Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


“KONSEP DASAR TEORI
DOROTHEA E. OREM & IMOGONE M. KING”

Dosen Pembimbing :
Ns. Gajali Rahman, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK
12

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR PRODI SARJANA
TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
“KONSEP DASAR TEORI
DOROTHEA E. OREM & IMOGONE M. KING”

Dosen Pembimbing :
Ns. Gajali Rahman, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Abdullah Awaluddin Adi Guna P07220222178


2. Eri Dani P07220222215
3. Muslih P07220222192

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMURPRODI SARJANA
TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
seizin-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan judul “Konsep
Dasar Keperawatan” sesuai pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Ns. Gajali Rahman, S.Kep, M.Kep
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini sehingga dapat
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah tentang
Konsep dasar keperawatan untuk mempermudah dalam pengertian pembelajaran
tertulis maupun diskusi.
Demikian makalah ini kami susun mohon maaf bila ada salah penulisan ataupun
hal yang menyinggung dalam penulisan makalah ini. Semoga segala upaya kami
dalam membuat makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menambahkan wawasan
kepada kita semua.

Samarinda, 28 Januari 2023

Kelompok 12

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..............................................................…………...
…….iii DAFTAR ISI
.......................................................................................................... iv BAB
I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan
...................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan
............................................................................................... .2
E. Sistematika
Penulisan............................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................... 4
TELAAH PUSTAKA..................................................................................................…4
A. Definisi Konsep Dasar Keperawatan .....................................................................
BAB III .......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
A. Konsep Dasar Teori Dorothea E.Orem ................................................................6
B. Konsep Dasar Teori Imogene M.King.................................................................
17
BAB IV......................................................................................................................... 37
PENUTUP .................................................................................................................... 37
A. Kesimpulan........................................................................................................
37
B. Saran ..................................................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 39

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus

dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian

perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan

mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan

dan keterampilan. Berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara

lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan.

Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan

kebutuhan. Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang

spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable

utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan

perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik

adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola

hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami

keunikan pasien.

2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa

asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep. Dari

beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang

diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem dan model Human Being. Orem

mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971

dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice

Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi

kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga,


1
kelompok dan komunitas) . Teori ini merupakan teori pelayanan keperawatan

yang sangat penting ketika klien tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis,

psikologis, perkembangan, atau sosial . Sedangkan King mengunakan teori “

Human Being “ dimana teori tersebut menggunakan asas pencapaian tujuan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa konsep dasar teori Dorothea E. Orem dan Imogene M. King?

b. Apa pemikiran dasar dari teori Dorothea E. Orem dan Imogene M. King?

c. Bagaimana peranan teori dari Dorothea E. Orem dan Imogene M. King ?

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan umum : Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan

b. Tujuan khusus :

a) Mengetahui dasar –dasar dari teori Dorothea E.Orem dan Imogene M.King.

b) Mengetahui pemikiran dasar dari teori Dorothea E.Orem dan Imogene

M.King.

c) Memahami peranan dari teori Dorothea E.Orem dan Imogene M.King.

D. Manfaat Penulisan
a. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi materi di Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
dan dapat digunakan sebagai referensi untuk makalah selanjutnya.
b. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah masukan dan informasi kepada mahasiswa dalam membuat
penulisan makalah ilmiah.

E. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan laporan ini lebih teratur dan sistematis maka
penyusunan pun disususun dengan segala kemudahan sehingga memberikan
pemahaman yang efesien mungkin, adapun penyusunanya :
a. BAB I PENDAHULUAN: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan yang
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
2
b. BAB II TELAAH PUSTAKA: Definisi Konsep Dasar Keperawatan
c. BAB III PEMBAHASAN : Konsep Dasar Teori Dorothea E.Orem, Konsep
Dasar Teori Imogene M.King
d. BAB IV PENUTUP : kesimpulan dan saran

3
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Definisi Konsep Dasar Keperawatan

Pada tahun 1999 UKCC menyatakan "definisi keperawatan akan terlalu

membatasi profesi“, namun, dalam praktiknya definisi keperawatan meliputi

perumusan kebijakan, spesifikasi layanan, dan pengembangan kurikulum

pendidikan (Mcgee, 2017; Nursing,2003). Keperawatan dapat mengendalikan

pelayanan yang diberikan, pembiayaan, kegiatan penelitian dan penentuan

kebijakan. Berbagai jenis definisi keperawatan diperlukan untuk berbagai tujuan

yang berbeda. Definisi keperawatan adalah dapat diartikan secara implisit dan

eksplisit, kode etik, spesifikasi ruang lingkup praktik keperawatan, dan

kurikulum pendidikan.

Asuhan keperawatan telah didefinisikan oleh Undang- Undang Perawatan

Kesehatan dan Sosial sejak tahun 2001 yang membedakan perawatan sosial atau

perawatan pribadi dengan‚ perawatan profesional yang bertujuan untuk

mendefinisikan tanggung jawab atas penyediaan layanan dan kelayakan

penggunaan anggaran dana (Presiden RI, 2014). Definisi legislasi ini

mempengaruhi definisi dari pemberian pelayanan keperawatan secara

profesional yang menempatkan konsep-konsep yang mendasar untuk mengatasi

semua permasalahan klien dari sisi keperawatan.

Konsep utama dalam keperawatan juga ditemukan dalam definisi

keperawatan yang dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia: Misi

keperawatan dalam masyarakat adalah untuk membantu individu, keluarga dan

kelompok mencapai kesehatan yang optimal baik fisik, mental dan social

(Darling et al.,2021; Nursing, 2003).

4
Hal ini mengharuskan perawat untuk mengembangkan dan melakukan

fungsi promosi dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan kondisi kesehatan

yang buruk. Keperawatan juga mencakup perencanaan dan pelaksanaan

perawatan selama sakit dan rehabilitasi yang mencakup aspek kehidupan yang

hisis, mental dan sosial karena mempengaruhi kesehatan, penyakit, kecacatan

dan kematian.

Fokus asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, dan kelompok di

seluruh rentang hidup – dari pembuahan hingga kematian. Keperawatan

adalah seni dan ilmu yang membutuhkan pemahaman dan penerapan

pengetahuan dan keterampilan disiplin ilmu. Ini juga mengacu pada pengetahuan

dan teknik yang berasal dari humaniora dan ilmu fisik, sosial, medis dan biologi.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Dorothea E.Orem

Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit

Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master

tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik

di Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,

perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan

(1970).

a) Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian

pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan

keperawatan

b) Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali

c) Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk

model teori keperawatan komunitas

d) Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan,

yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan

e) Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa

f) Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik

Amerika tentang teori keperawatan

g) Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan

diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun

1971).

h) Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama

diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.

6
i) Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,

yaitu; Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

1. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :

"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh

individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan

kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik

sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-

kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan

itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

2. Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan

menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self

Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori

yaitu :

1) Self Care

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The

nepeutic sesuai dengan kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu

langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara

continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan

kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari

seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan

kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima

self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /

7
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan

pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara

umum :

a. Pemeliharaan intake udara

b. Pemeliharaan intake air

c. Pemeliharaan intake makanan

d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial

g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan

manusia

h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok

sosial sesuai dengan potensinya.

2) Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang

menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan

keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus

ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam

melakukan self care yang efektif, Teori self care deficit diterapkan bila :

a. Anak belum dewasa

b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan

c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa

yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan

peningkatan kebutuhan.

3) Nursing system

8
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat

dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /

direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien

untuk menjalani aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi

Nursing System :

a. The Wholly compensatory system

Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu

mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap

rangsangan.

b. The Partly compensantory system

Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan

gerak karena sakit atau kecelakaan.

c. The supportive - Educative system

Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk

dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

d. Metode bantuan :

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima

metode bantuan yang meliputi :

a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien

b) Mengajarkan klien

c) Mengarahkan klien

d) Mensupport klien

Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan

berkembang.

9
4) Keyakinan dan nilai - nilai

Keyakinan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah

a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus

mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit

atau trauma atau koping dan efeknya.

b. Sehat : kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care

yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas

struktural fungsi dan perkembangan.

c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan

keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang

dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat

dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural,

fungsi dan perkembangan.

5) Tiga kategori self care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang

disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :

a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada

pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan

proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.

Universal requisite yang dimaksudkan adalah :

a) Pemeliaharaan kecukupan intake udara

b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan

10
c) Pemeliaharaan kecukupan makanan

d) Pemeliaharaan keseimbangan antara aktifitas dan istirahat

e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan

kesejahteraan manusia

f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.

g) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke

dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,

keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi

normal.

b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat

perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal

yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus

kehidupan.

c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak

sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena

sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam

perilaku self care.

3. Tujuan

Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :

a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat

memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi

tuntutan self care.

11
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk

memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh

karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

d. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek

keperawatan keluarga / komunitas adalah :

a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara

terapeutik

b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri

c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang

mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's

yang diterapkan pada praktek keperawatan keluaga/komunitas adalah :

a) Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga

b) Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.

c) Aspek prosedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga

mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

d) Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar

yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres

secara benar.

4. Contoh Kasus

Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah berusia 38

tahun, dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10

tahun menderita penyakit Asma. Pada saat kunjungan rumah perawat


12
mendapatkan data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada

anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan

perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi

kebutuhan yang seharusnya, tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan

anggota keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam

mempertahankan intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara

istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan

interaksi sosial. Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota

keluarganya.

Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care

anak – anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi

keluarga ini mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care.

1) Pengkajian

Faktor Personal

Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa,

Status perkawinan : kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta

2) Universal Self Care

Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang

keadaan rumah cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake yang

adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang

berinteraksi dengan lingkungan

3) Developmental Self Care 

Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit

kronis Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai

13
orang tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga Fungsi

sosialisasi terganggu

4) Health Deviations

Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asma. Keluarga tidak

mampu memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi

5) Self Care Deficits

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

6) Intervensi

Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti:

nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

7) Rencana Tindakan

Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui:

a. Manajemen nutrisi

b. Monitoring aktifitas dan istirahat

c. Monitoring sosial interaksi

d. Manajemen koping keluarga

e. Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma : pengertian,

penyebab/pencetus kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.

5 Kesimpulan

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk

praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan

teori lain tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan.

penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan

keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi

14
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan

sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari

ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang

berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba

memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap

klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan

bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam

memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa

kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan terhadap dirinya

sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang dependen, artinya

kebutuhan dasar manusia akan tetap porsi kebutuhanya dalam kondisi

apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care

agency, yaitu kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri.

hal ini tidak bersipat dependen, artinya kemampuan ini kan terganggu bila

keadaan tubuh klien terganggu. misalnya sakit. Bila ini terjadi maka

kemampuan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berkurang,

akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal.

Keadaan seperti ini yang akan menjadi permasalahan dalam teori ini. 

Disaat seperti ini maka yang diperlukan adalah nursing agency,

maksudnya disaat self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya

maka perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus mampu

memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care agency-nya

"tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui

optimalisasi kemampuan klien itu sendiri".

15
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang

menekankan pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri

secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan

kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah suatu proses

intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3

(tiga) teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing

System. Ketiga teori ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu :

self care, self care agency, self care therapeutic demand, self care deficits,

nursing agency dan nursing system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep

perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi dasar). Penerapan

Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga)

langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan

perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.

Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena

terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga

tersebut. Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan

teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori

ini secara komprehensif dan holistik.

a. Kelebihan:

Teori Orem dapat diaplikasikan di semua lahan praktek

Teori ini menekankan bahwa setiap individu bertanggung jawab

terhadap pemenuhan kebutuhan akan perawatan dirinya.

16
b. Kelemahan:

Teori ini sulit untuk dapat dipahami oleh pemula yang belum mengenal

teori ini sehingga perlu sosialisasi penggunaan teori ini

Teori ini sulit diterapkan pada pasien jiwa yang masih belum mengenali

kebutuhan self carenya / self-care requisites.

B. Teori Imogene M. King

1. Riwayat Hidup Imogene M. King

Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,

Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari

St John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai

staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of Science

dalamKeperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia

menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. 

Pada tahun 1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia

University, New York, Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar

Doktor Pendidikan pada tahun 1961. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola

University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan

teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal

pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan.

Dr. King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan

dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.

Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d.

1981yaitu: Toward a theory for nursing: General Concept of Human Behavior

17
(1961-1966), A Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981),

Curriculum and Instruction In Nursing (1986).

2. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King

Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang

terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir

dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,

interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian

tujuan (King, 1981 dalam Christensen J. P, 2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka

terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan

dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua

orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena

mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam

sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey &

Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam

suatu area (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat

menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun

beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen & Kenney,1995):

1) Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistem

terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan

lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai

perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,

mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan

respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.

Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang

18
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan

perkembangan, waktu dan jarak.

2) Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang

berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep

tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stres, koping.

3) Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan

lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku

masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat

mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,

kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

3. Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya,

bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara

konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentang

19
manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,

kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.

Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat

asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

1) Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

2) Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien

mempengaruhi interaksi

3) Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4) Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan.

5) Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran

informasi.

6) Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan

kesehatan.

7) Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan

kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai

sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan

dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:

a. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi

dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai

perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

20
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi

berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,

genetika dan latar belakang pendidikan.

c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari

seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.

d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu

dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah

pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.

e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi

pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban

sesuai dengan posisinya.

f. Stres diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi

manusia dengan lingkungannya. Stres melibatkan pertukaran energi dan

informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan

mengontrol stressor.

g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.

Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku

yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.

h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan

datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa

yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.

i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. 

Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

21
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,

dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan

yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan

kontrak untuk pencapaian tujuan.

b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan

merupakan respon individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi

antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi

suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan

dilakukan (Murwani A, 2009).

4. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

1) Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien

dan perawat yang selama pengkajian, pembuatan tujuan, dan

menjalankannya, terjadi transaksi dan tujuan dicapai.

2) Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)

atau kelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi

peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan.

3) Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim;

suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerus

terhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yang

optimum.

22
4) Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem

sosial dalam masyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang

memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti

rumah sakit, klinik, lembaga komunitas, dan industri.

5. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) :

Explicit:

1) Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan

dengan tujuan kesehatan untuk manusia.

2) Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,

dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyai

maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinya

serta berorientasi pada tindakan dan waktu.

3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,

kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.

4) Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan

pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.

5) Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu

mencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.

6) Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima

pelayanan kesehatan.

23
Implicit:

1) Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.

2) Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan.

6. Penegasan Teoritis

Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan

Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan

konsep-konsep King.

1) Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien maka akan

terjadi transaksi

2) Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.

3) Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.

4) Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.

5) Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh

kembang akan meningkat.

6) Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat dan

klien sesuai, maka akan terjadi transaksi.

7) Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh

keduanya,maka akan menimbulkan stres dalam interaksi perawat-klien.

8) Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus

mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi

penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.

24
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapat digambarkan

dalam skema dibawah ini :

7. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan

1) Pengkajian 

a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat

membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien

membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang

menjadi perhatian, untuk interaksi ini.

25
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,

diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang

diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan

interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi

diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi

dan transaksi. dan Sosialisasi

2) Diagnosa Keperawatan 

a. Dibuat setelah melakukan pengkajian. 

b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.

c. Stres merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan

diagnosa keperawatan.

3) Perencanaan

a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan. 

b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan

masalah tersebut dilakukan.

c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan

tujuan dan membuat keputusan.

d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang

dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus

bertanggung jawab.

4) Implementasi

a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual

untuk mencapai tujuan.

b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

26
5) Evaluasi

Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai

dan membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses

keperawatan(Perry & Potter, 2005).

8. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan

sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan

tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam

menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara

tenaga kesehatan profesional. Teori ini juga dapat digunakan pada individu,

keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosial kultural,

dan konsep interpersonal.

Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik

klinik adalah (Meleis, 1997) :

1) Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.

2) Klien dengan penyakit ginjal.

3) Caring dalam keluarga.

4) Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan

lingkungankerja.

5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

6) Pelayanan keperawatan psikiatri.

7) Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.

27
8) Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.

9) Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

9. Contoh Kasus :

Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke

UGD RS.B, keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti

tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat

sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit.

Tn. X mengatakan ia sering mengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya

saat beraktifitas yang berat seperti mengangkat beras dan barang –  barang lain

ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk

dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan kedua

anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri

dada kiri), karena Tn. X tidak pernah terlihat sering mengalami nyeri dada saat

di rumah.

10. Pengkajian :

Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang,

waktu, komunikasi, interaksi, transaksi, stres dan koping.

Persepsi

1) Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan? 

2) Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?

3) Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?

4) Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?

5) Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yang

serius?

Peran

28
1) Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?

2) Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?

3) Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?

4) Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?

Transaksi

1) Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang

berhubungan untuk penyakit anda? 

2) Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?

3) Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda

setiap kan memberikan asuhan keperawatan?

4) Bagaimana perasaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai

proses perawatan?

Stress dan Koping

1) Apakah penyakit anda membuat anda stress?

2) Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?

3) Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?

4) Apakah nyeri dada membuat anda stress?

Komunikasi

1) Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluarga anda? 

2) Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakit anda?

3) Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?

4) Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?

Ruang

1) Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada? 

2) Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?

29
3) Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?

4) Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumah sakit ?

Waktu

1) Apakah anda sering mengalami nyeri dada? 

2) Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?

3) Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?

4) Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemani anda?

Pertumbuhan dan Perkembangan

1) Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada? 

2) Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana

hasilnya?

3) Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard

Infarct?

Interaksi

1) Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?

2) Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?

3) Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?

4) Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat

anda?

Diri sendiri

1) Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif? 

2) Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?

3) Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?

aksi-reaksi antara perawat-klien

30
11. Diagnosis Keperawatan

1) Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.

2) Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan

kebutuhan tubuh.

3) Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman kematian.

4) defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan

12. Perencanaan

Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam

variasi respon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu

digambarkan secara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon

nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat

dikaitkan dengan teori King, mewakili keadaan diri klien terhadap stres dan

koping pasien, dan bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk interaksi,

transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari –  hari di rumah

sakit

Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada

pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran

pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan

Kesehatan terhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien

untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat

mencegah timbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian

dan menerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada

setiap intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka

pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.

13. Analisis Teori Imogene M. King

31
Analisis kelompok terhadap teori Imogene King mengacu pada tujuh

kategori atau prosedur yaitu sumber teori, makna teori, kecukupan logika dari

teori, manfaat teori, derajat kemampuan menggeneralisasi, parsimony teori dan

kemampuan untuk diujikan dari teori. Berikut ini kami akan menguraikan

analisis teori tersebut yaitu:

1) Sumber Teori

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan

pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang

“Konsep Umum dari Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human

Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan

literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul

“Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for

Nursing ) yang berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep

utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi,

transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A.

1986). 

Teori King memformulasikan teorinya melalui studi literatur, diskusi,

penelitian dan lain-lain. Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat

sekarang dimana informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat.

Teori ini berkembang secara deduktif yaitu diidentifikasi masalah, lalu

mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat pertanyaan penelitian yaitu

bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang universal,

memilih dan mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan penelitian.

2) Makna Teori

32
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat

mudah untuk dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori

ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of

Knowledge). Manfaat dari teori ini adalah:

a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.

b. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek

keperawatan.

c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti

dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam

situasi keperawatan yang spesifik.

d. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang

dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.

e. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:

f. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.

g. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam

membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi antara

perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering dihadapi

adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti

oleh perawat di dunia.

3) Kecukupan logika teori

Berdasarkan analisa kelompok, Konsep teori ini diprediksi dapat

menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,

ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini

cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh

beberapa riset. Teori King menyatakan bahwa manusia mempunyai hak

33
untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan

untuk mempengaruhi kehidupan, kesehatan, maupun mendapatkan

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hal diatas maka kelompok menyimpulkan bahwa teori

King adalah cukup logis dipandang dari cakupan teori atau pernyataan

yang dikemukakan karena teori King ini sangat sesuai karena keberhasilan

perawatan adalah adanya interaksi yang terus menerus antara perawat dan

klien serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. King juga

menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah adanya interaksi

perawat dengan klien yang meliputi komunikasi, persepsi yang

menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud

tercapainya persetujuan dan adanya traksaksi.

4) Manfaat Teori

Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada

lingkup klinik maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studi

yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien

dan system pelayanan keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik

maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi sangat penting bagi klien

dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di komunitas teori dari

King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat dipengaruhi

oleh hubungan antara perawat dan klien.

14. Kemampuan menggeneralisasi

Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat

luas dan cukup dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek

34
keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada keperawatan klinik

maupun komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan

lingungannya. Manusia sebagai individu dapat melakukan penyesuaian

terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang sehat sakit

dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk

mencapai kesehatan optimal.

1) Parsimony

Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan

secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan

defenisi yang dikemukakan cukup jelas.

2) Kemampuan teori untuk diujikan (Testability)

Teori King menurut kelompok, sudah ada gambaran yang jelas

dan sangat sesuai dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat

sekarang. Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/penomena

dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian.

15. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Teori Imogene King

1) Kelebihan

a. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat

dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar

penomena dalam keperawatan.

b. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan

dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.

c. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan

bersama, mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapai tujuan

klien.

35
d. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,

e. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.

f. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan

2) Kekurangan

a. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep

mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres

memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus

menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit.

b. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang

akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang

terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.

c. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan

konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien-

pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti

bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik.

36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dorothea E.Orem

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang

menekankan pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara

mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan

kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah suatu proses intuisi tetapi

merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Imogene M.King

Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat

dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar

King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan berfokus pada

interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan

sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,

peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang. Teori King merupakan

serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati

dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada

pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan

sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini

dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat

menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan

politik.

37
B. Saran

Sebagai seoraang mahasiswa, sudah seharusnya mengetahui Konsep

Teori Dorothea E. Orem dan Teori Imogene M. King dalam Keperawatan

sehingga dapat berwawasan yang lebih jauh dan dapat melakukan tindakan

keperawatan yang tepat dan benar.

38
DAFTAR PUSTAKA

http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/teori-konseptual-keperawatan-dorothea-
ea-RS-PKU-Muhammadiyah-solo.html

http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa-Keperawatan-Universitas-
Borneo-Tarakan

39

Anda mungkin juga menyukai