ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
OLEH:
KELOMPOK I
2. Otot
Fungsi otot secara umum:
1. Menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan
(kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot
lain untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.
2. Mempertahankan posisi tubuh.
3. Memompa darah ke seluruh tubuh (kontraksi jantung dan kompresi
vaskuler).
4. Menggerakkan makanan di sepanjang usus (peristalsis).
5. Membantu pernapasan.
6. Regulator suhu tubuh. Aktivitas otot rangka akan memproduksi panas
(Kowalak, 2011).
2. Otot Polos
Mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 m dengan
inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai
corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang
berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unit fungsional.
Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak. Menggerakan isi organ melalui
organ internal dan tampak licin (tidak lurik; nonstriata).
Jenis otot polos ada dua kategori utama otot polos berdasarkan cara
serabut otot distimulusi untuk berkontraksi.
a. Otot polos unit ganda
Ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar
traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan
menyesuaikan ukuran pupil, dan pada otot erektorpili rambut. Seperti otot
rangka, otot polos ganda juga neurogenik, otot ini membutuhkan stimulus
saraf untuk memicu konraksi.
Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yakni:
a. Otot atrium,
b. Otot ventrikel, dan
c. Serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus.
Otot jantung merupakan suatu sinsitium dari banyak sel-sel otot jantung
tempat sel-sel otot jantung itu terikat dengan sangat kuat sehingga bila salah satu
sel otot ini terangsang. Jantung sebenarnya terdiri atas dua sinsitium; sinsitium
atrium yang menyusun dinding kedua atrium, dan sinsitium ventrikel yang
membentuk dinding kedua ventrikel. otot jantung merupakan kombinasi otot
rangka dan otot polos.
Miofilamen disusun dalam pola pemitaan regular sehingga otot jantung berlurik.
a) Filamen aktin tipis mengandung troponin dan tropomiosin. Mekanisme aksi
ion kalsiumnya serupa dengan yang terjadi otot rangka.
b) Otot jantung memiliki tubulus-T dan retikulum sarkoplasma yang terbentuk
dengan baik. Otot ini berkontraksi sesuai mekanisme sliding filament.
c) Tidak seperti otot rangka, sebagian ion kalsium yang dilepas untuk memicu
kontraksi berasal dari cairan intraselular. Akibatnya, otot jantumg menjadi
sangat sensitive terhadap ketidakseimbangan kalsium dalam cairan tubuh.
Otot jantung adalah otot miogenik dan dapat memicu potensial aksinya
sendiri tanpa memerlukan stimulus saraf.
a) Gap junction yang terletak pada diskus terinterkalasi saling menghubungkan
sel-sel otot jantung dan meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh
jantung.
b) Saraf otonom yang berakhir pada otot jantung, jika bersama hormone
tertentu dapat memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi.
C. Bagian-bagian Tulang.
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari tulang (cortex)
tersusun dari jaringan tulang yang padat, sementara pada bagian dalam di dalam
medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang
dikenal sebagai epiphyse yang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis
merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian
tengah tulang dikenal sebagai diaphysis yang berbentuk silindris.
1. Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks eksraseluler. Sel-sel tersebut adalah
osteosit, osteoblas (sel pembentuk tulang), dan osteoklas (sel penghancur
tulang).
2. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organic yang tertanam pada
substansi dasar dan garam-garam anorganik tulang seperti fosfor dan kalsium
a. Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis proteoglikan yang tersusun
terutama dari kondroitin sulfat dan sejumlah kecil asam hialuronat yang
bersenyawa dengan protein
b. Garam-garam tulang berada dalam bentuk Kristal kalsium fosfat yang
disebut hidroksiapatit
c. Persenyawaan antara kolagen dan Kristal hidroksiapatit bertanggung jawab
atas daya regangdan daya tekan tulang yang besar.
3. Kedua jenis jaringan tulang. Tulang cancellus (berongga) dan tulang kompak.
Kedua jenis ini memiliki komposisi yang sama, tetapi prositasnya berbeda
a. Tulang kompak adalah jaringan yang tersusun rapat dan terutama ditemukan
sebagai lapisan diatas jaringan tulang canceilus. Prositasnya bergantung
pada saluran mikkroskopik (kanalikuli) yang mengandung yang
mengandung pembuluh darah, yang berhubungan dengan saluran Havers
b. Tulang cancellus tersusun dari batang-batang tulang halus dan tulang
irregular yang bercabang dan saling bertumpang tindih untuk membentuk
jaringan-jaringan spikula tulang dengan rongga-rongga mengandung
sumsum
c. Jumlah tulang cancellus dan tulang kompak relative berfariasi bergantung
pada jenis tulang dan bagian yang berbeda dari tulang yang sama. Untuk
memperjelas organisasi tulang kompak dalam bentuk lamella dan system
havers.
4. Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total
aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri
penyuplai darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang,
kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah
mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplai cortex, marrow, dan system haverst.
5. Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi
tulang. Dilatasi kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara
serabut syaraf afferent mentransmisikan rangsangan nyeri.
22 buah tulang
1. Tengkorak
Tulang cranial (8
tulang) Frontal 1
Parietal 2
Occipital 1
Temporal 2
Sphenoid 1
Ethmoid 1
Palatine 2
Zygomatic
2
Lacrimal 2
Nasal 2
Vomer 1
Inferior
nasal
concha 2
Tulang mandibula (1
tlng)
6 Tulang
2. Tulang telinga Malleus 2
tengah
Incus 2
Stapes 2
1 Tulang
3. Tulang hyoid
26 Tulang
4. Columna Cervical 7
vertebrae
Thorakal
12
Lumbal 5
Sacrum
(penyatuan
dari 5 tl) 1
Korkigis
(penyatuan
dr 3-5 tl) 1
25 Tulang
5. Tulang rongga Tulang iga 24
thorax
Sternum 1
Otot-otot Wajah
Otot Origo Insertio Fungsi
a. Kosta vera (iga sejati 1-7) berhubungan langsung dengan tulang dada
dengan perantara persendian
b. Kosta spuria ( iga tidak sejati 8-10 ) banyaknya tiga pasang berhubungan
dengan tulang dada dengan perantaratulang rawan dari iga sejati ke 7
c. Kosta fluintates ( iga melayang 11-12 ) banyaknya 2 pasang tidak
mempunyai hubungan dengan tulang dada.
Latisimus Dorsi Otot triangular tebal dan lebar yang membungkus torak bagian
bawah dan punggung (regia lumbal)
Deltoideus Otot triangular tebal dan besar yang membentuk massa bundar di
atas bahu dan humerus bagian atas.
Teres minor Perpanjangan otot yang terletak antara scapula bawah dan lengan
atas; terletak di sisi inferior infraspinosa.
Teres mayor Otot tebal ulat yang terletak di sisi inferior otot teres minor.
Otot anterior :
Terdiri dari otot-otot : Pektineus, Aduktor longus, Aduktor brevis, Aduktor
magnus, Grasilis, tensor fasia lata. Otot otot tersebut merupakan otot
kuadragular, triangular dan superfisisal
Otot posterior :
Terdiri dari : gluteus maksimus, gluteus medius, gluteus minimus, piriformis,
obturaturius internus, obturatorius eksternus, kuadratus femoris. Semua otot
tersebut merupakan otot penggerak paha.
Menurut arif wr, Otot daerah panggul berasal dari tulang panggul atau kolumna
vertebralis menuju ke pangkal paha.
c) Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot
ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar
tungkai ke bagian luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis.
Fungsinya menyelenggarkan gerakan abduksi dari femur.
3) Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri dari ;
a) Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha
dan meluruskan tungkai bawah.
b) Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya
membengkokkan tungkai bawah.
4) Urat akiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Berpangkal
pada kondilus tulang kering. Melintang dan melekat di kondilus lateralis
tulang paha. Fungsinya memutar fibia ke dalam (endorotasi). Otot ketul jari
(muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan
uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya
membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam.
5) Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada
betis, uratnya melewati tulang jadi dan melekat pada ruas empu jari.
Fungsinya membengkokkan empu kaki.
2. Diskus
Merupakan kompleks fibrokartilago yang membentuk persendian
diantara 2 korpus vertebra yang berdekatan dan berfungsi sebagai peredam
kejut atas beban yang jatuh pada tulang belakang. Gerak antara 2 korpus
vertebra terbatas oleh karena konfigurasi diskus dan faset mempunyai lingkup
gerak yang cukup luas. Bentuk dan ukuran diskus masing-masing region
adalah berbeda, tetapi bentuk dasarnya sama. Dibentuk oleh 3 komponen,
yaitu lapisan luar yang merupakan cincin fibrosa yang disebut annulus
fibrosus; bagian tengah yang merupakan massa semifluid yang disebut nucleus
pulposus dan lempeng kartilago yang menutupi permukaan superior dan
inferior.
N. Articulatio genus/ knee joint
Knee joint tersusun dari 4 tulang yaitu femur, tibia, fibula dan patela.
Menghubungkan permukaan ujung tulang distal os femur dengan permukaan
ujung proksimal tibia yaitu antara kondilus medialis dan lateralis ossis femur
dengan fasies artikularis superior ossis tibia, di depan snedi ini juga terdapat
patela.
Articulatio genus adalah sendi synovial jenis engsel yang memungkinkan
sedikit gerakan rotasi sewaktu berada dalam sikap fleksi. Articulation genus
terdiri dari tiga persendian:
Persendian lateral dan medial: antara condylus femur dan condylus tibia.
Persendian intermedier antara patella dan femur.
Capsula articularis fibrosa di sebelah proksimal melekat pada femur, tepat
proksimal terhadap batas-batas articular kedua condylus dan juga pada fossa
intercondylaris di sebelah belakang. Membrane synovialis yang luas melapisi
permukaan dalam capsula articularis fibrosa dan melekat pada bagian tepi
patella dan pada tepi kedua meniscus. Capsula articularis fibrosa diperkuat
oleh lima ligamentum intrinsik: ligamentum patellae, ligamentum collaterale
fibulare, ligamentum collaterale tibiale, ligamentum popliteum obliquum dan
ligamentum popliteum arcuatum.
O. Klasifikasi Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang
ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligament, tendon, fasia, atau otot.
Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-
serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat, misalnya sutura tulang
tengkorak.
Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang
melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut
memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi
sebagai penumpu.
1. Fleksi
Adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah
depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga
menekuk torso kea rah samping.
a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah
depan (meninggikan bagian dorsal kaki).
b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan
kaki
2. Ekstensi
Adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh.
a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak
meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada
bagian-bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau
kepala kea rah belakang.
3. Abduksi
Adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat
lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan
abduksi jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi
Kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saakembali ke
aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
5. Rotasi
Adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu
sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala
untuk menyatakan tidak.
- Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
- Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap ke depan.
6. Sirkumduksi
Adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan
membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan
panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
7. Inversi
Adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai
menghadap ke dalam atau kea rah medial.
8. Eversi
Adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak
kaki menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat
berguna untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
9. Protaksi
Adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang
bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
10. Retraksi
Adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat
meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11. Elevasi
Adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan
mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12. Depresi
Adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat
membuka mulut.
Seperti kita ketahui bahwa sel tubuh kita sebagian besar terdiri atas cairan.
Cairan ini dibagi menjadi cairan ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Dalam
cairan ini, mengandung ion-ion yang berperan dalam terjadinya potensial
membran.
Cairan ekstrasel mengandung sejumlah besar Natrium (Na+) dan mengandung
hanya sedikit Kalium (K+). Keadaan ini justru terjadi sebaliknya pada cairan
intrasel. Cairan ekstrasel juga mengandung Chlorida (Cl -), sedangkan cairan
intrasel sangat sedikit mengandung Chlorida (Cl-). Namun demikian, konsentrasi
ion Phosphat (P) dan protein dalam cairan intrasel jauh lebih besar dibandingkan
dalam cairan ekstrasel.
Ion-ion pada membran sel dapat dilihat pada tabel berikut.
Hampir semua sel tubuh memiliki potensial listrik yang melintasi membran.
Selain itu, pada beberapa sel, misalnya sel saraf dan sel otot, mampu
membangkitkan sendiri impuls elektrokimia yang cepat berubah pada
membrannya. Impuls ini digunakan untuk mengantarkan sinyal sepanjang
membran saraf atau otot.
Pada sel, dapat terjadi 2 potensial listrik membran, yaitu potensial membran
istirahat dan potensial aksi. Potensial listrik membran ini dapat terjadi dengan
beberapa cara, yakni:
1. Perbedaan konsentrasi ion yang menyebabkan difusi
Apabila konsentrasi ion Kalium (K+) dalam sel lebih tinggi dari luar sel
membran sel akan sangat permeabel terhadap ion Kalium (K +), sehingga
terjadi difusi atau perpindahan ion Kalium (K+) ke luar sel. Begitu juga dengan
konsentrasi ion Natrium (Na+). Apabila konsentrasi Natrium (Na+) lebih tinggi
di luar sel dari pada di dalam sel maka akan terjadi perpindahan ion Natrium
(Na+) dari luar ke dalam sel.
2. Pompa Natrium-Kalium
Pompa Natrium-Kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion
Na+ ke luar membran sel dan memompa ion K+ masuk kembali ke dalam sel. Hal
ini bertujuan untuk menjaga perbedaan konsentrasi Na+ dan K+ di antara kedua
sisi membran dan menciptakan tegangan listrik yang bersifat negatif di dalam sel.
Pompa Na+ - K+ ini memompa 3 ion Na+ ke luar sel diikuti dengan pemompaan
masuk 2 ion K+ ke dalam sel. Kenyataan ini menyebabkan hilangnya muatan
positif secara terus-menerus dari dalam membran atau terjadi penambahan derajat
kenegatifan dalam sel.
Saat potensial aksi timbul pada titik tertentu pada membran serabut normal,
proses depolarisasi berjalan sepanjang membran. Proses depolarisasi ini mungkin
terjadi, apabila ada voltase yang cukup. Sebaliknya bila voltase tidak cukup maka
penyebaran depolarisasi terhenti. Kondisi inilah yang disebut sebagai prinsip All
or Nothing.
Serabut lambat biasanya terdapat pada otot-otot yang bereaksi lambat dengan
kontraksi yang lama. Ciri-ciri sebagai berikut:
- Serabut-serabut lebih kecil
- Sistem pembuluh darah dan kalpiler lebih luas untuk menyediakan sejumlah
oksigen tambahan
- Dipersarafi oleh serabut saraf yang lebih kecil
- Jumlah mitokondria banyak dengan tujuan membantu tingkat metabolisme
oksidatif yang tinggi
- Serabut-serabut mengandung mioglobin yang berguna untuk mengikat oksigen
cadangan sampai diperlukan. Mioglobin memberikan warna kemerahan
sehingga dinamakan otot merah.
- Serabut ini memiliki daya tahan lebih lama dan dominan pada otot yang
diperlukan untuk membentuk tegangan selama periode yang lama, misalnya
pada punggung.
Serabut cepat biasanya terdapat pada otot-otot yang bereaksi cepat. Ciri-ciri
sebagai berikut:
- Serabut-serabut besar untuk kontraksi yang besar
- Retikulum sarkoplasma luas sehingga dengan cepat dapat melepaskan ion-ion
kalsium untuk kontraksi
- Memiliki sejumlah besar enzim untuk proses glikolisis yang diperlukan untuk
pelepasan energi yang cepat
- Suplai darah tidak terlalu luas, karena metabolisme oksidatif tidak begitu
penting
- Jumlah mitokondria sedikit karena metabolisme oksidatif tidak begitu penting
- Mioglobin memberikan warna putih sehingga dinamakan otot putih
- Serabut ini lebih cepat mengalami keletihan dan dominan pada otot atlet
angkat berat dan pelari cepat jarak pendek.
3. Unit Motorik
Setiap motorneuron yang meninggalkan medula spinalis akan mempersarafi
beragam serabut otot dan jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serabut
otot yang dipersarafi oleh 1 serabut saraf disebut unit motorik.
Otot-otot kecil yang memerlukan reaksi cepat dan pengaturan tepat, memiliki
serabut saraf yang banyak dengan jumlah serabut otot yang sedikit (misalnya pada
otot laring). Otot-otot besar yang tidak memerlukan pegaturan halus, memiliki
serabut otot yang banyak dan serabut saraf yang sedkit dalam satu unit motorik.
Serabut-serabut otot dalam satu unit motorik ini tidak semuanya terkumpul
bersama-sama, tetapi ada yang saling tumpang tindih dalam satu berkas mikro
yang terdiri atas 3-15 serabut. Pertautan ini menyebabkan kontraksi satu unit
motorik akan membantu kontraksi unit motorik yang lain.
c. Kelelahan otot
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Kelelahan
otot ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme
serabut otot untuk menghasilkan energi untuk kerja otot. Saat terjadi kelelahan
otot, terjadi deplesi atau penurunan sumber ATP dalam otot.
Pada kasus Mr. X kemungkinan yang terjadi post trauma adalah rusaknya
akson yang mengakibatkan konduktifitas potensial aksi terputus sehingga tidak
ada impuls yg menjalar dari serabut saraf ke otot.
DAFTAR PUSTAKA