Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“TEORI KEPERAWATAN MENURUT


KATHARINE COLCABA”

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Seminar Kelompok Mata Kuliah Falsafah
STIK Muhammadyah Pontianak

Kelompok 7:

 Emilia
 Febria anggarini
 Syamsurizal

STIK MUHAMMADYAH PONTIANAK KALIMANTAN


BARAT
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah keperawatan dengan judul “Teori Keperawatan Menurut Katharine
Kolcaba”.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

1. Haryanto, S.kp. Ns, MSN. Ph.D, selaku ketua STIK Muhammadyah Pontianak

2. Ns. Gusti Jhon Putra, M.Pd., M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan Muhammdyah
Pontianak

3. Ns. Lince Amelia, M. Kep selaku pembimbing

4. Teman-teman kelompok 7 yang sangat antusias dan inisiatif dalam menyelesaikan tugas
makalah kelompok ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kemajuan dalam makalah kami.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca khususnya program
studi keperawatan serta dapat memberikan informasi mengenai “Teori Keperawatan Menurut
Katharine Kolcaba” serta memberikan pengetahuan pula tentang pemberian asuhan keperawatan
tentang Teori Keperawatan Menurut Katharine Kolcaba. Terima kasih.

Pontianak, oktober 2020

Kelompok 7
Daftar Isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1

B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Biografi tentang Katharine kolcaba…………………………... 2

B. Format Logis………………………………………………………..…….. 3

C. Teori Comfort dari Kolcaba………………………………………. 4

D. Asumsi Teori Comfort Kolcaba……………………….…………. 5

E. Hubungan Teori Kolcaba dengan Pardigm……………… 6

BAB III APLIKASI TEORI……………………………………………………………..8

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………….……….11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 14

B. Saran…………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang substansi dasar
yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan, paradigma keperawatan,
model konseptual serta teori-teori keperawatan. Falasafah keperawatan memberikan keyakinan,
pemikiran, atau landasan mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena
keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian suatu fenomena
keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan.
Dalam hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah, paradigm dengan
model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood,2010).
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori kenyamanan
( comfort) yang dikembangkan oleh Katharine kolcaba. Dalam perspektif pandangan kolcaba ini,
holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan ( relief), (ease), and ( transcendence ) yang dapat
terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, social dan
lingkungan ( Ruddt, 2007)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk kerangka skematik dan konsep teoritis yang dikembangkan oleh Katharine
Kolcaba?
2. Apa makna teori yang mendasari komponen yang dicetuskan oleh Katharine Kolcaba?
3. Bagaimana hubungan teori Comfort oleh Katharine Kolcaba dengan Paradigma Keperawatan?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dengan
menganalisa secara sistematis meliputi lingkup teori, konteks teori dan konten teori
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
b. Mempelajari konsep teoritis dan kerangka skematik teori comfort yang di kembangkan
oleh katharine kolcaba
c. Mengidentifikasikan makna teori yang mendasari setiap komponen dari teori comfort
yang dikembangkan oleh Katharine kolcaba
d. Mengidentifikasikan hubungan teori comfort yang dikembangkan oleh Katharine kolcaba
dengan paradigma keperawatan
D. MANFAAT
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan berbagai teori keperawatan yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Biografi Katherine Kolcaba
Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di Cleveland,
Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai anggota Asosiasi Perawat
Amerika. Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing.
Dengan riwayat pendidikan Diploma keperawatan dari St. Luke’s Hospital School of Nursing
pada tahun 1965, lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case Western
Reserve University pada tahun 1987, meraih gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat
sebagai authority clinical nursing specialist pada tahun 1997, Spesialis dalam bidang Gerontology,
Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori
Keperawatan, Penelitian Keperawatan.
Sebagai kepala unit dementia, berdasar pengalaman, beliau melakukan pengembangan teori
keperawatan untuk mengembangkan Teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi untuk perawatan dan
riset kesehatan holistik
Riwayat Penghargaan dan Pengakuan
a.       1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in
Interdisciplinary Health, Case Western Reserve University Internal Grant
b.      1997 : Honour a Researcher Award
c.       1997 : Invited Research Consultant, comfort
studies & theory, MNRS
d.      Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellenc
in aging studies dari Case Western Reserve University
e.       2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award
for American Society of Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for
Perianesthesia Nursing by Kolcaba and Wilson
f.       Maret 2003 : Advancement of Science Award from
Midwest Nursing Research Society, End of Life and Palliative Care Nursing
g.      Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing
Research, penghargaan dari Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
h.      2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese
Dowd, penghargaan dari Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter.
B.Format Logis
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan
sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi
terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung
praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan
diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut sangatlah mudah.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal
dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat
dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori
keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih
dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan
seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir
suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam
jumlah banyak yang bersifat abstrak

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini
diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di
mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan
berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan
meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat
untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.

C. Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta
definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan
akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang
tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan
monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan
parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan
konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam
keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang
dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang
dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan
yang spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa,
seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu
pada teori comfort ini
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi
resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap,
status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman
si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan
dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat.
HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal
(penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi
diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care,dll.

D. Asumsi Teori Comfort Kolcaba

Clarity ( kejelasan)
Teori ini memandang pasien sebagai makhluk holistic yang memiliki respon kompleks terhadap
stimulus untuk meningkatkan kenyamanan dalam konteks pengalaman fisik, psikospititual, social
cultural dan lingkungan.Kolcaba menjelaskan semua konsep teorinya secara teoritis, operasional
dan jelas sehingga mudah untuk dipahami.

Simplicity ( kesederhanaan)

Teori ini sederhana karena rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar manusia dan variabel-variabel
rasa nyaman ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian intervensi
keperawatan.Dimana dasar utama dalam teori ini adalah pemberian asuhan keperawatan
difokuskan pada kebutuhan holistic pasien. Teori ini menggunakan teknologi yang rendah, namun
pada perkembangannya dapat juga diaplikasikan menggunakan teknologi tinggi.

Generality ( keumuman)

Teori ini mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien menurut tingkat
relief, ease, dan transcendence yang terintegrasi ke dalam empat konteks pengalaman holistic yang
terdiri dari fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.
Teori comfort mudah dipahami dan dapat diaplikasikan pada semua kelompok usia dan diterapkan
diberbagai jenis praktik keperawatan. Teori comfort dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk
meningkatkan kenyamanan perawat di dalam lingkungan praktik.
Pada institusi perawatan yag fasilitasnya tidak lengkap dan rasio jumlah perawat yang rendah dari
jumlah pasien menyebabkan penerapan teori kenyamanan tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

Accessbility (Aksesbilitas)

Kolcaba telah melakukan banyak penelitian diberbagai kalangan umur dan berbagai jenis praktik
keperawatan dan telah  mengembangkan berbagai tools tentang comfort seperti general comfort
questionnare, Visual Analog Scale, radiation therapy comfort questionare, hospice comfort
questionare dan comfort behaviors checklist yang dapat dikembangkan  melalui penelitian
lanjutan.Kuesioner yang dimunculkan Kolcaba telah tersedia dalam berbagai bahasa seperti bahasa
Spanyol, Portugis, Italia, Turki dan Persia sehingga mudah diakses.Kuesioner dapat dengan mudah
digunakan perawat untuk melakukan pengkajian serta intervensi terkait kenyamanan.Teori
kenyamanan juga dapat diterapkan pada kasus onkologi, pasien yang mendapat terapi radiasi,
pasien dengan penyakit terminal.

Derivable Consequence
Teori comfort dapat digunakan sebagai kerangka untuk penilaian pasien, baik menggunakan
Verbal Rating Scales (dalam klinis) dan comfort questionnaires (dalam penelitian).

E. Hubungan Teori Kolcaba dengan Pardigma

1.      Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan digunakan
untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur kenyamanan
setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara subjektif, seperti ketika
perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya observasi terhadap
penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian juga dapat
dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan (kuesioner), yang mana 
keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2.      Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang membutuhkan
perawatan kesehatan.

3.      Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.

4.      Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau kelompok, dari
pasien, keluarga, atau masyarakat
Berikut kerangka konsep teori kenyamanan (Kolcaba, 2007)

1. Kebutuhan perawat kesehatan: kebuthan kenyaman yag berkembang dari situasi stress dalam
asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai dengan sistem dukungan penerima secara umum
(tradisional). Kebutuhan manusia dapat berupa kebutuhan fisiologis, psikospritaul,
sosiokultural, atau lingkungan.
2. Intervensi untuk rasa nyaman: tindakan keperwaatn dan dditujukan untuk mencapai
kebutuhan kenyamanan penerima asuhan, mencakup fisiologis, sosial, ekonomi, psikologis,
lingkungan dan intervensi fisik.
3. Variabel intervensi: interaksi yang mempengaruhi persepsi penerima mengenai kenyamaamn
sepenuhnya. hal ini mencakup pengalaman sebelumnya, usia, sikap, status emosional, latar
belakang budaya, sistem pendukung, prognosisi, ekonomi edukasi, dan keseleuruhan elemen
lainya dari pengalaman penerima.
4. Rasa nyaman: status yang diungkapkan atau dirasakan penerima terhadap intervensi
kenyamanan yang diberikan.
5. Perilaku mencari bantuan: tujuan hasil yang ingin dicapai tentang makna sehat yakni sikap
penerima berkonsultasi mengenai kesehatanya dengan perawat.
6. Integritas institusional: perusahan, komunitas, sekola, rumah sakit, yang memiliki kualitas
lengkap, utuh, berkembang, etik dan tulus akan memiliki integritas kelembangaan.
7. Praktik terbaik: intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai dasar keilmuan dan
praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk pasien dan keluarga.
8. Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional dimulai dari adanya protokol prosedur dan
medis yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan diberikan.

BAB III
APLIKASI TEORI
Contoh Kasus
Klien bernama An. D ( laki-laki) 14 tahun 11 bulan, masuk rumah sakit pada tanggal 10
februari 2014 dengan diagnose limfoma non Hodgkin (LNH), An. Y jenis kelamin
perempuan usia 7 tahun 7 bulan, masuk rumah sakit pada tanggal 18 maret 2014 dengan
diagnose medis Hepatoblastoma, An. Z, anak usia 2 tahun, masuk rumah sakit pada tanggal
22 maret 2014 dengan mielod leukimia (AML), An. CH, anak laki-laki, usia 2 tahun 6 bulan,
masuk rumah sakit pada tanggal 26 maret 2014 dengan akut Mieloid Leukimia, An.D
(perempuan) usia 3 tahun 4 bulan, masuk rumah sakit pada tanggal 21 april 2014 dengan
diagnose medis yolk Sac Tumor. Penelitian ini dilakukan Non Infeksi RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara. Wawancara langsung
pada pasien, observasi dari pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien hasil diagnostic
dan data-data yang kita kumpulkan. Sehingga penulis mendapatkan data subjektif dan
objektif.
Pengolahan dan hasil Analisa data
pengalaman Relief Eas Transcendence
e
fisik 1. Nyeri pada sendi lutut dan tulang
belakang, skala nyeri 7, meringis
kesakitan saat mengerakan tubuh dan
menangis setiap nyerinya muncul dan
sulit tidur.
2. Berat badan 29,5 kg, TB: 150 cm
IMT:13,11 (underweight), makan
¼porsi. Hemoglobin:8,8 g/dl.
3. Anak malas minum, Hematokrit: 25,3 %.
4. Leukosit: 4,45 10̂ 3/ul, Basofil: 5.2 %,
Eosinofil: 0.2 %, Neutrofil: 16,9 %,
Limfosit: 67,6 %, Monosit: 10,1%, LED:
109 mm, terpasang infus pada tangan
kanan.
5. Rencana kemoterapi setelah secara klinis
membaik.
Psikospiritua 1.Anak tampak murung.
l 2.Menjawab seperlunya
3. Lebih banyak diam.
4. Wajah tampak Lelah
5. Orang tua selalu bertanya kondisi anak
Sosiokultural 1. Interaksi anak dengan lingkungan 1.Dukungan dari keluarga,
kurang anak di tunggu secara
2. Lebih banyak diam, tidur-tiduran dan bergantian oleh keluarga
nonton TV.
lingkungan 2. orang tua mengatakan
nyaman dengan kondisi
diruangan pasien tidak terlalu
banyak hanya 6 orang pasien,
suhu tidak panas, kamar
mandi tidak jauh dan bersih.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Hasil analisis penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi sel-sel kanker.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
yang kurang dan kondisi hipermetabolisme.
3. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kurangnya asupan cairan.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan penurunan daya tahan tubuh.
5. Cemas pada anak dan orang tua berhubungan dengan prognosis anak.
6. Risiko cedera berhubungan dengan efek kemoterapi.
Pembahasan
Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada anak kanker dengan masalah nutrisi melalui
pendekatan teori comfort terjadi pada kelima kasus kelolaan. Pengkajian nutrisi yang residen
lakukan pada anak dengan kanker antara lain melakukan anamnesa tentang asupan nutrisi
anak, pemeriksaan fisik, mengukur atropometri anak yang terdiri dari berat badan anak,
tinggi badan dan lingkar lengan atas, menilai status nutrisi anak dengan menggunakan IMT:
BB/TB², memantau pemeriksaan laboratorium seperti nilai haemoglobin dan albumin.
Pengkajian status nutrisi yang residen lakukan sesuai dengan literature. Menurut Grundy dan
Oliver (2001) metode pengkajian nutrisi terdiri dari tiga kategori yaitu metode subyektif atau
anamnesis, pemeriksaan fisik dengan mengukur antropomentrik biokimia dan hematologic
untuk menilai status nutrisi anak.
Hasil pengkajian yang didapatkan residen pada kasus kelolaan anak MD adalah
asupan makanan anak sangat sedikit hanya ¼ porsi, minum susu yang disediakan 200cc
hanya mampu diminum 100cc saja, mengeluh kurang nafsu makan, penilaian antropometri
pada anak BB: 29,5kg, TB 150 cm, LLA: 17,5 cm dan nilai IMT: 13.11 status malnutrisi
hasil berat, hasil pemeriksaan albumin : 3,91 g/dl, haemoglobin: 8.8 g/dl. Hasil pengkajian
pada kelima kasus terpilih menunjukan semua anak mengalami malnutrisi berat dan sedang.
Diagnose Keperawatan
Teori comfort kolcaba tidak membahas tentang diagnose keperawatan, sehingga
residen menyusun diagnosis keperawatan berdasarkan diagnosis keperawatan menurut
NANDA 2012. Diagnosis keperawatan tentang masalah nutrisi yang residen tegakkan adalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Intervensi Keperawatan
Tahap selanjutnya residen menyusun intervensi keperawatan berdasarkan diagnosis
keperawatan, terdapat tiga type perawatan menurut teori comfort yaitu standar comfort,
coaching dan comfort food for the soul. Intervensi keperawatan yang disusun untuk
mengatasi masalah nutrisi pada anak berdasarkan kebutuhan kenyamanan yang dirasakan
oleh anak dan orangtua. Pada lima kasus terpilih kebutuhan kenyamanan anak pada relief
dengan tipe perawatan standar comfort yang residen berikan pada kasus yaitu memantau
asupan nutrisi anak setiap hari. Berikut table tentang asupan nutrisi anak, rute pemberian dan
jenis nutrisi yang diberikan pada lima kasus kelolaan:
Table-1. Jumlah, Rute dan Jenis Asupan Nutrisi Kasus Kelolaan
Inisial anak/usia Jumlah kalori Rute pemberian Jenis Asupan
An. MD 14 th 2500 kkal oral Makan biasa + susu F 100
5x200cc
An. Y 7,7 th 2000 kkal Oral dan NGT Makanan biasa + susu F100
6x150cc
An. A 2 th 1400 kkal Parentral Puasa, Aminofen 250cc:
8,3 cc/jam
An. CH 2,6 th 1400 kkal NGT parenteral Peptemen 4x 150cc MC:
4x175cc
An. D 3,4 th 1400 kkal oral Makan biasa dan susu
3x180cc

Jumlah asupan kalori pada lima kasus kelolaan berbeda pada setiap anak, jumlah
kalori dihitung berdasarkan berat badan ideal anak sesuai usia anak D membutuhkan kalori
yang lebih besar dibandingkan anak yang lainnya karna usia anak D lebih besar dibandingkan
anak lainnya. Pemberian nutrisi pada lima kasus kelolaan berbeda pada setiap anak, hal ini
disesuaikan dengan kemampuan anak serta toleransi anak terhadap makanan. Anak MD dan
anak D asupan nutrisi melalui oral sedangkan anak Y asupan nutrisi melalui oral dan naso
gastric tube ( NGT)
Evaluasi
Residen melakukan evaluasi terhadap masalah nutrisi pada lima kasus terpilih dengan
menilai klien terhadap intervensi yang diberikan. Masalah nutrisi pada lima kasus terpilih
saat residen kaji berada pada tipe kenyamanan relief saat pasien pulang anak dan keluarga
berada pada kenyamanan transcendence pada 2 orang anak yaitu anak MD dan A, kedua anak
tersebut memperlihatkan asupan nutrisi yang baik, dan tidak ada penurunan berat badan
selama dirawat serta nilai laboratorium haemoglobin dan albumin yang baik. Status nutrisi
pada dua orang anak yaitu anak Y dan anak D tipe kenyamanan saat dirawat dan pulang
berada pada tipe ease kedua anak tersebut mengambarkan nafsu makan yang kurang, tidak
ada peningkatan berat badan selama dirawat dan berat badan anak, anak Y pulang masih
terpasang NGT untuk asupan nutrisi anak selama dirumah, sedangkan satu anak yaitu anak
CH mengalami kegawatan pada hari rawat ke 29 hari kondisi anak kritis dan meinggal dunia
pada tanggal 27 april 2014.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima, pasien, siswa,
tahanan, pekerja, dewasa lanjut,  komunitas dan institusi:
1)    Kebutuhan Perawatan Kesehatan
Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh
kenyamanan dan dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat dicapai melalui sistem dukungan
yang bersifat umum atau tradisional. Kebutuhan disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial,
dan lingkungan yang diperoleh melalui monitoring, laporan verbal, laporan non verbal, kebutuhan
yang berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan pendidikan dan dukungan, serta
kebutuhan konseling dan intervensi finansial (Kolcaba, 2003).
2)    Intervensi Rasa Nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan untuk mencapai
kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait dengan fisiologis, sosial, budaya, ekonomi,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan juga intervensi fisik(Kolcaba, 2001).
3)    Varibel yang mengintervensi
Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi  persepsi resipien
tentang kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas pengalaman masa lalu, umur,
afektif, status emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan,
dan pengalaman resipien secara keseluruhan (Kolcaba, 1994). Variabel-variabel intervensi ini akan
memberikan dampak terhadap pencapaian target dalam melaksanakan intervensi perawatan pada
pasien.
4)    Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan,
atau sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap intervensi kenyamanan yang diperoleh dari
tenaga medis. Menurut Kolcaba (1994). Ada tiga tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman dan
transcendence) serta empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan).
Berdasarkan hasil studi , bahwa kenyamanan holistic secara natural yaitu(Kolcaba & Steiner,
2000):
a.    Kenyamanan adalah kondisi spesifik.
b.    Kenyaman adalah suatu hal yang sensitive berubah dari waktu kewaktu.
c.    Intervensi keperawatan secara holistic yang diaplikasikan secara konsisten mampu efektif untuk
meningkatkan kenyamanan dari waktu kewaktu.
d.    Kenyamanan sepenuhnya adalah hal yang lebih besar dari bagian-bagianya.
5)    Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs)
Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas menjabarkan tujuan hasil yang ingin dicapai
dari sebuah kondisi sehat.Dihubungkan dengan pencari kesehatan serta ditetapkan oleh resipien pada
saat konsultasi dengan perawat. Perilaku pencari kesehatan dapat dikategorikan secara internal,
eksternal, atau meninggal dengan penuh kedamaian (Aligood, 2017).
6)    Institusi yang Terintegrasi
Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi adalah sebuah institusi
yang memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok, komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat
ibadah, panti asuhan, yang memiliki kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih,
tulus, dan sungguh-sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka akan dapat
menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2001).
7)    Praktik Keperawatan Terbaik
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang terukur secara
empiris untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan keluarga pasien dalam kualitas
pelayanan keperawatan untuk pasien dan keluarga(Aligood, 2017).
8)    Kebijakan Terbaik
Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah prosedur/protokol pelaksanaan
pelayanan keperawatan dan kondisi medis untuk dengan mudah mengakses dan mendeterminasi
bahwa pelayanan kesehatan diketahui sebagai suatu kebijakan yang terbaik(Aligood, 2017).

Kelebihan dan Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba


1.    Kelebihan Teori “Kenyamanan” Kolcaba
Teori comfort banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya pada nurse midwifery
yang menggunakan teori Kolcaba sebagai kerangka acuan dalam melakukan studi (Schuiling,
Sampselle, & Kolcaba, 2011), hospice care (Kolcaba, Dowd, Steiner, et al, 2004), keperawatan
perioperative (Wilson & Kolcaba, 2004), Perawatan Long- Term (Kolcaba, Schrim, & Steiner, 2006),
Tingkat stress mahasiswa (Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007), pasien dimensia (Hodgson &
Andersen, 2008), dan perawatan Paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard Morin, 2011). Penggunaan
verbal rating scale sebagai suatu instrumen pengukuran level nyeri pasien akan memberi kemudahan
bagi perawat dalam melakukan dokumentasi terhadap level kenyamanan pasien (Dowd, Kolcaba,
Steiner, et al, 2007).Dalam bidang pendidikan, teori Kolcaba dapat diaplikasikan dalam kurikulum
pendidikan tinggi keperawatan. Teori Kolcaba memberi kemudahan bagi educator dalam memberikan
pemahaman kepada mahasiswa keperawatan dan melaksanakan metode efektif dalam pembelajaran
tentang level kenyamanan pada seorang pasien (Goodwin, Sener, & Steiner, 2007). Robinson & Kish
(2001)dalam Aligood (2017).juga mengatakan bahwa dengan teori Kolcaba, maka mahasiswa di
berbagai setting klinis dapat mengaplikasikan intervensi nyeri yang dibuat dalam Comfort Care Plan
yang dibuat oleh Kolcaba.
Dalam bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu instrumen penelitian dalam melakukan
pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien dan menyatakan pentingnya pengukuran level
kenyamanan pada seorang pasien sebagai suatu tolak ukur capaian seorang perawat (Kolcaba, 2006).
Kolcaba (2001)menggunakan skala pengukuran level kenyamanan pada rumah sakit besar dan 
lingkup home care untuk mengembangkan teori dan literatur dari kenyamanan.

2.    Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba


Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah beberapa artikel awal
Kolcaba seperti konsep analisis mungkin sedikit tidak jelas (clarity) tetapi masih tetap konsisten
terhadap definisi, asumsi, dan proposisi (Kolcaba & Kolcaba, 1991). Teori Kolcaba juga dinilai
sederhana karena teori comfort masih rendah dalam pemanfaatan teknologi akan tetapi masih
memiliki peluang untuk dapat digunakan pada teknologi canggih.Teori ini melibatkan semua aspek
(holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai
semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di
dalamnya dibutuhkan teknik problem solving  yang tepat.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range teori
adalah Katherine kolcaba dengan teori kenyamanan. Kolcaba menganggap penerapan teori
kenyamanan bersifat universal dan bias diapllikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
holistic ( biologis, psikologis, social, spiritual).
Kolcaba menggunakan tiga teori keperawatan untuk mensistensis atau mendapatkan jenis
kenyamanan dalam analisis konsep ( kolcaba 1991 dalam Alligood 2014).
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis, yaitu induksi,
deduksi dan retroduksi. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhan tentang
kenyamanan dan peningkatandari kondisi penuh tekanan dalam situasi perawatan kesehatan.
Teori kenyamanan Kolcaba memudahkan perawat untuk mengidentifikasi semua kebutuhan
kenyamanan baik yang dikeluhkan klien maupun yang perawat analisa. Teori kenyamanan Kolcaba
membagi tipe kenyaman menjadi tiga, yaitu relief, ease, dan transcendence.
Teori kenyamanan Kolcaba mempunyai tujuan akhir untuk mengantarkan klien menuju
kenyamanan yang utuh dan menyeluruh. Kenyamanan ututh yang dimaksud adalah tercapainya
tingkat kenyamanan tertinggi yaitu transcendence di keempat area yaitu fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan sosiokultural.

B. Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkmbangan zaman, pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta
teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Dimana pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan yang berdasarkan teori-teori keperawatan tertentu.
Berdasarkan hal itu, penting bagi perawat untuk memahami berbagai teori keperawatan termasuk
teori kenyamanan yang dikemukakan oleh Katherine Kolcaba. Melalui teori ini, perawat dapat
memiliki pengetahuan mengenai pentingnya penerapan proses keperawatan yang disertai dengan
pemberian kenyamanan

Daftar pustaka
Kolbaca, Katharine. (2003). Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care
and research. New York : Springer Publishing Company.
Kolcaba, K. (2006). Comfort (including defenition, theory of comfort, relevance to nursing,
review of comfort studies and future direction). In J. Fitzpatrick (Ed.), The Enclopedia Of
Nursing Research. (2nd ed). New Yark: Springer.
Kolcaba, K. (2010). Comfort Theory and Practice. New York, NY: Springer Publishers.
http://thecomfortline.com/files/pdf/2014.
Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai