Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SMK3 RS

Oleh :
Kelompok 4

Ahmad Luqman Saqif (20011039)


Deo Vegi Levino (20011011)
Dwi Saputra (20011047)
Yoga Harnandes (20011031)
Muhd. Zaky Pratama (20011043)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah SMK3 RS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambawah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Terimakasih juga kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang .......................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah...................................................................................... v
C. Tujuan ......................................................................................................... v
BAB II .................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................................... 1
B. Gambaran Umum Risiko Bahaya Di Rumah Sakit ................................ 2
C. Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit .................................................. 4
D. Tujuan Penerapan SMK3 ......................................................................... 5
E. Apa Pedoman SMK3 ................................................................................. 7
F. Standar K3 Rumah Sakit ........................................................................ 12
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak
sajamenyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
merupakan tempat pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas
pelayanan kesehatan danfungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks
peralatan dan fasilitasnya.Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut
menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi yang bahaya yang sangat
besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis,risiko ini juga
membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut.
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988
menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar
dari pekerja di industrilain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,
terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi,
dan sebagainya. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan kompensasi pada
pekerja rumah sakit yaitu sprains,strains: 52%; contussion, crushing,
bruising: 11%; cuts, laceration, puncture:10,8%; fractures: 5,6%; multiple
injuries: 2,1%; thermal burns: 2%; scratches,abrasions: 1,9%; infections:
1,3%; dermatitis:1,2%; dan lain-lain:12,4% (USDepartement of
Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistics, 1983 dikutipdalam Novi
Ernawati dan Hj. Ella Nurlelawati, 2018)
Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-
bahaya dirumah sakit belum terganbar dengan jelas namun diyakini bahwa
banyak keluhan-keluhan dari para petugas di rumah sakit, sehubungan
dengan bahaya-bahaya yangada di rumah sakit. Selain itu, Gun (1983)
memberikan catatan bahwa terdapat beberapa kasus penyakit kronis yang
diderita petugas rumah sakit, yaitu hipertensi,varises, anemia (kebanyakan

iii
wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69%wanita), dermatitis dan
urtikaria (57% wanita), serta nyeri tulang belakang dan pergeseran discus
intervertebrae. Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit
akut yanng diderita petugas rumah sakit lebih besar 1,5 kali dari petugasatau
pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernapasan,
salurancerna, dan keluhan lain seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan
saluran kemih,masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan,
penyakit kulit dan sistem otot dan tulang rangka.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang termasuk dalam suatu
wadah hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) terkadang
terlupakan oleh para pengusaha atau manajemen. Keselamatan dan
kesehatan kerja bukan hanya untuk industry tetapi untuk seluruh pegawai
disetiap tempat kerja, begitu juga di sektor pelayanan kesehatan. Di
Indonesia, sampai saat ini belum banyak peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja di laksanakan dirumah sakit. Adanya asumsi bahwa tenaga
kerja dirumah sakit dianggap sudah tahu dan dapat mempertahankan
kesehatan dan melindungi dirinya serta di anggap lebih mudah melakukan
konsultasi dengan dokter dan mendapatkan fasilitas perawatan secara
informal,menjadikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit seolah-olahdi pinggirkan. Mengingat besarnya paparan dirumah sakit
maka rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan sangat perlu untuk
diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
untuk memberikan perlindungan kepada para pegawai (Rahayaningsih W. P,
Hariyono Widodo, 2011).
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan
batasansebagai berikut: SMK3 adalah merupakan bagian dari sistem
manajemen secarakeseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pe
meliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka

iv
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja gunaterciptanya
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan dalam OHSAS 18001:2007 yang dimaksud dengan
sistemmanajemen kesehatan dan keselamatan kerja atau OHS ( occupational
health and safety ) adalah ” part of an organization’s manageent system
used t o develop andimplement its OHe-S policy and manage OHe- S risk
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen K3 yang benar-benar
jelas,kontinu, serta konsekuen dengan misi yang diemban, yaitu mengurangi
nilai kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja, bahkan dapat
dieliminasikan.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


B. Gambaran Umum Risiko Bahaya Di Rumah Sakit
C. Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit
D. Tujuan Penerapan SMK3
E. Apa pedoman SMK3
F. Standar K3 Rumah Sakit

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata


kuliah SMK3 RS. Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain dalam
penulisan makalah ini, yaitu:

A. Memaparkan Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


B. Memaparkan Gambaran Umum Risiko Bahaya Di Rumah Sakit
C. Memaparkan Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit
D. Memaparkan Tujuan Penerapan SMK3
E. Memaparkan Apa pedoman SMK3
F. Memaparkan Standar K3 Rumah Sakit

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja


adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, danmanusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adildan makmur.

Menurut Suma’mur (2001) keselamatan kerja merupakan rangkaian


usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dantentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi


keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakandimana kita bekerja
yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah


merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk padakondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja


menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

1
B. Gambaran Umum Risiko Bahaya Di Rumah Sakit

Fasilitas kesehatan, termasuk di dalamnya rumah sakit, puskesmas,


balai kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium klinik, dan laboratorium
kesehatan,merupakan tempat kerja yang sangat sarat dengan potensi bahaya
kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Risiko terjadinya gangguan
kesehatan dan kecelakaan menjadi semakin besar mengingat fasilitas
kesehatan merupakan tempat kerja yang padat tenaga kerja. Dan dari
berbagai penelitian menunjukan bahwa bervalensi gangguan kesehatan yang
terjadi di fasilitas kesehatan lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya
(Mansyur, 2007 dikutip dalam Mauliku E. N. 2011).
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit merupakan salah
satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan
kesehatannya. Rumah sakit sebagai tempat kerjayang unik dan kompleks
tidak saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
merupakan tempat pendidikan dan penelitian kedokteran.Semakin luas
pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks
peralatan dan fasilitasnya.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga
ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
rumah sakit,yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimiayang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial, dan ergonomi. Semua potensi potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para
pasien maupun para pengunjung yang ada dilingkungan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai karakteristik khusus yang dapat
meningkatkan peluang kecelakaan. Misalnya, petugas acapkali

2
menggunakan dan menyerahkan instrumen benda-benda tajam tanpa melihat
atau membiarkan orang lain tahu apayang sedang mereka lakukan. Ruang
kerja yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area
operasi bagi sejumlah anggota tim (perawatinstrumen atau asisten) dapat
menjadi buruk. Hal ini dapat mempercepat dan menambah stres kecemasan,
kelelahan, frustasi dan kadang-kadang bahkan kemarahan. Pada akhirnya,
paparan atas darah sering terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut,
biasanya tidak diketahui hingga sarung tangan dilepaskan padaakhir
prosedur yang memperpanjang durasi paparan. Pada kenyataannya, jari
jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan
risiko infeksi terhadap patogen yang ditularkan lewat darah. Kondisi gawat
darurat dapatterjadi setiap waktu dan mengganggu kegiatan rutin. Mencegah
luka dan paparan(agen yang menyebabkan infeksi) pada kondisi ini
sesungguhnya suatu yang menantang (Advanced Precaution for Today’s
OR).
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh
karena itu K3 rumah sakit perlu dikelola dengan baik. Agar
penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efesien dan terpadu
diperlukan sebuah manajemen K3 di rumah sakit baik bagi pengelola
maupun karyawan rumah sakit.

3
C. Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit

Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit merupakan upaya


untukmemberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan danrehabilitasi. Manajemen K3 dirumah sakit adalah suatu
proses kegiatan yangdimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk memberdayakan K3
di rumah sakit.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) tidak
terlepas dari pembahasan manajemen secara keseluruhan. Manajemen
merupakan suatu proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif,
melalui pengarahan, penggerakan dan pengendalian kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh orang-orangyang tergabung dalam suatu bentuk kerja.
Sedangkan sistem manajemen merupakan rangkaian proses kegiatan
manajemen yang teratur dan integrasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Masalah keselamatan dan kesehatan kerjaakhir-akhir ini terus
berkembang seiring dengan kemajuan sains dan teknologi dalam bidang
industri. Keadaan ini merubah pandangan masyarakat industri terhadap
pentingnya penerapan K3 secara sungguh-sungguh dalam kegiatannya.
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja menurut
Peraturan Menteri Kesehatan NO.66 Tahun 2016 terdiri atas meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (komitmen dan kebijakan)
2. Tahap perencanaan
3. Tahap penerapan/pelaksanaan
4. Tahap Pemantauan dan evaluasi
5. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan

4
Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah
Sakit ,menurut peraturan Menkes diatas adalah terciptanya cara kerja,
lingkungan Kerjayang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS (Nur Asmar Salikunna, dkk,
2011).

D. Tujuan Penerapan SMK3

Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah


Sakit adalah terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan
RS. Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya, agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum.

Adapun tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (1987)


adalah sebagai berikut:

1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam


melakukan pekerjaanuntuk kesejahteraan hidup dan untuk
meningkatkan produksi serta produktivitasnasional.
2) Menjamin setiap keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja.
3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien.

5
Menurut WHO / ILO (1995), Kesehatan kerja bertujuan:

1) Untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan


sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis
pekerjaan.
2) Pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan.
3) Perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Adapun beberapa hal strategis yang harus diperhatikan dan


dilaksanakandalam kebijakan keselamatan kerja tersebut, antara lain :

1) Orientasi karyawan, untuk meningkatkan pengetahuan keselamatan


kerjakaryawan tersebut.
2) Penggunaan alat pelindung diri.
3) Penataan tempat kerja yang baik dan aman
4) Pertolongan pertama pada kecelakaan, meliputi latihan,
kelengkapan peralatanP3K, pertolongan pada kasus luka dan
mengatasi perdarahan, pada kasus patahtulang, terkilir, luka bakar,
cedera otot dan persendian, kasus cedera mata.
5) Pencegahan kebakaran
6) Perizinan, yaitu perizinan untuk kegiatan yang dapat menimbulkan
sumbernyala api, perizinan untuk penggalian, untuk kelistrikan

6
E. Apa Pedoman SMK3
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja menurut
PeraturanMenteri Kesehatan 2007 terdiri atas meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (komitmen dan kebijakan)Komitmen diwujudkan
dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas danmudah dimengerti
serta diketahui oleh seluruh karyawan rumah sakit.Manajemen rumah
sakit mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber dayaesensial
seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya
programK3 di rumah sakit. Kebijakan K3 di rumah sakit diwujudkan
dalam bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi rumah sakit.

Menurut Effendi (2001) dikutip dalam Sugeha S. B. (2018),


setelah tahun1970 muncul tuntutan kepada administrator untuk
mempertanggungjawabkankebijakannya, sehingga berkembang tiga
generasi studi implementasi. Generasi pertama hanya meneliti
pelaksanaan sebuah kebijakan di satu lokasi saja (satustudi kasus).
Generasi kedua mencoba menjelaskan mengapa suatu kebijakandapat
gagal atau berhasil (generasi ini sudah dapat menjelaskan apakah
outcome disebabkan oleh variabel independen, hubungan kausal mulai
jelas). Generasiketiga mencoba menutupi kelemahan kedua generasi
sebelumya dengan cara menjelaskan hubungan antarvariabel melalui
Communication Model of Inter-Governmental Policy Implementation
dengan sistematis.

2. Tahap Perencanaan
Rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar
tercapaikeberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran
yang jelas dandapat diukur.
Penilaian faktor resiko, yaitu proses untuk menentukan ada
tidaknyaresiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial
yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan

7
kerja.Pengendalian faktor risiko, dilakukan melalui empat tingkatan
pengendalian risiko yaitu menghilangkan bahaya,menggantikan
sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkatrisikonya lebih
rendah /tidak ada (engneering/rekayasa), administrasi dan
alat pelindung pribadi (APP).

Sumber Bahaya Potensial Di Rumah Sakit yaiut Bahaya Fisik :


Radiasi pengion, radiasi non-pengion, suhu panas, suhu dingin,
getaran, pencahayaandll. Bahaya Kimia: Ethylene Oxide,
formaldehyde, glutaraldehye, obat Ca,gas Anesetesi, mercury, chlorine
dll. Bahaya Biologi : Virus, hepatitis B,hepatitis C, HIV, SARS, jamur
dan parasit. Bahaya Ergonomi : Posisi statis,mengangkat,
membungkuk, mendorong dll. Bahaya Psikososial : Kerja shift, stress
dll. Bahaya Mekanik : Berasal dari mesin, terjepit, terpotong,
terpukul,tergulung, tersayat, tertusuk benda tajam dll. Bahaya Listrik:
Sengatan listrik,hubungan arus pendek, kebakaran, petir, listrik statis
dll (DepartemenKesehatan Republik Indonesia, 2009 dikutip dalam
Okky Dwi Permadi, dkk,2013).

3. Tahap penerapan atau pelaksanaan


Pelaksanaan K3 harus merupakan bagian dari semua
kegiatanoperasional. Maka dari itu pekerjaan atau tugas apapun tidak
dapat diselesaikansecara efisien kecuali jika si pekerja telah mengikuti
setiap tindak pencegahandan peratuan K3 untuk melindungi dirinya
dan kawan kerjanya. Sesuai dengankonsep sebab akibat kecelakaan
serta prinsip pencegahan kecelakaan, maka pengelompokan unsur K3
diarahkan kepada pengendalian sebab dan pengurangan akibat
terjadinya kecelakaan.
Pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat tergantung dari rasa
tanggung jawab manajemen dan petugas terhadap tugas dan kewajiban
masing-masingserta kerja sama dalam pelaksanaan K3. Tanggung
jawab ini harus ditanamkanmelalui adanya aturan yang jelas. Pola

8
pembagian tanggung jawab, penyuluhankepada semua petugas,
bimbingan dan latihan serta penegakan disiplin.
Ketuaorganisasi/satuan pelaksana K3 rumah sakit secara spesifik
harusmempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja,merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab
timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan
pemecahannya danmengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja,
sehingga dapat dilaksanakandengan baik. Selanjutnya memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan program,untuk menilai sejauh mana
program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalaumasih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya sertadicari
pemecahannya.
4. Tahap Pengukuran dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah
salahsatu fungsi manajemen K3 rumah sakit yang berupa suatu
langkah yang diambiluntuk mengetahui dan menilai sampai sejauh
mana proses kegiatan K3 rumahsakit itu berjalan dan mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan darisuatu kegiatan K3 rumah sakit
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan
RS(SPRS);
1) Pencatatan dan pelaporan K32)
2) Pencatatan semua kegiatan K33)
3) Pencatatan dan pelaporan KAK4)
4) Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan
K3secara umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di rumah
sakitdilakukan secara berkala, terutama oleh petugas K3 rumah sakit
sehinggakejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin.

9
Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun
pemeriksaan terhadap pekerja berisiko seperti biological monitoring
(pemantauan secara biologis)
c. Melaksanakan audit K3
Audit K3 meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan
pengelolaan,karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan
dan prosedur, pengembangan karyawan dan program pendidikan,
evaluasi dan pengendalian. Tujuan audit K3 :
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan.
2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan
sesuaiketentuan.
3)Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial
serta pengembangan mutu.

5. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan


Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari
audit,identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan kepada
manajemen puncak.Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak
manajemen secara berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan
keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Informasi
dikumpulkan dari hasilmonitoring tempat kerja dan lingkungan kerja
rumah sakit terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya potensial
baik yang berasal dari kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya
serta data dari bagian K3 berupa laporan pelaksanaan K3 dan
analisisnya.
Dalam melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku,
dapat dilakukan kegiatan yang diantaranya :
1) Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan khusus).
2) Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja.

10
3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat.
4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi
kesehatan.
5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
melaluimonitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada.
7) Melakukan biological monitoring
8) Melaksanakan surveilans kesehatan pekerja

 Dasar Hukum Terkait dengan SMK3


Adapun dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan
SistemManajemen K3 antara lain,
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
danPengelolaan Lingkungan Hidup.
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
7) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
8) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang
Keselamatan danKesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pengion.
9) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan

11
Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan.
10) Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
OrganisasiRumah Sakit.
11) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008
tentangTata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun.
12) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
AkreditasiRumah Sakit.
13) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasidan Perizinan Rumah Sakit.
14) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
PersyaratanTeknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
15) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.

F. Standar K3 Rumah Sakit


1) Manajemen risiko K3RS
2) Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;
3) Pelayanan Kesehatan Kerja
4) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek
keselamatan danKesehatan Kerja
5) Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
6) Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
KesehatanKerja;
7) Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja; dan
8) Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana

12
Seperti yang tercantum dalam Kepmenkes RI No. 1087 Tahun 2010
tentangstandart kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit
bahwa penyesuaianterhadap peralatan kerja SDM dikatkan sudah
diterapkan apabilah telah melakukan:

a) Identifikasi dan penilaian risiko ergonomi terhadap perlatan kerja


dan SDM Rumah Sakit.
b) Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan
mengendalikanrisiko ergonomi. Pentingnya penyesuaian peralatan
kerja SDM adalah untuk menghindari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan Kecelakaan Akibat Kerja(KAK) yang disebabkan karena
golongan ergonomi (penyakit yang disebabkan karena prinsip-
prinsip peralatan kerja, proses kerja dan tempat kerja) misalnya nyeri
otot, kelelahan fisik, deformitas tulang, dislokasi dankecelakaan)
(Octavia R, dkk, 2018).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
.
Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS sudah merupakan
pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang
ada di lapangan menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah
sakit. hal tersebut dikarenakan banyaknya pegawai yang masih lalai untuk
mematuhi peraturan yang telah dibuat. Meskipun pihak rumah sakit telah
membuat peraturan yang sesuai dengan acuan peraturan menteri kesehatan
aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena rendahnya kesadaran

B. Saran

Agar management k3 dirumah sakit dapat diaplikasikan sesuai regulasi


yang telah ada, harus ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait seperti
Direktur Rumah Sakit itu sendiri sampai pada para pegawainya. Bukan hanya
peraturan yang harus ada di dalam Rumah Sakit itu sendiri, tapi sikap dari para
pegawainya harus memahami terlebih dahulu apa bahaya akibat kerja di
Rumah Sakit. Agar pegawai Rs lebih bisa mentaati peraturan yang ada dan
lebih sadar akan bahaya yang ada di Rs tempatnya bekerja. Sehingga dapat
menggurangi angka kecelakaan akibat kerja di RS.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, Firman. 2010. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan


KesehatanKerja Di Rsud Tarakan Tahun 2010.Skripsi.Universitas Islam
Negeri AlauddinMakassar

Azza Ivana , Baju Widjasena, Siswi Jayanti. 2014. Analisa Komitmen Manajemen
RumahSakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
RS PrimaMedika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
Volume 2, Nomor 1.

Demes Nurmayanti, Narwati, Dealivy Hangga Arvin. 2014. Penerapan Sistem


ManajemenKesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit. Jurnal
Penelitian Kesehatan.Vol 12 No. 1.

Effendy W. S. 2013. Strategi Pengembangan Sistem Manajemen K3 Pada Rumah


SakitUmum Daerah Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Diakses
pada jp.feb.unsoed.ac.id.

Effendy W. S. 2014. Audit Terhadap Sistem Manajemen K3 Berbasis OHSAS


18001 PadaRumah Sakit Umum Daerah Kayuagung. Diakses pada
jp.feb.unsoed.ac.id.

Ernawati Novi, Nurlelawati E. H. 2017. Faktor- FaktorYang Berhubungan


DenganPelaksanaan Penerapan K3 Pada Tenaga Kesehatan di RSIA
Permata SaranaHusada Periode Februari 2015. Jurnal Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya.Vol. 3 No. 1.

Firmansyah Imam, dkk. 2017. Strategi Meningkatkan Komitmen Penerapan


Kesehatan danKeselamatan Kerja di Rumah Sakit X Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan.Vol. 10 No. 2.

Herman. Max Joseph, Handayani S. R. 2016. Sarana dan Prasarana Rumah


SakitPemerintah Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Indonesia.Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol. 6 No. 2 hal 137-146.

15
http://listrumahsakit.com/informasi-rs

hikmah/http://yayasanrsh.com/?hal=visimisi

Ibrahim, Hasbi, dkk. 2017. Gambaran Penerapan Standar Manajemen


Keselamatan DanKesehatan Kerja Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar.Public Health Science Journal Vol. 9 No. 2 Hal
160-173.

Kementrian Kesehatan. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 66Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit. Diakses pada http://www.kesjaor.kemkes.go.

16

Anda mungkin juga menyukai