SMK3 RS
Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah SMK3 RS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambawah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak
sajamenyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
merupakan tempat pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas
pelayanan kesehatan danfungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks
peralatan dan fasilitasnya.Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut
menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi yang bahaya yang sangat
besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis,risiko ini juga
membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut.
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988
menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar
dari pekerja di industrilain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,
terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi,
dan sebagainya. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan kompensasi pada
pekerja rumah sakit yaitu sprains,strains: 52%; contussion, crushing,
bruising: 11%; cuts, laceration, puncture:10,8%; fractures: 5,6%; multiple
injuries: 2,1%; thermal burns: 2%; scratches,abrasions: 1,9%; infections:
1,3%; dermatitis:1,2%; dan lain-lain:12,4% (USDepartement of
Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistics, 1983 dikutipdalam Novi
Ernawati dan Hj. Ella Nurlelawati, 2018)
Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-
bahaya dirumah sakit belum terganbar dengan jelas namun diyakini bahwa
banyak keluhan-keluhan dari para petugas di rumah sakit, sehubungan
dengan bahaya-bahaya yangada di rumah sakit. Selain itu, Gun (1983)
memberikan catatan bahwa terdapat beberapa kasus penyakit kronis yang
diderita petugas rumah sakit, yaitu hipertensi,varises, anemia (kebanyakan
iii
wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69%wanita), dermatitis dan
urtikaria (57% wanita), serta nyeri tulang belakang dan pergeseran discus
intervertebrae. Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit
akut yanng diderita petugas rumah sakit lebih besar 1,5 kali dari petugasatau
pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernapasan,
salurancerna, dan keluhan lain seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan
saluran kemih,masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan,
penyakit kulit dan sistem otot dan tulang rangka.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang termasuk dalam suatu
wadah hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) terkadang
terlupakan oleh para pengusaha atau manajemen. Keselamatan dan
kesehatan kerja bukan hanya untuk industry tetapi untuk seluruh pegawai
disetiap tempat kerja, begitu juga di sektor pelayanan kesehatan. Di
Indonesia, sampai saat ini belum banyak peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja di laksanakan dirumah sakit. Adanya asumsi bahwa tenaga
kerja dirumah sakit dianggap sudah tahu dan dapat mempertahankan
kesehatan dan melindungi dirinya serta di anggap lebih mudah melakukan
konsultasi dengan dokter dan mendapatkan fasilitas perawatan secara
informal,menjadikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit seolah-olahdi pinggirkan. Mengingat besarnya paparan dirumah sakit
maka rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan sangat perlu untuk
diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
untuk memberikan perlindungan kepada para pegawai (Rahayaningsih W. P,
Hariyono Widodo, 2011).
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan
batasansebagai berikut: SMK3 adalah merupakan bagian dari sistem
manajemen secarakeseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pe
meliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
iv
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja gunaterciptanya
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan dalam OHSAS 18001:2007 yang dimaksud dengan
sistemmanajemen kesehatan dan keselamatan kerja atau OHS ( occupational
health and safety ) adalah ” part of an organization’s manageent system
used t o develop andimplement its OHe-S policy and manage OHe- S risk
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen K3 yang benar-benar
jelas,kontinu, serta konsekuen dengan misi yang diemban, yaitu mengurangi
nilai kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja, bahkan dapat
dieliminasikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
1
B. Gambaran Umum Risiko Bahaya Di Rumah Sakit
2
menggunakan dan menyerahkan instrumen benda-benda tajam tanpa melihat
atau membiarkan orang lain tahu apayang sedang mereka lakukan. Ruang
kerja yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area
operasi bagi sejumlah anggota tim (perawatinstrumen atau asisten) dapat
menjadi buruk. Hal ini dapat mempercepat dan menambah stres kecemasan,
kelelahan, frustasi dan kadang-kadang bahkan kemarahan. Pada akhirnya,
paparan atas darah sering terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut,
biasanya tidak diketahui hingga sarung tangan dilepaskan padaakhir
prosedur yang memperpanjang durasi paparan. Pada kenyataannya, jari
jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan
risiko infeksi terhadap patogen yang ditularkan lewat darah. Kondisi gawat
darurat dapatterjadi setiap waktu dan mengganggu kegiatan rutin. Mencegah
luka dan paparan(agen yang menyebabkan infeksi) pada kondisi ini
sesungguhnya suatu yang menantang (Advanced Precaution for Today’s
OR).
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh
karena itu K3 rumah sakit perlu dikelola dengan baik. Agar
penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efesien dan terpadu
diperlukan sebuah manajemen K3 di rumah sakit baik bagi pengelola
maupun karyawan rumah sakit.
3
C. Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit
4
Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah
Sakit ,menurut peraturan Menkes diatas adalah terciptanya cara kerja,
lingkungan Kerjayang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS (Nur Asmar Salikunna, dkk,
2011).
5
Menurut WHO / ILO (1995), Kesehatan kerja bertujuan:
6
E. Apa Pedoman SMK3
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja menurut
PeraturanMenteri Kesehatan 2007 terdiri atas meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (komitmen dan kebijakan)Komitmen diwujudkan
dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas danmudah dimengerti
serta diketahui oleh seluruh karyawan rumah sakit.Manajemen rumah
sakit mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber dayaesensial
seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya
programK3 di rumah sakit. Kebijakan K3 di rumah sakit diwujudkan
dalam bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi rumah sakit.
2. Tahap Perencanaan
Rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar
tercapaikeberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran
yang jelas dandapat diukur.
Penilaian faktor resiko, yaitu proses untuk menentukan ada
tidaknyaresiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial
yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan
7
kerja.Pengendalian faktor risiko, dilakukan melalui empat tingkatan
pengendalian risiko yaitu menghilangkan bahaya,menggantikan
sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkatrisikonya lebih
rendah /tidak ada (engneering/rekayasa), administrasi dan
alat pelindung pribadi (APP).
8
pembagian tanggung jawab, penyuluhankepada semua petugas,
bimbingan dan latihan serta penegakan disiplin.
Ketuaorganisasi/satuan pelaksana K3 rumah sakit secara spesifik
harusmempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja,merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab
timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan
pemecahannya danmengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja,
sehingga dapat dilaksanakandengan baik. Selanjutnya memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan program,untuk menilai sejauh mana
program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalaumasih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya sertadicari
pemecahannya.
4. Tahap Pengukuran dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah
salahsatu fungsi manajemen K3 rumah sakit yang berupa suatu
langkah yang diambiluntuk mengetahui dan menilai sampai sejauh
mana proses kegiatan K3 rumahsakit itu berjalan dan mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan darisuatu kegiatan K3 rumah sakit
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan
RS(SPRS);
1) Pencatatan dan pelaporan K32)
2) Pencatatan semua kegiatan K33)
3) Pencatatan dan pelaporan KAK4)
4) Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan
K3secara umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di rumah
sakitdilakukan secara berkala, terutama oleh petugas K3 rumah sakit
sehinggakejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin.
9
Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun
pemeriksaan terhadap pekerja berisiko seperti biological monitoring
(pemantauan secara biologis)
c. Melaksanakan audit K3
Audit K3 meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan
pengelolaan,karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan
dan prosedur, pengembangan karyawan dan program pendidikan,
evaluasi dan pengendalian. Tujuan audit K3 :
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan.
2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan
sesuaiketentuan.
3)Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial
serta pengembangan mutu.
10
3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat.
4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan.
5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
melaluimonitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada.
7) Melakukan biological monitoring
8) Melaksanakan surveilans kesehatan pekerja
11
Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan.
10) Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
OrganisasiRumah Sakit.
11) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008
tentangTata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun.
12) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
AkreditasiRumah Sakit.
13) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasidan Perizinan Rumah Sakit.
14) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
PersyaratanTeknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
15) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.
12
Seperti yang tercantum dalam Kepmenkes RI No. 1087 Tahun 2010
tentangstandart kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit
bahwa penyesuaianterhadap peralatan kerja SDM dikatkan sudah
diterapkan apabilah telah melakukan:
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
.
Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS sudah merupakan
pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang
ada di lapangan menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah
sakit. hal tersebut dikarenakan banyaknya pegawai yang masih lalai untuk
mematuhi peraturan yang telah dibuat. Meskipun pihak rumah sakit telah
membuat peraturan yang sesuai dengan acuan peraturan menteri kesehatan
aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena rendahnya kesadaran
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Azza Ivana , Baju Widjasena, Siswi Jayanti. 2014. Analisa Komitmen Manajemen
RumahSakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
RS PrimaMedika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
Volume 2, Nomor 1.
15
http://listrumahsakit.com/informasi-rs
hikmah/http://yayasanrsh.com/?hal=visimisi
16