Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESIS STATUS KESEHATAN ANAK

Pengertian anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu wawancara antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung (autoanamnesis) atau dengan orang lain
yang mengetahui tentang kondisi pasien (aloanamnesis), untuk mendapatkan data pasien
beserta permasalahan medisnya.

Peran anamnesis dalam diagnosis


Anamnesis pada seorang pasien, terutama pasien anak, sebagian besar data yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis. Bahkan dalam beberapa keadaan
tertentu , anamnesis merupakan cara tercepat dan satu satunya kunci untuk menuju diagnosis.
Dengan anamnesis akan didapatkan data subyektif, pihak pasien (orangtua, pengantar,
atau pasiennya sendiri) diberikan kesempatan untuk mengingat dan menceritakan secara rinci
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

Tehnik anamnesis
Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berusaha menciptakan suasana yang kondusif
sehingga orangtua, pengantar atau pasiennya dapat mengemukakan keadaan pasien dengan
spontan, wajar namun tidak berkepanjangan. Sebelum melakukan anamnesis seyogianya
memberikan salam dan memperkenalkan diri.
Anamnesis biasanya dilakukan dengan wawancara secara tatap muka, dan
keberhasilannya untuk sebagian besar tergantung pada kepribadian, pengalaman dan
kebijakan pemeriksa. Pemeriksa harus bersikap empatik, dan menyesuaikan diri dengan
keadaan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan memperhatikan kepribadian serta keadaan
emosi orang yang diwawancara.
Pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif, dan dihindarkan
pertanyaan yang jawabannya hanya ya atau tidak, berikan kesempatan untuk menceritakan
riwayat penyakit sesuai dengan persepsinya.
Dalam melakukan anamnesis pemeriksa harus memperhatikan keadaan pasien. Pada
kasus gawat darurat, anamnesis seyogianya terbatas pada keluhan utama dan hal yang sangat
penting untuk mengatasi keadaan daruratnya, bila sudah stabil baru dilengkapi.
Setelah selesai melakukan anamnesis jangan lupa mengucapkan terima kasih dan juga
mengucapkan salam.
Langkah – langkah dalam pembuatan anamnesis
1. Identitas pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis, untuk memastikan
bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud.
Nama
Nama pasien harus jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah, nama keluarga, dan nama
panggilan akrabnya.
Usia
Usia didapat dari tanggal lahir, bila tidak diketahui pasti, usia diperkirakan dengan
menghubungkan denhan peristiwa penting. Selain untuk identitas, usia perlu diketahui
mengingat periode bayi dan anak mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan
mortalitas.

Jenis kelamin
Selain untuk identitas, juga diperlukan untuk penilaian data pemeriksaan, misalnya insidens
seks, nilai baku, penyakit terangkai seks.
Nama orangtua
Perlu dituliskan dengan jelas, mengingat banyak nama yang sama.
Alamat
Dituliskan dengan lengkap. Daerah tempat tinggal pasien mempunyai arti epidemiologis,
misalnya pada anak dengan demam yang berasal dari daerah endemis malaria.
Usia, pendidikan dan pekerjaan orangtua
Selain sebagai identitas, dapat memnggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh serta
dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis, misalnya memilih cara berkomunikasi.
Agama dan suku bangsa
Prilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama dan
suku bangsa. Beberapa penyakit juga mempunyai predileksi rasial tertentu.

2. Riwayat penyakit
Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.
Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh orangtua
pasien.
Riwayat perjalanan penyakit
Riwayat perjalanan penyakit disusun cerita secara kronologis, terinci dan jelas mengenai
keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai dibawa berobat. Bila telah
mendapatkan pengobatan sebelumnya, ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, obat yang
diberikan, dan bagaimana hasil pengobatan.
Ditanyakan juga perkembangan penyakit, kemungkinan komplikasi, gejala sisa,
bahkan kecacatan. Pemeriksa juga menanyakan hal yang relevan, yang lebih spesifik dan
mengarah kepada diagnosis dan diagnosis banding.
Pada umumnya, hal-hal berikut yang perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala :
1. Lamanya keluhan berlangsung
2. Bagaimana sifat terjadinya gejala : apakah mendadak, perlahan, terus menerus, berupa
bangkitan atau serangan, hilang timbul, apakah berhubungan dengan waktu
3. Untuk keluhan lokal harus dirinci lokasi dan sifatnya : apakah menetap, menjalar,
menyebar, sifat penyebarannya, berpindah-pindah
4. Berat ringannya keluhan dan perkembangannya : apakah menetap, cenderung bertambah
berat, cenderung berkurang
5. Terdapat hal yang mendahului keluhan
6. Apakah keluhan tersebutbbaru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah sebelumnya,
bila sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama atau berbeda, dan
interval antara keluhan tersebut
7. Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien menderita keluhan
yang sama
8. Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya

3. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit yang pernah diderita perlu diketahui, karena kemungkinan ada hubungannya dengan
penyakit sekarang, atau setidaknya memberi informasi untuk pembuatan diagnosis dan
tatalaksana penyakit sekarang.

4. Riwayat kelahiran
Kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat kelahiran,
siapa yang menolong, cara kelahiran, adanya kelahiran ganda, keadaan segera setelah lahir,
dan morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan.
Berat dan panjang badan lahir selalu ditanyakan untuk melihat pada peta Lubchenko,
apakah berat badan lahir sesuai, besar atau kecil masa kehamilan. Pada neonatus BBLR,
dapat berperan menentukan prognosis.
Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama masa neonatus (asfiksia, trauma
lahir, infeksi intrapartum, ikterus) perlu ditanyakan dengan rinci yang mungkin berhubungan
dengan penyakit sekarang.

5. Riwayat nutrisi
Dari anamnesis diharapkan dapat diperoleh keterangan tentang makanan yang dikonsumsi
anak, baik dalam jangka pendek (beberapa waktu sebelum sakit), maupun jangka panjang
(sejak bayi). Kemudian dinilai apakah memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan.
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan. Bila diberikan ASI apakah
diberikan secara eksklusif. Baik ASI atau susu formula ditanyakan cara pemberiannya,
apakah ad libitum atau ada jadwal tertentu. Untuk susu formula ditanyakan merek, takaran,
frekuensi pemberian, dan jumlah setiap pemberian.
Pemberian makan tambahan ditanyakan mulai kapan diberikan, jenis dan jumlahnya,
jadwal pemberian, durasi pemberian makanan, serta prosedur pemberian.

6. Riwayat imunisasi
Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan harus secara rutin
ditanyakan, khususnya BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.
Di samping diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh,
mungkin dapat membantu diagnosis pada keadaan tertentu.

7. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Riwayat pertumbuhan
Status pertumbuhan anak terutama balita dapat ditelaah dari kurva berat badan terhadap usia
dan panjang badan terhadap usia. Data dapat diperoleh dari KMS atau kartu pemeriksaan
kesehatan lainnya, yang kemudian dipetakan pada kurva pertumbuhan.
Kurva panjang atau tinggi badan pasien menggambarkan status pertumbuhan, dari
pola kurva tersebut dapat terlihat terdapatnya penyakit kronik, kekurangan nutrisi yang
berlangsung kronik, penyakit endokrinologis.
Riwayat perkembangan
Status perkembangan perlu ditelaah secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahapan
perkembangan dilalui dengan mulus atau terdapat penyimpangan. Pemisahan dengan ibu
dalam waktu yang lama, penempatan anak dalam suatu panti, perawatan anak dengan
penyakit kronik dan yang lainnya sering menyebabkan kelainan perkembangan.
Pasien dengan riwayat asfiksia berat, hiperbilirubinemia, hipoksia kronik pada
penyakit jantung bawaan sianotik, penyakit neurofibromatosis , sindrom down, dan lainnya
dapat mengalami hambatan perkembangan.
Pada balita perlu ditanyak beberapa perkembangan di bidang motor kasar, motor
halus, sosial personal dan bahasa adaptif apakah sesuai usia. Pada anak usia sekolah
perkembangan secara kasar dapat dilihat dengan menelaah prestasi belajar anak. Selain
prestasi belajar, pada anak usia sekolah lanjut juga perlu ditanyakan tentang menars dan
telars, usia berapa tumbuh rambut pubik.
Dalam menilai perkembangan perlu juga ditanya da tidaknya kelainan tingkah laku
dan emosi, misal temper tanrum, enuresis, hiperaktif, anoreksia dan sebagainya.

8. Riwayat keluarga
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan
sosial ekonomi budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan maupun
kematian yang berlatar belakang sosial ekonomi keluarga, misalnya malnutrisi dan
tuberkulosis.
Tanyakan juga kemungkinan penyakit yang diturunkan dari keluarga seperti alergi,
kardiovaskuler, diabetes melitus, talasemia. Dalam resume keluarga sebaiknya dibuat pedigri,
sehingga tergambar dengan jelas hubungan antara anggota keluarga, terutama bila ditemukan
kelainan yang mempunyai aspek genetik heriditer.

Daftar pustaka
1. Anwar A. Anamnesa terapeutik. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 2003
2. Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Anamnesis. Dalam : Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak.
Edisi ke-3. Jakarta. Sagung Seto. 2014
3. Ali M. Komunikasi efektif dokter pasien. Jakarta. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006
CHECK LIST
ANAMNESIS STATUS KESEHATAN ANAK

Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
Pemeriksa mengucapkan salam dan menyilahkan pasien dan
1.
keluarga
2. Pemeriksa memastikan identitas pasien
3. Pemeriksa menanyakan identitas ayah dan ibu pasien
4. Pemeriksa menanyakan keluhan utama
5. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit sekarang
6. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit dahulu pasien
7. Pemeriksa menanyakan riwayat kelahiran
8. Pemeriksa menanyakan riwayat tumbuh kembang
9. Pemeriksa menanyakan riwayat imunisasi
10. Pemeriksa menanyakan riwayat nutrisi
11. Pemeriksa menanyakan riwayat penyakit keluarga
Pemeriksa mengucapkan terima kasih pada pasien dan
12.
keluarganya dan meneruskan pada pemeriksaan fisik

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2017


0. Tidak Dilakukan Instruktur,
1. Dilakukan ≤ 50% benar
2. Dilakukan ≥ 50% benar
3. Dilakukan dengan sempurna

NILAI : Skor Total X 100 = ....... (.........................................)


36

Anda mungkin juga menyukai