Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”

OLEH :
KELOMPOK 5
1. COKORDA AGUNG CANDRA BERATHA (193223108)
2. I MADE DIRGA WAHYUDI (193223120)
3. NI KETUT DIAH APRIANI (193223136)
4. NI LUH GEDE ANTARI PAWITRI (193223137)
5. NI PUTU ERNA SUSANTI (193223147)
6. NI WAYAN PURWANINGSIH (193223152)
7. PANDE MADE BAYU WEDHAYANA (193223158)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) ini sesuai dengan berbagai sumber informasi dan literatur yang sudah
dikembangkan. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Suparni, ST., M.KKK
selaku Dosen mata kuliah Dasar Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Aplikasi Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) . kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
A. Latar belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
A. Pengertian Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit ..................................... 5
B. Tujuan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit ........................................... 5
C. Bahaya Potensial di Rumah Sakit ................................................................ 5
D. Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit ........................................................... 6
E. Perencanaan.................................................................................................. 6
F. Pengorganisasian .......................................................................................... 7
G. Pemantauan dan Evaluasi............................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa
dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada
di lingkungan RS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem manejemen K3 di Rumah Sakit?
2. Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit ?
3. Gambaran umum potensi bahaya di rumah sakit?
4. Bagaimana sistem manajemen K3 rumah sakit?
5. Perencanaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja?
6. Pengorganisasian Sistem manajemen K3 di Rumah Sakit ?
7. Pelaksanaan SMK3 di rumah sakit?
8. Pemantauan dan evaluasi SMK3?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Dasar Kesehatan Keselamatan
Kerja
Tujuan khusus :
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Managemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses kegiatan yang dimulai


dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang
bertujuan untuk membudayakan K3 di rumah sakit

B. Tujuan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


1. Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit
c. Menigkatkan citra Rumah Sakit
2. Bagi Karyawan Rumah Sakit :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Bagi Pasien dan Pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung

C. Bahaya Potensial di Rumah Sakit


Bahaya potensial di Rumah Sakit dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja. Yaitu disebabkan faktor biologi (virus, bakteri dan jamur); faktor kimia
(antiseptik, gas anestasi); faktor ergonomi (cara kerja yang salah ); faktor fisika (suhu,
cahaya bising, listrik,getaran dan radiasi) faktor psikososial ( kerja bergilir, hubungan
sesama karyawan/ atasan). Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di RS, diantaranya
adalah mikrobiologik, sdesain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen, radiasi
dan risiko hukum/keamanan.
D. Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit
Komitmen dan kebijakan

Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana
untuk terlaksannya program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk
wadah K3 RS dalam struktur organisasi RS

Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 Rs perlu disusun strategi antara lain :

1. Advokasi sosialisasi program K3 RS


2. Menetapkan tujuan yang jelas
3. Organisasi dan penugasan yang jelas
4. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan
RS
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahan
8. Monitoring dan evaluasi secara berkala

E. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS
dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3 RS diantaranya self assesment
akreditasi K3RS dan SMK3.
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
2. Membuat peraturan
3. Tujuan dan sasaran
4. Indikator kerja
5. Program kerja

F. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat bergantung dari rasa tanggung jawab manajemen
dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja dalam pelaksanaan
K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola
pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan
serta penegakkan disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 RS secara spesifik harus
mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan
permasalahan serta menganalisi penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja,
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan program, untuk menilai sejauh mana prorgam yang dilaksanakan telah
berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya
serta dicari pemecahannya.
Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
1. Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi rumah sakit
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
a. Pemeriksaan keselamatan petugas
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
g. Melaksakan biologikal monitoring
h. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja

G. Pemantauan dan Evaluasi


Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah salah fungsi
manajemen K3 di rumah sakit yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai samapai sejauh mana proses kegiatan k3 itu berjalan dan mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi melalui :
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi kedalam sistem pelaporan Rumah Sakit
2. Insfeksi dan Pengujian merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3
secara umum dan tidak terlalu mendalam
3. Melaksanakan Audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
a. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarakan beberapa literatur mengenai aplikasi penerapan SMK3 di indonesia dapat


dilihat dari beberapa perbandingan RS dalam mengaplikasikan penerapan SMK3 di ketahui
bahwa Pengetahuan karyawan RS tentang pengertian serta manfaat K3RS sudah cukup baik,
akan tetapi pengetahuan karyawan RS belum mengetahui semua peraturan yang digunakan RS,
struktur organisasi K3 belum ada karena belum terbentuk, namun pihak manajemen RS sudah
mempunyai orang yang menangani masalah itu yaitu sebagian besar dilakukan oleh pihak HRD
dan Direktur RS. Namun pihak ada beberapa RS pihak manajemen sudah menyediakan fasilitas
yang terkait tentang K3, akan tetapi fasilitas yang diberikan belum lengkap, fasilitas diberikan
sesuai dengan anggaran RS tentang K3. Tapi dilihat dari perbandingan tersebut untuk masalah
kesehatan dan keselamatan di RS sudah hamper berjalan sesuai dengan KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO : 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (k3) di Rumah Sakit, seperti :
“Pemeliharaan Kesehatan Petugas IGD , Pemakaian Alat Pelindung Diri, Pencegahan
Bahaya atau Kecelakaan Kerja , Pemeriksaan Kesehatan Berkala telah ada di beberapa RS
yang ada di Indonesia. Selain itu fasilitas sarana dan prasarana yang ada telah jauh lebih baik
untuk menjamin kesehatan dan keselamatan di RS.”
Kesegaran jasmani dan rohani merupakan faktor penunjang untuk meningkatkan
produktifitas seseorang dalm bekerja. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan
terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan
rohani bukan saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi merupakan gambaran adanya
keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya, yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuan, pengalaman, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. mengenai program
pemeliharaan kesehatan petugas Instalasi Gawat Darurat sejauh ini sudah dilaksanakan dengan
baik oleh para petugas seperti halnya telah diuraikan bahwa sudah ada jaminan kesehatan
terhadap para petugas dari rumah sakit tersebut, dan sudah dilakukan screening kesehatan tiap
tahun untuk seluruh petugas Instalasi Gawat Darurat tersebut secara baik.
Adapun penggunaan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat sudah dilaksanakan
tetapi belum maksimal atau kurang disiplin digunakan pada waktu melakukan pekerjaan.
Ketidakdisiplinan petugas Instalasi Gawat Darurat terhadap penggunaan alat pelindung diri
disebabkan karena faktor kebiasaan petugasnya masing-masing. Di Instalasi Gawat Darurat
sendiri penggunaan alat pelindung diri seharusnya digunakan pada waktu melakukan tindakan
atau pada pemeriksaan darurat tetapi hal ini selalu diabaikan oleh para petugas (faktor
kebiasaan). Hal ini nantinya akan menyebabkan kemungkinan terjadinya bahaya penyakit akibat
kerja atau kecelakaan kerja.
jadi sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia telah mengaplikasikan SMK3 RS, tapi ada
pula sebagian RS yang masih kurang dalam mengaplikasikan SMK3 di RS. Tapi meskipun telah
diterapkan dengan baik seringkali selalu ada kecelakan dan bahaya yang masih terdapat di dalam
RS. Hal tersebut terjadi karena sebagian karyawan RS tersebut tidak menuruti peraturan yang
telah ada, sehingga sampai saat ini masih banyak karyawan RS yang menderita penyakit akibat
kerja.
Karena meskipun pihak rumah sakit telah membuat peraturan– peraturan tentang
kesehatan keselamatan kerja di RS jika karyawan atau orang-orang yang ada di dalam
lingkungan RS tersebut tidak menyadari bahwa bahkan di rumah sakit pun terdapat bahaya yang
bisa terjadi peraturan-peraturan tersebut hanya akan menjadi wacana saja tanpa ada dukungan
dari seluruh komponen dari RS tersebut. Kesadaran dari semua pihak yang terkait dalam
membuat peraturan – peraturan tersebut terwujud dengan baik sehingga bahaya atau penyakit
akibat kerja di rumah sakit dapat berkurang. Sehingga pegawai RS seperti dokter, perawat,
bahkan pasien pun dapat nyaman dan merasa terlindungi saat berada di RS, sehingga akan
meningkatkan kesehatan yang jauh lebih baik lagi. Peraturan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja di RS akan berjalan lancar jika didukung oleh pihak pihak terkait karena penerapan SMK3
RS di Indonesia belum diaplikasikan dengan baik, karena masih ada beberapa RS bahkan belum
membentuk komite dan pelaksanan tentang k3, mengingat Keselamatan kerja merupakan usaha
untuk menciptakan suasana rasa aman kerja, bebas dari segala ancaman bahaya, seperti;
kebakaran, penyakit akibat kerja, cacat akibat kerja, dan kematian akibat kerja.sehingga jika k3
tidak ada para pegawai tidak akan merasa terlindungi di tempat kerjanya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses


kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS
sudah merupakan pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang ada di
lapangan menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah sakit. hal tersebut
dikarenakan banyaknya pegawai yang masih lalai untuk mematuhi peraturan yang telah
dibuat. Meskipun pihak rumah sakit telah membuat peraturan yang sesuai dengan acuan
peraturan menteri kesehatan aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena
rendahnya kesadaran dari pihak terkaitnya.

B. Saran

Agar management k3 dirumah sakit dapat diaplikasikan sesuai regulasi yang telah
ada, harus ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait seperti Direktur Rumah Sakit itu
sendiri sampai pada para pegawainya. Bukan hanya peraturan yang harus ada di dalam
Rumah Sakit itu sendiri, tapi sikap dari para pegawainya harus memahami terlebih dahulu
apa bahaya akibat kerja di Rumah Sakit. Agar pegawai Rs lebih bisa mentaati peraturan
yang ada dan lebih sadar akan bahaya yang ada di Rs tempatnya bekerja. Sehingga dapat
menggurangi angka kecelakaan akibat kerja di RS.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal “PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (MK3) DI


INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA “. Puji
Winarni Rahayuningsih, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

KES MAS Vol. 5, No. 1, Januari 2011


Jurnal “KAJIAN ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3RS
DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG”. Novie E. Mauliku. Stikes A. Yani Cimahi.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/menkes/sk/iv/2007. Tentang


Pedoman manajemen kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/menkes/sk/viii/2010. Tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal), Volume 2, Nomor 1, Januari 2014. Analisa Komitmen
Manajemen Rumah Sakit terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada RS Prima
Medika Pemalang. Azza Ivana, Baju Widjasena, Siswi Jayanti. Mahasiswa Peminatan K3
Universitas Undip.

Anda mungkin juga menyukai