KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kebaikanNya, saya dapat
menyelesaikan makalah mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) ini sesuai dengan berbagai sumber informasi dan literatur yang sudah dikembangkan.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 3
B. PERMASALAHAN................................................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................... 3
BAB IV PENUTP
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 10
B. SARAN.................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Dari
data yang ada, angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Faktor penyebabnya sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Juga sering diakibatkan tidak tersedia/kurangnya alat pengaman diri (APD)
disediakan.
Rumah sakit sebagai fasilitas penyedia layanan kesehatan termasuk ke dalam
kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi
juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,
dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas,
jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.
B. Permasalahan
1. Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit
2. Perencanaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3. Pengorganisasian sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
4. Pelaksanaan Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
5. Pemantauan dan evaluasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan Aparatur Sipil Negara
(ASN).
Tujuan khusus :
1. Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja sehat, aman, nyaman di rumah sakit
4
2. Sebagai bahan acuan dalam upaya penerapan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari dua defenisi tentang SMK3 di atas dapat disimpulkan bahwa SMK3 adalah
sistem manejem yang terintegrasi untuk menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3
yang telah ditetapkan rumah sakit serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin
terjadi di rumah sakit.
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana
untuk terlaksannya program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk
wadah K3 RS dalam struktur organisasi RS
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 Rs perlu disusun strategi antara lain :
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
2. Membuat peraturan
3. Tujuan dan sasaran
4. Indikator kerja
5. Program kerja
F. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat bergantung dari rasa tanggung jawab
manajemen dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja dalam
pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas.
Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan
latihan serta penegakkan disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 rumah sakit secara
spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja,
merumuskan permasalahan serta menganalisi penyebab timbulnya masalah bersama unit-
unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai sejauh mana prorgam yang
dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi
penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
1. Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi rumah sakit
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
a. Pemeriksaan keselamatan petugas
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
g. Melaksakan biologikal monitoring
h. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi melalui :
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi kedalam sistem pelaporan Rumah Sakit
2. Inspeksi dan pengujian merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3
secara umum dan tidak terlalu mendalam
3. Melaksanakan Audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
a. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu
8
BAB III
PEMBAHASAN
meskipun telah diterapkan dengan baik seringkali selalu ada kecelakan dan bahaya yang masih
terdapat di dalam RS. Hal tersebut terjadi karena sebagian karyawan RS tersebut tidak menuruti
peraturan yang telah ada, sehingga sampai saat ini masih banyak karyawan RS yang menderita
penyakit akibat kerja.
Karena meskipun pihak rumah sakit telah membuat peraturan– peraturan tentang
kesehatan keselamatan kerja di RS jika karyawan atau orang-orang yang ada di dalam
lingkungan RS tersebut tidak menyadari bahwa bahkan di rumah sakit pun terdapat bahaya yang
bisa terjadi peraturan-peraturan tersebut hanya akan menjadi wacana saja tanpa ada dukungan
dari seluruh komponen dari RS tersebut. Kesadaran dari semua pihak yang terkait dalam
membuat peraturan-peraturan tersebut terwujud dengan baik sehingga bahaya atau penyakit
akibat kerja di rumah sakit dapat berkurang. Sehingga pegawai RS seperti dokter, perawat,
bahkan pasien pun dapat nyaman dan merasa terlindungi saat berada di RS, sehingga akan
meningkatkan kesehatan yang jauh lebih baik lagi. Peraturan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja di RS akan berjalan lancar jika didukung oleh pihak pihak terkait karena penerapan SMK3
RS di Indonesia belum diaplikasikan dengan baik, karena masih ada beberapa RS bahkan belum
membentuk komite dan pelaksanan tentang k3, mengingat keselamatan kerja merupakan usaha
untuk menciptakan suasana rasa aman kerja, bebas dari segala ancaman bahaya, seperti;
kebakaran, penyakit akibat kerja, cacat akibat kerja, dan kematian akibat kerja.sehingga jika K3
diterapkan, tidak ada pegawai tidak merasa terlindungi di tempat kerjanya.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar managemen K3 dirumah sakit dapat diaplikasikan sesuai regulasi yang telah
ada, harus ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait seperti direktur rumah sakit itu
sendiri sampai pada para pegawainya. Bukan hanya peraturan yang harus ada di dalam
rumah sakit itu sendiri, tapi sikap dari para pegawainya harus memahami terlebih dahulu apa
bahaya akibat kerja di Rumah Sakit. Agar karyawan/ pegawai rumah sakit lebih bisa
mentaati peraturan yang ada dan lebih sadar akan bahaya yang ada di rumah sakit tempatnya
bekerja. Sehingga dapat menggurangi angka kecelakaan/penyakit akibat kerja di rumah
sakit.
11
DAFTAR PUSTAKA