Anda di halaman 1dari 11

ETIKA KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
ERTALINA SARAGIH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan
dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan
antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesame
anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi,
bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan pendekatan secara
holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan
atau asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan
memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan
tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara
sembarangan.
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan
hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standard perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang
terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan
bertindak sebagai advokat klien.
Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang

1
berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan.
Secara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnya para perawat tahu
tentang hukum yang mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk memberikan
kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten
dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari liabilitas.
Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas tentang kode etik keperawatan
dan berbagai hal yang terkait dengan kode etik tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Dari Etika Profesi Keperawatan
2. Apakah Kode Etik Keperawatan Itu
3. Apa Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Keperawatan
4. Apa Perbedaan Etika Dengan Moral, Etiket Dan Hokum
5. Apa Hubungan Etika Dengan Moral, Norma Dan Nilai
6. Prinsip Dasar Etika
7. Pandangan Etik Terhadap Manusia
8. Apa yang dimaksud kode etik keperawatan menurut PPNI dan ICN

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian etika profesi keperawatan.
2. Mengetahui Kode Etik Keperawatan
3. Mengetahui Tujuan dan fungsi kode etika keperawatan.
4. Apa Perbedaan Etika Dengan Moral, Etiket Dan Hokum
5. Apa Hubungan Etika Dengan Moral, Norma Dan Nilai
6. Prinsip Dasar Etika
7. Pandangan Etik Terhadap Manusia
8. Kode etik keperawatan menurut PPNI & ICN

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Teori
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip
moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus
pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan
menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral.
Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk
memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang
sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf,
1988). Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan
moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Menurut Webster’s “The discipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation, ethics
offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making”.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan
pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai,
kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu
kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal
ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan
ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia
sebagai dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan
bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.

3
B.    Pengertian Etika Profesi Keperawatan
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu :
1. Baik dan buruk
2. Kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).
Etik mempunyai arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu
pada metode penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku
manuia; yaitu, etik adalah studi moralitas. Ketika digunakan dalam acara ini, etik
adalah suatu aktifitas; etik adalah cara memandang atau menyelidiki isu tertentu
mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada praktek, keyakinan, dan
standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik perawat).
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan.
Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang
merupakan “standar perilaku” dan nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal.
Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu
bentuk perbuatan yang nyata.
C.     Kode Etik Keperawatan
Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk
tugas dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktek di bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.
Sedangkan kode etik keperawatan merupakan daftar perilaku atau bentuk

4
pedoman (panduan etik) prilaku profesi keperawatan secara professional (Aiken,
2003). Dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah memberikan
perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek keperawtan.
Kode etik profesi disusun dan disahkan oleh organisasi profesinya sendiri
yang akan membina anggota profesinya baik secara nasional maupun
internasional. (Rejeki, 2005). Konsep etik yang merupakan panduan profesi
merupakan tanggung jawab dari anggota untuk melaksanakannya. Profesi
keperawatan sebagai salah satu profesi yang professional dan mempunyai nilai-
nilai atau prinsip moral dalam melakukan prakteknya maka kode etik sangatlah
diperlukan. Perawat sebagai anggota profesi keperawatan hendaknya menjalankan
kode etik keperawatan yang telah di buat dengan sebaik-baiknya dengan tetap
memegang teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.
(Misparsih,2005).
Etika keperawatan memberikan keputusan tentang tindakan yang
diharapkan benar-benar tepat atau bermoral. Etika keperawatan sebagai pedoman
menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi anggota tentang hak-hak yang
diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi mempunyai pengetahuan atau
keterampilan khusus yang dipergunakan untuk membuat keputusan yang
mempengaruhi orang lain. (Samporno, 2005). Etika profesi keperawatan
merupakan practice discipline dan sebagai implementasinya diwujudkan dalam
asuhan praktik keperawatan. Perawat harus membiasakan diri untuk sepenuhnya
menerapkan kode etik yamg ada sebagai gambaran tanggungjawabnya dalam
praktik keperawatan.

D.    Tujuan dan Fungsi Kode Etik Keperawatan


Secara umum menurut Koizer (1992). Dikatakan bahwa tujuan kode etik
profesi keperawatan adalah meningkatkan praktek keperawatan dengan moral dan
kualitas dan menggambarkan tanggung jawab, akontabilitas serta mempersiapkan
petunjuk bagi anggotanya.
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur prilaku moral
dalam keperawatan. Dalam menyusun alat pengukur ini keputusan diambil
berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku
moral perawat. (Suhaemi. 2002). Adanya penggunaan kode etik keperawatan,

5
organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan kerangka berfikir perawat untuk
mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat anggota tim
kesehatan lain dan kepada profesi.
Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda
satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan,
kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar
tidak sama.
Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam
kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
1.   Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap
klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
2.   Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang
harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam
pekerjaan
3.   Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-
fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari
anggota-anggota tertentu
4.   Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral
dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para
anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam
pelayanannya
5.   Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas
atau kejujuran dari tenaga ahli profesi
6.   Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau
undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan
menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya
Sesuai tujuan tersebut diatas, perawat diberi kesempatan untuk dapat
mengembangkan etika profesi secara terusmenerus agar dapat menampung
keinginan dan masalah baru dan mampu menurunkan etika profesi keperawatan
kepada perawat-perawat muda. Disamping maksud tersebut, penting dalam
meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap perawat dapat memahami
dan menyenangi profesinya.

6
E.   Perbedaan Etika Dengan Moral,Etiket Dan Hukum

1. Perbedaan Etika Dengan Moral


Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang
sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap
aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek
yang menjadi penilai benar atau tidak. beberapa perbedaan etika dan moral
adalah:
a) Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang
kebenaran
b) Moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat
atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan
moral.
c) Moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam
“rel”kehidupan.
d) Moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu
kehidupan.
e) Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika
berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
f) Moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan
dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
g) Moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
h) Moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
i) Moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
j) Moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering
berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
2. Perbedaan Etika dan Etiket
a) Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket
menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan
sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika

7
menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
b) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak
ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun
pemiliknya sudah lupa.
c) Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah
kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh
lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri”
merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
d) Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika
memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya
lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket
namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak
mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap
etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
3. Perbedaan Etika dan Hukum
a) Etika berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku untuk umum.
b) Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum disusun
oleh badan pemerintahan.
c) Etika tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam
kitab undang-undang dan lembaran atau berita negara.
d) Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan. Sanksi terhadap
pelanggaran hukum berupa tuntutan.
e) Penyelesaian pelanggaran etika tidak selalu disertai bukti fisik.
Penyelesaian pelanggaran hukum bukti fisik.
F. Hubungan dan Pengertian Etik, Etika, Etiket dan Moral
Pada dasarnya secara konseptual etika dan moral mempunyai arti yang
serupa, yaitu sama-sama membicarakan mengenai perbuatan dan prilaku manusia
ditinjau dari sudut pandang nilai baik dan tidak baik (buruk). Mempunyai fungsi
yang sama yaitu Bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup.
Etika merupakan ilmu yang berkenaan tentang karakteristik moral,
termasuk juga di dalamnya pilihan moral yang dibuat oleh tiap orang dalam

8
hubungannya dengan orang lain, dan etik merupakan nilai mengenai moral yang
dianut oleh suatu masyarakat. Kedua kata ini bersifat umum dan tidak spesifik.
Sedangkan ketika kita berbicara mengenai penuntun tata cara berprilaku yang
spesifik dalam suatu kebudayaan tertentu antar individu dengan individu lainnya
maupun dengan suatu kelompok tertentu, maka kita berbicara mengenai etiket.
Sebagai contoh, etika mengajarkan kita untuk senantiasa sopan ketika betemu
dengan orang lain, sedangkan panduan etiket budaya barat adalah bersalaman
tangan sambil menempelkan pipi ketika bertemu dengan orang lain yang tidak
dapat diterapkan di timur karena tidak sesuai dengan budaya timur.
Seperti telah dibahas sebelumnya ketiga kata tersebut bersumber pada
moral yang merupakan suatu tuntuan kepatutan dan kepantasan tata nilai baik-
buruk atau benar-salah universal yang tidak/belum terlembaga secara formal.
Termasuk di dalam moral adalah kewajiban, hak serta sanksi sosial yang bersifat
tidak mengikat, berlawanan dengan sumber panutan lainnya seperti hukum yang
sudah terlembaga dan sifatnya mengikat.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdulkadir Muhammad.1991 .,etika profesi hukum .bandung.Citra Aditya


Bakti
2. Liliana Tedjosaputro.2003 etika profesi dan profesi hukum ,Semarang
.Aneka Ilmu.
3. Darji Darmodiharjo dan Sidharta .1995.pokok-pokok filsafat hukum
.Jakarta.Gramedia pustaka utama
4. Magnis Suseno.1995.pokok-poko etika profesi hukum .Jakarta .Pradnya
paramitha
5. Bartens, K. 1993. ETIKA .Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. Drs. H. Salam, Burhanuddin. 2002. ETIKA SOSIAL: Asas Moral dalam
Kehidupan Manusia.Jakarta : PT. Rineka Cipta
7. Sumaryono, E. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta : Kanisius
8. Drs. H. Salam, Burhanuddin. 2000. ETIKA INDIVIDUAL: Pola Dasar
Filsafat Moral. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai