Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


KATHARINE KOLCABA
THEORY OF COMFORT

Disusun Oleh :
Elfa Ruslina Ahda
Sepiah Saputri
David Krisbianto
Kadek Ayu Handayani
I Komang Suardana
I Gede Weda Sastrawan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna atas
tuntunan-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Theory of Comfort :
Katharine Kolcaba”, tugas ini dibuat sebagai salah satu tugas makalah Falsafah dan Teori
Keperawatan pada semester satu. Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada dosen kamia, dan kepada seluruh rekan yang ikut membantu dalam
pemyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa apa yang dituangkan dalam makalah int masih jauh dari
sempurna oleh sebab itu kami mengharapkan adanya saran dan kritikan demi
menyempurnakan makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan apa yang tertuang dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Negara, 17 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulis ....................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penulis ..................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

1.2. Sejarah Perkembangan Teori Kenyamanan .................................................. 3

2.2. Konsep Teori Kolcaba (Kenyamanan) ......................................................... 5

2.3. Ruang Lingkup (Scope) Teori Kenyamanan ................................................ 8

2.4. Konteks dan isi Teori Kenyamanan ............................................................. 9

2.5. Asumsi Dasar Teori Kenyamanan dan Hubungan dengan Metaparadigma...10

2.6. Kelebihan dan Kelemahan Teori Kolcaba (Kenyamanan) ........................... 11

BAB III ANALISIS TEORI KENYAMANAN (KOLCABA) .............................. 13

BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 18

a. Kesimpulan ...................................................................................................... 18

b. Saran ................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu bagian intergral dari layanan kesehatan
yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup individu,
kelompok maupan masyarakat dengan cara melakukan pelayanan keperawatan secara
profesonal dan komprehensif. Dalan melakukan pelayanan harus didasari oleh ilmu
keperawatan yang harus dimiliki oleh perawat. Hal tersebut menjadi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan bermutu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Menghadapi masalah ini, upaya yang perlu dilakukan adalah
mengadakan penyesuain dan perbaikan terhadap mutu layanan keperawatan.
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori
keperawatan.
Aplikast teori dan model keperawatan memerlukan pemahaman yang
mendalam terhadup teori-teori dan model keperawatan yang ada. Teori-teori
keperawatan tersebut akan dijadikan panduan dalam meningkatkan praktik profesional
keperawatan, aktivitas pendidikan dan pengajaran serta riset keperawatan yang
menuntun kearah perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri.
Para ahli dalam dunia keperawatan telah mengembangkan teori dari tingkatan
filosofi. model konseptual dan grand theories, teori keperawatan, sampai pada middle
range theories. Setiap teori ini menjelaskan suatu fenomena mulai dari bersifat abstrak
sampai konkrit. Teori Middle range dapat menggambarkan fenomena, nenjelaskan
hubungan diantara fnomea, memprediksi efek dari satu fenomena dengan fenomena
lain dan di gunakan untuk mengontrol dimensi keperawatan tertentu.
Salah satu middle range theory yaitu comfort theory dari Katharine Kolcaba.
Comfort theory masuk dalam middle range theory karena konsep dan pernyataan yang
terbatas, lebih nyata dan mudah untuk diaplikasikan dalam tatanan praktek nyata. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk membahas comfort theory dan aplikasinya dalam
asuhan keperawatan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup (scope) dari teori kenyamanan (theory of comfort) ?
2. Apa saja makna teori yang mendasari setiap komponen dari teori Comfort yang
dikembangkan oleh Katharine Kolcaba ?
3. Apa saja konteks dan konten dari teori kenyamanan ?

1
4. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara berbagai teori tersebut berfokus pada
asumsi theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan dan
statement (hubungan antara konsep sesuai masa dan orientasi theorist.).
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis middle range theory (teori kenyamanan) Kolcaba serta
membandingkan perbedaan dan persamaan antara berbagai teori tersebut berfokus
pada asumsi theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan dan
statemen (hubungan antar konsep sesuai masa dan orientasi theorist).
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi ruang lingkup ( scope) dari teori kenyamanan (theory of
comfort).
b. Mengidentifikasi makna teori yang mendasari ssetiap komponen dari tesori
Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
c. Mengidentifikasi konteks dan konten dari teori kenyamanan.
d. Menganalisis kenyamanan dan perbedaan antara berbagai teori tersebut
berfokus pada asumsi theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu
keperawatan dan statemen (hubungan antar konsep sesuai masa dan orentasi
theorist).
e. Menjelaskan aplikasi teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine
Kolcaba dalam studi kasus dan pembahasan.
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa
bagaimana teori Comfort Kolcaba dalam penerapan proses keperawatan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari makalah ini terutama oleh praktisi
keperawatan yang langsung terjun dilapangan adalah setelah mempelajari dan
menganalisis seorang praktisi keperawatan maupun menerapkan teori Comfort
Kolcaba pada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan.

2
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Teori Kenyamanan
2.1.1. Biografi dan Sejarah Teori
Comfort theory merupakan teori yang pertama kali dikembangkan tahun
1990 oleh Katharine Kolcaba, Katharine Kolcaba lahir dan dididik di
Cleveland, Ohio. Pada tahun 1965, iya menyelesaikan program diploma di
bidang keperawatan dan praktek paruh waktu selama bertahun-tahun dalam
keperawatan medikal bedah, perawatan jangka panjang, dan home care
sebelum kembali melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, iya lulus RN pada
kelas MSN di Case Western Reserve University (CWRU) Frances Payne
Bolton Sehool of nursing, dengan spesialisasi di Gorontalo. Sementara sekolah
Kolcaba bekerja juga sebagai kepala ruangan di unit dimensia. Dalam konteks
praktek inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.
Kolcaba bergabung dengan university of akron collage of nursing setelah
lulus dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan
mempertahankan grontologinya di Amerika nurses asosiation (ANA)
Ceratification. Dia kembali ke cwru untuk mengejar gelar doktor di bidang
keperawatan secara paruh waktu sambil terus mengajar selama 10 tahun ke
depan dia menggunakan program kerja dalam program doktor untuk
mengembangkan dan mengutarakan teorinya. Kolcaba mempublikasikan
konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli filsafat (Kolcaba
1991), dalam diagram aspek pada kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan
sebagai hasil dari perawatan (Kolcaba 1992).
Setelah itu kontekstual kenyamanan dipublikasikan dalam middle range
theory oleh Kolcaba pada tahun 1994, dan menguji teori dalam studi intervensi
bersama Fox pada tahun 1999 (Alligood, 2014)
Saat ini Dr. Kolcaba adalah profesor emiritus asosiasi keperawatan di
university of acron collage of nursing, di mana dia mengajar teori ke siswa
MSN dia juga mengajarkan teori kepada siswa DNP di perguruan tinggi
Ursuline di ketinggian mayfield, Ohio. Tujuan dia termasuk intervensi dalam
perubahan dan dokumentasi kenyamanan untuk praktek keperawatan
berdasarkan evidence base.
Katherine Kolcaba awalnya menulis teori kenyamanan dengan pasien
Alzheimer dan demensia. Namun Katherine sendiri telah menulis beberapa
3
artikel tentang cakupan keperawatan terkait teorinya. Dua artikel baru-baru ini
ditulis dengan menerapkan teorinya untuk perianesthesia keperawatan dan
perawatan di rumah sakit (Kolcaba & Wilson, 2002 dan Vendlinki & Kolcaba,
1997).
Ketika Kolcaba mengembangkan teorinya, dia menggunakan penalaran
logis. Dia menggunakan induksi, deduksi, pengurangan. Kolcaba
menggunakan kerangka yang sudah ada sebelumnya untuk mensintesis atau
mengidentifikasi jenis kenyamanan. Kerangka ini ditulis oleh Henry murray
(Tomey & Alligood, 2002), dari sebuah buku berjudul eksploration in
personality. Henry A. Murray adalah seorang profesor di psikologi di Harvard
university ia menerima Distinguished Seientific Contribution Award dari
American Psyehological Fundation. "Ketika pertama kali diluncurkan pada
tahun 1938, buku ini memiliki efek provokatif dan mendalam, mendesak para
psikolog untuk mempelajari kepribadian secara holistik dan mendalam dan
menekankan interaksi kompleks antara karakteristik individu, sosial, dan
budaya. "Salvatore R. Maddi, Profesor, Departemen psikologi dan perilaku
sosial, sekolah ekologi sosial, universitas California, irvina ( eksplorasi
kepribadian, 2007) ini adalah titik awal yang sangat bagus untuk teori ini
karena kenyamanan paling baik dicapai melalui pengobatan holistik. Dia juga
memulai Dengan konsep analisis istilah, "comfort"
Katherine Kolcaba mengumpulkan definisi, "kenyamanan" dari berbagai
disiplin ilmu, dalam teori kenyamanan, proporsi metaparadigma dari tindakan
keperawatan digunakan (Kolcaba, 2001). Hal ini terbukti dalam teori ini karena
dibangun di sekitar mengevaluasi kurangnya kenyamanan dan kemudian
mengevaluasi ulang pasien untuk menghitung keberhasilan implementasi yang
dilakukan atau tindakan yang dilakukan.

4
2.2 Konsep Teori Kolcaba (Kenyamanan)
2.2.1. Pengembangan Kerangka Konsep Teori Kenyamanan (Kolcaba)

FIGURE 33-2 Conceptual trarnework for the Theory of Cornfort. (Copytight Kolcaba,
2007. Retneved from www.thecontortine.com)

GAMBAR 2.
Kerangka konseptual teori kenyamanan Kolcaba
Teori comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama peserta
definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan
kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support
system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psiko spiritual,
sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan
parameter pato fisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta
kebutuhan akan konseling finansial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
imadiate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan
(relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam
5
empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikostspiritual, sosial
dan lingkungan, beberapa tipe convert didefinisikan sebagai berikut :
a. Relief, suatu keadaan di mana seorang penerima (recipient) memiliki
pemahaman kebutuhan yang spesifik.
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan di mana seorang individu mencapai di atas
masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks di atas menjadi beberapa hal
berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh.
b. Pesikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi
harga diri, konsep diri, sexsualitas, makna kehidupan hingga hubungan
terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan
hubungan sosial.
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan
oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, finansial, psikologis, spiritual,
lingkungan dan intervensi fisik
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan
mengacu pada teori comfort ini
5. Intervening Variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variabel ini meliputi
pengalaman masa lalu usia sikap status emosional support sistem prognosis
finansial dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien
saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal
(aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi
imun, dll.)
6
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai-nilai stabilitas finansial dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area lokal regional dan nasional. Pada
sistem rumah sakit definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan
umum, agensi home care.
8. Best practices adalah penggunaan dari intervensi kesehatan yang berbasis
bukti untuk menghasilkan intervensi maksimal bagi pasien dan keluarga.
9. Best polices adalah aturan daerah yang berbentuk protokol dan prosedur serta
kondisi medis untuk mengakses dan memberikan layanan kesehatan.
2.2.2. Pernyataan Teoritis
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari
pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk
mencari meningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut
diinginkan dengan segera.
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan
penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan
atau cara hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.
2.2.3. Format Logis
Kolcaba Mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
1. Indukasi
Indukasi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, Sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan
diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut sangatlah mudah.
2. Dedukasi
Edukasi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum, prosesnya dari
yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori
mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain
7
untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan
diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba
lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk
menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang
penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir sesuatu yang abstrak dan
kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam
jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Reproduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia
sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada
pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil
akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori
memungkinkan perawat untuk mendesain intervensi yang sama dan selaras
dengan hasil yang diinginkan.
2.3 Ruang Lingkup (Seope) teori Kenyamanan
Teori keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabsakannya mulai dari meta
theory sebagai yang paling abstrak sampai pada tractice theory yang paling konkrit.
macam-macam teori keperawatan antara lain :
1. Meta theory merupakan teori dengan level tertinggi dan merujuk pada body of
knowledge tentang suatu bidang pembelajaran. Meta theory dalam ilmu
keperawatan berfungsi untuk mengungkapkan sebagian dari isu melalui proses
klarifikasi hubungan antara ilmu keperawatan dan praktek, mendefinisikan,
mengembangkan dan menguji teori, menciptakan dasar ilmu keperawatan dan
memeriksa, menginterpretasikan pandangan dasar filosofi dan hubungannya
dengan keperawatan.
2. Grand theory menegaskan fokus global dengan board perspeetive dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena
keperawatan. Faweett (2005) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang
memiliki cakupan luas, tersusun atas konsep-konsep utama yang relatif abstrak dan
hubungannya tidak dapat diuji secara empiris. Grand theory mempunyai kontribusi

8
yang signifikan dalam keperawatan, yaitu memberikan batasan-batasan sehingga
keperawatan mempunyai identitas dalam keberadaannya.
3. Meddle range theory, sama hanya dengan grand theory menjelaskan mengenai
keperawatan, tetapi lebih spesifik. Meddle range theory memiliki kriteria, lingkup,
tingkat abstraksi dan kestabilan penerimaan secara luas. Teori ini cukup spesifik
memberikan petunjuk riset dan praktek. Ciri dari teori ini, bisa digunakan secara
umum pada berbagai situasi, tanpa indikator pengukuran, masih cukup abstrak,
konsep dan proposisi yang terukur, memiliki sedikit konsep dan variabel, lebih
mudah diuji, memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik,
dikembangkan secara dedukatif dan retroduktif.
4. Practice theory sangat dekat hubungannya dengan middle rang theory tetapi terdiri
dari suatu atau dua konsep-konsep utama teori ini paling konkrit dan dapat
diaplikasikan.
2.4 Konteks dan Isi Teori Kenyamanan
2.4.1. Latar Belakang Filosofi Keperawatan dan Interdisiplin Ilmu dalam Teori
Kenyamanan Kolcaba
Teori kenyamanan Kolcaba (theory of Comfort) merupakan salah satu
teori yang ada dalam tingkatan middle range range Theory keperawatan yang
berfokus pada peningkatan kenyamanan atau comfort pasien dalam hubungan
untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individual. Teori
kenyamanan Kolcaba terpengaruh dari salah satu filosofi keperawatan yaitu
Florence Nightingale.F. Nightingale mungkin adalah tenaga kesehatan pertama
yang menyadari bahwa kenyamanan adalah hal yang penting bagi manusia
yang dalam konteks perawatan adalah pasien. F. Nightingale pada tahun 1895
menyatakan bahwa " It muat never be lost sight of what observation is for.it is
not for the sake of piling up miscelaneous information or eurious facts, but for
the sake of saving life and increasing health and comfort ", dari pernyataan
tersebut dapat dilihat bahwa kenyamanan dan kesehatan memiliki hubungan
yang kuat, sama dan penting dalam proses perawatan (Peterson & Bredow,
2013 ; Alligood, 2014).
Pada awal abad ke-21, kenyamanan menjadi tolak ukur yang signifikan
dan relevan bagi kondisi pasien, karena pada saat itu kondisi kuratif medis
yang belum cukup berkembang. Kenyamanan menjadi tugas unik bagi perawat
di mana perawat dapat memberikan intervensi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan pasien yang mencakup kenyamanan fisik, emosional,
9
dan lingkungan. walaupun, memberikan kenyamanan bukan tugas utama dari
keperawatan, tetapi intervensi intervensi yang perawat lakukan dinilai
memberikan efek kenyamanan bagi pasien. Seiring dengan perkembangan
teknologi, maka rasa kenyamanan pada pasien mulai bergeser dengan pada
arah kuratif dengan memberikan medikasi anti nyeri dan pandangan perawat
berfokus pada peningkatan promosi kesehatan yang berpusat pada Self-care
sehingga secara tidak langsung membawa dampak pada penurunan intervensi
perawat dalam meningkatkan rasa nyaman. Trend ini memberikan dampak
pada pemberian kenyamanan pada pasien lebih terfokus pada kondisi terminal
dan yang benar-benar tidak tidak didapati lagi pengobatan dari sisi medis
(Peterson & Bredow, 2013; Alligood, 2014).
Selain filosofi keperawatan dari F. Nightingale, teori kenyamanan
Kolcaba juga dipengaruhi oleh filosofi dasar akan kebutuhan manusia. Menurut
Kim (1999) dalam jurnal K. Kolcaba Evolution of Middle -Range theory of
Comfort for Outcome Research (Kolcaba,2001), adapun dua komponen dari
kebutuhan manusia adalah dorongan motivasi yang melatarbelakangi perilaku
manusia. Komponen yang kedua adalah dorongan dari sosial dan kultural
politik yang mempengaruhi ekspektasi manusia. Sehingga pada akhirnya
kenyamanan manusia muncul-muncul dari dorongan ekspektasi akan
pelayanan keperawatan yang bersifat holistik dalam kehidupannya. Selain itu,
pandangan umum yang sesuai dengan teori kenyamanan Kolcaba adalah
pandangan mengenai hubungan timbal balik yang muncul karena sifat manusia
yang aktif dan holistik. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya dan
interaksi ini dapat membawa dampak bagi tubuh manusia yang berupa rasa
nyeri yang akhirnya mengganggu rasa nyaman manusia. Oleh karena manusia
adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk belajar dari pengalaman
masa lalu,sehingga manusia cenderung akan menghindari tindakan yang akan
mengganggu kenyamanannya dan lingkungannya.
Selain dasar filosofis di atas, konsep awal dalam teori kenyamanan
Kolcaba turut dipengaruhi oleh berbagai macam disiplin ilmu, di antara lain;
kedokteran, psikologi, psikiatri, teologi, ergonomic dan sastra klasik Inggris
yang secara spesifik diambil dari Oxford English Dictionary (Kolcaba &
Kolcaba, 1991). Semua disiplin ilmu tersebut memberikan ulasan dasar bagi
Katherine Kolcaba dalam mendefinisikan kata nyaman yang merupakan
konsep dasar dalam teorinya. Oleh karena itu teori kenyamanan Kolcaba
10
merupakan teori yang didasari dan dipengaruhi oleh berbagai macam filosofi
dan konsep dari interdisiplin ilmu yang akhirnya memberikan berbagai macam
masukan bagi pengembangan teori tersebut (Alligood, 2014)
2.5 Asumsi Dasar Teori Kenyamanan dan Hubungan dengan Metaparadigma
Asumsi dasar teori adalah pernyataan akan hubungan antar konsep dalam teori yang
diyakini oleh pembuat teori dan melandasi pembuktian teori. Pada teori kenyamanan,
Katherine Kolcaba sebagai pencetus teori ini memiliki beberapa asumsi dasar teori
yang berhubungan erat dengan konsep metaparadigma keperawatan yaitu ditinjau dari
keperawatan, pasien, lingkungan dan kesehatan (Alligood, 2014) berikut ini adalah
penjelasan mengenai konsep meta paradigma ditinjau dari teori kenyamanan Kolcaba
1. Keperawatan
Keperawatan adalah serangkaian proses yang meliputi pengkajian tentang
kenyamanan awal, intervensi untuk meningkatkan kenyamanan berdasarkan
kebutuhan dan evaluasi tingkat kenyamanan setelah diberikan intervensi
keperawatan. Pengkajian awal dan evaluasi dapat berupa data subjektif dan
objektif yang menggambarkan tingkatan kenyamanan pasien. Pengkajian
dilakukan dari administrasi perpaal rating scale (klinikal) atau kuesioner
kenyamanan (riset) yang dikembangkan oleh Kolcaba (2003).
2. Pasien (manusia)
Penerima intervensi keperawatan dalam teori kenyamanan adalah individual,
keluarga, institusi dan komunitas yang memerlukan intervensi. Perawat juga dapat
menjadi sasaran intervensi, jika berkaitan dengan kenyamanan dalam lingkungan
pekerjaan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan aspek dari pasien, keluarga atau institusi yang
dapat dimanipulasi oleh perawat dalam proses pemberian asuhan keperawatan
yang meningkatkan kenyamanan.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan kesehatan
atau komunitas yang menerima intervensi untuk meningkatkan kenyamanan.
2.6 Kelebihan dan kelemahan teori Kolcaba (Kenyamanan)
1. Kelebihan teori kolcaba (kenyamanan)
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh kolcabas mudah
dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan
dasar.
11
2. Kelemahan teori kolcaba (kenyamanan)
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah
dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar
dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan. Teori ini
melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, pesikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang terampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

12
BAB III
ANALISIS DAN APLIKASI TEORI KENYAMANAN KOLCABA
3.1 Analisis dan Aplikasi Teori Kolcaba Di Ruang Rawat Neomatus Resiko Tinggi
Aplikasi suatu teori ke lahan praktik dipengaruhi oleh banyak faktor sebuah
teori keperawatan harus sesuai dengan nilai dan misi suatu institusi, teori bersifat
sederhana, dan mudah dipahami untuk dipakai sebagai panduan praktik (Kolcaba,
Tilton, & Drouin, 2006). Teori Kolcaba termasuk dalam middle range theory. Menurut
Kolcaba, teori kenyamanan menjadi salah satu pilihan teori keperawatan yang dapat
diaplikasikan langsung di lapangan karena bersifat universal dan tidak terhalang
budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Hal ini menyebabkan teori kenyamanan
bisa dimodifikasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan klien masing-masing (March &
Me Cormack, 2009).
Teori kenyamanan ini disusun sebagai teori yang berpusat pada klien dan
keluarga (family-clien centered theory) yang dianggap sebagai inti dari praktek
keperawatan (ANA, 2000). Hal ini sesuai dengan filosofi keperawatan anak yang
berpusat pada keluarga, sehingga teori ini cocok digunakan pada tatanan pelayanan
keperawatan anak. Setting pelayanan ini meliputi pre dan post area operatif, pelayanan
ambulatory, pelayanan primer, pusat komunitas, dan rumah sakit.
Tipe pelayanan keperawatan anak sebagai contoh di ruang pelayanan neonatus
ini diberikan pada well baby yang akut sampai kronik. Intervensi penerapan teori
kenyamanan yang dilakukan pada bayi di ruang neonatus risiko tinggi yaitu
meminimalisir nyeri dalam prosedur invasif, strategi yang dilakukan yaitu :
memberikan posisi yang nyaman pada bayi, memfasilitasi kebiasaan kenyamanan bayi
seperti thumb-sucking, pembedongan, ayunan, mengadvokasi kehadiran keluarga
(Stephen, Barkley, & Hall, 1999).
Kolcaba mengobservasi bahwa ketidaknyaman yang dirasakan oleh klien dan
keluarga tidak hanya sebatas sensasi fisik dan emosi, tetapi melibatkan aspek holistik
yaitu fisik, pasikospritual, sosiokultural, dan lingkungan. Berikut adalah contoh
aplikasi teori kenyamanan dalam asuhan keperawatan pada bayi yang dirawat di ruang
neonatus risiko tinggi.
1. Pengkajian
Proses pengkajian dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan rasa nyaman klien
ditinjau dari tiga fase (relief, ease, dan transcedence) serta meliputi 4 konteks
kenyamanan (fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan). Pengkajian fisik

13
sistematis menyeluruh merupakan komponen esensial dalam asuhan bayi resiko
tinggi.
a. kebutuhan kenyamanan fisik
Ketidaknyamanan fisik pada bayi yang dirawat di ruang neonatus resiko tinggi
antara lain, nyeri akibat prosedur invasif (terkait prosedur diagnostik dan terapi),
ketidakmampuan bayi dalam mempertahankan termoregulasi,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan kelemahan otot,
serta gangguan oksigenasi.
b. Kebutuhan kenyamanan psikostspiritual
Pemenuhan kebutuhan pssikospiritual pada bayi mungkin belum bisa diberikan
secara optimal, namun bagi keluarga, khususnya orang tua bayi, hal ini
membutuhkan intervensi khusus. Kebutuhan kenyamanan dari aspek
psikospiritual pasien bisa dipenuhi meskipun pasien dengan tingkat kesadaran
yang menurun seperti memfasilitasi kunjungan orang tua, setahun terapeutik
(cairan touch). Perawat perlu mengidentifikasi tahap penerimaan orang tua
terhadap kondisi bayi mereka (Denial, anger, bargaining, depression, dan
acceptance). Setiap tahap memiliki karakteristik masalah emosional dan
kebutuhan tertentu yang bersifat spesifik. Kebutuhan spiritual juga menjadi
fokus dalam konteks ini, jerawat perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda
distress spiritual yang dialami oleh orang tua, seperti perasaan marah kepada
Tuhan, menolak untuk melaksanakan kegiatan beribadah, perasaan tidak tenang
setelah beribadah. Dan membutuhkan bimbingan spiritual khusus dari pemuka
agama yang dipercaya.
c. Kebutuhan kenyamanan sosiokultural
Perawan sedang memberikan prosedur tindakan apapun perlu berkonsultasi
dengan keluarga untuk mengkaji apakah terapi sesuai dengan budaya yang
berlaku di lingkungan pasien, seperti misalnya saat melakukan transfusi darah,
apakah dalam keluarga terdapat budaya yang melarang prosedur itu dilakukan.
Selain budaya, sosial ekonomi keluarga juga perlu diidentifikasi untuk
menentukan pilihan prosedur yang tepat.
d. Kebutuhan kenyamanan lingkungan
Kebutuhan kenyamanan lingkungan yang perlu diidentifikasi adalah ketenangan
ruangan/pengontrolan kebisingan, suhu, bau, pencahayaan yang cukup, tidak
menginterupsi pola tidur bayi, serta keamanan pasien selama dirawat di ruang
neonatus resiko tinggi ( Kolcaba & Wilson, 2002). Hal ini perlu mendapat
14
perhatian khusus, karena bayi-bayi yang dirawat di ruang tersebut terpasang
banyak alat invasif dan monitor.
2. Intervensi
Kolcaba & Wilson (2004) membagi intervensi untuk mencapai kenyamanan klien
menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Standard comfort intervention
Standard comfort intervention adalah intervensi standar untuk mempertahankan
hemostasis dan mengontrol nyeri pada bayi. Intervensi standar antara lain
adalah manajemen nyeri non farmakologis dan farmakologis, medikasi,
monitoring vital sign, modifikasi lingkungan terkait pengaturan suhu, bau,
pembatasan kunjungan, dan lain-lain.
b. Coaching ( dukungan emosional, pendidikan kesehatan).
c. Coaching mengandung pengertian melatih pasien dan keluarga untuk
mengurangi atau menghilangkan kecemasan dengan menyediakan informasi
yang akurat tentang status kesehatan klien, tetapi memberi harapan yang sesuai
dengan kondisi klien, mau mendengarkan secara aktif, serta membantu
implementasi perencanaan untuk meningkatkan kesembuhan klien.
d. Comfort food for soul (terapi musik, kunjungan orang terdekat)Perawat
melaksanakan intervensi intervensi khusus yang membuat klien dan keluarga
merasa diperhatikan dan dikuatkan secara fisik, mental, emosional, dan
spiritual, sebagai contoh mengajarkan beberapa teknik relaksasi seperti pijatan,
guided imagery, terapi musik, dan lainnya.
3. Implementasi
Implementasi teori Kolcaba pada bayi yang dirawat di ruang neonatus risiko tinggi
dapat terlihat jelas dalam prinsip perawatan bayi di ruang tersebut yaitu S-T-A-B-
L-E (Karlsen, 2006).
a. Sugar and safe care
- Melakukan pemantauan kadar glukosa darah untuk memberikan energi yang
cukup bagi otak, sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada
jaringan otak (pusing, nyeri, kejang, dan lain-lain). Hipoglikemia
merupakan salah satu tanda dari distress pada bayi
- Memberikan lingkungan yang aman memasang side rail untuk mencegah
pasien jatuh, mengatur pencahayaan agar tidak merusak retina, dan lain-
lain. Perawatan yang aman juga terkait dengan penggunaan pena
umbilikalis dan kateter arteri untuk terapi.
15
b. Temperatur
Memodifikasi lingkungan untuk mencegah bayi kehilangan panas yang berlebih
dari konduksi (menghangatkan alas dan selimut yang dipakai), konveksi (tidak
meletakkan box bayi di dekat jendela atau di bawah AC), radiasi (memasang
topi untuk menutupi kepala bayi), dan evaporasi (menjaga tubuh bayi agar tetap
kering)
c. Airway
Membuka jalan nafas dengan memposisikan bayi sedikit hiperekstensi dengan
tujuan meningkatkan aliran oksigen sehingga metabolisme yang terjadi adalah
metabolisme aerob yang menghasilkan energi dan panas, sehingga bayi merasa
nyaman, dan bukan menghasilkan asam laktat yang dapat mengiritasi serabut
saraf perifer dan menimbulkan nyeri.
- Perawat harus mampu mengidentifikasi tanpa distress pernapasan yang
terjadi pada bayi (ringan, sedang, dan berat).
- Monitoring saturasi oksigen dilakukan pada dua lokasi (pre dan post duktal)
untuk mengidentifikasi adanya shunt dari kanan ke kiri pada duktus
arteriosus.
d. Blood pressure
Memantau tekanan darah klien untuk mengidentifikasi adanya kondisi syok
(Hipo volemik, kardiogenik, atau septik). Tekanan darah yang stabil
menunjukkan fungsi jantung yang baik, sehingga dipastikan berfungsi dan
oksigenasi ke jaringan adekuat, tanda distress napas dan kegagalan sirkulasi
bisa diminimalisir.
e. Label work
Bayi yang dirawat di ruang neonates risiko tinggi memiliki kerentanan
terjadinya infeksi, sehingga perlu dilakukan pemantauan hasil laboratorium
CBC (Complete Blood Count), CRP, AGD (analisa gas darah).
f. Emotional support
- Memberikan penjelasan yang akurat tentang kondisi klien kepada keluarga
(inform consent)
- Menjadi pendengar yang aktif ketika keluarga mencurahkan perasaan dan
emosinya.
- Memberikan jaminan prosedur yang diberikan sesuai dengan budaya yang
dianut klien.
- Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan spiritual keluarga
16
Perawat bereaksi untuk mengimplementasikan intervensi yang dapat
memperbaiki fungsi optimal neonatus risiko tinggi. Salah satu intervensi terapeutik
dalam NIC adalah invironment modification di mana perawat dapat memodifikasi
lingkungan baik secara internal dan eksternal untuk kenyamanan klien.
Kenyamanan juga menjadi salah satu priority outcome yang dinilai
berdasarkan NOC (Nursing Outcome Classification) (Motorhead, 2008) dan juga
menentukan intervensi terapeutik mandiri perawat berdasarkan NIC ( Nursing
Intervention Classification) (Dochtermanb & Bulechech, 2008). Setiap tindakan
keperawatan, teori kenyamanan ini selalu bersifat holistik (bio, psikostspiritual,
sosiokultural, dan lingkungan). Dengan demikian proses kesembuhan klien akan
lebih cepat sehingga dapat menurunkan biaya perawatan dan lamanya hari
perawatan, meningkatnya keamanan klien selama dirawat, meningkatnya stabilitas
ekonomi, dan banyak kepentingan publik lainnya yang bisa terfasilitasi.

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Era teori telah mengantarkan percepatan ketika karya para ilmuwan
keperawatan mulai diakui sebagai teori, dan telah dikembangkan sebagai kerangka
acuan untuk kurikulum dan panduan bagi memajukan praktik keperawatan
(Alligood, 2014). Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup middle range
theory yang memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan
penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory
cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk
riset dan praktik, middle range theory lebih banyak digunakan daripada grand
theory, baik middle maupun grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris
Kolcaba memandang teori kenyamanan sesuai falsafah dan paradigma
keperawatan. Hal ini terlihat dari pandangan Kolcaba tentang seorang individu
dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang dipengaruhi oleh aspek
yang bersifat holistik, meliputi fisik, psiko spiritual, sosiokultural, dan lingkungan.
Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang, oleh karena itu perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan perlu
memahami dan mengaplikasikan model teori keperawatan kenyamanan untuk
meningkatkan status kesehatan klien.
4.2 Saran
a. Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai model konseptual
atau teori guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
b. Dalam menganalisis kasus keperawatan perlunya penggunaan pendekatan teori
keperawatan yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi klien dan lahan
praktik.

18
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Tomey. (2010). Nursing Theorist and Their Work, siixth edition. Toronto : The
CV Mosby Company St. Louis.

Alligood, M.R. (2014). Nursing Theorist and Their Work, (8th ech). Nursing theorists and
their work (8th edn). http://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a.

Alligood, M.R. (2014). Nursing Theory and Their Work. 8th edition. St. Louis Mosby
Elsevier. Inc.

Ann, Marriner. (2001). Alih bahasa Ekawijaya : Teori keperawatan para ahli dan berbagai
pandangannya

De Laune dan Ladner, 2002, Fundamental of Nursing : Standard and practice 2nd edition.
USA : Thompsons Learning ine.

Faweett, J. (2005). Contemporory nursing knowledge: Analysis and evaluation of nursing


models and theories. 2nd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company,

Hardin, S,. & Bishop. S. (2010). Logical reasaning,in M.R. Alligood & A.M. Tomey (Eds),
Nursing Theorists And Their Work. (7th ed, pp.26-35) Maryland Heights, (MO) : Mosby-
Elsevier

Keamey-Nunnery, R. (2008). Advancing your cereer: Consepts of professional nursing 4th


Ed philadelphia : FA Davis Company.

Kolcaba. K. (2006) Comfort ( including defenition, theory of comfort, relevance to nursing,


review of comfort studies and future direction). New Yark: Springer.

Moribel, N.A. (2009). Evoluating the reliolitty and validity of the pediatric perioperative
camfort instrument: A psychometric study (order No.3357867).

Monitoba Health (2003). Emergency Treatment Guidelines General. Journal of Emergency


Nursing, 1-2

19
McEwen. Melanie; Wills Evelin M.2011. Theoritical Basis For Nursing. Lippincott
Willians & Wilkins

Petterson, Sandra J.& Bredow, Timothy s. (2004). Middle Range Theories: Application to
Nursing Resecrch. Philadelphia: Lippincott William & Wilknis.

Ruddy. (2007). Models and theorist of Nursing. http.www.library stritch.edu, diperoleh


tanggal 25 November 2010, pukul 10.26

Sitzman. K.L, & Eichelberger, L.W. (2011) Understanding the Work of Nurse Theorists: A
Creative Beginning. 2nd ed. USA: Jones and Bartlett Publish.

Thomey, A.M. & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorist and Works. 7th ed. St.Louis:
Mosby Elsivier.

20

Anda mungkin juga menyukai