Fungsi sensorik.
Reseptor sensor mendeteksi rangsangan internal, seperti peningkatan
tekanan darah, atau rangsangan eksternal (sentuhan). Informasi
sensorik kemudian disalurkan ke otak dan sumsum tulang belakang
melalui saraf kranial dan tulang belakang.
Fungsi integratif. Sistem saraf memproses informasi sensorik
dengan menganalisisnya dan membuat keputusan yang sesuai
tanggapan suatu kegiatan yang dikenal sebagai integrasi.
Fungsi motorik. Setelah informasi sensorik terintegrasi, sistem saraf
dapat memperoleh respons motorik yang sesuai dengan
mengaktifkan efektor (otot dan kelenjar) melalui saraf kranial dan
tulang belakang. Stimulasi efektor menyebabkan otot berkontraksi
dan kelenjar mensekresi hormon shg kontraksi otot tertentu yang
memungkinkan Anda meraih telepon dan menekan tombol yang
sesuai untuk menjawabnya (fungsi motor)
Histologi jaringan saraf
• Jaringan saraf (sel neuron dan neuroglia)
• Jumlah neuroglia 5-25 x sel saraf
• Neuroglia mendukung, memelihara, dan
melindungi neuron, dan mempertahankan
cairan interstitial yang bersifat cair
• neuron ≠ neuroglia
Klasifikasi neuron
1. Difusi.
Neurotransmiter menjauh dari celah sinaptik dan jauh
reseptornya shg tidak lagi dapat memberikan efek.
2. Degradasi enzimatik.
Neurotransmitter tertentu tidak aktif melalui degradasi
enzimatik. Sebagai contoh, enzim asetil-kolinesterase
memecah asetilkolin (asetat-kolin) dalam celah sinaptik.
3. Absorbsi sel.
Neurotransmiter secara aktif diangkut kembali ke neuron
yang melepaskan mereka (reuptake), diangkut ke
neuroglia tetangga
Penjumlahan spasial dan temporal post synaps
• Acetylcholine
• Amino Acids
• Biogenic Amines
• ATP and Other Purines
• Nitric Oxide
• Carbon Monoxide
TERIMAKASIH