Anda di halaman 1dari 23

]

MODEL KONSEP DAN GRAND “IMOGENE M. KING”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Program Studi
Sarjana Keperawatan/Diploma Kebidanan

Disusun Oleh :

1. Siti Putri Rahmawati (22020061)


2. Najla Najmah Anwar (22020093)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN/KEBIDANAN

UNIVERSITAS YATSI MADANI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan ini.

Makalah ini tentunya banyak kekurangan dari penyususn, baik dalam


bahasa maupun isinya, ini dikarenakan masih terbatasnya kemampuan serta
pengalaman pengetahuan yang kami miliki.

Makalah ini dapat terwujud atas bantuan, bimbingan dan petunjuk serta
dorongan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Trisan Jaya, Msi. M.M, Selaku Rektor Universitas Yatsi Madani.
2. Machmud Igbal Syam, Se., MM Selaku Kepala BPMU.
3. Lastri Mei Winarni, M.Keb. Selaku Kepala Bagian Sistem Penjaminan Mutu
Internal.
4. Ns. Febi Ratna Sari, S.Kep.,M.Kep. Selaku Kepala Bagian Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal.
5. Ns. Rina Puspita Sari, S.Kep., M.Kep. Sp. Kom Selaku Kepala Program Studi
S1 Keperawatan.
6. Ns. Meynur Rohmah, S.Kep., M.Kes Selaku Sekretaris Program Studi S1
Keperawatan.
7. Andre Prantino Depeda, MM.,MKM Selaku dosen pengampu mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan.

Penyusun sadar jika di dalam makalah ini terdapat banyak kekeliruan,


maka penyusun berharap mendapatkan koreksi dan saran dari semua pihak. Tak
ada seorang pun yang sempurna di dunia ini, dan kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.

Tangerang, 05 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................... 3


A. Riwayat Hidup Imogene M. King ................................................................................ 3
B. Kerangka Konsep Imogene M. King ............................................................................ 3
C. Theory Of Goal Attainment .......................................................................................... 5
D. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King ......................... 7
E. Asumsi-asumsi Teori Imogene M. King ...................................................................... 9
F. Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Praktik Keperawatan ................................ 10

BAB III HASIL DARI JURNAL YANG DITELAAH .............................................. 11

BAB IV DISKUSI ISI DARI JURNAL ....................................................................... 18

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 19


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge) (King, n.d.).
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang
konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model
konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan
konsep kerjanya yang meliputi :
1. Sistem Personal
2. Sistem Interpersonal
3. Sistem Sosial (Rofli, 2021).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Apa Riwayat Hidup Imogene M. King?
2. Bagaimana Kerangka Konsep Imogene M. King?
3. Bagaimana Theory Of Goal Attainment?
4. Bagaimana Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M.
King?
5. Apa Saja Asumsi-asumsi Teori Imogene M. King?
6. Bagaimana Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Praktik
Keperawatan?

1
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca tentang teori dan model keperawatan menurut
Imogene M. King.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Imogene M. King.
2. Untuk mengetahui dan memahami Kerangka Konsep Imogene M.
King.
3. Untuk mengetahui Theory Of Goal Attainment.
4. Untuk memahami Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut
Imogene M. King.
5. Untuk mengetahui Asumsi-asumsi Teori Imogene M. King
6. Untuk mengetahui Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Praktik
Keperawatan

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai kerangka pemikiran dalam
pengembangan keilmuan keperawatan terutama dalam upaya melibatkan
interaksi perawat-klien- keluarga sehingga dapat diaplikasikan dalam
bentuk asuhan keperawatan.
b. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat untuk
melakukan intervensi keperawatan. (Hidayah, 2019)

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Riwayat Hidup Imogene M. King


Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,
Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari
St. John's Hospital School of Nursing, St. Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai
staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of Science dalam
Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia menyelesaikan
Master of Science dalam Keperawatan di St. Louis University.
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia
University, New York, Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar
Doktor Pendidikan pada tahun 1961. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola
University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan
teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981).
Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam
gerakan teori keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul Perawatan
Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal di edit oleh Dr. Rogers. Buku-
buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 sampai dengan 1981 yaitu
: Toward a theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-
1966), A Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981), Curriculum
and Instruction In Nursing (1986).

B. Kerangka Konsep Imogene M. King


Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang
terdiri atas 3 (tiga) sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan
terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,
interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian
tujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

3
Konsep yang ditempatkan dalam sistem personal karena mereka
terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan
dalam sistem interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua
orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka
menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistem yang
lebih besar (King, 1995, p.18-19 dalam Tomey & Alligood, 2006). Dalam
interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space).
Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.
Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen &
Kenney, 1995):
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistem
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

4
C. Theory Of Goal Attainment
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan
menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut,
kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971.
King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap
kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being)
sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi
manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk
membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya.
Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga
sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi:
Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social
systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan
kesehatan, dan lain-lain). Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya
(Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan,
orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human
being ini,
King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi
perawat–klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.

5
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan
sebagai 9 (sembilan) konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling
berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009),
meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi
dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai
perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.

6
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan
datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa
yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah
area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. Konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam
keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
dan merupakan respon individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam
bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi
suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan (Murwani A, 2009).

D. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi
dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka
konsepnya meliputi 3 (tiga) sistem interaksi yang dinamis sebagai individu
disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam
kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika

7
kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu
komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki 3 (tiga) kebutuhan
pokok:
a) Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat
diperlukan dan dapat digunakan.
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat diri mereka sendiri.
2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia
yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam
masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka.
Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial,
interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan
keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus
menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan
melibatkan:
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang
untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan
eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal.
Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.

8
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi
dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi
mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi
keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.

E. Asumsi-Asumsi Teori Imogene M.King


King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara
eksplisit maupun implisit.
a. Asumsi Eksplisit, meliputi:
1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan
dengan tujuan kesehatan untuk manusia.
2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,
mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon
yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,
kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat-klien.
4. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan,
kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk
menolaknya.
5. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu
mencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
b. Asumsi Implisit, meliputi:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.

9
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak kesehatan.

F. Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Praktik Keperawatan


Teori King berfokus pada interaksi perawat-klien dengan pendekatan
sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam
menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara
tenaga kesehatan profesional. Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosial kultural,
dan konsep interpersonal. Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori
King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997):
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungan
kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan. (Ansori, 2015)

10
BAB III
HASIL DARI JURNAL YANG DITELAAH

No Peneliti Sampel Judul Sumber Hasil/Kesimpulan


1 Sony 5 GAMBARAN Ansori. (2015). 済無 Setelah dilakukan proses analisa tematik
Wahyu Tri Orang SISTEM No Title No didapatkan tema, yaitu Mendapat stigma
Cahyono, INTERPERSO Title No Title. negatif dari keluarga dan masyarakat.
Farkhanul NAL TEORI Paper Berdasarkan tema tersebut dapat di
Ulla. KING Knowledge . simpulkan gambaran pengaruh stigma
TERHADAP Toward a negatif pada penderita HIV positif
STIGMA Media History memberikan dampak negatif pula pada
NEGATIF of Documents, mereka.
PADA 3(April), 49–58. a. Pelayanan kesehatan Harus disadari
PENDERITA Hidayah, N. (2019). oleh tenaga kesehatan saat menghadapi
HIV POSITIF Pengembangan penderita HIV bahwa mereka tidak
DI NGANJUK Model hanya sakit fisik tetapi sakit karena
Struktural mendapat stigma negatif dari keluarga
Kepatuhan dan masyarakat. Di harapkan
Pembatasan pelayanan kesehatan mendukung
Asupan Cairan dalam pengobatan dan memberikan
pada Klien pelayanan yang baik untuk
Penyakit Ginjal meningkatkan kualitas hidup penderita
Kronik (PGK) HIV.
yang Menjalani b. Pengembangan ilmu Diharapkan untuk
Program penelitian selanjutnya bisa
Hemodialisis. mengembangkan penelitian ini dengan
23–28. pembuatan kuisioner baku untuk
King, I. M. (n.d.). melihat seberapa jauh foktor-faktor
Makalah_Teori tersebut mempengaruhi pada penderita
_Dan_Model_K HIV positif.
c. Penderita HIV positif Menguatkan

11
onsep_Keperaw pikiran dan mental untuk menghadapi
atan. 16030. kenyataan dengan bergabung dan
Nursanti, I., Hadi, berpartisipasi di Kelompok
M., & Pendamping Sebaya (KDS)
Haryanto, R.
(2018). Model
Transformation
al Service
Dengan
Pendekatan
Teori Sistem
Interpersonal
Imogene King
Terhadap Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Dipuskesmas
Tanjung Palas
Kabupaten
Bulungan
Kalimantan
Utara Tahun
2018. (Jkg)
Jurnal
Keperawatan
Global, 3(2),
75–85.
https://doi.org/1
0.37341/jkg.v3i
2.51
Rofli, M. (2021).

12
Teori dan
Falsafah
Keperawatan.
Paper
Knowledge .
Toward a
Media History
of Documents,
5(2), 40–51.

2 HEVVI 1 orang APLIKASI Tubman, M. lyn. Dari hasil penelitian tentang Aplikasi Teori
MILYA TEORI (2017). The role Model Imogene King tentang Motivasi
MODEL of family Kesembuhan dengan Kepatuhan Minum
IMOGENE support in Obat TB Paru pada Tn. J di Kelurahan
KING promoting Kandang RT. 06 di Wilayah Kerja
TENTANG adherence to Puskesmas Kandang Kota Bengkulu.
MOTIVASI tuberculosis Didapatkan bahwa Tn. J yang awalnya
KESEMBUH treatment in tidak mampu melakukan batuk efektif,
AN DENGAN western uganda. sekarang sudah bisa melakukan batuk yang
KEPATUHAN Jnph, 5(2), 41. efektif setiap harinya, yang awalnya Tn. J
MINUM tidak pernah minum air hangat kukuh di
OBAT TB pagi hari, perlahan-lahan selalu minum air
PARU PADA hangat kukuh di pagi hari, yang awalnya
TN. J DI Tn. J tidak minum obat teratur bahkan
KELURAHA lupa, sekarang selalu minum obat yang
N KANDANG teratur sesuai jadwalnya serta Tn. J dapat
RT. 06 DI melakukan dengan sendirinya meludah /
WILAYAH membuang dahak pada tempatnya yang
KERJA telah disediakan yang awalnya meludah /
PUSKESMAS membuang dahak disembarang tempat.
KANDANG Sebagaimana dari Model Konsep menurut

13
KOTA King, Interaksi sangat diperlukan karena
BENGKULU bentuk kerja sama yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien
beserta keluarga agar terwujudnya
komunikasi yang baik, sehingga asuhan
keperawatan ini dapat dilakukan.
3 Uswatun 8 orang Penerapan Hasanah, U., a. Didapatkan karakteristik remaja adalah
Hasanah, Terapi Reliani, S. K., remaja awal dengan rentang usia 13-14
S.Kep., Ns, Spesialis Fatinah, M. H. tahun dengan jenis kelamin
M.Kep., Kelompok A., & ... (2019). perempuan, dua remaja pendidikan
Sp.Kep.J Terapeutik Penerapan Sekolah Menengah Pertama, 2 remaja
Reliani, Psikoedukasi Terapi Spesialis putus sekolah dan 2 remaja status
S.Kep., Ns., Keluarga Kelompok ekonomi menengah.
M.Kes Dalam Terapeutik b. Faktor predisposisi dan presipitasi
Menstimulasi Psikoedukasi dengan nilai pencapaian tertinggi yaitu
Perkembangan Keluarga pada aspek biologis, dimana seluruh
Identitas Diri Dalam remaja telah mengupayakan
Remaja Menstimulasi pencapaian kesehatan yang optimal
Menggunakan Perkembangan sebelumnya.
Pendekatan Identitas Diri c. Sumber koping terbanyak yang telah
Teori Stuart Remaja dicapai adalah keyakinan positif dan
Dan King Menggunakan sedangkan nilai pencapaian terendah
Pendekatan pada kemampuan personal remaja.
Teori … (Issue d. Terjadi peningkatan aspek
0710069006). perkembangan identitas diri pada
http://repository keempat remaja setelah diberikan
.um- terapi kelompok terapeutik, terutama
surabaya.ac.id/i pada aspek emosi meningkat sebesar
d/eprint/5894 58,33%
e. Perpaduan antara TKT dan FPE yang
diberikan pada 2 remaja didapatkan

14
hasil bahwa terjadi peningkatan pada
aspek perkembangan remaja, terutama
pada aspek emosi meningkat sebesar
66,67%
f. Hasil yang didapatkan pada 10 aspek
perkembangan, pencapaian tertinggi
terjadi pada remaja yang diberikan
TKT dan FPE terutama pada aspek
bakat dengan selisih peningkatan
33,33%
g. Pelaksanaan TKT remaja dapat
mengoptimalkan peningkatan
pencapaian 10 aspek perkembangan
identitas diri yaitu aspek biologis,
psikoseksual, kognitif, bahasa, moral,
spiritual, emosi, psikososial, bakat dan
kreativitas.
h. Model Stres Adaptasi Stuart dan Teori
King sangat sesuai untuk digunakan
sebagai pendekatan dalam memberikan
asuhan keperawatan spesialis mulai
dari proses pengkajian sampai dengan
evaluasi hasil. Penggunaan kombinasi
teori ini mampu mengoptimalkan
pembentukan dan pencapaian tugas
perkembangan identitas diri remaja.
4 Yunus Adi 1 orang KLASIFIKASI Wijaya, Y. A., Luh, Setiap pelaksanaan kegiatan keperawatan
Wijaya, Ni TEORI N., Suardini, P., hendaknya selalu di dasari oleh teori
Luh Putu KEPERAWAT & Fista, K. R. keperawatan yang ada. Perawat juga
Suardini AN YANG (2022). seharusnya memahami perbedaan disetiap
Yudhawati, DIKEMBANG Classification level teori keperawatan sehingga dapat

15
Kiki Rizki KAN OLEH of Nursing memudahkan perawat itu sendiri dalam
Fista AHLI Theory menentukan teori apa yang cocok untuk
Andriana, KEPERAWAT Developed By diaplikasikan dilingkup kerja dalam
Shofi AN: SEBUAH Nursing menghadapi suatu fenomena. Dibidang
Khaqul TINJAUAN Experts : a penelitian diharapkan para perawat
Ilmy LITERATUR Literature profesional selalu mengembangkan teori
Review teori keperawatan baik yang bersumber
Klasifikasi dari tiga level teori yakni filosofi, gran,
Teori dan middle teori yang ada sehingga dapat
Keperawatan menghasilkan beberap praktik teori yang
Yang dapat di gunakan pada proses pemberiana
Dikembangkan asuhan keperawatan (Basford and Slevin,
Oleh Ahli 2006).
Keperawatan :
Sebuah
Tinjauan
Literatur.
Nursing Theory
Developed,
23(2), 1–49.
http://jkp.fkep.u
npad.ac.id/inde
x.php/jkp/articl
e/view/293/143
5 Indah 40 MODEL Nursanti, I., Hadi, 1. Model Transformational Service
Nursanti, orang TRANSFORM M., & dengan pendekatan system
Muhammad ATIONAL Haryanto, R. interpersonal Imogene King dan
Hadi, SERVICE (2018). Model pengaruh terhadap mutu pelayanan
Rochadi DENGAN Transformation kesehatan di Puskesmas Tanjung Palas
Haryanto PENDEKATA al Service Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara
N TEORI Dengan dapat dapat diketahui pengaruhnya .

16
SISTEM Pendekatan 2. Mutu pelayanan kesehatan di
INTERPERSO Teori Sistem Puskesmas Tanjung Palas Kabupaten
NAL Interpersonal Bulungan Kalimantan Utara sebelum
IMOGENE Imogene King dan sesudah intervensi model
KING Terhadap Mutu Transformational Service dengan
TERHADAP Pelayanan Pendekatan sistem interpersonal
MUTU Kesehatan Imogene King mengalami peningkatan
PELAYANAN Dipuskesmas pada pengukuran 1 dan pengukuran ke
KESEHATAN Tanjung Palas 4 dengan perbedaan nilai rata-rata yang
DIPUSKESM Kabupaten signifikan
AS TANJUNG Bulungan 3. Mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
PALAS Kalimantan Bumi Rahayu Kabupaten Bulungan
KABUPATEN Utara Tahun yang tidak menerapkan model
BULUNGAN 2018. (Jkg) Tranformational service dengan
KALIMANTA Jurnal pendekatan sistem interpersonal
N UTARA Keperawatan Imogene King pada pengukuran 1 dan
TAHUN 2018 Global, 3(2), pengukuran 4 ternyata juga mengalami
(Nursanti et 75–85. kenaikan dengan perbedaan nilai rata-
al., 2018) https://doi.org/1 rata yang signifikan walaupun tidak
0.37341/jkg.v3i setinggi nilai rata-rata pada kelompok
2.51 intervensi.
4. Adanya perbedaan signifikan pada
Mutu Pelayanan kesehatan setelah
dilakukan intervensi Model
Transformational Service dengan
Pendekatan sistem interpersonal
Imogene King pada Puskesmas
Tanjung Palas Kabupaten Bulungan
Kalimantan Utara pada pengukuran 1,
2, 3 dan 4 dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima.

17
BAB IV
DISKUSI ISI DARI JURNAL

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa Teori keperawatan Imogene


M. King dapat digunakan dalam berbagai jenis penerapan dalam membantu
pasien yang sakit, memotvasi dalam kesembuhan pasien serta membandingkan
adanya pendekatan system interpersonal.
Model asuhan keperawatan Imogene M. King dapat berguna dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang dilakukan oleh perawat.
Penderita HIV positif Menguatkan pikiran dan mental untuk menghadapi
kenyataan dengan bergabung dan berpartisipasi di Kelompok Pendamping Sebaya
(KDS).
Pelaksanaan TKT remaja dapat mengoptimalkan peningkatan pencapaian
10 aspek perkembangan identitas diri yaitu aspek biologis, psikoseksual, kognitif,
bahasa, moral, spiritual, emosi, psikososial, bakat dan kreativitas.

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan
menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif
dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul
tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971.
Teori King berfokus pada interaksi perawat-klien dengan pendekatan
sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam
menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara
tenaga kesehatan profesional. Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosial kultural,
dan konsep interpersonal.

B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Untuk para mahasiswa dapat mengetahui agar pengetahuan kita
tentang tokoh dalam keperawatan terutama Menurut Imogene M.King.
b. Bagi Masyarakat
Kita sesama manusia harus saling berinteraksi agar mencapai
tujuan bersama.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, N. (2019). Pengembangan Model Struktural Kepatuhan Pembatasan


Asupan Cairan pada Klien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang Menjalani
Program Hemodialisis. 23–28.

King, I. M. (n.d.). Makalah_Teori_Dan_Model_Konsep_Keperawatan. 16030.

Nursanti, I., Hadi, M., & Haryanto, R. (2018). Model Transformational Service
Dengan Pendekatan Teori Sistem Interpersonal Imogene King Terhadap
Mutu Pelayanan Kesehatan Dipuskesmas Tanjung Palas Kabupaten
Bulungan Kalimantan Utara Tahun 2018. (Jkg) Jurnal Keperawatan Global,
3(2), 75–85. https://doi.org/10.37341/jkg.v3i2.51

Rofli, M. (2021). Teori dan Falsafah Keperawatan. Paper Knowledge . Toward a


Media History of Documents, 5(2), 40–51.

Yunus Elon, Evelin Malinti, Riama Marlyn S. 2021. Teori dan Model
Keperawatan. Medan : Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai