dr. Stephanie
* Masuknya kuman penyakit kedalam tubuh
manusia (inang) sehingga menimbulkan gejala-
gejala penyakit
* Penyebab infeksi
Primer : proses infeksi terjadi secara
langsung
Sekunder : gejala yang timbul pada organ
akibat dari proses infeksi yg melemahkan inang
*INFEKSI
1. Faktor Mikroorganisme pada Infeksi
2. Faktor Hospes Pada Infeksi
3. Faktor Pejamu (Host)
3. Jamur
*Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak hanya terjadi
di luar bagian tubuh (kulit), tetapi terjadi juga di dalam
tubuh, misalnya Candida Albicans.
*Candida Albicans adalah jenis fungi yang seperti ragi,
umumnya ditemukan di dalam :
-mulut, kerongkongan, usus, dan saluran genital.
*Normalnya, bakteri baik dalam usus akan berkompetisi
dengan candida dan menjaganya agar tetap terkendali
tanpa menyebabkan masalah kesehatan apapun.
* Agen agen infeksius
4. Parasit
*Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi
imunogenisitas dan menghambat respon imun host.
* Agen agen infeksius
5. Riketsia
* Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat
yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif.
* Riketsia mempunyai enzim yang penting untuk metabolisme.
* Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah
asam glutamat menjadi asam aspartat.
* Riketsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel.
* Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel.
6. Clamidia
*Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan
DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung
asam muramat.
*Dikenal juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia,
termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,
berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit
intrasel obligat.
*Clamidia berkembang melalui beberapa stadium mulai
dari badan elementer yang infeksius, berbentuk sferis
dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti
dan sejumlah ribosom.
*Badan elementer kemudian berubah menjadi badan
inisial dan kemudian badan intermedier.
* Agen agen infeksius
*Infeksi Oportunistik
* IO lebih sering terjadi, lebih berat dan kurang
respon terhadap pengobatan yang dianjurkan
* Infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit yang
“non – opportunistic” juga lebih sering terjadi
dan sering kambuh setelah pengobatan