakan gambaran peran dan tugas OHN, yaitu:
a. Menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
kesehatan kerja
b. Menetapkan program perencanaan yang berhubungan dengan manajemen
pelayanan keperawatan kesehatan kerja
c. Melakukan pelayanan keperawatan langsung
d. Melakukan surveillans terhadap health hazards di tempat kerja
e. Melakukan kerja sama dengan sumber-sumber yang ada di masyarakat pada
saat memberikan pelayanan
f. Memberikan pelayanan keperawatan kesehatan kerja berdasarkan aspek etik
dan legal
g. Melakukan riset keperawatan kesehatan kerja.
7
2) Tim kesehatan dan keselamatan kerja yang terdiri dari dokter spesialis kesehatan
kerja, dokter umum, ahli kesehatan lingkungan, konsultan gizi, fisioterapist, psikolog,
occupational hygienist.
3) Faktor yang ketiga adalah Pekerjaan dan health hazards yang terdapat di lingkungan
kerja.
4) Sumber-sumber yang ada di masyarakat, baik yang berupa pelayanan kesehatan
rujukan pekerja seperti Rumah Sakit, organisasi pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang memberikan perhatian terhadap populasi pekerja; serta
5) Visi dan misi dari perusahaan atau institusi kerja yang mencakup tujuan, kebijakan
dan peraturan yang ditetapkan perusahaan baik yang berhubungan dengan aspek
bisnis, ekonomi maupun yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
termasuk kebijakan perusahaan yang memfasilitasi maupun kurang memfasilitasi
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pekerja

2.3 Lingkup Kesehatan Kerja

1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. : Sarana dan Prasarana, Tenaga (dokter


pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter Perusahaan dan paramedis Perusahaan),
Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja, pengesahan penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja).
2) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja : Awal (Sebelum Tenaga Kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan), Berkala (sekali dalam setahun atau lebih),
Khusus (secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu berdasarkan tingkat resiko yang
diterima), Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum memasuki masa pensiun).
3) Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
4) Pelaksanaan Gizi Kerja : Kantin (50-200 tenga kerja wajib menyediakan ruang
makan, lebih dari 200 tenaga kerja wajib menyediakan kantin Perusahaan), Katering
pengelola makanan bagi Tenaga Kerja, Pemeriksaan gizi dan makanan bagi Tenaga
Kerja, Pengelola dan Petugas Katering.
5) Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi.
a. Prinsip Ergonomi: Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja, Efisiensi
Kerja, Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja, Faktor Manusia dalam
Ergonomi.
8
b. Beban Kerja :Mengangkat dan Mengangkut, Kelelahan, Pengendalian
Lingkungan Kerja.
6) Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja)

2.4 Penyakit-Penyakit Yang Disebabkan Oleh Kerja

Menurut Per 01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat
ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis
penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat
antara penyakit dan pekerjaannya. Setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh
dokter pemeriksa maka dokter wajib membuat laporan medik yang bersifat rahasia (Kep
333/Men/1989).

Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segara melakukan tindakan-
tindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya (Per 01/Men/1981).

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kerja :

a. Asma. Para pekerja yang sering terpapar asap kimia, gas, dan debu rentan mengalami
kondisi ini.
b. Sindrom carpal tunnel (CTS). CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering
menggunakan tangannya untuk gerakan yang sama dan berulang-ulang.
c. Dermatitis kontak. Dermatitis kontak dapat terjadi pada pekerja yang sering
bersentuhan dengan zat kimia, pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum, pewarna
rambut, hingga perhiasan yang mungkin mengiritasi kulit ataupun menimbulkan
reaksi alergi.
d. Penyakit paru kronis. Seseorang yang bekerja di tempat seperti tambang batu bara,
pabrik batu, pabrik tanah liat, pabrik bahan bangunan, bahkan jalan raya berisiko
untuk terkena penyakit ini.

9
2.5 Konsep Potensial Hazard

Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera (injury) atau
kerusakan (damage) baik manusia, properti dan Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada
satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya, demikian pula kegiatan yang
dilakukan di industri yang dalam proses produksinya menggunakan proses kimia. Proses
kimia pada industri memberikan potensi bahaya yang besar, potensi bahaya yang ditimbulkan
disebabkan antara lain: penggunaan bahan baku, tingkat reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi
kimia, temperatur tinggi, tekanan tinggi, dan jumlah dari bahan yang digunakan. Potensi
bahaya yang ditimbulkan diperlukan upaya untuk meminimalkan terhadap risiko yang
diterima apabila terjadi kecelakaan (Baktiyar, 2009). Mengingat potensi bahaya yang besar
pada industri yang menggunakan proses kimia, maka diperlukan upaya pengendalian,
sehingga resiko yang ditimbulkan pada batas-batas yang dapat diterima melalui Risk
Assessment. lingkungan (Baktiyar, 2009).

Jenis-Jenis Hazard :

Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jeni bahaya maka jenis
bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan
kerja. Bahaya Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan bahaya
berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya
penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah,
Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat dalam
proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan
probabilitas untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan
dampak cidera, kebakaran, dan segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat
kerja. Jenis-jenis safety hazard, antara lain :

a. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang
dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur,
dan lain-lain.
b. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik.
c. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.

10
Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan manusia. Bahaya Keselamatan
kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan ergonomi, psikososial,
elektrik, berdampak pada keselamatan kerja, misalnya cedera, kebakaran, ledekan, pemajanan
terjadi pada waktu singkat.

1) Hazard fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik,


temperatur ekstrim, kelembaban, kebisingan, kebisingan, radiasi, pencahayaan,
getaran, dan lain-lain.
2) Hazard Kimia ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.Contohnya
bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah sintetik, gentian
kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.. Bahan-bahan kimia
tersebut merbahaya dan perlu diambil langkah - langkah keselamatan apabila
mengendalinya.
3) Hazard biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada
di lingkungan kerja seperti virus, bakteri, tanaman, burung, binatang  yang dapat
menginfeksi atau memberikan reaksi negative kepada manusia.
4) Hazard psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis
maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak
pada aspek fisik dan mental pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan,
waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental,
tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai
dll sebagainya
5) Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain
tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan
aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang berulang-ulang
6) Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau
bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin pemotong, bahaya getaran.

2.6 Konsep APD

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat

11
Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.

Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya


kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar
dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :

1) APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2) Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3) Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6) Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7) Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8) Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9) Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1) Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass (Kacamata
Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2) Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3) Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

2.7 Asuhan Keperawatan Pada Tatanan Kerja Home Industry

FORM PENGKAJIAN KEPERAWATAN KES. MASYARAKAT (KOMUNITAS)

Kode KK:- Dusun: - RW: - RT: -

I. DATA INTI (penduduk)


a. DATA UMUM

12
1. DATA DEMOGRAFI
J
e
n
Nama i Imu
Suku/ Gol. Kead.
No Anggota Umur s Agama Pend Pek. ni PUS
Ras Darah fisik
Keluarga sasi
k
e
l
1 Tn. C - - - - - wirau - - - -
saha

2. GIZI
( tidak terkaji pada kasus)
1. Frekuensi makan per hari :
 1. Satu kali  2. Dua kali  3. Tiga kali
2. Cara pengolahan makanan di keluarga :
 1. Dipotong-cuci-masak
 2.Dicuci-potong-masak
 3. Potong-masak
3. Konsumsi Lauk-pauk (daging,tahu,tempe,ikan,dsb) :
 1. Setiap hari  2. Kadang-kadang  3. Tidak pernah
4. Konsumsi sayur-sayuran :
 1. Setiap hari  2. Kadang-kadang  3. Tidak pernah
5. Konsumsi buah-buahan:

13
 1. Setiap hari  2. Kadang-kadang  3. Tidak pernah
6. Konsumsi garam yodium :
 1. Ya (30-80 ppm)  2. Tidak
7. Pantangan makan dalam keluarga :
 1. Ikan  2. Sayur  3. Telur

3. KESAKITAN
(tidak terkaji pada kasus)
8. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan terakhir) :
 1. Ya  2. Tidak
9. Bila ya, Sebutkan jenis penyakitnya :
.........................................
10. Sarana Pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika anggota
keluarga sakit :
 1. Rumah sakit  5. Dukun
 2. Puskesmas  4. Mantri/bidan praktek
 3. Dokter praktek  6. Lain-lain sebutkan.....................
4. KEMATIAN
(tidak terkaji pada kasus)
11. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal (satu tahun terakhir) :
 1. Ya  2. Tidak
12. Bila ya, disebabkan oleh :
 1. Sakit  2. Kecelakaan  3. Lain-lain sebutkan.....................

b. DATA KHUSUS
(tidak terkaji pada kasus)

5. Pasangan Usia Subur (PUS) (tidak terkaji pada kasus)


a) Penggunaan Alat kontrasepsi
13. Jenis kontrasepsi yang dipakai PUS :
 1. IUD  4. Susuk  7. Vasektomy
 2. Suntik  5. Kondom  8. Alami
 3. Pil  6. Tubectomy

14
14. Bila tidak alasannya :
 1. Dilarang suami  3. Tidak tahu
 2. Agama  4. Lain-lain sebutkan.....................

b) Ibu hamil (Pada keluarga yang memiliki ibu hamil) tidak terkaji pada
kasus
15. Umur kehamilan :
 1. 1 - 12 mg  3. 24 - 36 mg
 2. 12- 24 mg  4. > 36 mg
16. Faktor Resiko kehamilan :
 1. Resti (ada satu/lebih faktor resiko)
 2. Tidak Resti (tidak ada faktor resiko)

Jawaban
No Faktor Resiko
Ya Tdk
Usia Bumil < 20 atau > 35 tahun
a.
Tinggi badan < 150 cm
b.
Jarak kehamilan < 2 tahun
c.
Kehamilan > 4 kali
d.
Riwayat keguguran sebelumnya
e.
Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (> 140/90
f.
mmHg)
g.
Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM, dll)
h.
Muntah-muntah yang berlebihan
i.
Sering pusing
j.
Kaki bengkak
k.
Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS Bumil
l.
Protein urine (+), lihat KMS Bumil
15
17.Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya :
 Tidak diperiksa  K1 (1-3x)  K4 (≥4x)
18.Bila Ya, Dimana :
 Rumah sakit  Dukun beranak
 Puskesmas  Perawat/bidan praktek
 Ke dokter praktek  Lain-lain sebutkan.....................
19.Bila Tidak alasannya :
 Dilarang suami  Biaya
 Tidak tahu  Lain-lain sebutkan.....................
 Agama
20.Apakah BUMIL mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini :
 Ya  Tidak

c) Persalinan (satu tahun yang lalu)


21.Pertolongan persalinan anak pada satu tahun terakhir oleh :
 Tenaga Kesehatan  Paraji
22.Bila ke Paraji, alasannya :
 Tidak tahu  Biaya
 Budaya/kebiasaan masyarakat  Lain-lain......
23.Tempat pertolongan persalinan :
 Rumah sakit  Di rumah
 Puskesmas  Bidan/dokter praktek  Polindes
24.Kondisi bayi saat dilahirkan :
 Lahir hidup  Lahir mati  Lahir cacat
25.Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 th terakhir :
 Ya  Tidak
26.Bila ya apa sebabnya :
 Tetanus  Diare
 ISPA  Lain-lain..................

d) Buteki (pada klg yang memiliki anak usia menyusui)


27.Apakah ada buteki :

16
 Ya  Tidak
28.Bila ya apakah ibu meneteki anaknya :
 Ya  Tidak
29.Bila ya usia anak berapa :
 1 hr-6 bulan  6 bl-2 tahun  Lebih 2 th

30.Bila tidak alasannya :


 Dilarang suami  Kecantikan
 Tidak tahu  Pekerjaan
 Penyakit  Lain-lain sebutkan..................

6. Bayi/Balita (pada klg yg memiliki bayi/balita)


31.Penyakit yang dialami bayi/balita sekolah 3 bulan terakhir
 TBC  Asma
 Campak  Penyakit kulit
 Diare  Lain-lain, sebutkan ..................
32.Apakah bayi/balita diimunisasi :
 Ya  Tidak
33.Bila tidak diimunisasi alasannya :
 Tidak tahu
 Tidak ada manfaatnya
 Lain-lain sebutkan....
34.Apakah anak memiliki KMS :
 Ya  Tidak
35.Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS) :
 Bawah garis merah
 Di atas garis merah
 Tidak punya KMS
36.Apakah setiap bulan dibawa ke Posyandu :
 Ya  Tidak
37. Bila tidak alasannya :
 Jauh dari posyandu  Merasa tidak ada manfaatnya
 Tidak punya waktu  Lain-lain sebutkan ......................

17
38.Apakah anak mendapat makanan tambahan :
 Ya  Tidak
39.Apakah anak mendapatkan vit A :
 Ya  Tidak
40.Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI :
 < 6 bulan  ≥ 6 bulan

7. Kesehatan usia pra sekolah (pada klg yg memiliki anak pra sekolah)
41. Penyakit yang dialami anak usia pra sekolah 3 bulan terakhir
 TBC
 Asma
 Tiphoid
 Penyakit kulit
 Gangguan telinga (OMP)
 Diare
 Lain-lain, sebutkan ..................
42.Kegiatan yang dilakukan anak
 sekolah PAUD/TK  play group
 agama/mengaji  Lain-lain sebutkan ...............
43.Kebiasaan tidak sehat :
 sulit makan
 makan jajanan pasar
 hiper/overaktif
 Lain-lain, sebutkan .........................

8. Kesehatan usia sekolah (pada klg yg memiliki anak usia sekolah)


44. Penyakit yang dialami anak usia sekolah 3 bulan terakhir
 TBC
 Asma
 Tiphoid
 Penyakit kulit
 Kecelakaan
 Lain-lain, sebutkan ..................

18
45.Kegiatan anak yang dilakukan di luar sekolah :
 main game/PS  les musik/bimbel/OR
 agama/mengaji  Lain-lain sebutkan ...............
46.Kebiasaan tidak sehat :
 merokok
 makan jajanan pasar
 Lain-lain, sebutkan .........................

9. Kesehatan Remaja (pada klg yang memiliki remaja)


47. Penyakit yang dialami remaja 3 bulan terakhir
 Maag/gastritis  TBC
 Asma  Tipes
 HIV/AIDS  Lain-lain, sebutkan ..................
48.Kegiatan remaja di luar sekolah yang dilakukan
 Keagamaan  Olah raga
 Karang taruna  Lain-lain sebutkan ...............
49.Penggunaan waktu luang :
 Begadang  Kursus keterampila
 Rekreasi  Lain-lain sebutkan ................
50.Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
 Merokok
 Minum minuman keras
 Penggunaan obat-obatan/narkoba
 Lain-lain, sebutkan .........................

10. Kesehatan Dewasa (pada keluarga dewasa)


51.Penyakit yang sering diderita
 Asma  Penyakit kulit
 TBC  Penyakit jantung
 Hipertensi  Gastritis
 Kencing manis  Lain-lain sebutkan ................
52.Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan :
 Merokok
 Minum minuman keras
19
 Penggunaan obat-obatan/narkoba
 Lain-lain, sebutkan .........................

53. Kesehatan Lansia (pada keluarga yg memiliki lansia)


54.Apakah lansia memiliki keluhan/penyakit :
 Ya, sebutkan .......................  Tidak
55.Bila ya, apa :
 Asma  Penyakit kulit
 TBC  Penyakit jantunG
 Hipertensi  Stroke
 Kencing manis  Lain-lain sebutkan ................
56.Apakah Lansia saat ini masih bekerja :
 Ya  Tidak
57.Upaya yang dilakukan jika Lansia sakit :
 Berobat ke dokter praktek  Pergi ke dukun/Paranormal
 Berobat ke Mantri  Tidak Berobat/Dibiarkan
 Berobat ke Puskesmas/RS  Lain-lain sebutkan ................
 Mengobati sendiri
58.Penggunaan waktu senggang :
 Senam  Pengajian
 Jogging  Bukan salah satunya
 Berkebun/bertani
59. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan “KATZ” indeks :
 Indeks A : ketergantungan penuh
 Indeks B : beberapa kegiatan dibantu
 Indeks C : mandiri
60. Kebiasaan lanjut usia :
 Merokok  Minum kopi
 Minum teh  Lain-lain, sebutkan.........................

II. LINGKUNGAN FISIK


(tidak terkaji pada kasus)
a. Perumahan

20
61. Kepemilikan :
 Sewa  Menumpang  Milik sendiri
62. Jenis :
 Permanen
 Semi permanen
 Tidak permanen (panggung)
63. Lantai :
 Tanah  Papan  Tegel/semen
64. Ventilasi :
 > 10% dari luas lantai
 < 10 % dari luas lantai
 Tidak ada ventilasi
65. Pencahayaan Sinar matahari:
 Masuk kedalam rumah  Tidak masuk kedalam rumah
66. Luas bangunan/orang :
 < 8m2 orang  ≤ 8m2 /orang
67. Pemanfaatan pekarangan :
 Sayuran  Tanaman obat keluarg
 Buah-buahan  Tanaman hias

b. Pembuangan
68. Tempat keluarga buang air besar :
 Sungai  WC
 Selokan  Lain-lain sebutkan.....................
 Sembarang tempat
69. Jenis WC :
 Septik tank  WC cemplung
70. Jarak WC dengan sumber air :
 < 10 m  ≥ 10 m
71. Kondisi jamban :
 Terawat  Tidak terawat

c. Sumber air

21
72. Sumber air :
 PDAM  Sumur  Sungai  Mata air

73. Penyediaan air minum :


 PDAM  Sumur  Sungai  Mata air

74. Pengelolaan air minum (yang bersumber bukan dari air olahan/isi ulang)
 Dimasak  Tidak dimasak

d. Tempat penampungan air


75. Tempat penampungan air :
 Bak  Torn
 Gentong  Lain-lain sebutkan.....................
 Ember
76. Kondisi :
 Tertutup  Terbuka
77. Pengurasan :
 setiap hari  setiap 2 hari
 setiap 3 hari Lain-lain, sebutkan.............
78. Kondisi air :
 Berbau  Berasa
 Berwarna  Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

e. Pembuangan sampah dan limbah


79. Tempat pembuangan sampah :
 Tempat sampah umum
 Sembarang tempat
 Sungai
 Diangkut petugas
 Lain-lain, sebutkan ..............
80. Kondisi tempat sampah :
 Tertutup, kedap air  Terbuka, tidak kedap air
 Tertutup, tidak kedap air  Terbuka, kedap air

22
81. Tempat pembuangan air limbah :
 Got  Sembarang tempat  Lain-lain, sebutkan...............
 Sungai  Penampungan
82. Kondisi saluran limbah :
 Terbuka  Lancar
 Tertutup  Tergenang

f. Kandang ternak
83. Kepemilikan kandang ternak :
 Ya  Tidak
84. Letak kandang ternak dengan rumah :
 Menempel dengan rumah  < 10 meter  ≥ 10 meter
85. Kondisi kandang :
 Terawat  Tidak terawat

III. PELAYANAN KESEHATAN & SOSIAL


86. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah :
 Rumah sakit  Puskesmas
 Balai pengobatan  Praktik swasta (dokter, perawat, bidan)
87. Pemanfaatan sarana kesehatan :
 Ya  Tidak
88. Bila tidak, alasannya :
 Sulit dijangkau
 Biaya
 Lain-lain sebutkan........................
89. Jenis UKBM yang ada :
 Pos Yandu  Pos Bindu  Lain-lain, sebutkan ......................
90. Pos Yandu :
 Jumlah Bayi ......
 Jumlah Bayi ......
 Jumlah Balita ......
 Jumlah Bayi & Balita yang memiliki KMS ......
 Jumlah Bayi & Balita yang datang bulan ini ......
23
 Jumlah Bayi & Balita yang naik timbangannya bulan ini ....
 D/S bulan ini : ..... %
 N/D bulan ini : ..... %
 Strata : .......................
91. Pos Bindu
 Jumlah pra lansia ......
 Jumlah lansia ......
 Jumlah lansia resti ......
 Jumlah lansia memiliki KMS ......
 Jumlah lansia yang datang bulan ini ......
 Status gizi/IMT lansia berdasarkan KMS
 Gizi lebih : ........
 Gizi normal .....
 Gizi kurang .......
92. RW Siaga
 Ada, berjalan  Ada, tidak jalan
 Tidak adA  Strata : ............

IV. SOSIAL EKONOMI


(tidak terkaji pada kasus)
93. Penghasilan rata-rata per bulan

 < 900.000
 900.0 – 1.500.000
 1..500.000- 2.500.000
 > 2.500.000

94. Kepemilikan dana jaminan kesehatan:


 Askes  Jamkesmas  Jamsostek
 Dana Sehat  Tidak ada

V. PENDIDIKAN
(tidak terkaji pada kasus)
95. Sarana Pendidikan
 PAUD  TK/TPA  SD/MI

24
 SMP/MTs  SLTA/MA  Akademi/PT
96. Pengguna

 Masyarat wilayah tersebut

 Masyarat luar wilayah tersebut

VI. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


(tidak terkaji pada kasus)
1. Perlindungan terhadap keamanan

 Ada, sebutkan ..............


Tidak ada, alasan karena semua karyawan tidak

menggunakan APD

2. Perlindungan terhadap sarana umum (sumber air, MCK, dll)

 Ada, sebutkan ..............


 Tidak ada, alasan .....................

3. Sarana tansportasi yang digunakan

 Bis
 Angkot/angdes
 Ojeg
 Kendaraan sendiri
 Beca
 Sado/delman
 Jalan kaki

4. Jenis kecelakaan/bencana yang sering terjadi

 Kecelakaan lalu lintas : meninggal


 Kecalakaan lalu lintas : patah tulang
 Kecelakaan lalu lintas : luka
 Kecelakaan binatang, sebutkan ..............
 Lain-lain, sebutkan ..............

VII.POLITIK DAN PEMERINTAHAN


(tidak terkaji pada kasus)
5. Kebijakan pemerintah dalam kesehatan

25
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........
6. Peran Parpol/LSM terhadap kesehatan
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........
7. Lain-lain,
Sebutkan : ........................................................................................................................
..........

VIII. KOMUNIKASI
8. Sarana komunikasi penduduk

 Papan pengumuman
 Speaker/pengeras suara masjid
 Surat
 Telepon/HP
 Lain-lain, sebutkan ..............

9. Bahasa yang digunakan

 Asing
 Indonesia
 Daerah, sebutkan ..............

IX. REKREASI
(tidak terkaji pada kasus)
10. Tempat rekreasi
Sebutkan ................................................................................................
11. Pengguna
Sebutkan ...............................................................................................
12. Cara penduduk melaksanakan rekreasi
Sebutkan ................................................................................................

a. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. 1. ANALISIS DATA

DATA INTERPRETASI DATA MASALAH

26
Karyawan mengeluh low Ketidakefektifan pemeliharaan
back pain karena tidak kesehatan pada kelompok
ergonimik posisi saat karyawan industri.
bekerja.

Pekerja mengalami riwayat Risiko cidera akibat tanpa


batuk pada saat pertama penggunaan APD saat bekerja
bekerja , pekerja tidak
menggunakan APD saat
bekerja risikonterpapar debu
dan bahan kimia tidak
terlihat

B. 2. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok karyawan industry


2. Risiko cidera akibat tanpa penggunaan APD saat bekerja

a. PERENCANAAN

C.1. Prioritas diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan komunitas :


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok karyawan industry
2. Risiko cidera akibat tanpa penggunaan APD saat bekerja

Masal Kesadar Motivasi Kemamp Ketersedia Konsekue Percepata Jml priorit


ah an masy. masy. uan an nsi jika n h as
kesh akan dalam perawat keahlian masalah penyelesai
adanya menyelesai untuk yang tak an maslh
mslh kan mslh mempeng relevan terselesai yang
aruhi kan dapat
dalam dicapai
penyelesa
ian
27
masalah
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
BOBOT BOBOT 10 BOBOT BOBOT 7 BOBOT BOBOT 8
5 5 8
Dx 1 1 1 3 2 3 3 13 3
Dx 2 1 1 2 2 3 2 11 1

KETERANGAN:
TINGGI 3
SEDANG 2
RENDAH 1
C.2. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO. DX. TUM TUK STRATEGI RENCANA SUM TEM PJ


INTERVENSI KEGIATAN EVALUASI BER PAT

1. Ketid Setelah Setelah 4510 : Perawatan 1. Informasi kan 1. Klien Perawa Mebel pera
akefe dilakuk dilaku kesehatan pada klien bahwa menunjukkan t dan kayuj wat
ktifan an kan kelompok frekuensi dan gejala batuk karyaw ati
pemel tindaka tindaka karyawan volume an
2. Klien tidak
iharaa n n industri. merokok bisa
mengetahui
n kepera mengakibatkan
kepera dampak
keseh watan disfungsi yang
watan merokok.
atan komu bervariasi antara
selama
pada nitas satu orang
6 bulan
kelom sela dengan orang
pok Pemeli ma 6 lain
karya haraan bln
2. Instruksi kan
wan kesehat dihara
klien mengenai
indust an pada p
efek
ri kelomp
kan : penggunaan
ok
Merokok(misaln
karyaw -
ya secara fisik,
28
an kepara dan psikologis)
indutri han
3. Berikan
terjadi ketagih
manajemen
penuru an
gelaja selama
nan merok
periode detoksifi
ok
kasi
-
4.Berikan terapi
perilak
sebagai mana
u tidak
yang
sehat
diindikasikan
saat
(misalnya terapi
bekerja
NRT, terapi
- motivasi, dan
ganggu Konseling)
an
saluran
pernap
asan/te
nggoro
kan

2. Risiko Setelah Setelah Konseling 1. Bangun 1. Klien dapat Perawa Mebel Pera
cidera dilakuk dilaku pentingnya hubungan menunjuka t dan Kayuj wat
akibat an kan penggunaan terapeutik n perilaku Karyaw ati kom
tanpa tindaka tindaka APD didasarkan pada yang an unita
pengg n n kepercayaan dan menghindar home s
unaan kepera kepera rasa hormat. i risiko industri
APD watan watan terjadi
2. Berikan
saat komuni komun nya cidera
informasi
bekerj tas itas akibat tanpa
mengenai
a proble dihara penggunaan
penggunaan
matic pkan: APD
APD.
cidera perilak

29
akibat u 3. Diskusikan
tanpa promo efek kesehatan
penggu si terhadap
naan keseha penggunaan
APD tan APD.

1.meni
ngkatn
ya
penget
ahuan
pekerja
tentang
keama
nan
saat
bekerja
dengan
mengg
unakan
APD
(1-4)

2.
pemili
k
usaha
dan
pekerja
termoti
vasi
untuk
memak

30
ai
APD
yang
melind
ungi
pekerja
(1-4)

3.Peng
etahua
n
pemili
k
usaha
dan
pekerja
menge
nai alat
pelind
ung
diri
(APD)

31
C.3. FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

NO. TANGGAL DIAGNOSIS KEGIATAN PARAF


KEPERAWATAN

1. Kamis, 10 Ketidakefektifan Melakukan penyuluhan


Desember pemeliharaan tentang pemeliharaan
2020 kesehatan pada kesehatan pada
kelompok karyawan industri.
15.00 WIB
karyawan industri.

2. Jum’at, 11 Risiko cidera Melakukan penyuluhan


Desember akibat tanpa terhadap pentingnya
2020 penggunaan APD penggunaan APD di
saat bekerja. lingkungan industri.
13.00 WIB

E. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO TANGGAL DIAGNOSIS EVALUASI


. KEPERAWATAN
32
1 Kamis, 10 Ketidakefektifan S: Ketagihan merokok,
Desember pemeliharaan perilaku tidak sehat saat
2020 kesehatan pada bekerja
kelompok karyawan
15.00 WIB O: gangguan saluran
industri.
pernafasan

A: klien menunjukan
gejala batuk, klien tidak
mengetahui dampak
merokok

P: Intervensi dilanjutkan

2 Jumat, 11 Risiko cidera akibat S: tidak menggunakan


Desember tanpa penggunaan APD saat bekerja
2020 APD saat bekerja.
O: kurangnya
13.00 WIB pengetahuan mengenai
keamanan saat bekerja

A: klien dapat
menunjukan perilaku
menghindari risiko terjadi
cedera akibat tanpa
menggunakan APD

P: Intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Interntional Labour Organization (ILO) dan World Health
Organization (WHO), Kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-
baiknya (Harrington & Gill, 2005). Upaya kesehatan kerja ini ditujukan untuk
33
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja
dilakukan pada pekerja baik di sektor formal maupun informal.
Teori dan model tersebut antara lain adalah:
1) Model Epidemiologi
2) Model Keperawatan Kesehatan Kerja dari Rogers (1994)
3) Model Promosi Kesehatan untuk Pekerja dari Downie dan Tannahill (1996).

Jenis-Jenis Hazard :

a. Mechanical Hazard
b. Electrical Hazard
c. Chemical Hazard
B. Saran
Memahami dan mau berperilaku sehat dan baik didalam tempat kerja maupun
diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akanmeningkat ketika mereka menyadari
bahwa perusahaan peduli dengankesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat
tentu akan lebih optimaldalam produktivitas kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Harrington, J.M.2003. Buku Saku Kesehatan Kerja-Ed. 3. Jakarta: EGC

Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

Suma’mur. 1990 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung

34
Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU REPOSITORI.

35

Anda mungkin juga menyukai