Disusun Oleh :
Novia Lestari 200600099
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul
“LAPORAN TUTORIAL CASE I OCCUPATIONAL HEALTH & SAFETY”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. penyusun juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Sumarni, SKM., M.Kes., MARS selaku dosen mata
kuliah Standar Pelayanan Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Seperti kata pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, begitu
juga dengan laporan ini.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu penyusun mengharap adanya kritik dan saran yang
membangun guna melengkapi kekurangan makalah ini. Semoga makalah yang
penyusun buat ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pihak pembaca sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….........................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kasus............................................................................................................2
B. Analisis Kasus dan Pembahasan..................................................................2
1. STEP 1…...............................................................................................2
2. STEP 2…...............................................................................................2
3. STEP 3…...............................................................................................3
4. STEP 4…...............................................................................................4
5. STEP 5….............................................................................................14
6. STEP 6&7….......................................................................................14
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................23
REFERENSI.........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
K3 merupakan salah satu mutu pelayanan yang penting di rumah sakit.
Dalam Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang kesehatan telah disebutkan bahwa
upaya kesehatan dan keselamatan kerja untuk memberikan jaminan kesehatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/ buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Kegiatan dirumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik (suhu,
cahaya, bising, listrik , getaran dan radiasi) , kimia ( antiseptik, reagent, gas
anestesi), biologi (virus, bakteri, jamur, parasit), ergonomik (lingkungan kerja,
cara kerja, dan posisi kerja yang salah), dan psikososial (kerja bergilir, beban
kerja, hubungan sesama pekerja/ atasan) dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di
lingkungan rumah sakit.
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan
bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja industri lain.
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/
terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi dan lain-lain. Pada tahun 2004, 65,4%
petugas pembersih suatu Rumah Sakit di Jakarta menderita Dermatitis Kontak
Iritan Kronik Tangan. Menurut Gun, Insiden akut secara signifikan lebih besar
terjadi pada Pekerja Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua
kategori seperti Umur, jenis kelamin, ras, dan status pekerjaan
Oleh karena itu, K3 sangat penting untuk diterapkan di rumah sakit demi
keselamatan, keamanan, kenyamanan pekerja, pasien, dan masyarakat di sekitar
rumah sakit.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
2. Mengetahui pentingnya K3RS
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KASUS
Bagian K3 Rumah Sakit memaparkan kepada direktur bahwa angka
kejadian kecelakaan kerja di Rumah Sakit tersebut pada bulan Agustus 2020
terjadi peningkatan dari bulan sebelumnya. Pada bulan Juli lalu terdapat 3
kasus pegawai yang mengalami kejadian terpeleset dan mengalami fraktur
dikarenakan lantai licin di lingkungan Rumah Sakit. Total kasus dalam 6
bulan terakhir terdapat 5 kasus, terdiri dari 3 kasus tertusuk jarum dan 2 kasus
kecelakaan lalu lintas.
Manajemen Rumah Sakit wajib menyediakan saran dan prasarana yang
menunjang keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satunya adalah dengan
penyediaan sarana dan prasarana untuk pencegahan kebakaran. Pencegahan
dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan SDM Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, dan asset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain.
2) Undang-undang K3
a. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja (UUKK), telah dijelaskan yaitu dengan
pesatnya kemajuan industrialisasi, mekanisme dan modernisasi,
maka berlangsung pulalah peningkatan terhadap intensitas kerja
operasional para pekerja, mesin-mesin, alat-alat, pesawat-pesawat
baru dan sebagainya pada perusahaan. Maka dapatlah dipahami,
bahwa perlu adanya pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di perusahaan yang maju dan tepat. Karena masalah
kesehatan yang merupakan salah satu unsur yang harus
diperhitungkan.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan,
dimana produktivitas kerja harus senantiasa diwujudkan secara
optimal agar setiap pekerja dapat bekerja dengan sehat tanpa
membahayakan dan mengakibatkan kerugian terhadap dirinya
dan orang lain serta perusahaan.
c. Kemudian berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1997
tentang perlindungan atas keselamatan karyawan, dimana dalam
hal ini pasal 108 telah menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan dan pelaksanaan kerja yang sesuai
dengan harkat dan martabat sebagai manusia serta nilai-nilai
agama. (Rismaini)
Tambahan:
- adelia
Tidak, menurut saya selagi dipikir-pikir apakah itu berbahaya dan
belum ada korban sebaiknya melakukan perubahan sebelum terjadi
kecelakaan kerja. Cara menciptakan K3 yaitu :
Staff training, melalui program training yang lebih jelas, mudah
diakses, dan lebih menyeluruh bagi semua karyawan.
Pekerjaan pekerja yang kompeten atau sesuai dengan keahlian
dan keterampilannya.
Memasang rambu, akan selalu mengingatkan setiap orang akan
resiko kerja yang selalu membayangkan dan apa saja yang
harusnya mereka lakukan untuk mematuhi peraturan
keselamatan.
Memberi perlengkapan keselamatan yang dibutuhkan, dengan
menyediakan perlengkapan yang mudah diakses dengan segera
maka akan meningkatkan kepatuhan mereka akan keselamatan
kerja.
Tambahan:
- sandra
Kecelakaan lalu lintas yang menjadi tanggung jawab K3 rumah
sakit contohnya mobil ambulan yang mengalami kecelakaan, bisa
jadi disebabkan ambulan tidak diservis atau ada kerusakan lain
yang tidak diperiksa sebelumnya
- deysi
Iya itu adalah tanggung jawab dari SMK3 . contohnya ; jam shift
petugas tidak teratur mengakibat jam pulang terlambat yang
mengakibatkan kelelahan dalam perjalanan bisa terjadi
kecelakaan. Penanggulangan yah itu Pihak RS mengedukasi para
pegawai, pihak RS menyediakan transportasi antar jemput
pegawai.
Tambahan:
- Deysi
Analisis pemicu terjadinya kasus tersebut yaitu:
a. Terpeleset :- dimana lantai lincin bisa saja terjadi akibat dari
lantai RS yang tidak sesuai dgn SOP pembangunan RS.
- Atap yang bocor tapi tidak segera diperbaiki sehingga jika
hujan lantai RS menjadi basah dan licin
- tidak cekatan dalam membersihkan lantai dari petugas
kebersihan baik di lingkungan RS hingga di WC saat ada air
maupun tumpahan dari cairan obat dll
b. Tertusuk jarum : bisa terjadi akibat keteledoran dari Tenaga
medis yang menaruh sembaranga alat tajam seperti jarun
mengakibatkan lukalada tenaga medis yg lain, atau
sembarangan membuang jarum suntik atau benda tajam
lainnya.
c. Kecelakaan lalu lintas : bisa terjadi karena kelelahan tenaga
medis, kurang fokus dll
- Sandra
Pada kasus tertusuk jarum ada beberapa faktor diantaranya
adanya perilaku kurang berhati-hati, kurang patuh terhadap
penggunaan alat pelindung diri (APD), adanya tindakan para
petugas yang masih belum sesuai prosedur, adanya tindakan /
prosedur yang tidak aman serta belum adanya standar prosedur
operasional yang mencakup mengenai keamanan petugas dalam
suatu tindakan medis.
- Rosyida
Kasus kecelakaan di lalu lintas ..karena kurangnya kehati"an
pengemudi dan mungkin faktor jalan yg kurang stabil dan kasus
terpeleset..karena lingkngan tmpt kerja.dan kurangnya keamanan
kerja bagi para pekerja
Tambahan:
- Rismaini
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, Pasal 1
poin 1 menyatakan: “ Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, yang selanjutnya disebut SMK3, adalah bagian
dari keseluruhan sistem manajemen perusahaan untuk
mengendalikan risiko yang terkait dengan kegiatan kerja untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, efektif dan efesien.
- Tri Kanti
Pentingnya penerapan SMK3 di rumah sakit karena mampu
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Selain itu, mampu
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Juga menyediakan kerangka kerja dalam mengelola risiko
dan peluang. Serta mencegah cedera dan gangguan kesehatan
dalam hubungan kerja pada pekerja.
- Deysi
Sangat penting karena sistem manajemen K3 atau SMK3 di RS
merupakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mencegah, mengurangi, dan bahkan meniadakan risiko
kecelakaan kerja. Implementasi dari rencana ini tidak boleh
dianggap sebagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang menggunakan banyak biaya
perusahaan, tetapi harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
panjang yang memberikan banyak manfaat di masa depan.
- Rosyida
pentingnya smk3 rs yaitu,untuk rs: 1.meningkatkan mutu
pelayanan 2.mempertahankan kelangsungan operasional RS
3.meningkatkan citra rs.Bagi karyawan:1.melundungi karyawan
dari kecelakaan dan penyakit di lingkungan kerja.
- taufiq
National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa
terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja di
industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum,
terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit
infeksi dan lain-lain. Berdasarkan data di atas bahwa,
penyelenggaraan K3 di Rumah Sakit sangat penting untuk
diterapkan dan diharapakan akan menjadi landasan kerja yang
membudaya. Proses terjadinya budaya di Rumah Sakit diperlukan
cara yang tepat dan mendayagunakan semua sumber daya yang
ada. Dimana pelaksanaannya akan diawali dari komitmen sesuai
yang tercantum pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-
05/MEN/1996 tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyatakan bahwa: Setiap
tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukan komitmen
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sehingga penerapan
Sistem Manajemen K3 berhasil diterapkan dan dikembangkan.
- Salma
sistem manajemen RS secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan kesehatan
dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang sehat, aman, efisien, dan produktif.
10) Maksud dari efektif dan efisien yaitu mengerjakan pekerjaan dengan
tepat waktu dan mencapai suatu pekerjaan itu dengan hasil maksimal
atau sesuai dengan tujuan. (Adelia)
Tambahan:
- Deysi
Bekerja secara efesien yaitu cara untuk mencapai suatu tujuan
dengan penggunaan sumber daya yang minimal namun hasil
maksimal. Sumber daya diolah dengan bijak dan hemat sehingga
uang, waktu dan tenaga tidak banyak terbuang.
5. STEP 5 (Learning Objective/ Mind Mapping)
1) Memahami dan menjelaskan konsep keselamatan keselamatan kerja
di Rumah Sakit
2) Apa tujuan pemberntukan K3 (Deysi)
3) Bagaimana sistem manajemen K3 di Rumah Sakit (Salma)
4) Apa saja susunan/organisasi K3 di Rumah Sakit (Rosyida)
5) Dasar hukum dan pedoman K3(Adelia)
6) Langkah-langkah penerapan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja di Rumah Sakit (Adelia)
7) Factor-faktor yang menyebabkan pentingnya K3 (Sandra)
8) Apa saja pengendalian resiko bahaya dalam K3(Deysi)
9) Job Safety Analisi (Siti Zakyatul)
10) Standar K3 di Rumah Sakit
11) Faktor-faktor yang di perlukan untuk mencapai penerapan SMK3
(Rismaini)
LO 2 : Tujuan Pembentukan K3
Tujuan dibentuknya K3 yaitu agar terciptanya lingkungan kerja
yang aman, sehat dan produktif untuk pekerja, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga
proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus K3RS adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3 di rumah
sakit (K3RS).
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen,
pelaksana, dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
e. Terselenggaranya program K3 di rumah sakit (K3RS) secara optimal
dan menyeluruh.
f. Peningkatan mutu, citra, dan produktivitas rumah sakit.
Model 2:
Merupakan unit organisasi fungsional (non sturktural), bertanggung jawab
langsung ke Direktur RS , Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3
RS yang dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja di
RS.
Keanggotaan:
• Organisasi/unit pelaksana K3 RS beranggotakan unsur-unsur dari
petugas dan jajaran direksi RS.
• Organisasi/unit pelaksana K3 RS terdiri dari sekurang-kurangnya
Ketua, Sekretaris, dan anggota. Organisasi/unit pelaksana K3 RS dipimpin
oleh Ketua.
• Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris serta
anggota.
• Ketua organisasi/unit pelaksana K3 RS sebaiknya adalah salah satu
manajemen tertinggi di RS atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah
langsung direktur RS
• Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3 RS adalah orang tenaga
professional K3 RS, yaitu manajer K3 RS atau ahli K3.
LO 5 : Dasar Hukum dan Pedoman K3
Dasar hukum K3 Rumah Sakit diantaranya adalah:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);