Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN PEPLAU

OLEH :
ANGELA F. ARKIAN
BLESSING A. RUKU
LUCKY W. RADJA PONO
MELDHY TATU WADANG

TINGKAT 1 PPN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan. Kami sadar bahwa dalam
penyajian makalah ini memiliki banyak kekurangan. kami mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut. Melalui makalah ini diharapkan pembaca mendapatkan berbagai
informasi baru dan mendidik.

Kupang, Oktober 2019


Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................4
1.2. TUJUAN.....................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
2.1. PENGERTIAN...........................................................................................................5
2.2. MAJOR ASSUMPTION...........................................................................................5
2.3. MAJOR CONCEPT..................................................................................................5
2.4. PERAN PERAWAT...................................................................................................6
2.5. PARADIGMA KEPERAWATAN.............................................................................7
2.6. FASE HUBUNGAN INTERPERSONAL...............................................................8
2.7. HUBUNGAN ANTARA PROSES KEPERAWATAN DAN FASE PEPLAU.....13
2.8. KARAKTERISTIK TEORI PEPLAU..................................................................14
2.9. CRITICAL THINGKING......................................................................................14
2.10. APLIKASI TEORI PEPLAU.................................................................................15
BAB 3.......................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3|Page
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Hildegard E. Peplau dikenal sebagai ‘ibu keperawatan jiwa’ karena teori dan
pengalaman klinisnya menjadi acuan dalam pengembangan keperawatan jiwa yang
berbeda dengan area lainnya. Kontribusinya dalam dunia keperawatan jiwa yang
berbeda dengan area lainnya. Kontribusinya dalam dunia keperawatan meliputi
perannya sebagai pakar di bidang keperawatan jiwa, pendidik, penulis, pemimpin
perawat dan pengembang teori.
Peplau telah menunjukan kepemimpinan yang berpengaruh dalam dunia
keperawatan profesional. Dia pernah menjabat sebagi ketua umum Asosiasi Perawat
Amerika (ANA-American Nurses Association). Dia berperan penting dalam
penentuan definisi keperawatan oleh ANA (1980/, yang tertulis pada deklarasi
keperawatan pada dokumen kontrak sosial dengan masyarakat, yang terkenal dengan
sebutan ‘sebuah pernyataan kebajikan sosial dari keperawatan (Butts & Rich, 2011).
Dia telah meningkatkan standar keperawatan profesional dan mengembangkan
perangkat aturannya melalui program kredensialing. Peplau pertama kali mengajar
mahasiswa dengan menitik beratkan pentingnya kemampuan perawat dalam
memahami perilaku mereka sendiri untuk menolong orang lain dalam menentukan.
Bukunya yang sangat berpengaruh, berjudul Interpersonal Relation In Nursing
(1952), menjelaskan maka hubungan perawat-pasien sebagai sebuah ‘proses
interpersonal terapeutik dan penting’ (hal.16). Buku ini dikenal sebagai buku teks
pertama tentang teori keperawatan setelah buk Nightingale pada tahun 1850-an.
1.2. TUJUAN
 Mengetahui asumsi utama dari teori Peplau
 Mengetahui konsep utama teori Peplau
 Mengetahui peran perawat menurut Peplau.
 Mengetahui paradigma keperawatan menurut Peplau.
 Mengetahui fase hubungan interpersonal menurut Peplau.
 Mengetahui hubungan antara fase Peplau dan teori keperawatan.
 Mengetahui contoh aplikasi teori Peplau dalam memberikan asuhan
keperawatan.

4|Page
5|Page
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal,
perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit [CITATION Hid \l
1057 ]. Peplau melihat keperawatan sebagai proses interpersonal terapeutik yang
sangat penting. Keperawatan dapat dianggap sebagai proses interpersonal sebab
melibatkan interaksi antara 2 atau lebih individu dengan tujuan tertentu [ CITATION
Kus04 \l 1057 ].
Peplau berpendapat bahwa tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien
dan keluarganya serta membantu klien mencapai kematangan perkembangan personal,
pengembangan kepribadian kearah pribadi dan kehidupan sosial yang kreatif,
konstruktif dan produktif [CITATION Ain18 \p 58 \l 1057 ].
2.2. MAJOR ASSUMPTION
Peplau dalam teorinya mendeskripsikan 2 asumsi utama :
1) Tipe dan sifat perawat menciptakan perbedaan besar mengenai apa yang
didapatkan dan dipelajari oleh pasien selama mendapatkan perawatan.
2) Pembinaan pengembangan karakter menuju kedewasaan adalah fungsi dari
seorang perawat dan pendidikan keperawatan. Perawat menggunakan
berbagai prinsip dan metode yang mengarahkan pada resolusi dari
permasalahan interpersonal.
Salah satu asumsi yang tidak dijelaskan secara langsung adalah “profesi
perawat memiliki tanggung jawab secara legal atau sah untuk secara efektif
menggunakan teori keperawatan demi kebaikan pasien”.
2.3. MAJOR CONCEPT
Peplau memberikan 2 konsep utama dalam teorinya antara lain :
1) Keperawatan psikodinamik
Peplau dalam bukunya mengatakan bahwa “ keperawatan
psikodinamik dapat mengerti kebiasaan seseorang untuk membantu orang
tersebut dalam mengidentifikasi masalahnya, dan juga dapat
mengaplikasikan prinsip hubungan antar manusia didalam permasalahan
tersebut serta meningkatkan tingkat pengalaman.”

6|Page
mengembangkan model keperawatan dengan mendeskripsikan
struktur konsep dari proses hubungan interpersonal, yang merupakan fase
dari hubungan perawat-pasien. Dia menjadikan hal ini sebagai dasar dalam
keperawatan psikodinamik.
2) Hubungan perawat-pasien
Peplau mendeskirpsikan 4 fase yang dapat terjadi selama keperawatan
psikodinamik yaitu orientasi, identifikasi, eksporasi, dan resolusi.
2.4. PERAN PERAWAT
Berdasarkan teorinya Hildegard E. Peplau memberikan beberapa peran yang
harus dilakukan oleh seorang perawat [ CITATION Ain18 \l 1057 ] :
1) Orang asing (stranger)
Selama proses orientasi pasien dan perawat adalah orang asing satu
sama lain. Kesopanan sederhana dan dukungan emosional dapat
membantu perkembangan hubungan ini.
2) Ahli dengan akses ke berbagai sumber (Resource Person)
Perawat adalah orang yang dapat memberikan solusi terhadap masalah
tertentu dan yang dapat memberikan layanan atau bertindak sebagai
mediator. Seorang perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan menyelesaikannya
dengan cara yang terapeutik.
3) Guru (Leader)
Seseorang yang memberi pengetahuan berdasarkan kebutuhan atau
ketertarikan . Saat seorang perawat melakukan tugasnya terkadang ia perlu
melakukan peran seorang guru. Menurut Peplau, penyuluhan adalah salah
satu aspek keperawatan yang paling penting. Melalui penyuluhan pasien
dibimbing kearah pertumbuhan dan perkembangan. Peran penyuluhan
selalu dimulai dengan pasien dan dari apa yang ia ketahui atau tidak
ketahui. Perawat mencoba mengembangkan minat pasien pada apa yang
harus ia ketahui dan bagaimana menghadapi informasi ini.

4) Pemimpin (Leader)
Pasien memainkan peran aktif dalam proses asuhan interpersonal.
Menurut Peplau, perawat harus melatih kepemimpinannya dengan cara

7|Page
yang demokratik, memberi informasi dan mendorong kerja sama dalam
rangka memastikan keterlibatan aktif pasien.
5) Pengganti atau wali (surrogate)
Perawat memainkan peran seseorang yang berhubungan dengan pasien.
Memalui cara ini pasien dan perawat bersama-sama menentukan tingkat
ketergantungan antara pasein dan kerabat, dan akhirnya tingkat pencapaian
kembali pada kemandirian pasien. Sebagai contoh, perawat memainkan
peran ibu atau suami pasien, perawat dan pasien dapat bekerja sama dalam
hubungan ini dan menganalisis kaitannya dengan diri dan penyakitnya. Hal
ini terutama berkaitan dengan model keperawatan pediatrik.
6) Konselor (conselour)
Dalam perannya sebagai konselor, perawat dapat menerapkan berbagai
teknik interpersonal untuk membantu pasien menghadapi situasi yang ada
dan menerimanya. Dengan kata lain, penting bagi pasien untuk
mengintegrasikan penyakitnya kedalam kehidupan bukan menyagkal
keberadaannya. Tujuan dari peran konselng terutama adalah untuk
membantu pasien menerima kebutuhannya untuk mengatasi masalah-
masalahnya.
2.5. PARADIGMA KEPERAWATAN
Definisi paradigma keperawatan menurut teori Peplau adalah [ CITATION Tom94 \l
1057 ] :
1) Manusia
Dalam model ini keseimbangan fisiologis, psikologis dan sosial dari setiap
manusia pada dasarnya tidak stabil dan tujuan jangka panjangnya adalah
untuk mencapai kestabilan. Indicidu merupakan masalah yang utama.
Namun demikan, karena model ini bersifat interaksionis dan relasional,
maka model ini selalu dipandang dalam konteks hubungan diadik (2 arah)
yang melibatkan perawat dan pasien.
2) Lingkungan
Menurut Peplau, faktor lingkungan primer terdiri dari hubungan
interpersonal dengan orang yang dekat dengan pasien.
3) Sehat dan sakit

8|Page
Sehat adalah simbol dari pertumbuhan kepribadian ke arah kepribadian
yang rasional dan kreatif, konstruktif dan produktif. Penyakit dilihat dari
berbagai gejala stress baik dari segi psikologis maupun fisiologis.

4) Keperawatan
Keperawatan adalah proses interpersonal terapeutik yang penting anatara
perawat dan pasien. Proses ini merupakan aplikasi simultan dari seni dan
keterampilan dalam memberikan dorongan pada pertumbuhan dan
perkembangan individu.
2.6. FASE HUBUNGAN INTERPERSONAL
Tujuan dari keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarganya serta
membantu klien mencapai kematangan perkembangan personal, pengembangan
kepribadain kearah pribadi dan kehidupan sosial yang kreatif, konstruktif dan
produktif [ CITATION Ain18 \l 1057 ].
Menurut Peplau terdapat 4 fase hubungan perawat dan pasien yaitu :
1) Orientasi
Selama fase ini pasien mencari bantuan profesional berdasarkan
kebutuhan yang dirasakan atau diagnosa yang telah diberikan[ CITATION
Ain18 \l 1057 ]. Perawat mendukung pasien dalam upaya mengidentifikasi
dan mengklarifikasi masalahnya. Tindak lanjutnya ialah mengetahui berbagai
aspek dari masalahnya dan lingkup kebutuhannya terhadap asuhan.
Berdasarkan [ CITATION Geo95 \l 1057 ]
Dalam fase awal dari orientasi, pasien dan perawat bertemu sebagai 2
orang asing. Pasien dengan atau tanpa keluarga merasakan kebutuhan akan
penanganan profesional, bagaimana pun kebutuhan ini mungkin tidak
diidentifikasi atau pun di mengerti dari individu yang terlibat. Contohnya
seorang gadis 16 tahun mungkin menelepon komunitas kesehatan mental
hanya karena dia merasakan sangat down. Ini adalah fas dimana seorang
perawat dibutuhkan untuk mengarahkan pasien dan keluarga untuk menyadari
apa yang dihadapi oleh pasien.
Hal ini merupakan tugas penting perawat bersama pasien dan
keluarga untuk menganalisis situasi, jadi mereka dapat menyadari,
mengklarifikasi dan menyelesaikan masalah. Pada contoh itu, perawat

9|Page
berperan sebagai konselor, dalam membantu seroang anak remaja untuk
menyadari asal dari masalah berdasarkan argumen atau pendapat dari ibunya
saat pembicaraan bersama. Saat perawat mendengarkan, pola masalah
berkembang menjadi remaja tersebut berargumen bersama ibunya kemudian
merasa frustasi. Seiring dengan perasaan itu remaja itu menyadari bahwa
berargumen melawan sang ibu menimbulkan rasa depresi. Kemudian sang
remaja dan orang tuanya sepakat untuk mendiskusikan hal ini kepada perawat.
Berdasarkan klarifikasi dari kedua pihak dan mendefinisikan masalah dari fase
orientasi pasien dapat langsung mengumpulkan energi dari kebutuhan yang
tidak diperlukan dan mulai fokus pada masalah yang ada. Hubungan Perawat-
pasien menjadi stabil dan berlanjut menjadi lebih kuat saat kekuatiran
diketahui
Saat pasien dan keluarga berbicara pada perawat, sebuah keputusan
yang saling menguntungkan harus dapat terbentuk demi kebutuhan pasien dan
keluarga dengan perawat sebagai tenaga profesional yang mendampingi.
Perawat sebagai penghubung dapat ikut andi dalam pembuatan kepetusan
tersebut. Sebagai alternatif seoran perawat mungkin dapat mengumpulkan
semua kemungkinan yang diinginkan oleh keluarga dengan sumber lain seperti
psikologi, lingkungan sosial, dan psikiatri. Dalam fase orientasi pasien dan
perawat serta keluarga memutuskan kebutuhan apa yang diinginkan.
Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh perilaku pasien dan perawat
mengenai menerima atau memberi bantuan sebagai timbal balik. Awal fase ini
perawat harus memerhatikan reaksinya terhadap pasien. Reaksi perawat
terhadap perawaterdasarkan budaya pasien, agama, ras, latar belakang
pendidikan, pengalaman dan prasangka utama dan ekspetasi.
Singkatnya pada awal fase orientasi perawat dan pasein bertemu
sebagai orang asing. Pada akhir dari fase orientasi mereka dapat
menyelesaikan masalah kesehatan dan kemudian membangun hubungan yang
lebih nyaman satu sama lain. sebagai tambahannya pasien menjadi lebih
nyaman dengan lingkungannya saat ini. Kemudian perawat dan pasie telah
siap untuk masuk ke fase selanjutnya yaitu identifikasi

2) Identifikasi
Pasien mengidentifikasi bersama orang-orang tentang siapa yang dapat
membantunya dan membantu mereka dalam menentukan peran yang akan ia

10 | P a g e
mainkan (dependen atau independen) dalam proses perawatan[ CITATION
Ain18 \l 1057 ]. Perawat mendukung pasien selama sakit, pengalaman yang
dapat mengarah pada orientasi perasaan dan dapat memperkuat pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian. Pasien mempelajari makna dari situasi ini
baginya.
Berdasarkan [ CITATION Geo95 \l 1057 ]
Pada fase ini pasien merespon secara selektif orang yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien berespon secara berbeda dalam fase
ini. Dalam fase orientasi perawat dan pasien harus mengklarifikasi presepsi
dan ekspetasi satu sama lain. pengalaman baik dari perawat maupun pasien
akan memengaruhi presepsi dan ekspetasi mereka dala proses interpersonal
ini. Seperti yang telah disebutkan di fase orientasi, perilaku awal dari pasien
dan perawat sangat penting dalam membangun hubungan dalam
mengidentifikasi dan memilih solusi yang tepat.
Dalam fase identifikasi pasein mulai memiliki rasa tentang kepemilikan
masalah dan memiliki kapasitas untuk berurusan dengan masalah. Perubahan
ini mulai mengurangi perasaan mengenai ketidakberdaan dan keputusasaan
dan membentuk rasa optimis akan apa yang akan terjadi kemudian.

3) Eksploitasi
Pada fase ini pasien akan mencoba mendapatkan manfaat yang
maksimum dari apa yang ditawarkan dalam hubungannya dengan perawat.
Tujuannya bagi perawat dan pasien adalah mencoba mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan [ CITATION Geo95 \l 1057 ]
Dalam fase ini pasien mengambil seluruh keuntungan dari perawatan
yang telah diberikan. Tingkat dari perawatan yang diberikan bergantung pada
kebutuhan dan ketertarikan pasien. Individu mulai merasa bahwa dia
merupakan bagian dari lingkungan pertolongan dan mulai mengambil kontrol
dengan mengekstraksi bantuan dari semua perawatan yang telah diberikan.
Selama fase ini beberpa pasien mungkin membuat tuntutan lebih
dibandingkan yang mereka lakukan saat menderita penyakit serius. Tuntutan
yaang diminta mungkin berupa tuntutan kecil atau merea melakukan teknik
untuk mendapatkan perhatian, didasarkan pada kebutuhan individual mereka.

11 | P a g e
Tindakan ini terkadang menjadi sulit, jika tidak menjadi tidak mungkin
diharapkan agar perawat kesehatan sepenuhnya mengerti. Perawat harus
berurusan dengan keinginan bawah sadar yang memengaruhi perilaku pasien,
dan mungkin harus menggunakan teknik interview untuk mengeksplore,
mengerti secara memadai hal yang mendasari masalah pasien. Jadi hubungan
perawat pasien yang telah terbentuk tidak rusak, hubungan terapeutik harus
dipertahankan dengan melakukan tindakan penerimaan, perhatian dan
kepercayaan. Perawat harus mendorong pasien untuk menyadari dan
mengeksplorasi perasaan, pemikiran, emosi, dan kebiasaan dengan
menyediakan atmosfir yang tidak menghakimi dan membangun iklim emosi
terapeutik.
Beberapa pasien mungkin memiliki ketertarikan aktif serta terlibat
dengan perawatan diri. Beberapa pasien menjadi cukup mandiri dan
berinisiatif dalam menyesuaikan dan menstabilkan kebiasan mereka demi
pencapaian ke depan. Demi diri sendiri pasien secara bertahap
mengembagkan tanggungjawab akan diri, percaya akan potensial diri, dan
semakin maju pada kemandirian dan kebebasan. Pasien mulai secara realistis
mulai menstabilkan tujuan mereka dalam memperbaiki status kesehatan
mereka.

4) Resolusi (Terminasi)
Secara bertahap, setelah tujuan tercapai, pasien menjadi mandiri dalam
asuhan keperawatan. Tujuan baru dirumuskan dan langkah-langkah baru
diambil untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dimasa yang akan
datang.
Berdasarkan [ CITATION Geo95 \l 1057 ]
Fase terakhir dalam proses interpersonal Peplau adalah resolusi.
Kebutuhan pasien telah dipenuhi oleh upaya kalobrasi antara pasien dan
perawat. Pasien dan perawat sekarang harus memutuskan hubungan
terapeutik mereka dan membubarkan hubungan diantara mereka.
Terkadang perawat dan pasien mengalami kesulitan membubarkan
hubungan ini. Kebutuhan ketergantungan dalam hubungan terapeutik
seringkali berlanjut secara psikologis setelah pemenuhan psikologis
terpenuhi. Pasien mungkin merasa “belum waktunya” untuk dan
hubungannya. Misalnya, seorang ibu baru memiliki keinginan untuk belajar

12 | P a g e
perawatan bayi. Selama kunjungan gome pertama, komunitas
menyembuhkan perawat dan ibu baru menetapkan tujuan mereka untuk
memiliki ibu dengan benar.
Menunjukkan berbagai segi perawatan bayi pada kunjungan keempat.
Setelah instruksi dan demonstrasi oleh komunitas menyembuhkan perawat
pada kunjungan pertama, ibu menunjukkan dengan benar semua aspek
perawatan bayi pada kunjungan keempat.

Berdasarkan beberap penjelasan diatas maka dapat disimpulak secara singkat fase-fase dala
proses hubungan interpersonal adalah :
Fase Fokus
Orientasi Fase mendefinisikan masalah
Identifikasi Memilih bantuan profesional yang
tepat
Eksploitasi Menggunakan bantuan profesional
dalam penyelesaian alternatif masalah
Resolusi Penghentian hubungan profesional

13 | P a g e
2.7. HUBUNGAN ANTARA PROSES KEPERAWATAN DAN FASE PEPLAU
Menurut [ CITATION Geo95 \l 1057 ]perbandingan hubungannya adalah sebagai
berikut :
Nursing Theories Peplau Phase

Pengkajian Orientasi
Mengumpulkan data dan menganalisis. Perawat dan pasien bertemu sebagai orang asing
Tidak perlu merasa diperlukan, penginisiasian Pertemuan dimulai dari pasien yang menunjukan
oleh perawat rasa membutuhkan
Bekerja bersama untuk menyadari,
mengklarifikasi, dan menentukan fakta yang
berkaitan dengan kebutuhan.
(catatan : pengumpulan data berlanjut)
Diagnosis keperawatan Pasien mengklarifikasi perasaan membutuhkan.
Pernyataan awal berasal dari hasil analisis
perawat.
Perencanaan Identifikasi
Merencanakan sasaran keperawatan Penetapan tujuan yang saling bergantung.
Pasien memiliki selektivitas respon terhadap
orang yang dapat memenuhi kebutuhan
Inisiasi pasien
Implementasi Eksploitasi
Perencanaan mulai dilakukan untuk mencapai Melakukan tindakan untuk memperbaki diri.
tujuan yang telah direncanakan. Inisiasi pasien
Mungkin diselesaikan oleh pasien, petugas
kesehatan profesional, dan keluarga pasien
Evaluasi Resolusi dan terminasi
Berdasarkan kestabilan timbal balik yang Terjadi setelah fase lain terpenuhi secara
diharapkan sempurna.
Mungkin dapat menghasilkan penghentian Membimbing pada pemutusan hubungan
tindakan atau pembuatan rancangan tindakan baru interpersonal. Terminasi dilakukan dari beberapa
waktu sebelumnya.

2.8. KARAKTERISTIK TEORI PEPLAU


Secara umum pemikiran Peplau telah menjadi landasan teori keperawatan
[ CITATION Geo95 \l 1057 ]:

14 | P a g e
1) Teori Peplau dapat saling menghubungkan berbagai konsep dalam mencari
pemecahan dari suatu masalah. Setiap fase dalam teori Peplau saling
berhubungan satu sama lain. keterkaitan ini menciptakan sudut pandang
yang baru mengenai penanganan kesehatan.
2) Teori Peplau memberikan pemikiran kritis yang sesuai dengan keadaan
pada penanganan masalah kesehatan.
3) Teroi Peplau dibuat sesimpel mungkin dan dapat dengan mudah
diaplikasikan dalam penanganan masalah kesehatan sewaktu-waktu.
4) Teori Peplau dapat dijadikan sebagai landasan untuk pengembanan eori
lebih lanjut.
5) Teori mampu ikut serta dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
menjadi salah satu bagian dari disiplin ilmu yang dapat diimplementasikan
dalam penelitian sebagai validasi data.
6) Teori dapat digunakan sebagai pemula untuk dapat membimbig praktek
mereka.
7) Teori harus dapat konsisten, sesuai dengan berbagai teori yang telah
diakui, hukum, dan berbagai pertanyaan yang tidak dapat terjawab.
2.9. CRITICAL THINGKING
Terdapat beberapa hal yang dapat dikometari mengenai teori Peplau :
1) Kesederhanaan teori
Peplau membuat suatu teori yang sederhana serta mudah untuk
dimengerti oleh perawat. Oleh karena itu teori ini juga mudah
diaplikasikan dalam proses keperawatan.
2) Sesuai dengan realitas
Dalam membuat teorinya Peplau tidak hanya memperhatikan aspek
kesederhaan teori dan kemudahan dalam pengaplikasian teorinya, akan
tetapi Peplau juga membuat teori yang sesuai dengan realita yang sering
dihadapi oleh perawat dalam memberikan penanganan kesehatan.

3) Keumuman

15 | P a g e
Teori ini tidak berifat khusus dan tidak hanya dapat diterapkan pada
kasus-kasus tertentu saja tertapi juga dapat diterapkan dalam berbagai
kasus yang berkaitan dengan proses keperawatan jiwa.
2.10. APLIKASI TEORI PEPLAU
[ CITATION Ain18 \l 1057 ]
Kasus :
Seorang wanita berusia 32 tahun masuk ke ruang gawat darurat dan berteriak,
“saya tidak bisa bernafas!” dia menangis. Pernapasannya 26 kali/menit dan saturasi
O2 99%. Datanglah seorang perawat (Nurse Y) mengenalkan dirinya pada pasien.

Analisa :
Hubungan antara pasien dngan perawat diatas berdasarkan teori Peplau adalah :
1) Fase orientasi : fase ini terjadi saat pasien menampilkan perilaku pencarian
kesehtan dan perawat datang menemuinya untuk memberikan bantuan.
2) Fase identifikasi : perawat emergency melakukan traise pada pasien,
elakukan identifikasi pasien sebagai orang yang memenuhi syarat untuk
dilakukan intervensi dan diberi bantuan. Memperhatikan isyarat dan baasa
tubuh non-verbal, melengkapi tanda vital pasein dan dia menyadari bahwa
pasiennya mengalami hiperventilasi karena kecemasan.
3) Fase eksplorasi : pada fese ini perawat butuh untuk mengeksplorasi
perasaan dan keyakinannya sendiri dalam menghadapi pasien.
4) Fase resolusi : perawat dan pasien mendiskusikan discharge palnning,
perasaan pasien yang menyebabkan serangan panik, obat-obatan, dan
tindak lanjut janji temu. Mereka mereview tanda dan gejala yang
menyebabkan pasien harus kembali ke ruang gawat darurat.

16 | P a g e
BAB 3

PENUTUP

.1. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
 Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses
interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat
sakit.
 Tujuan dari keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarganya serta
membantu klien mencapai kematangan perkembangan personal,
pengembangan kepribadain kearah pribadi dan kehidupan sosial yang kreatif,
konstruktif dan produktif.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiah


Malang.

George, J. E. (1995). Nursing Theories : The Base of Proffesional Nursing Praktek.


Englewood Cliffs: Simon & Schuster Company.

Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Tomey, A. M. (1994). Nursing Theories and Their Works. St. Louis: Year book Inc.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai