Anda di halaman 1dari 27

TEORI IMOGINE M.

KING

Dosen Pengampu: Amiyani Kristina, Ns., M.Kep


Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I

Disusun Oleh:

Kelompok 6
S1 Keperawatan TKT 2B
1. Dina Febrianti 2019.C.11a.1042
2. Edina 2019.C.11a.1074
3. Mantili 2019.C.11a.1050

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan penulis kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I. Dalam makalah ini mengulas tentang “ Teori Imogine
M.King”. kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas lain di waktu mendatang.

Palangka Raya, 4 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2..Rumusan Masalah.............................................................................. 2

1.3..Tujuan Penulisan................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1..LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI

RAIH IMOGENE KING ................................................................. 3

2.2..SUMBER-SUMBER TEORITIS ................................................... 4

2.3..PENGGUNAAN BUKTI - BUKTI EMPIRIS............................... 5

2.4..KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI........................... 5

2.5..BENTUK LOGIKA.......................................................................... 6

iii
2.6..PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU

PERAWATAN  ........................................................................................... 7

2.7..PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT................................................. 8

2.8..TINJAUAN KRITIS.............................................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1..Kesimpulan........................................................................................ 21

3.2..Saran ................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 22

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit
Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.
Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep
dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan
simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan . Teori
adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti
secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang
bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang
(Marriner, A. 1986).

1
1.2 Rumusan Masalah
        1.       Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah
tujuan teoridan model keperawatan?
        2.       Bagaimanakah karakteristik teori Imogene King tentang keperawatan
dan apa sajakah faktor-faktor yangmempengaruhi teori keperawatan?
        3.       Bagaimanakah pandangan Imogene King tentang model konsep dan
teori keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori
keperawatan Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang
keperawatan nantinya.
2.Tujuan Khusus.
a.       Mahasiswa meningkatkan  pengetahuan  tentang konsep  dasar manusia sebagai calon
perawat.
b.      Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan
c.       Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan sebagai ide
moral
d.      Mahasiswa  mampu   menerapkan  konsep  dan  teori   keperawatan   sedini mungkin

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI


RAIH IMOGENE KING
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez
(anorchestra pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan
penari,nama gadis, Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935
(meninggal, 1955); menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri:
dua anak, satu anak perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s
Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah,
perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science
in Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education
bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun
1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di 
Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a
theory :  general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan
1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan
dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972
menjabat ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University,
Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General
Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972
menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity.
Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di
Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota
The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen
pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A
Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni
1980 dan di terbitkan tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s
Assosiation dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku

3
ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan
tahun 1986.

2.2 SUMBER-SUMBER TEORITIS


King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti
dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam
situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia mengusulkan
mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi
pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi
pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam
lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan.
Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan
Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic
interacting system" Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang
berbeda yaitu:
1.      Individu-individu
2.      Kelompok-kelompok
3.      Masyarakat
Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah
memperhatikan kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok,
dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan
harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini.
Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu :
1. E. Erikson
2. A.L Gessel
3. Gibson
4. L. Hall
5. A.T. Jersild
6. J. Piaget
7. I. Orlando

4
8. H. Peplau
9. H. Selve

2.3 PENGGUNAAN BUKTI - BUKTI EMPIRIS


Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley dan
K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam
pengembangan definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di
gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem
di akui. Dalam memeriksa "communication", teori-teori dan model-model P.
Watzlawick, J.H Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian
oleh J.F Whiting, I. Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk informasi"interaction "
Dan" transact ion". Teory pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan
interaksi dalam mengetahui dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi
juga digunakan.
Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang
meliputi tiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam
tingkah laku keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang
mencerminkan sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan.
Masing-masing dari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar
karena sebagai individu, manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan
individu lain dan lingkungan. Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-
sistem intrepersonal, atau kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih
berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi kelompok dengan kepentingan dan
kepedulian yang sama dalam masyarakat dan di sebut sebagai sistem sosial.

2.4 KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI


Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.     Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan
orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di
arahkan untuk mencapai tujuan.
2.     Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3.     Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya,
baik secara langsung atau tidak langsung.
4.     Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.

5
5.     Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6.     Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7.     Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8.     Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9.    Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.

2.5 BENTUK LOGIKA


King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978, yang
mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan
deduksi.
     1.      Pribadi (Person)
Asumsi spesifik berhubungan dengan orang :
a.       individu-individu makhluk social
b.      individu-individu makhluk ber’sense’
c.       individu-individu makhluk rasional
d.      individu-individu makhluk perasa
e.       individu-individu makhluk pengontrol
f.      individu-individu makhluk bertujuan tertentu
g.      individu-individu makhluk berorientasi tindakan
h.      individu-individu makhluk berorientasi waktu
King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri
mereka,hak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi
kehidupannya, kesehatan mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim
atau menolak perawatan kesehatan.

6
      2.      Kesehatan (Health)
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan.
Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam
lingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia
untuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian.
Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan
interaksi-interaksi lain.
     3.      Lingkungan (Environment)
King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi
dengan lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi
perawat”. Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu
dengan masyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam
membuat transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan.

2.6 PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN  


1.      Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan
merupakan satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia
menyatakan teori ”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada
praktek keperewatan atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”.
Pada saat data empiris dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka
teori ini berguna dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan
GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk
menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat menyemangati
partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu
pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.

     2.      Pendidikan


Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design
kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan
hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi

7
perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan
keperawatan sebagai disiplin ilmu.
     3.      Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit
rumah sakit, diperawatan ambulatri,  populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.

2.7 PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT


Ia menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan
pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan
pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi
praktek keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan
pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.

2.8 . TINJAUAN KRITIS


      1.      Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang
jelas karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan
menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah
sakit. Dia memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan
sensor dan overload sensor. King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah
jelas dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan
bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep
keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa
kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka
berbeda.
      2.      Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien
tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan
pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai
bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang,
peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.

8
      3.      Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam
proses interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila
perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian
tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena
teorinya relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan
diantara konsep-konsep tersebut.

THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)

 King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa
konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-
pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King
memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
pada tahun 1971.

             King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)


sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian
tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk
membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal
dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals),
interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

             Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada
waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi
tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat dengan klien.
1.Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi
proses interaksi.

9
3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan
masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatannya.

6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.


7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan
dapat berbeda.

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :


1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat
dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak
mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka
pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan
untuk memelihara kesehatannya.

Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar


tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory
of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal
systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada
bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam
mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam
interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space).

Menurut King intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam


menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi
aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-
konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan,
meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu

10
dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal
dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan
latarbelakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang


kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam


pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari
interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya
dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan
posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi
efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang.
Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai
pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area
dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

A.    Kerangka Konsep Imogene M. King


King mengemukakan dalam. kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang
dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalh sistem personal (sistem terbuka). Untuk
sistem personal konsep yang relevan adalah sebagai berikut :
1.      Persepsi

11
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung
dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua
orang, subjektif atau personal

2.      Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang
lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan. Perturnbuhan dan
perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini
biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksikan walaupun individii itu
berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti clan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

3.      Citra Tubuh


King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi,
jarak dan  waktu,  transaksional,  atau  berdasarkan  pada persepsi individu terhadap
situasi. Defmisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan pcrilaku orang yang
menempatinya.

4.      Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian
yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain.
Sistem Interpersonal

12
King mengemukakan sistem  interpersonal terbentuk oleh interkasi antraa manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan  empat orang
disebut GROUP.  Konsep  yang relefan  dengan  sistem interpersonal adalah interkasi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.

5.      Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua
orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

6.      Komunikasi
King  mendefmisikan  komunikasi  sebagai  proses  dimana  informasi  yang
diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non
verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam
waktu,  personal,  dan dinamis.  Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari
perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

7.      Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas
personal berdasarkan persepsi mereka. Dirnensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu

8.      Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran
yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang meriducuki posisi di
social sistem, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih
berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

13
9.      Stress
Definisi stress menurut king adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan
informasi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi
yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lain, individual, personal,
dan subyektif.
Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktek-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep 
yang  relevan   dengan   sistem sosial   adalah   organisasi,   otoritas, kekuasaan, status
dan pengambilan keputusan.

1.  Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan infonnal seseorang dan kelompok untuk
mencapai tujuan personal atau organisasi.
2.  Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif,
proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi
berhubungan dengan wewenang.

3.  Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,
esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis
dan orientasi pada tujuan.
Pembuatan keputusan

14
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses
yang terns menerus, dan berorientasi pada tujuan.

4.  Status
Status  bercirikan  situasional,  posisi  ketergartungan  dapat  diubah.
King mendefinisikan  status  sebagai  posisi  seseorang  didalam  kelompok  atau
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan
mengenai bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan
kewajiban.

B.     Asumsi King


King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit
maupun irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1.      Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2.      Individu  adalah  sosial,   mengirim.  rasional,  reaksi,  penerimaan,  kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3.      Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4.      Manusia  sebagai  pasien  mempunyai  hak  untuk mendapatkan   informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,   
dan    pelayanan    komunitas    dan    menerima    atau    menolak keperawatan,
5.      Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6.      Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.
Sedangkan asumsi implisit meliputi :
1.      Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2.      Pasien sadar,  aktif,  dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
3.      Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.      Individu   mempunyai   hak  untuk  menerima   atau   menolak kesehatan.

15
C.    Pandangan King Terhadap Keperawatan
Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat

Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan
suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran  masalah,  energi,  informasi
dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan
internal dengan  penukaran  energi  yang  diatur  secara terus  menerus  terhadap 
perubahan lingkungan eksternal.

Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang
maksimal.

Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi
klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi,
dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
D.    Analisa Teori
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan
interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang

16
persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis
antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang
berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi
maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.

Tahapan prosedur analisa teori :


1.      Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku
Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang
dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan
artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual
Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan
teori keperawatan sebagai berikut:
a.       Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk
mengembangkan keperawatan.
b.      Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981
mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis
dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem
(groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem 
elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini
timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap
pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat
diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya
kerangka kerja konseptual hams diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses
interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya
sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal
Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang (Marriner,A.

17
1986). Teori King merupakan model leori induktif yang memformulasikan teorinya
melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.
2.      Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling
berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini
membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang
diperkuat oleh dua metode:
a.       Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b.      Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat dari teori ini adalah:
a.       Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b.      Dapat    dijadikan    sebagai    rujukan    dalam    memperbaiki    praktek keperawatan.
c.       Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
d.      Sebagai   pendekatan   untuk  menyeleksi   dan   memilih   konsep   yang dijadikan
dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya :
a.       Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
b.      Konsep yang satu dengan konsep yang  lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu
teori.
3.      Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep  teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka
dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada
didukung oleh beberapa riset.

4.      Manfaat (Usefulness)


Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis
perawatan  klien  dan  sistem  pelayanan  keperawatan.  Walaupun teorinya bersifat
abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan
dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata
maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru

18
dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini pada
praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada
dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk
membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif
pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain
kurikulum pendidikan keperawatan.
5.      Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau
memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga
mernpunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak
mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan
pada kasus-kasus psikiatri.

6.      Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan
dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.

19
BAB IV

PENUTUP

Setelah menguraikan msalah dan semua teori-teori dari Imogene


King di atas maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa banyak sekali
konsekuensi-konsekuensi yang bermanfaat dalam praktek keperawatan.
Serta sosok seorang Imogene King yang selalu aktif memberikan
pemikiran-pemikiran untuk kemajuan para perawat, agar menjadi perawat
yang professional.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang
Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada
interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan
sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan
lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan
dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan
jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge),
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.

                Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat
dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam
keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada
keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien
koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.

20
           Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori
pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat
perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam
fase pengambilan keputus

3.1   KESIMPULAN
1.       Agar teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersbut harus
fokus minimalnya terhadap satu ospek proses perawatan.
2.       Teori Imogene King memfokuskan kepada fase-fase perencanaan dan
implementasi dala proses perawatan.
3.       Perawat dan pasien saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan
yang di inginkan.
4.       Penelitian sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih
tujuan yang sempurna.

3.2     SARAN
1.       Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori
dari para pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori
Imogene King
2.       Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan di
unit rumah sakit, di perawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa
sekarang & masa yang akan dating, komputerisasi dalam merekam system
perawatan kesehatan.
3.       Hubunag dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan
merupan satu fungsi interaksi antara individu, group dan lingkungan.

21
DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika,


2008.

Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition,


California; Addison Wesley, 1995.
Kathleenkoening Blais, Et al,. Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif,
Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006.
Http ://www.scribd.com/doc/model konsep keperawatan king/

22

Anda mungkin juga menyukai