Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KONSEP ANTROPOLOGI KESEHATAN

2.1 Pengantar
Undang-undang Kesehatan no.23 Tahun 1992 ( mengacu batasan WHO) :
Kesehatan adalah keadaan sehat sejahtera badan,jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Para ahli antropologi yang menaruh perhatian pada dimensi-demensi sosial
dan budaya dari kesehatan dan penyakit tidak dapat lagi mengabaikan data dan
model-model yang berasal dari sosiologi maupun yang berasal dari antopologi
biologi.
Para ahli mendefenisikan antropologi kesehatan sebagai berikut:
2.1.1 Menurut Hasan dan Prasad :Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia
(Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)

2.1.2 Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman


biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).

2.1.3 Menurut Lieban : Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis
(Lieban 1973, 1034)

2.1.4 Menurut Fabrega : Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:


Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau
mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena
oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.Mempelajari masalah-masalah
sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku. (Fabrega,
1972;167)

1
2.1.5 Menurut Solita Sarwono Solita Sarwono :Antropologi kesehatan adalah studi
tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)

2.1.6 Menurut Koentjaraningrat : Antropologi kesehatan membicarakan masalah


konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan
pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.
(Koentjaraningrat (1990)

2.1.7 Menurut Foster/Anderson : Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-


masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi
dan kutub sosial budaya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi
Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai


Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat  disimpulkan bahwa
Antropologi Kesehatan mencakup:
a. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam
masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku
manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut;

b. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan


memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan,
serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

2
2.2 Akar dari Antropologi Kesehatan

2.2.1 Antropologi fisik


Ahli-ahli antropologi fisik belajar dan melakukan penelitian di sekolah-
sekolah kedokteran, biasanya pada jurusan anatomi. Ahli-ahli antropologi
fisik adalah ahli antropologi kesehatan, sejumlah besar ahli antropologi fisik
adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi
kesehatan yang meliputi: Nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk
tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada
persendian tulang(arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia)
dan penyakit diabetes ).
Underwooddan lain-lainya berusaha mendapatkan pengertian yang
lebih luas mengenai proses melalui pengamatan terhadap pengaruh-
pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada
berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari ri faktor-faktorbudaya,
misalnya migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi.
Fiennes lebih jauh lagi mengajukan pendapatnya bahwa  penyakit
yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang
khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang
menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk
yang pada.
Kedokteran forensik,suatu bidang mengenai masalah-masalah
kedokteranhukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan
peninggalan ras manusia yang didugamati karena unsur kejahatan serta
masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah, bila
terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya.
Dalam pengembagan usaha pencegahan penyakit, para ahli
antropologi fisik telah memberikan sumbangan dalampenelitian mengenai
penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni
orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan
pembawa penyakit kuning (hepatitis).

3
2.2.2 Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari
pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber
tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan
praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan
pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama
dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang
merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak
berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari
kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat. Rivers,
(Medicine, Magic, and Religion).
Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari
dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan
bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang
yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri
transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem
pengobatan non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian
etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam
antropologi kesehatan.

2.2.3 Studi-Studi Tentang Kebudayaan Dan Kepribadian


Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli
ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa,
atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi.

2.2.4 Kesehatan masyarakat internasional


Dengan terbentuknya World Health Organization (WHO), maka program-
program kesehatan masyarakat utama yang bersifat bilateral dan multilateral di
negara-negara sedang berkembang merupakan sebagian dari gambaran dunia.
4
Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya,
lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan
sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa
kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga
gejala sosial-budaya. Mereka segera menyadari bahwa kebutuhan kesehatan di
negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan
pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan
primitif dan petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-
tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial,
serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan,
telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai
dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai
bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi
pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan
kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek
dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial
budayanya yang mencakup banyak hal.

2.3. Antropologi Kesehatan Dan Ekologi

2.3.1 Ekosistem Dan Sistem Sosial-Budaya


Sistem adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan
oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit
yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni
sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi
atau bergerak dalam satu kesatuan. Sistem sosial-budaya atau kebudayaan
adalah keseluruhan yang integral dalam interaksi antar manusia.Ekosistem adalah
suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan lingkungan nonhidup
mereka (Hardesty 1977;289)

5
2.3.2 Perhatian Ekologis dari para Ahli Antropologi Kesehatan
Para ahli antropologi kesehatan, yang dari definisinya dapat disebutkan
berorientasi ke ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungan alamnya, tingkalakunya, penyakit-penyakitnya dan cara-
cara dimana tingkalaku dan penyakit-penyakitnya mempengaruhi evolusi dan
kebudayaannya melalui proses umpan balik.
Dalam dunia masa kini, pendekatan ekologis adalah dasar bagi studi tentang
masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkalakun individu dan
kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-
beda dalam populasi yang berbeda-beda.

2.3.3 Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Studi untuk
mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya pada
penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya seperti pada tulang-tulang yang dapat
diidentifikasi.

2.3.4 Penyakit dan Evolusi


Penyakit-penyakit infeksi telah merupakan faktor penting dalam evolusi
manusia selama 2 juta tahun atau lebih, melalui mekanisme evolusi dari proteksi
genetik. Munculnya gen yang memberikan resistensi terhadap malaria dalam
suatu populasi di Afrika barat adalah salah satu contoh yang dramatis dari evolusi
tersebut, seperti penyakit anemia sel-sabit (sickle-cell anemia) yang terutama
menulari orang-orang kulit hitam debandingkan dengan kelompok ras lainnya.

2.3.5 Makanan dan Evolusi


Seperti halnya dengan penyakit, makanan juga merupakan karakteristik
lingkungan yang mempengaruhi evolusi. Stini telah mendeskripsikan tentang
beberapa aspek dari proses ini yang mempengaruhi ukuran tubuh.

6
2.3.6 Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau terjadinya
penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan
ciptaan manusia serta oleh tingkah laku manusia

2.3.7 Misteri Kuru


Pada pertengahan tahun 1950-an suatu penyakit baru- kuru- yang semula
tidak dikenal dalam ilmu kedokteran, ditemukan pada kelompok penduduk yang
mempunyai kesatuan linguistik, yakni penduduk Fore Selatan di dataran tinggi timur,
Papua Nugini yang berpenduduk sekitar 15.000 jiwa.
Penyakit Kuru menyerang pada pusat sistem syaraf yang mengarah pada
kelumpuhan total dan seringkali ketidakmampuan untuk menelan yang disebabkan
oleh Virus.

2.3.8 Ekologi dan Pembangunan


Konsep pembangunan mencakup intervensi teknologi manusia terhadap
keseimbangan alam: pembangunan bendungan-bendungan, pembukaan, peralatan
dan irigasi ladang-ladang, pembangunan jalan-jalan raya, sekolah-sekolah, rumah
sakit, pengeboran minyak pembukaan tambang-tambang dan pembanguan pabrik.

2.3.9 Penyakit-penyakit Pembangunan


a. Pembangunan lembah sungai --- penyakit bilharziasis yg disebabkan
oleh cacing pita dr genus Schistosoma
b. Pembudidayaan tanah ---- Penyakit Malaria yg ditularkan melalui
nyamuk Anopheles
c. Pembangunan jalan raya --- Penyakit Trypanosomiasis (Penyakit
tidur) yg ditularkan melalalui lalat tsetse
d. Urbanisasi ----- Penyakit Disentri
e. Program-program kesehatan masyarakat ---- penyakit malaria yg
tinggal di hutan

7
2.4 Sistem Medis

2.4.1 Sistem Medis sebagai Strategi Adaptasi Sosial-Budaya


Manusia sebagai makhluk budaya akan mengembangkan pranata sosial, teori
etiologi, teknik pengobatan yg memungkinkan mereka menanggulangi dislokasi
sosial dan dislokasi lainnya yg terjadi karena penyakit yang menyebabkan
ketidakmampuan
Sifat yg adaptif dari suatu sistem medis pada pola-poladaripranata-pranata
sosial dan tradisi-tradisi budaya yg menyangkut perilaku yg sengaja untuk
meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari khusus tersebut belum tentu
kesehatan yg baik
Penyakit & rasa sakit merupakan kondisi manusia yg dapat diramalkan.
Penyakit bukan hanya fenomena biologis, tetapi juga memounyai dimensi sosial-
budaya. Penyakit tidak hanya mengancam keamanan biologis, tapi juga kehidupan
sosial dan ekonomi kelg yg bersangkutan. Menjauhkan diri dari si sakit
Setelah mengalami perubahan, manusia mulai mencari penyelesaian
terhadap masalah penyakit, merawat si sakit sebagai bentuk tingkah laku adaptif
baru yg didasari oleh logika dan rasa kasih bukan hanya oleh rasa manusiawi.
Anggota masyarakat/komunitas mempunyai peran tertentu didalam
masyarakat/komunitastersebut. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka
perannya terganggu, maka akan muncul dua pilihan untuk kondisi tersebut yaitu
ditinggalkan atau dirawat.
Munculnya berbagai masyarakat menciptakan strategi adaptasi baru dalam
menghadapi penyakit yaitu pencegahan dan pengobatan.
Sistem medis adalah segala hal yg mencakup semua kepercayaan tentang
usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun
ketrampilan anggota-anggota kelompk yg mendukung sistem tersebut

2.4.2 Teori Penyakit dan sistem perawatan kesehatan


a. Sistem teori penyakit
Meliputi kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab
sakit,sertapengobatan, dan teknik-teknik penyembuhan lain yg digunakan
oleh para dokter. Berkenaan dengan kausalitas; penjelasan yg diberikan oleh
penduduk ttg hilangnya kesehatan, pelanggaran tabu, pencurian jiwa orang,
8
gangguan keseimbangan dalam tubuh, kegagalan imunologi pertahanan
terhadap agen patogenà merupakan sistem ide konseptual, dan bagian dari
orientasi kognitif anggota kelp. tersebut

b. Sistem Perawatan Kesehatan


1) Memperhatikan cara yg dipakai masyarakat untuk merawat
orang saki dan memanfaatkan pengetahuan ttg penyakit untuk
menolong pasien.
2) Pranata sosial yg melibatkan interaksi pasien dan si penyembuh
3) Fungsi yang terwujud adalah memobilisasi sumber daya si
pasien, yakni keluarga dan masyarakatnya untuk mengatasi
masalah mereka
4) Merefleksikan sifat logis dan filsafat darisistem penyebab
penyakit

Keuntungan dari perbedaan sistem teori penyakit dan sistem


perawatan kesehatan
a. Memungkinakan seseorang untuk bisa lebih bijaksana, peka dalam
memperkenalkan perubahan dalam praktek medis dikalangan penduduk yg
sebelumnya hanya mengenal sistem tradisional saja.
b. Memungkinkan kita untuk melakukan konsentrasi pada kumpulan
besar data bagi analisa dan perbandingan lintas budaya

2.4.3 Beberapa Unsur Universal dalam Sistem-Sistem Medis


a. Sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan-kebudayaan.
1) Sistem medis  adl bagian yg integral dr kbudayaan, berarti
mmandangnya pd tingkatan dasar yg nyata
2) Pellegrino “kedokteran adalah suatu indikator yg sangat peka
dari ciri-ciri kebudayaan yg dominan dalam tiap era krn tk.laku manusia
sebelum adanya ancaman dan kenyataan sakit perlu berakar dalam
konsepsi yg telah dibangun mengenai dirinya dan alam semestanya
3) Tiap kebudayaan telah mengembangkan suatu sistem
kesehatan yg emndukung timbal balik yg tidak luntur dalampandangan
hidup yg berlaku
9
4) Konsistensi dalam pola-pola kebudayaan tercermin dalam cara-
cara lain pula.          ex: china adalah penyakit dianggap sebagai
disharmoni yin dan yang; masy.rumpunàkepercayaan magis/gaib;
negara majuàkedokteran formal dari segi ilmiah

b. Penyakit ditentukan oleh kebudayaan


1) Adanya perbedaan konsep antara penyakit (disease) sebagai
suatu konsep patologis dengan penyakit (illness) sebagai konsep
budaya
2) Konsep budaya: penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak mampu menjalankan peran normalnya secara wajar
3) Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara yg berbeda dan
akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan waktu
c. Semua sistem-sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan
pengobatan
1) Kalangan barat terdapat konsep pengobatan preventif
(kesehatan masyarakat) dan pengobatan kuratif (klinik)
2) Kalangan non barat tindakan preventif merupakan tindakan
individu bukan badan hukum yg mengikuti konsep penyebab penyakit

d. Sistem medis memiliki sejumlah fungsi


1) Sistem medis berfungsi untuk memulihkan kesehatan pasien
2) Sistem perawatan kesehatan bukan hanya melayani pasien
tetapi juga landasan dimana peran sosial penyakit dimainkan
(keinginan untuk mendapat perhatian, mengawasi tingkah laku orang
lain)

Mengenai sebab-sebab penyakit


1) Sistem teori penyakit memberikan rasional bagi pengobatan
a)      Jika penyakit (illness) didefinisikan sebagai akibat
masuknya objek karena ilmu sihir maka pengobatan yg mungkin
adalah membujuk tkg sihir.
b)      Jika penyakit disebabkan oleh infeksi streptococcus à
dokter akn menulis resep antibiotik
10
2) Suatu sistem teori penyakit menjelaskan “mengapa”
Menjawab pertanyaan yg mengganggu hubungan sosial pasien

3) Sistem teori penyakit menjalankan peran kuat dalam memberi


sanksi dan dorongan norma budaya sosial dan moral
4) Sistem teori penyakit dapat memberikan rasional
bagipelaksanaan konservasi
5) Sistem teori penyakit dapat mengatasi agresi
6) Peran nasionalistik pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional sering memainkan peranan
penting dalam pengembangan kebangsaan nasional, karena ia
dapat melambangkan masa silam negara yg bersangkutan dan
tingkat kebudayaannya yg tinggi pada masa lalu

11

Anda mungkin juga menyukai