Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Etik Keperawatan (Justice / Keadilan)

Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama, merupakan prinsip dari justice (Perry
and Potter, 1998 ; 326). Justice adalah keadilan, prinsip justice ini adalah dasar dari tindakan
keperawatan bagi seorang perawat untuk berlaku adil pada setiap pasien, artinya setiap pasien
berhak mendapatkan tindakan yang sama.

Tindakan yang sama tidak selalu identik, maksudnya setiap pasien diberikan konstribusi yang
relatif sama untuk kebaikan kehidupannya. Prinsip Justice dilihat dari alokasi sumber-sumber
yang tersedia, tidak berarti harus sama dalam jumlah dan jenis, tetapi dapat diartikan bahwa
setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkannya sesuai dengan
kebutuhan pasien. (Sitorus, 2000).

Penelitian yang dilakukan dijelaskan dengan jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan


tentang tujuan, manfaat dan apa yang didapat partisipan dilibatkan dalam penelitian tersebut.
Penjelasan tersebut harus disampaikan kepada partisipan karena mempunyai hak untuk
mengetahui segala informasi dari peneliti. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan
penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,
kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Pada penelitian ini peneliti memilih
partisipan sesuai dengan kriteria inklusi dan menjelaskan tujuan, manfaat dengan jujur dan
menanyakan pertanyaan dengan hati-hati supaya tidak menyinggung perasaan partisipan.

Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk dapat berlaku adil pada semua
orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah. Persepsi keadilan bagi perawat dan klien sering
berbeda, terutama yang terkait dengan pemberian pelayanan. Perawat akan mendahulukan
klien yang situasi dan kondisinya memerlukan penanganan segera dan menunda melayani klien
lain yang kebutuhannya termasuk di bawah prioritas. Tidak seluruh klien dapat memahami
situasi ini, sehingga akan menimbulkan rasa kurang nyaman bagi klien yang merasa dirinya
kurang diperhatikan oleh perawat.

Prinsip keadilan ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat,
sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan
mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka yang sederajat harus menerima
sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan
kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini ia harus mendapatkan sumber kesehatan yang
besar pula.Keadilan berbicara tentang kejujuran dan pendistribusian barang dan jasa secara
merata. Fokus hukum adalah perlindungan masyarakat, sedangkan fokus hukum kesehatan
adalah perlindungan konsumen.

Hal setiap orang untuk diperlakukan sama merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil
bagi semua individu. Artinya individu disini mendapatkan tindakan yang sama yang mempunyai
kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidup seseorang. Prinsip dari keadilan menurut
Beauchamp dan Childress adalah mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat
sedangkan mereka yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat. Ketika seseorang
mempunyai kebutuhan yang besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-
sumber yang besar pula. Sebagai contoh: tindakan yang dilakukan seorang perawat yang ada di
ruangan VIP harus sama dan sesuai dengan yang ada di bangsal.

Tindakan yang sama tidak selalu identik, maksudnya setiap pasien diberikan kontribusi yang
relatif sama untuk kebaikan hidupnya. Prinsip justice dilihat dari alokasi sumber-sumber yang
tersedia, tidak berarti harus sama dalam jumlah dan jenis., tetapi dapat diartikan bahwa setiap
individu mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkannya sesuai dengan kebutuhan
pasien. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemampuan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

D. Contoh Kasus

1. Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien yang kurang mampu
dan berada pada ruangan kelas III. Perawat ini awalnya merawat pasien tersebut ini dengan
baik. Namun, suatu hari keluarga dari perawat ini dirawat di rumah sakit yang sama juga tapi di
ruang VIP. Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan keluarganya tersebut sampai-
sampai melupakan seorang pasien yang ada di kelas III yang sudah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya untuk perawat itu. Ketika ditanya kenapa perawat itu sering berkunjung ke ruangan
pasien yang merupakan keluarganya, perawat itu menjawab karena yang dirawat itu tantenya.
Jadi dia harus setiap saat mengecek keadaan tantenya itu dan melupakan tanggung jawabnya
yang terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III. Tentu saja ini melanggar prinsip etik
keperawatan justice / keadilan karena perawat itu sudah membeda-bedakan perawatan pada
kelurarganya dan pasien yang sudah menjadi tanggung jawabnya dimana dia lebih sering
mengecek keadaan tantenya tersebut dan melupakan pasien yang berada di ruangan kelas III
tersebut.

2. Suatu hari Tn. Arif berobat ke rumah sakit karena anaknya demam tinggi dan muntah-
muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang diterima dari kelurahan setempat. Pada
saat yang bersamaan, ada juga seorang anggota dewan yang berobat ke rumah sakit tersebut
dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian hanya melayani anggota dewan
tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang datang lebih awal yang parah. Ketika Tn. Arif
bertanya apakah anaknya bisa di tolong, perawat itu menjawab, “Maaf pak, bapak duduk di
ruang tunggu saja dulu. Saya akan menangani pasien ini dulu. Bapak biar nanti belakangan.”
Kasus ini jelas sangat melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan karena membeda-
bedakan mana yang miskin dan mana yang kaya. Perawat seperti ini patut diberikan sanksi yang
setimpal.

E. Penyelesaian Kasus

1. Untuk kasus yang pertama, pelanggaran yang telah dilakukan oleh perawat tersebut
adalah membeda-bedakan mana keluarganya dan mana yang bukan. Sudah jelas bahwa dia
melanggar prinsip etik keperawatan. Seperti yang kita tahu sendiri bahwa pada prinsip etika
keperawatan justice / keadilan adalah dimana perawat tidak membeda-bedakan antara pasien
yang satu dengan pasien yang lainnya meskipun itu temannya atau keluarganya sekalipun.
Dalam prinsip etika keperawatan justice / keadilan diperlukan perlakuan tindakan yang adil dan
sama bagi setiap pasien yang ada pada ruang lingkup rumah sakit itu sendiri. Artinya setiaop
individu itu memiliki kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidupnya. Untuk perawatnya
sendiri yang melanggar prinsip etika keperawat jenis ini bisa dikenai hukuman atau sanksi
sehubungan telah disahkannya Undang-Undang Keperawatan.

2. Untuk kasus yang kedua, masih sama seperti kasus pertama yakni dimana perawat
membeda-bedakan pasien yang satu dengan yang lainnya. Tapi dalam kasus kedua ini, bisa
dikatakan sudah sangat kelewatan. Karena perawat pada kasus kedua ini memilih-milih pasien
yang bisa membayar dengan lebih biaya pengobatannya daripada pasien yang hanya
mengandalkan kartu miskin untuk biaya pengobatannya. Tentu saja perawat tersebut
menginginkan tunjangannya agar bertambah. Perbuatan perawat yang satu ini juga melanggar
prinsip etik keperawatan justice / keadilan, karena sudah memilij-milih pasien yang ekonominya
tinggi daripada yang ekonominya rendah. Disamping itu, pasien yang seharusnya segera
ditangani malah dibiarkan hanya karena ingin mendapatkan bayaran lebih dari seorang anggiota
dewan yang hanya mengeluh sakit kepala saja.

Intinya, kita sebagai seorang perawat janganlah membeda-bedakan pasien dari segi apapun baik
itu teman, keluarga, maupun anggota dewan dan lainnya. Kita harus mengutamakan yang
menjadi prioritas. Apalagi untuk pasien yang keluhannya sangat memprihatinkan daripada
pasien yang hanya mengeluh sakit kepala.

Anda mungkin juga menyukai