0149
TENTANG
DOSEN :
SISKA DAMAIYANTI, Ners, M.kep
OLEH :
ALMUZAKIR
1912142010149
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T, yang mana berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
“Manajemen Pelayanan Profesional Keperawatan Jiwa Klinik Dan Komunitas “
pada mata kuliah Keperawatan Jiwa II. Serta kami juga berterima kasih kepada
ibu Siska Damaiyanti,Ners.M.kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa II
STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan kita. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan kami buat di masa yang akan
datang.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri dan orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon maaf jika
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................
Daftar isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
BAB II TEORITIS.....................................................................................
A. Definisi.............................................................................................
B. Konsep Dasar Community Mental Healty Nursing.........................
C. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas...................
D. Kompetensi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas............................
E. Pelayanan Keperawatan Jiwa Komunitas........................................
F. Perkembangan Keperawatan Jiwa Komunitas.................................
G. Perencanaan Layanan Kesehatan Jiwa Komunitas..........................
H. Kebijakan Layanan Keperawatan Jiwa Komunitas.........................
I. Pengorganisasian Layanan Keperawatan Jiwa Komunitas..............
J. Upaya Kesehatan Jiwa.....................................................................
K. Keperawatan Kesehatan Masyarakat...............................................
L. Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai
Upaya kesehatan Puskesmas............................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah kesehatan hanya terfokus pada kesehatan fisik,
sementara kesehatan jiwa tampaknya masih terabaikan. Satu sisi masyarakat
masih punya stigma negative terhadap kesehatan jiwa dan dipihak lain
pemerintah dalam program kesehatan jiwa masih menganaktirikannya.
Apapun kalaulah masalah kesehatan jiwa tidak ditangani secara serius tentu
akan berpengaruh kepada Indeks Pembangunan Manusia. Posisi kesehatan
mempunyai korelasi terhadap tingkat produktivitas masyarakat. Kesehatan
fisik tanpa kesehatan jiwa dan lingkungan yang mendukung, tidak akan dapat
menghasilkan manusia yang mumpuni dan berkualitas. Pelayanan kesehatan
jiwa di Indonesia masih sangat terbatas, belum menyentuh tingkat pelayanan
kesehetan primer, baik sarana prasarana maupun sumber daya manusianya.
Jumlah psikiater di Indonesia masih sangat terbatas sekitar 600 orang
yang harus menangani sekitar 2,4 juta ODMK di Indonesia (prediksi penderita
1% dari populasi penduduk). Penanganan ODMK saat ini baru sebatas
berpusat di RSJ yang juga masih terbatas jumlahnya. Kesenjangan dalam
akses pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat jelas sangat memprihatinkan
dalam upaya menanggulangi gangguan kesehatan jiwa. Komunitas Sehat Jiwa
(KSJ) yang berdiri tahun 31 oktober 2009, berupaya untuk ikut aktif dalam
memberi dukungan bagi ODMK dan keluarganya.
Dua hal utama yang menjadi action KSJ dalam membantu
meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat yakni kunjungan pasien dan
keluarga dan bantuan layanan dan sumber daya pengobatan. Kegiatan
Kunjungan Pasien dan Keluarga (Home Visit) ditujukan untuk membantu
memberikan edukasi keswa, membimbing pasien dalam meminum obat secara
benar berdasarkan resep dokter, dan membantu pasien dalam berlatih aktifitas
sehar-hari. Pada tahun 2011 ini tercatat kunjungan KSJ (home Visit) kepada
pasien dan keluarga rata-rata 23 kunjungan setiap minggu. Kegiatan asistensi
diarahkan untuk membantu administrasi, memantu pasien baru dan pasien
akut. Melalui kegiatan yang dilakukan KSJ, terbukti bahwa ODMK/ODS bisa
disembuhkan dengan 2 hal yaitu mengkonsumsi obat dengan benar dan
perlakuan yang baik dari keluarga dan masyarakat tanpa harus dirujuk ke
Rumah Sakit Jiwa. Pengobatan di lingkungan keluarga dan Masyarakat jauh
lebih efektif dan efisien, sehingga bisa menjadi sebuah model alternative bagi
penanggulangan masalah gangguan kejiwaan masyarakat di tengah kondisi
keterbatasan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Definisi ?
B. Apa Saja Konsep Dasar Community Mental Healty Nursing ?
C. Bagaimana Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas ?
D. Bagaimana Kompetensi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas ?
E. Bagaiamana Pelayanan Keperawatan Jiwa Komunitas ?
F. Bagaimana Perkembangan Keperawatan Jiwa Komunitas ?
G. Bagaimana Perencanaan Layanan Kesehatan Jiwa Komunitas ?
H. Bagaimana Kebijakan Layanan Keperawatan Jiwa Komunitas ?
I. Bagaimana Pengorganisasian Layanan Keperawatan Jiwa Komunitas ?
J. Bagaimana Upaya Kesehatan Jiwa ?
K. Seperti Apa Keperawatan Kesehatan Masyarakat ?
L. Bagaimana Langkah Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai Upaya
Kesehatan Puskesmas ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
1. Sehat Jiwa
a. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang
utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia.
b. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang tidak hanya terbebas
dari gangguan jiwa tetapi meliputi semua aspek kehidupan yaitu sehat,
resiko dan gangguan jiwa, sehingga diperlukan pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa yang tidak hanya berfokus pada rumah sakit saja tetapi
perlu dikembangkan pada community based untuk mencapai derajat
kesehatan jiwa masyarakat.
c. Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain
d. Kesehatan jiwa adalah suatu kondiri yang memungkinkan
perkembangan optimal bagi individu secara fisik,intelektual dan
emosional sepanjang hal itu tidak bertentangn dengan kepentingan
orang lain (WHO)
e. Sehat jiwa menurut Dirjen Keswa Depkes RI (1991) adalah kondisi
yang memungkinkan berkembangnya fisik,intelektual dan emosional
seseorang secara oftimal sehingga ia mampu tumbuh dan beradaptasi
dengan lingkungannya secara wajar dengan harkat martabat manusia
f. Kesehatan jiwa deselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat
secara oftimal baik intelektual maupun emosional (pasal 24,UU
tentang kesehatan,1992). Upaya peningkatan kesehatan jiwa dilakukan
untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara oftimal,baik intelektual
maupun emosional melalui pendekatan peningkatan
Dulu
ALMUZAKIR 191214201
0149
Uraian Tugas
Petugas yang melaksanakan layanan kesehatan jiwa komunitas di
Desa Siaga terdiri atas perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa
masyarakat. Uraian tugas petugas kesehatan jiwa adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan manajemen, Pendekatan manajemen meliputi perencanaan
dan pengorganisasian.
a. Perencanaan. Rencana bulanan disusun bersama perawat CMHN
dan kader kesehatan jiwa.
b. Pengorganisasian. Kegiatan pengorganisasian meliputi hal berikut:
1) Membagi wilayah kerja dan tanggung jawab bersama KKJ
2) Mendeteksi keluarga yang kondisinya sehat
3) Mendeteksi keluarga yang berisiko mengalami masalah
psikososial
4) Mendeteksi keluarga yang mengalami gangguan jiwa
2. Asuhan keperawatan, Pendekatan asuhan keperawatan meliputi
kegiatan berikut:
a. Menggerakkan keluarga sehat untuk mengikuti penyuluhan sesuai
dengan usia.
b. Menggerakkan keluarga yang berisiko mengalami masalah
psikososial untuk mengikuti penyuluhan
c. Menggerakkan keluarga pasien gangguan jiwa untuk mengikuti
penyuluhan
d. Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan
rehabilitasi
e. Melakukan kunjungan rumah kepada pasien gangguan jiwa yang
telah mandiri.
f. Merujuk kasus ke perawat CMHN
g. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
aktif pada kegiatan Desa Siaga Sehat Jiwa. Aktivitas manajemen waktu
dievaluasi melalui instrumen evaluasi perencanaan.
1. Pendelegasian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain.
Dalam organisasi, pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi
tetap berjalan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendelegasian dapat dilakukan olehperawat CMHN epada kader
kesehatan jiwa. Pendelegasian dilaksanakanmelalui proses berikut:
a. Membuat rencana tugas yang perlu diselesaikan.
b. Mengidentifikasi kemampuan kader kesehatan jiwa yang akan
melak sanakan tugas.
c. Memilih kader kesehatan jiwa yang mampu melaksanakan tugas
yang didelegasikan
d. Menyampaikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa
tujuan
e. Membuat batasan waktu dan memantau penyelesaian tugas.
f. Jika kader kesehatan jiwa tidak mampu melaksanakan tugas karena
menghadapi masalah tertentu, perawat CMHN harus bisa menjadi
contoh peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan
masalah yang di hadapi.
g. Mengevaluasi kinerja setelah pelaksanaan tugas dan memberikan
pujian.
h. Pendelegasian terdiri atas tugas dan kewenangan.
2. Supervise
Supervisi adalah proses pengawasan terhadap kegiatan guna
memastikanbahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan tujuan
organisasi. PadaDesa Siaga Sehat Jiwa, kegiatan supervisi
dilaksanakan untuk menjaminbahwa kegiatan layanan kesehatan jiwa
sesuai dengan pedoman yang telahditetapkan. Pelaksanaan supervisi
adalah sebagai berikut:
rumah sakit dan perawatan pasien di rumah. Hal ini penting karena
keluarga memiliki arti dan pengaruh dalam proses kesembuhan pasien.
Keluarga harus memahami bagaimana merawat pasien dengan baik, tanpa
memprovokasi perasaan mereka.
4. Meningkatkan Kerjasama Antar Profesi
Kerjasama lintas profesi sangat pentingdalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan. Semua profesi yang terlibat dalamperawatan dan
pengobatan pasien harus mampu bersinergi sesui dengan peran
danfungsinya masing-masing sehingga praktekpelayanan menjadi lebih
baik. Hal ini telihat Idea Nursing Journal Aiyub, dkk dari salah satu
pernyataan perawatan dalam wawancara kelompok fokus sebagai
berikut:”Kita harus memperkuat kerja sama antaraperawat dan kelompok
profesi lain, sepertidokter, psikiater, dan psikolog untukmemperbaiki
praktek”.Permasalahan yang dihadapi dalampeningkatan kerjasama lintas
profesi adalahtingginya ego sektoral masing-masing profesitentang peran
dan tanggung jawab mereka.Memperbaiki praktek pelayananKeinginan
perawat memperbaikitkualitas pelayanan di RSJ Banda Aceh sangatbesar.
Untuk meningkatkan kualitaspelayanan, perawat menginginkan
adanyasistem reward and punsihment yang jelas.Selain itu, perawat harus
diberi kebebasan dandukungan dalam mengembangkan kualitaspelayanan.
Menyediakan apa yang dibutuhkanperawat dalam memberikan pelayanan
adalahsalah satu wujud dukungan yang diinginkanperawat. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa:pernyataan peserta wawancara kelompok fokus
sebagai berikut: ”Saya menginginkansituasi kerja yang nyaman dan pasien
dapatdirawat dengan cara yang lebihbagus,...dengan memberikan apa
yangdibutuhkan perawat ..., ... perawat akan lebihfokus pada upaya
perbaikan praktek, ...”.Perawat menginginkan adanya kombinasi Model
Praktek KeperawatanProfesional (MPKP) dengan terapilingkungan dalam
meningkatkan kualitaspelayanan. Hal dapat dimulai denganpenyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai pedoman.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
Seorang laki-laki 35 tahun diisolasi oleh keluarga karena mengalami
gangguan jiwa. Dari riwayat penyakit, ketika berusia 10 tahun, klien harus
putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarga dan pelecehan serta
diskriminasi yang diterimanya di sekolah. Pada usia 25 tahun, setelah ayahnya
meninggal, klien bekerja sebagai pelayan di sebuah caffe. Klien seorang
pekerja yang rajin sehingga disayangi majikannya. Kemudian klien berkenalan
dengan seorang gadis dan berniat menikahinya. Namun tidak disetujui oleh
keluarga calon istri karena alasan ekonomi, dan akhirnya ia harus menerima
calon istrinya tersebut kawin dengan pria lain. Klien merasa terpukul, sedih
dan patah semangat sehingga memutuskan keluar dari pekerjaannya. Setelah
berapa kali mendapat teguran, pekerjaan klien diberikan kepada orang lain.
Akibatnya klien merasa diri tidak berguna dan mulai mengisolasikan diri.
Setelah 6 bulan paska kejadian tersebut, klien mulai keluyuran dan sering
marah marah pada keluarga, terutama bila kebutuhannya tidak dipenuhi.
Kemudian klien dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa dan dirawat selama 6
bulan. Setelah keluar, klien mencoba mencari pekerjaan untuk membantu
ekonomi keluarga. Namun tidak ada yang mau menerima karena alasan pernah
dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Klien merasa terpukul dan stress sehingga
mengalami kekambuhan. Kerena alasan keuangan, keluarga tidak membawa
klien berobat dan memutuskan memasung klien guna menghindari tindakan
pelecehan dan perlakuan kasar masyarakat, serta menghindari perilaku
kekerasan yang mungkin dilakukan klien kepada keluarga dan masyarakat.
B. Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama ini masalah kesehatan hanya terfokus pada kesehatan fisik,
sementara kesehatan jiwa tampaknya masih terabaikan. Satu sisi masyarakat
masih punya stigma negative terhadap kesehatan jiwa dan di pihak lain
pemerintah dalam program kesehatan jiwa masih menganaktirikannya.
Apapun kalaulah masalah kesehatan jiwa tidak ditangani secara serius tentu
akan berpengaruh kepada Indeks Pembangunan Manusia. Posisi kesehatan
mempunyai korelasi terhadap tingkat produktivitas masyarakat. Kesehatan
fisik tanpa kesehatan jiwa dan lingkungan yang mendukung, tidak akan dapat
menghasilkan manusia yang mumpuni dan berkualitas. Pelayanan kesehatan
jiwa di Indonesia masih sangat terbatas, belum menyentuh tingkat pelayanan
kesehetan primer, baik sarana prasarana maupun sumber daya manusianya.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai konsep pelayanan manajemen
keperawatan jiwa di klinik dan di komunitas seperti ini, diharapkan para
pembaca mengetahui bagaimana cara mengenali dan merawat orang-orang
dengan gejala dan mengidap gangguan jiwa dengan baik. Karena dengan
adanya manajemen yang baik, maka kejadian orang mengidap gangguan jiwa
dapat diminimalisir dan hidup masyarakat akan menjadi lebih baik pula dan
diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat agar stigma negative
mengenai kesehatan jiwa sangat penting. Dan semoga makalah ini dapat
menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran mata kuliah kesehatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih
bahasa oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tidakan Keperawatan (LP dan SP) revisi 2012.
Jakarta: Salemba Medika.