SI keperawatan Reguler B
Semester 5
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa Indonesia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari
kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempat kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang
telah mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya,yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
2. Bagaimana kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja?
3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?
4. Jenis jenis pelayanan kesehatan kerja?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja.
2. Dapat membedakan antara kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja.
3. Dapat mengetahui apa yang menjadi strategi kesehatan kerja.
4. Mengetahui Jenis jenis pelayanan kesehatan kerja
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESEHATAN KERJA
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan
untuk melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
1. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
2. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
3. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan
langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus
utama kesehatan kerja , yaitu:
a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
b. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan
kesehatan
c. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang
positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
2
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja , pemilihan
alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan
ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja
3
C. KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)
Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan kerja di
tempat pelayanan kerja yaitu :
1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu
2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan kesehatan
pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan
3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans & standar
pelayanan sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK
4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna
5. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal
6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa
7. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif dibidang
kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor informal.
8. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK) sebagai
mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
4
Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) & Rumah Sakit.
Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas
program maupun lintas sektor.
Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan
program K3
Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
c. Peningkatan Profesionalisme
Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota
Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui
Diklat
Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi
terkait.
5
G. JENIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif dan
Pelayanan Rujukan
1. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :
a. Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Pemeliharaan berat badan yang ideal
c. Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman,
Higiene Kantin.
d. Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
e. Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
f. Konseling berhenti merokok /napza
g. Koordinasi Lintas Sektor
h. Advokasi
2. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)
b. Imunisasi
c. Identifikasi & pengukuran potensi risiko
d. Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
e. Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.
f. Monitoring Lingkungan Kerja .
3. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :
a. Pertolongan pertama pada kasus emergency
b. Pemeriksaan fisik dan penunjang
c. Melakukan rujukan
d. Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan
e. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja
f. Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
6
4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
a. Rehabilitasi medik
b. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masih ada secara maksimal.
c. Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana
kesehatan yang lebih tinggi.
a. RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas
–> BKKM –> RSU/RS.Khusus
b. RUJUKAN KESEHATAN :
Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Ko
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan.
Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik.
Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang
pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap pekerja.
Beban - beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi
gangguan atau penyakit akibat kerja
Strategi dalam Kesehatan kerja meliputi :
1. Pembinaan program
2. Pembinaan institusi
3. Peningkatan profesionalisme.
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif dan
5. Pelayanan Rujukan
Sasaran kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi Tenaga Kerja & orang lain yg
berada di tempat kerja , terjadinya kecelakaan kerja , peledakan, penyakit akibat kerja
kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban,
perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.
8
B. SARAN
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
perlu dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan sehingga dapat mengurangi atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja .
Lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan dan
Pelatihan terkait Kesehatan kerja
9
DAFTAR PUSTAKA
10