A. PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringa jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Bruner&Sudarth,2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu. (Suyono.2001)
Infark miocardium akut (IMA) didefenisikan sebagainekrosis miokardiumyang
disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.
(Arif Mutaqin,2012).
B. EPIDEMOLOGI
Menurut WHO (2008), pada tahun 2002 penyakit infark miocard akut, merupakan
penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian
terjadi akibat penyakit infark miocard akut di seluruh dunia. Penyakit infark miocard akut
adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. Infark miocard akut adalah
penyebab kematian nomor dua di Negara berpenghasilan rendah, dengan angka
mortalitas 2.470.000 (9,4%). Di Indonesia pada ahun 202 penyakit infark miocad akut
merpakan penyebab kematian pertama dengan angka mrtalitas 220.000 (14%).
(http://www.scribd.com/doc/78032920/Lapsus-AMI)
C. ETIOLOGI
1. Factor penyebab
a. Suplai oksigen ke mocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1) Factor pembuluh darah :
- Aterosklerosis
- Spasme
- Arteritis
2) Factor sirkulasi
- Hipotensi
- Stenosis aorta
- Insufisiensi
3) Factor darah
- Anemia
- Hipoksemia
- Polisitemia
b. Curah jantung yang berkurang
- Aktifitas yang berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hipertropi miocard
- Hpertensi diastolic
(Kasuari,2002)
D. FAKTOR RESIKO
1. Factor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin : insden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause.
- Hereditas
- Ras : lebih tinggi pada kulit hiam.
2. Factor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor :
- Iperlipidemia
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Obesitas
- Diet tingilemak jenuh, kalori
b. Minor :
- Inaktifitas fisik
- Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif)
- Stress psikologis berlebihan.
(Kasuari,2002)
E. PATOFISIOLOGI
Pada ateroslerosis, intima (lapisan dalam) arteri mengalami perubahan.
Terbentuknya ateroma dan perubahan dinding pembuluh darah pada aterosklerosis
merupakan proses yang panjang, sehingga akan mengganggu absorpsi nutrient oleh sel
sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran
darah karena timbunan ini menonjol di dalam lumen pembuluh darah. Disfungsi
endothelial akan membentuk jaringan parut, selanjtnya lumen menjadi semakin sempit
dan aliran darah terhambat.
Peningkatan ukuran plak berlanjut pada titik melambatnya aliran darah arteridan
keadaan terdesak sampai sedikit mengalir sesuai penurunan diameter ateri. Diyakini
bahwa banyak bagian dinding infark yang tebal atau infark nontransmural terjadi akibat
spasme koroner. Arteri koroner yang mengalami aterosklerosis berespon terhadap
rangsangan vasodilator secara paradoksikal, sehingga menebabkan vasokonstriksi.
Spasme arteriola dan penyempitan menyebabkan airan darah arteri menurun serat
kebutuhan oksigen dan nutrient jaringan miokardium berlanjut. Kerja serupa dari
pemompaan darah harus diselesaikan dengan ketersediaan energy dan oksigen yang
sediki. Metabolism anaerob dapat memberikan hanya 6% dari energy total yang
dierlukan. Pengambilan glukosa oleh sel sangat meningkat saaat cadangan glikogen dan
adenosine trifosfat berkurang. Kalium dengan cepat bergerak keluar dari sel miokardium
selama iskemia. Asidosis seluler terjadi yang selanjutnya mengganggu metabolisme
seluler. Penting diketahui bahwa lesi lesi aterosklerosis biasanya berkembang pada
segmen epikardial proksimal dari ateri koronaria, yaitu pada tempat lengkungan yang
tajam, percabangan, atau perlekatan. Lesi lesi ini cenderung terlokalisir dan local dalam
penyebarannya. Akan tetapi, pada tahap yang lanjut lesi lesi yang tersebar berdifusi
menjadi menonjol.
Selanjutnya, sebagai respn trombolitik dan akibat adanya statis pada arteri koroner yang
terserang, terbentuklah suatu thrombus yang kaya akan fbrin dan eritrosit (thrombus
merah) serta meluas ke atas maupun ke bawah. Thrombus yang terbentuk kemudian
mengikuti aliran darah dan terhenti pada lumen pembuluh yang lebih kecil, sehingga
menyebabkan okulasi total pembuluh darah. Penyumbatan ini bermanifestasi dengan
tidak adanya aliran darah yang menyebabkan suplai darah ke area local menjadi terhenti
dan terjadi iskemia local.
(Arif Mutaqin,2012)
F. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada yang tiba tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut bagian atas, adalah gejala utama yang biasa muncul. Nyeri akan terasa
semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, bias menyebar
kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul
secara spontan (bukan seelah kerja berat maupun gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istrahat maupun
nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bias menjalar ke dagu dan leher. Nyeri sering
disertai dengan napas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing dan kepala ringan, dan
mual serta muntah.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila menderita infark
miocardim, karena neuropati yang menyertai diabetes mempengaruhi neuroreseptor,
sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
(Brunerr & Sudarth, 2002)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan elektrokardiogram
2. Pemeriksaan laboratorium berupa enzim jantung.
H. PRINSIP PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Penatalaksanaan yang umum dilakukan medis pada fase serangan akut untuk memberi
implikasi keperawatan pada klien IMA meliputi hal hal sebagai berikut .
1. Penanganan nyeri
Penanganan nyeri dapat berupa terapi farmaologi :
- Morfin sulfat
- Nitrat
- Beta bloker
2. Membatasi ukuran infark myocardium
Penatalaksanaan yang diberikan untuk pembatasan ukuran infark secara selektife
dilakukan dengan upaya meningkatkan suplai darah dan oksigen ke mocarium dan
untuk memelihara, mempertahankan, atau memulihkan sirkulasi.
Keempat golongan utama adalah sebagai berikut.
- Antikoagulan
- Rombolitik
- Antilipidemik
- Vasodilator perifer
3. Pembeian oksigen
Terapi oksigen diberikan saat terjadi onset nyeri. Oksigen yang dihirup akan angsung
meningkatkan saturasi darah.
4. Pembatasan aktivitas fisik
Pengurangan atau penghentian seluruh aktivitas pada umumnya akan mempercepat
pembebasan rasa sakit.
(Arif Mutaqin,2012)
I. PROGNOSIS
Pada 25% episode IMA kematian terjadi mendadak dalam beberapa menit setelah
serangan, karena itu banyak yang tidak sempat sampai ke rumah sakit. Mortalitas
keseluruhan 15-30%. Resiko kematian tergantung pada factor : usia penderita, riwayat
penyakit jantung koroner, adanya penyakit lain lain dan luasnya infark. Mortalitas
serangan akut naik dengan meningkatnya umur. Kematian kira kira 10-20% pada usia
dibawah 50 tahun dan 20% pada usia lanjut.(wordpres.com)
J. KOMPLIKASI
Perawat perlumengetahui komplikasi pascainfark dengan tujuan untuk menurunkan risiko
komplikasi. Komplikasi penyakit arteri koroner sangan bergantung pada ukuran dan
lokasi iskemia serta infark yang mengenaimiokardium. Menurut Price dan Wilson (1995),
komplikasi tersebut meliputi hal hal sebagai berikut.
1. Gagal jantung kongestif
2. Sok kardiogenik.
3. Edema paru akut.
4. Disfungsi otot papilaris.
5. Defek septum ventrikel.
6. Rupture jantung
7. Aneurisma ventrikel.
8. Tromboembolisme.
9. Perikarditis.
10. Aritmia
(Arif Mutaqin, 2012)
Faktror factor resiko
aterosklerosis
Penyempitan lumen arteri, rupur plak, thrombosis, dan spasme arteri
No Data Masalah Penyebab
.
1. DS : nyeri dada sebelah kiri Nyeri akut Iskemia miokard
menjalar ke lengan kiri,
dirasakan selama 15 menit,
nyeri dirasakan saat istirahat,
skala nyeri 5.
DO :
- TD : 160 / 100 mmHg
- N : 110 x / menit
Masalah keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai Oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh
Masalah keperawatan :
NO. DIAGNOSA NOC NIC
1. Diagnosa keperawatan nyeri akut Setelah diberikan asuhan - Anjurkan pasien untuk mela
- Ajarkan teknik relaksasi pern
berhubungan dengan iskemia keperawatan selama 3 x 24 jam
- Berikan lingkungan yang te
miokard diharapkan nyeri berkurang
tindakan nyaman ( gosokan
dengan criteria hasil : - Kolaborasi pemberian terapi
DS : nyeri dada sebelah kiri
- Periksa TTV sebelum dan
NOC label Pain Level
menjalar ke lengan kiri, dirasakan
farmakologis
- Melaporkan nyeri berkurang
selama 15 menit, nyeri dirasakan
(3)
saat istirahat, skala nyeri 5.
DO :
NOC label Pain Control
- TD : 160 / 100 mmHg
- N : 110 x / menit - Pasien menggunakan terapi
non analgesik (3)
- pasien menggunakan
analgesic (3)
- pasien melaporkan nyeri
terkontrol (3)
-
2. Penurunan curah jantung Setelah diberikan asuhan - Pantau frekuensi jantung d
- Auskultasi bunyi nafas
berhubungan dengan perubahan keperawatan selama 3 x 24 jam
- Berikan makan dalam pors
irama jantung diharapkan tidak terjadi penunran - Kolaborasi pemberian Oks
- Monitor balance cairan
curah jantung dengan kriteria
- Monitor adanya perubahan
DS : Klien memiliki riwayat DM
hasil :
dan Hipertensi
NOC Label Cardiac Pump
DO :
- EKG : ST elevasi Effectiveness
- N : 110 x / menit
- TTV dalam batas normal 110
-
/ 70 mmHg 130 / 90
mmHg
- Tidak ada penurunan
kesadaran
- Tidak ada edema paru,
perifer dan tidak ada asites
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang diberikan adalah mengajak pasien dan keluarga untuk
mengubah gaya hidup yang sehat agar tidak terjadi infark berulang.
a. Gaya hidup
Pasien yang pernah mengalami IM secara khusus diberikan pemahaman untuk memperbaiki
kualitas hidupnya dan untuk mencegah terjadinya IM berulang dengan berhenti merokok,
memilih makanan sehat, melakukan aktifitas fisik sesuai kemampuan. Menurunkan atau
menghindari obesitas penting untuk pencegahan primer. Dengan perubahan gaya hidup
seperti ini keperluan untuk penggunaan terapi seumur hidup dapat dihindari.
b. Berhenti merokok
Merokok dapat merusak transportasi oksigen sedangkan pada pasien paska IM perlu sediaan
oksigen yang baik. Dengan berhenti merokok dan menghindakan didi sebagai perokok pasif
diharapkan dapat memelihara dan mmemenuhi kebutuhan oksigen dengan baik
Elizabeth J. Corin, 2009. Buku saku Patofisiologi Edisi III. Jakarta ECG
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. EGC :
Jakarta.
Sylvia A.Price and Lorraine Wilson. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses proses
penyakit, Edisi 6. Jakarata ECG