Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


Falsafah Keperawatan
“Teori Of Comfort(Catarine Colkaba)”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Asmawati, Skp. M.kep
Tim Penyusun
kelompok VII
1. Fadiah Syarifah (P01720222015)
2. Yoli elfiyanti (P01720222054)
3. Nadia Anggraini (P01720222033)
4. Via Tamara (P01720222050)
5. Weni Martalinda Hasibuan (P01720222051)
6. Arin Nadia (P01720222007)
7. Nofran Andriansyah (P01720222038)

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIII KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga Kami berhasil menyelesaikan makalah sederhana ini.
Shalawat dan salammarilah kita haturkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabatnyadan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami menyusun makalah ini dengan judul “ Theory Of Comfort ( Katarine Colkaba)”.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan mempelajari tentang
Theory Of Comfort ( Katarine Colkaba). Makalah yang Kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, Kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, Kami
Dari Kelompok 7 Mengucapkan wassalamu ‘alaikum wr.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin ya robbal alamiiin......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu
keperawatan serta model konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian
asuhan keperawatan. Model konseptual merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori
dan nilai moral bagi perawat. Model konseptual ini juga biasa disebut dengan paradigma
keperawatan.
Ada empat konsep yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam
mengembangkan model konseptual disiplin keperawatan, yaitu: manusia, lingkungan,
keperawatan dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari setiap model keperawatan
sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun
setiap teori yang dikembangkan akan selalu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral
tersebut.
Middle range theory merupakan tingkatan teori yang memiliki kriteria, lingkup, tingkat
abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle
range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari
pada grand theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris. Salah satu contoh
Middle Range Theory yang akan dibahas disini yaitu model teori kenyamanan (Comfort) yang
dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
Dalam perspektif pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu
pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan
pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang dapat terpenuhi dalam empat konteks
pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007). Pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang teori kenyamanan menurut Katherine
Kolcaba

B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana bentuk kerangka skematik dan konsep teoritis yang dikembangkan oleh Katherine
Kolcaba?
2. Apa makna teori yang mendasari komponen yang dicetuskan oleh Katherine Kolcaba?
3. Bagaimana hubungan teori Comfort oleh Katherine Kolcaba dengan Paradigma Keperawatan?
C. Tujuan 
1. Memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
2. Mempelajari konsep teoritis dan kerangka skematik teori Comfort yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba.
3. Mengidentifikasi makna teori yang mendasari setiap komponen dari teori Comfort yang
dikembangkan oleh Katharine Kolcaba
4. Mengidentifikasi hubungan teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba dengan
paradigma keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITISA.

A.Biografi Katherine Kolcaba


Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944,
diCleveland, Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai anggotaAsosiasi
Perawat Amerika. Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of
Nursing.
Dengan riwayat pendidikan Diploma keperawatan dari St. Luke’s Hospital School of Nursing
pada tahun 1965, lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case Western
Reserve University pada tahun 1987, meraih gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai
authority clinical nursing specialist pada tahun 1997, Spesialisdalam bidang Gerontology, Perawatan
Paliatif dan Intervensi Jangka Panjang, Studi Comfort,Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan,
Penelitian Keperawatan.
Sebagai kepala unit dementia, berdasar pengalaman, beliau melakukan pengembangan teori
keperawatan untuk mengembangkan Teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi untukperawatan dan
riset kesehatan holistic

Riwayat Penghargaan dan Pengakuan.


A. 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, CaseWestern
Reserve University Internal Grantb.
B. 1997 : Honour a Researcher Awardc.
C.1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRSd.
D. Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellenc in aging studies dariCase Western
Reserve Universitye.
E. 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Awardfor American Societyof
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursingby Kolcaba and
Wilsonf.
F. Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest NursingResearch
Society, End of Life and Palliative Care Nursing
G. Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaandari Sigma Theta
Tau, delta Omega Chapterh.
H. 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaandari Sigma Theta
Tau, delta Omega Chapter.
B. Pernyataan Teoritis

1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien, desain
kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari peningkatkan
kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan segera.
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan penerapan di dalam
HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara penuh di dalam
HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara hidup, integritas institusi juga
sangat mendukung.

C. Format Logis 
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :

1. Induksi 

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-
sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika
perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang
mana tugas tersebut sangatlah mudah.

2. Deduksi 

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal
dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan
dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan
diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di
tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan,
ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan
kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang
bersifat abstrak.

3. Retroduksi 
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih
suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini
memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan
suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang
sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.
D. Konsep Utama 
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya,
antara lain :
1. Health Care Needs 
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan
kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat
dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
Verbal Maupun Non Verbal, Serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang
dapatdidefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melaluikebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), dan (transcedence) yang dapat
terpenuhidalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a.Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b.Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c.Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya

3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa,
sepertifisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan sekurangnya
tiga tipe intervensi comfort yaitu :
 Standart comfort intervention
yaitu Teknis pengukuran kenyamanan,merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis danmengontrol nyeri yang ada, seperti memantau
tanda-tanda vital, hasilkimia darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini
didesain untuk membantu mempertahankan atau mengembalikan fungsi fisik dan
kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
 Coaching (mengajarkan)
meliputi intervensi yang didesain untukmenurunkan kecemasan, memberikan
informasi, harapan, mendengarkandan membantu perencanaan pemulihan (recovery)
dan integrasi secararealistis atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang sesuai
denganbudayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan pasien
dalam menerima pengajaran baru.
 Comfort food for the soul,
meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal yang tidak
dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan, adaptasi
lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi
musik,mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk
memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis),akan tetapi tipe
intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap
perawatan kenyamanan.
4. Enhanced Comfort 
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada
teori comfort ini.
5. Intervening variables 
Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat dimodifikasi oleh perawat.
Variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system,
prognosis, financial atau ekonomi, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs) 
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,
fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity 
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi
institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
E. Asumsi

1. Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang kompleks.


2. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada disiplin
keperawatan
3. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.
4. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-seeking
behaviors (HSBs) pilihan mereka.
5. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan pelayanan kesehatan
mereka.
6. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada penerima perawatan.
F. Penegasan Teori
Teori kenyamanan terdiri dari tiga bagian pernyataan proposisi yang telah diuji
secaraterpisah atau bersamaan.
1. Bagian 1 menyatakan intervensi kenyamanan, ketika efektif akan
menghasilkanpeningkatan kenyamanan bagi penerima (pasien dan keluarga), dibandingkan dengan
dasarpre intervensi. Pemberi asuhan dapat menjadi penerima jika menyatakan komitmen
untukkenyamanan lingkungan kerja mereka. Intervensi kenyamanan ditujukan sebagai
pemenuhankebutuhan dasar manusia, seperti istirahat, homeostatis, komunikasi terapeutik
danpengobatan yang holistik. Intervensi kenyamanan biasanya non-teknologi dan terintegrasidalam
pemberian asuhan(Aligood, 2017).
2. Bagian 2 menyatakan bahwa peningkatan kenyamanan penerima asuhan dihasilkan
dariadanya perilaku kesadaran diri tentang kesehatannya (Aligood, 2017).
3. Bagian 3 menyatakan bahwa adanya peningkatan kesadaran diri penerima tentang
kesehatannya meningkat akibat kemajuan dalam kualitas perawatan, Kebijakan institusi dan asuhan
berdasar bukti praktik klinis dan kebijakan (Aligood, 2017)
Kolcaba menyakini bahwa perawat dapat melaksanakan asuhan yang bersifat memberikan
kenyamana bagi pasien. Kolcaba meyakini bahwa tindakan ini akan meningkatkan peran perawat untuk
lebih kreatif dalam pemberian asuhan keperawatannya dan kepuasan diri,seperti pencapaian kepuasan
yang diperoleh pasien kelolaannya. Oleh karena itu, perawatharus memberikan intervensi yang tepat
dan mendokumentasikan hasinya dalam catatan terintegrasi pasien. Meskipun, setiap intervensi
yang diberikan belum tentu dapatmeningkatkan kenyamanan bagi pasien(Aligood, 2017).
Ketika kenyamanan tidak dicapai secara utuh, perawat perlu mengkaji variabel
yangberhubungan dengan kenyamanan, seperti variabel ada atau tidak permasalahan di rumah,status
ekonomi yang rendah, diagnosis yang berat, atau adanya keterbatasan kognitif yangmembutuhkan
intervensi lebih lanjut dan penyebab lain sebagai evaluasi terkait tidakefektifnya intervensi
yang diberikan(Aligood, 2017).
Manajemen kenyamanan atau perawatan seputar kenyamanan mencakup intervensi,
aksi pemberian kenyamanan, hasil tujuan yang ingin diperoleh, dan pemilihan penerima asuhanuntuk
menentukan asuhan yang ingin diperoleh, baik individu, keluarga, dan perawat. Oleh karena itu,
manajemen kenyamanan adalah bersidat Proaktif, Dinamis/Berenergi, Intesif, dan jangka panjang dalam
konteks pemberian asuhan kepada penerima meningkatkan peranan perawat dalam memberikan
kenyamanan pasien. Perawat harus mendokumentasikan perbahan tingkat kenyamanan sebelum dan
sesudah ontervsni diberikan(Aligood, 2017).
Dalam konteks klinis, kolcaba menyarankan untuk bertanya pada pasien mengenai rentang nilai
kenyamanan pasien dari 0 hingga 10 dengan 10 munujukkan kenyamanan tertinggi. Dokumntasi dapat
menjadi data dasar elektronik disetiap institusi (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006).
G. Hubungan Teori Kolcaba dengan Pardigma

1. Keperawatan

Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan


digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur
kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara
subjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya
observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku.
Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan
(kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2. Pasien

Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang


membutuhkan perawatan kesehatan.

3. Lingkungan

Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi
oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.

4. Kesehatan

Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau kelompok,
dari pasien, keluarga, atau masyarakat.

H. Kelebihan dan Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba 


1. Kelebihan Teori “Kenyamanan” Kolcaba
Teori comfort banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya pada nurse midwifery yang
menggunakan teori Kolcaba sebagai kerangka acuan dalam melakukan studi (Schuiling, Sampselle, &
Kolcaba, 2011), hospice care (Kolcaba, Dowd, Steiner, et al, 2004), keperawatan perioperative (Wilson &
Kolcaba, 2004), Perawatan Long- Term (Kolcaba, Schrim, & Steiner, 2006), Tingkat stress mahasiswa
(Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007), pasien dimensia (Hodgson & Andersen, 2008), dan perawatan
Paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard Morin, 2011). Penggunaan verbal rating scale sebagai suatu
instrumen pengukuran level nyeri pasien akan memberi kemudahan bagi perawat dalam melakukan
dokumentasi terhadap level kenyamanan pasien (Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007).Dalam bidang
pendidikan, teori Kolcaba dapat diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan tinggi keperawatan. Teori
Kolcaba memberi kemudahan bagi educator dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa
keperawatan dan melaksanakan metode efektif dalam pembelajaran tentang level kenyamanan pada
seorang pasien (Goodwin, Sener, & Steiner, 2007). Robinson & Kish (2001)dalam Aligood (2017).juga
mengatakan bahwa dengan teori Kolcaba, maka mahasiswa di berbagai setting klinis dapat
mengaplikasikan intervensi nyeri yang dibuat dalam Comfort Care Plan yang dibuat oleh Kolcaba. Dalam
bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu instrumen penelitian dalam melakukan pengukuran level
kenyamanan pada seorang pasien dan menyatakan pentingnya pengukuran level kenyamanan pada
seorang pasien sebagai suatu tolak ukur capaian seorang perawat (Kolcaba, 2006). Kolcaba
(2001)menggunakan skala pengukuran level kenyamanan pada rumah sakit besar dan lingkup home care
untuk mengembangkan teori dan literatur dari kenyamanan.
2. Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba

Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah beberapa artikel awal
Kolcaba seperti konsep analisis mungkin sedikit tidak jelas (clarity) tetapi masih tetap konsisten
terhadap definisi, asumsi, dan proposisi (Kolcaba & Kolcaba, 1991). Teori Kolcaba juga dinilai
sederhana karena teori comfort masih rendah dalam pemanfaatan teknologi akan tetapi masih
memiliki peluang untuk dapat digunakan pada teknologi canggih ini melibatkan semua aspek
(holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan social kultural. Namun untuk
menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat
yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan
(pengkajian hingga evaluasi), Yang di Dalam nya di butuhkan teknik Problem Solving yang
Tepat
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pernyataan Teoritis Theory Of Comfort Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang
tidak terlihat dari pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari
peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan segera. Peningkatan
kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan penerapan di dalam HSBs, seperti hasil
yang diinginkan sebelumnya. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan
secara penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara hidup,
integritas institusi juga sangat mendukung.
B. SARAN 
Penulis memberikan kepada pembaca untuk dapat mencari refrensi yang lebih banyak lagi
tentang Theory Of Comfort untuk menambah pengetahuan yang lebih luas, penulis menyadari dangat
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu perawat sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv. Trans info media
Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby Elsevier.
Kolbaca, Katharine. (2003). Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care and research.
New York : Springer Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai