Anda di halaman 1dari 19

FALSAFAH KEPERAWATAN

“MODEL dan KONSEP TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON dan MIRERY


GORDON”

Dosen Pembimbing :

Ns. Sri Hayulita S.Kep M. Kep

Disusun oleh kelompok IV:

Nur azizah

Rahmi ramadhona

Romy ferdinal

Yuni Elmia Nori

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

PROGSUS S1 KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T, yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Model dan konsep Teori
Keperawatan Jean Watson Dan Mirery Gordon “ pada mata kuliah Falsafah keperawatan.
Serta kami juga berterima kasih kepada ibu selaku dosen mata kuliah falsafah keperawatan
STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi .

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
kita.Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
kami buat di masa yang akan datang.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan
orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, 27 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I ........................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ................................................................................................ 3

2.1 Model dan konsep teori keperawatan ................................................ 3


2.2 Model dan konsep teori keperawatan menurut jean watson dan mirery
gordon ..................................................................................................... 4

BAB III Penutup ...................................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka k onseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam


keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja.
Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar
seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya
tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan


Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini kelompok mencoba memaparkan “Modeldan konsep
Teori Keperawatan Jean Watson Dan Mirery Gordon”.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam pembahasan makalah ini akan


membahas tantang:
a. Bagaimana model konsep dan teori keperawatan ?
b. Bagaimana konsep dan teori keperawatan menurut ahli jean watson dan
mirery gordon?
1.3 Tujuan rumusan
Setelah pembahasan makalah ini,maka akan diketahui tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan bagaimana konsep dan teori keperawatan
b. Mampu menjelaskan bagaimana konsep dan teori keperawatan jean watson
dan mirery gordon

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model dan Konsep teori keperawatan

Konsep adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu
peristiwa atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,
pandangan atau keyakinan.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fonomena-
fonomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut
dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fonomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
pedoman dalam penelitian.Teorikeperawatan menurut Stevens (1984 dlm Taylor.C,
1989) adalah sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena
dalam keperawatan.
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori
keperawatan, yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan
tujuan untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan, serta menumbuh-kembangkan praktek
keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Model adalah suatu pola dari sesuatu yg dibuat dengan menggunakan visualisasi
baik secara abstrak, fisik maupun simbolik, yang merupakan simplifikasi/cerminan
dari kenyataan.
Tujuan dan Karakteristik Teori Keperawatan
Tujuan dari teori keperawatan antara lain :
1. Mengembangkan pengetahuan yang membantu peningkatan praktek
2. Mengatur/mengorganisasikan informasi kedalam sistem logika
3. Menemukan kesenjangan pengetahuan di bidang khusus
4. Memberikan rasional untuk data yang valid dan reliabel mengenai status
kesehatan klien yang penting untuk pembuatan keputusan dan implementasi
5. Merupakan alat untuk mengevaluasi keefektifan praktek keperawatan.

3
Karakteristik Teori Keperawatan, antara lain :
1. Mengidentifikasidan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan
dengan hal-hal yang nyata
2. Digunakan berdasarkan alasan yang nyata
3. Konsisten sebagai dasar dalam mengambangkan model konsep
keperawatan.
4. Harus sederhana dan bersifat umum sehingga dapat digunakan dalam
kondisi apapun pada setiap tatanan praktek keperawatan
5. Dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian praktek keperawatan

2.2 Model dan konsep teori menurut para ahli


2.2.1 Model dan konsep teori Jean Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan


teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan di antaranya kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhanpsikososial (kebutuhan
untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Teori jean watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan


adalah “ human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada caractive factor , yang bermula dari
perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik
dan sistem nilai, serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai
ini menjadi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar

4
seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka, serta nilai-nilai
dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir
kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Beberapa asumsi dasar tentang teori ilmu keperawatan watson, adalah :

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara


interpersonal
2. Asuhan terlaksana oleh adanya caractive factor yang
menghasilkannkepuasan pada kebutuhan manusia
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang
sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin
terjadi nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi
seseorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam
waktu yang telah ditentukan.
A. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian,


yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Beeing)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang
lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,
menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang
sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang
kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai
sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang
sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut

5
tidak berhasil, maka akan terjadi ko nflik (terutama kngi.onflik psikososial),
yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal
tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang
baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor
lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan


sosial seimbang/serasi.

b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan


lingkungannya.

c. Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :

a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan


jiwa.

b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara


apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah


lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai.
Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan
spiritual.

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat


biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson
menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang

6
yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan
dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan
profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,


pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu:
masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat
menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia
percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi
Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan
sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan
yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

a. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.

b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.

c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang


lain.

d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping


trust”.

e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik


positif, maupun negative.

f. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik


untuk mengambil keputusan.

g. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.

7
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.

i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.

j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

B. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang


lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik
dengan keb utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu
melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga
menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama
dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam
dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya
keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).

1. Pengkajian

a. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi,


dan menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.

b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik


sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.

c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai h


ubungan dan factor-faktor yang mempengaruhi masalah.

d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi


dari variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan

a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam


menentukan bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.

8
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.

c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah


dikumpulkan & sesuai.

3. Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan

4. Evaluasi

a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa


hasil pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.

b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu


memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian
yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara
umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.

C. Hubungan dengan Ciri Teori

Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah


pengelompokkan dari ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan
mengenai fenomena-fenomena. Dia menolak konsep tradisional, dan
moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat mendapatkan pengetahuan
baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan dapat
dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi
variabel sementara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk
melihat berbagai alternatif dalam merawat manusia, baik sehat, maupun
sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan. Karya Watson telah
dikembangkan dalam konteks tradisional:

1. Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam


membangun solusi berbeda dalam melihat fenomena tertentu.

2. Teori harus logis secara alami.

3. Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.

9
4. Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji

5. Teori berkontribusi dan membantu


dalam pengembangan pengetahuan secara umum sesuai disiplin ilmunya
melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yag valid.

6. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman


dan meningkatkan mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan
keperawatan yang diberikan.

7. Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya, dengan


hukum, dan prinsip-prinsip lainnya; tetapi masih meninggalkan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak bisa dijawab, kemudian diinvestigasi.

2.2.2 Model dan konsep teori Mirery Gordon

Pola atau konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku


yang terjadi secara berangkai. “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup)
klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi
klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan
biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui
pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,
perkembanganbudaya, sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola
Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan
perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi
kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi,
aktivitas–latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi
diri,Hubungan-peran, seksual-reproduksi,Pola pertahanan diri-
toleransi,keyakinan dan nilai.

Contoh aplikasi teori dalam keperawatan


1. Perubahan sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan:
Kaji ketajaman visual klien, kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir
ini,obesrvasi perilaku klien, kaji ulang catatan medis dari kunjungan
klinik.

10
2. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
Timbang berat badan klien, tanyakan klien tentang perubahan berat
badan yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanyakan klien
tentang makanan yang disukai maupun tidak disukai,inspeksi mukosa
mulut klien, palpasi abdomen.

Model Konsep dan Tipologi Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon:

Pada tahun 1982 Gordon memperkenalkan suatu tipologi (analisa


berdasarkan pada tipe) pola fungsional kesehataan (lihat kotak di hlm, 15).
Kerangka kerja ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan
latar belakang praktek yang beragam ( Gordon 1987).model pola kesehatan
fungsional terbentuk dari hubungan antara klien dan lingkungan dan dapat
digunakan untuk perseorangan, keluarga, atau komunitas (Potter dan Perry,
1993). Setiap pola merupakan rangkaian perilku yang membantu perawat
mengumpulkan, mengorganisasikan, dan memilah – milah data. Sebagai
contoh, pola fungsional kesehatan Persepsi –Kognitif akan meliputi kriteria
pengkajian seperti dibawah ini :

 Pola Persepsi- Sensori. Persepsi klien tentang kemampuan untuk


melihat mendengar, menghidu, mengecap, dan meraba. Pengkajian
fisik aka meliputi pemeriksaan penglihatan dan pendengaran,
pengkajian tentang nyeri klien, dan pengkajian saraf kranial:
terutama menguji mengenai pengecap , penciuman, dan rabaan.
 Pola kognitif. Pengkajian mengenai pengetahuan klien sebelumnya,
minat untuk belajar, kemampuan membuat keputusan, penilaian,
persepsi terhadap pesan, dan proses berpikir. Tujuan pengkajian
yang melibatkan pemeriksaan status mental dapat pula disertakan.

11 pola fungsional kesehatan menurut mirery gordon:


1. Pola PersepsiManagemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan.
Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan

11
kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang
praktek kesehatan.
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit.
Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan, Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi,
masalah /penyembuhan kulit, Makanan kesukaan.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit.
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran
kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan
sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan
sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain :
Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan
a. Mandiri
b. Dengan alat bantu
c. Dibantu orang lain
d. Dibantu orang dan alat
e. Tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range
Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan
kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru.
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian fungsi
penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya
terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung
kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama

12
terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap
waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain).
Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan
nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-
10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh
atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan
penglihatan,pendengaran, persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang
energi.Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama
tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan.Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri,
harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai
system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk
bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara
holistik, Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri.,
dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat
non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks.
8. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien,
Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang
passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan
dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hubungan
sex,pemeriksaan genital.

13
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan sistem pendukung. Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak
mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap
tingkat stress.

11. Pola Keyakinan Dan Nilai


Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk
spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang
lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan
spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.
Informasi masa lalu dan saat ini tentang kesebelas pola fungsional
kesehatan ini membentuk suatu data dasar keperawatan untuk
seorang klien . Informasi ini digunakan sebagai kriteria dasar untuk
menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa datang yang
telah dievaluasi (Gordon 1987,1991).

14
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human
Care ”, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor,
dimana dia berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar
ilmu pengetahuan ilmiah. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep
utama keperawatan, yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya
yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai ragam perbedaan.Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson
menganjurkan supaya penelitian- penelitian di bidang keperawatan
dapat dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan
langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.Hubungan dengan ciri-ciri teori,
Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori merupakan sebuah pengelompokan,
ide-ide, pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena 40, dan dia
menolak konsep tradisional.Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian,
penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Menurut Gordon, Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya


sejalan dengan perubahan waktu. Terdapat 11 pola fungsional kesehatan yaitu
Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi,
aktivitas–latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,
Hubungan-peran, seksual-reproduksi, Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan
nilai

Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Pertami,sumirah dan budiono.2015.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi


Medika

file:///C:/Users/ACER%20ES14/Downloads/Konsep-dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf

http://www.scribd.teori mirery gordon.com

16

Anda mungkin juga menyukai