KING
Disusun Oleh:
Kelompok 6
S1 Keperawatan TKT 2B
1. Dina Febrianti 2019.C.11a.1042
2. Edina 2019.C.11a.1074
3. Mantili 2019.C.11a.1050
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan penulis kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I. Dalam makalah ini mengulas tentang “ Teori Imogine
M.King”. kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas lain di waktu mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2..Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3..Tujuan Penulisan................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.5..BENTUK LOGIKA.......................................................................... 6
iii
2.6..PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU
PERAWATAN ........................................................................................... 7
2.8..TINJAUAN KRITIS.............................................................................. 8
3.1..Kesimpulan........................................................................................ 21
3.2..Saran ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah
tujuan teoridan model keperawatan?
2. Bagaimanakah karakteristik teori Imogene King tentang keperawatan
dan apa sajakah faktor-faktor yangmempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan Imogene King tentang model konsep dan
teori keperawatan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan
tahun 1986.
4
8. H. Peplau
9. H. Selve
5
5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6. Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.
6
2. Kesehatan (Health)
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan.
Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam
lingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia
untuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian.
Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan
interaksi-interaksi lain.
3. Lingkungan (Environment)
King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi
dengan lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi
perawat”. Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu
dengan masyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam
membuat transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan.
7
perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan
keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3. Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit
rumah sakit, diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
8
3. Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam
proses interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila
perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian
tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena
teorinya relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan
diantara konsep-konsep tersebut.
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa
konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-
pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King
memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
pada tahun 1971.
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada
waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi
tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat dengan klien.
1.Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi
proses interaksi.
9
3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan
masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatannya.
10
dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal
dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan
latarbelakang pendidikan.
11
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung
dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua
orang, subjektif atau personal
2. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang
lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan. Perturnbuhan dan
perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini
biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksikan walaupun individii itu
berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti clan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
4. Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian
yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain.
Sistem Interpersonal
12
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interkasi antraa manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang
disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan sistem interpersonal adalah interkasi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
5. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua
orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
6. Komunikasi
King mendefmisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang
diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non
verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam
waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari
perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
7. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas
personal berdasarkan persepsi mereka. Dirnensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu
8. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran
yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang meriducuki posisi di
social sistem, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih
berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
13
9. Stress
Definisi stress menurut king adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan
informasi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi
yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lain, individual, personal,
dan subyektif.
Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktek-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status
dan pengambilan keputusan.
1. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan infonnal seseorang dan kelompok untuk
mencapai tujuan personal atau organisasi.
2. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif,
proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi
berhubungan dengan wewenang.
3. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,
esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis
dan orientasi pada tujuan.
Pembuatan keputusan
14
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses
yang terns menerus, dan berorientasi pada tujuan.
4. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergartungan dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan
mengenai bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan
kewajiban.
15
C. Pandangan King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan
suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi
dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan
internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang
maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi
klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi,
dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
D. Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan
interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang
16
persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis
antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang
berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi
maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.
17
1986). Teori King merupakan model leori induktif yang memformulasikan teorinya
melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.
2. Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling
berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini
membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang
diperkuat oleh dua metode:
a. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat dari teori ini adalah:
a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan.
c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
d. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan
dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya :
a. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
b. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu
teori.
3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka
dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada
didukung oleh beberapa riset.
18
dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini pada
praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada
dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk
membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif
pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain
kurikulum pendidikan keperawatan.
5. Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau
memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga
mernpunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak
mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan
pada kasus-kasus psikiatri.
6. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan
dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
19
BAB IV
PENUTUP
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat
dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam
keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada
keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien
koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
20
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori
pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat
perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam
fase pengambilan keputus
3.1 KESIMPULAN
1. Agar teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersbut harus
fokus minimalnya terhadap satu ospek proses perawatan.
2. Teori Imogene King memfokuskan kepada fase-fase perencanaan dan
implementasi dala proses perawatan.
3. Perawat dan pasien saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan
yang di inginkan.
4. Penelitian sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih
tujuan yang sempurna.
3.2 SARAN
1. Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori
dari para pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori
Imogene King
2. Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan di
unit rumah sakit, di perawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa
sekarang & masa yang akan dating, komputerisasi dalam merekam system
perawatan kesehatan.
3. Hubunag dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan
merupan satu fungsi interaksi antara individu, group dan lingkungan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22