Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “HIV/AIDS” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan judul “HIV/AIDS”. Di
samping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
ke depannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Palembang, 19 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.................................................................................................................4
2.1. Pengertian HIV........................................................................................................4
2.2. Sejarah HIV..............................................................................................................4
2.3. Penularan................................................................................................................4
2.4. Struktur...................................................................................................................5
2.6. Gejala dan komplikasi............................................................................................6
 Penyakit saluran pencernaan utama..........................................................................7
 Penyakit syaraf dan kejiwaan utama..........................................................................7
2.7. Penyebab................................................................................................................7
2.8. Penularan seksual...................................................................................................8
2.9. Tes HIV....................................................................................................................9
2.10. Pencegahan...........................................................................................................9
 Hubungan seksual.......................................................................................................9
 Penularan dari ibu ke anak.......................................................................................10
2.11. Penanganan........................................................................................................10
2.12. Pengobatan alternatif........................................................................................10
2.13. Sejarah AIDS........................................................................................................10
2.14. Dampak ekonomi................................................................................................11
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


HIV / AIDS merupakan penyakit yang banyak ditakuti oleh manusia, namun
jika kita mempelajari ilmunya dengan benar, kita tak perlu takut terhadap penyakit
ini tetapi yang harus kita lakukan adalah mencegahnya. Salah satu caranya yaitu
dengan memegang teguh ajaran agama.

B. Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan. Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.

C. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis
mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik Internet pada
metode ini, penulis juga mencari materi yang berhubungan dengan penulisan ini di
internet.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian HIV

HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang


menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia, terutama CD4+ Sel T dan
macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan
imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.

2.2. Sejarah HIV


Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 sebagai nama untuk retrovirus yang
diusulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis,
yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) dan oleh
Robert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T
lymphotropic virus type III).

2.3. Penularan
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui
anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi
obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa
hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung
fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks.
Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran
virus HIV [3], tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk
merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV.

4
2.4. Struktur

HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya.


Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali
lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical".

2.5. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Pita Merah terlipat adalah simbol solidaritas orang-orang yang positif


terinfeksi virus HIV dan AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
(atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies
lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat
HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah

5
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung


antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan
tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim
(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

2.6. Gejala dan komplikasi

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat
infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-
unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati
pada penderita AIDS.[7] HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita
AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker
leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,
berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan,
merasa lemah, serta penurunan berat badan,Infeksi oportunistik tertentu yang
diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi
tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

 Penyakit paru-paru utama


Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum
adanya diagnosis, perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di
negara-negara Barat, penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian.
Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi
pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites.
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi
lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat
(imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan

6
mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal
HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian,
resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada
penyakit ini.
 Penyakit saluran pencernaan utama
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu
jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV,
penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes
simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh
mikobakteria, meskipun kasusnya langka.

 Penyakit syaraf dan kejiwaan utama


Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena
gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh
infeksi organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai
akibat langsung dari penyakit itu sendiri.

 Kanker dan tumor ganas (malignan)


Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien
yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda
homoseksual tahun 1981 adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili gammaherpesvirinae, yaitu
virus herpes manusia-8 yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi
(KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-
unguan, tetapi dapat menyerang organ lain, terutama mulut, saluran
pencernaan, dan paru-paru.

2.7. Penyebab

HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-


bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel
tersebut; dilihat dengan mikroskop elektron.
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah
retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia,

7
seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+
secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem
kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga
jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka
kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS.
Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul
gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa
jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV
menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup
setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian, laju
perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua
minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah
kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari
orang yang terinfeksi.Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah
daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan
penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya
infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan
penyakit ini.Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting.
Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. [30] HIV memiliki
beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan
menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.[31][32]
[33] Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata
waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita
bertahan hidup.

2.8. Penularan seksual


Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara
sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin,
atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa
pelindung lebih beresiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan
resiko hubungan seks anal lebih besar daripada resiko hubungan seks biasa dan seks
oral. Seks oral tidak berarti tak beresiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral
reseptif maupun insertif.[34] Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko
penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi
trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.[35]
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap
dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan
bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban
virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil
pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV
plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.[36][37] Wanita
lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi
mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.[38][39]
Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih
mematikan.

8
2.9. Tes HIV
Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot,
dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah
kering, atau urin pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan
berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi
setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan
untuk mengetahui serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial
untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat
digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya
belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara
khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-
negara maju.

2.10. Pencegahan
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang
yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-
cairan tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.

 Hubungan seksual
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung
antarindividu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual
adalah modus utama infeksi HIV di dunia.[60] Selama hubungan seksual,
hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi
kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan
hamil. Bukti terbaik saat ini menunjukan bahwa penggunaan kondom yang
lazim mengurangi resiko penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka
panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan
benar dalam setiap kesempatan.[61] Kondom laki-laki berbahan lateks, jika
digunakan dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak, adalah satu-
satunya teknologi yang paling efektif saat ini untuk mengurangi transmisi HIV
secara seksual dan penyakit menular seksual lainnya.
Kondom wanita adalah alternatif selain kondom laki-laki dan terbuat
dari poliuretan, yang memungkinkannya untuk digunakan dengan pelumas
berbahan dasar minyak. Kondom wanita lebih besar daripada kondom laki-
laki dan memiliki sebuah ujung terbuka keras berbentuk cincin, dan didesain
untuk dimasukkan ke dalam vagina. Penelitian awal menunjukkan bahwa
dengan tersedianya kondom wanita, hubungan seksual dengan pelindung
secara keseluruhan meningkat relatif terhadap hubungan seksual tanpa

9
pelindung sehingga kondom wanita merupakan strategi pencegahan HIV
yang penting.

 Penularan dari ibu ke anak


Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan
pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke
anak (mother-to-child transmission, MTCT).[69] Jika pemberian makanan
pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau,
berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui
anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi,
pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama
dan selanjutnya dihentikan sesegera mungkin.

2.11. Penanganan
Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-
satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak
dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah
kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP).[40]
PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga
memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan,
mual, dan lelah.

2.12. Pengobatan alternatif


Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala
atau mengubah arah perkembangan penyakit.[91] Akupuntur telah digunakan untuk
mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy)
seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV.
[92] Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa
tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada
perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek
samping negatif yang serius.[93]
Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral
kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa,
meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas)
akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik

2.13. Sejarah AIDS


AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for
Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia
pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui
disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los
Angeles.[99]

10
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber
dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan
berada di Afrika Barat.Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal
dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan.HIV
berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon,
dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat
kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan
daging.Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS,
menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia
sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.Namun
demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak
didukung oleh bukti-bukti yang ada.

2.14. Dampak ekonomi


HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan
jumlah manusia dengan kemampuan produksi. Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas
kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di negara-negara
tersebut menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga
akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa hal ini akan
menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah. Di daerah yang
terinfeksi berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu yang dirawat
oleh kakek dan neneknya yang telah tua.
Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan
menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. Para
pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan pengetahuan dan
pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan berkurang.
Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat anggota keluarga yang sakit atau cuti
karena sakit juga akan mengurangi produktivitas.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Generasi muda adalah generasi yang baru saja menginjakkan kakinya di dunia
dewasa. Pada umumnya mereka masih mencari jati diri sebagai manusia yang ingin
dianggap dewasa. Sehingga setiap langkah yang diambil pada umumnya cenderung
mencoba – coba karena sifat keingintahuan manusia terhadap hal – hal yang
dianggap baru. Jika ternyata langkah yang mereka ambil salah tentunya akan
berakibat sangat fatal.
Hal-hal tersebut adalah masa-masa rawan yang merupakan langkah awal
yang sangat harus diwaspadai oleh generasi muda. Generasi muda juga sangat
mudah terbujuk oleh hasutan orang-orang di sekitarnya. Selain itu generasi muda
adalah masa di mana persahabatan adalah segalanya, dan melakukan sesuatu
bersama, jadi apabila salah satu dari mereka ada yang memakai narkoba maka
teman lainnya akan penasaran dan akhirnya mereka mencoba juga. Dimana narkoba
sangatlah dekat kaitanya dengan miras, rokok, dan seks bebas yang menyebabkan
HIV/AIDS .

3.2. SARAN
Seperti yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya bahwa HIV/AIDS
adalah penyakit yang berbahaya karena virus tersebut menyerang sistim kekebalan
tubuh kita dalam melaan segala penyakit. Untuk menghindari hal tersebut dapat
penulis sarankan hal – hal sebagai berikut :
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a) Belajar agar dapat mengendalikan diri
b) Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala
jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya
c) Membentengi diri dengan agama
d) Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi
pelarian bagi anak – anak yang depresi.

2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a) Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS
b) Mencoba untuk hidup lebih lama
c) Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan
d) Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.

3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :

12
a) Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga bisa
melakukan pola hidup sehat
b) Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan
hidup yang lebih baik.
AIDS adalah penyakit berbahaya yang sampai saat ini belum di temukan
obatnya. Penyakit AIDS di sebabkan oleh jarum suntik dan seks bebas yang di
sebabkan oleh pergaulan bebas.
1. Jadi apa bila kita ingin aman dari AIDS kita sebaiknya :
a) Belajar agar dapat mengendalikan diri
b) Memiliki prinsip hidup yang kuat
c) Membentengi diri dengan agama
d) Dan menjaga keharmonisan keluarga Karena pergaulan bebas sering kali
menjadi pelarian anak-anak yang depresi

2. Dan bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a) Memberdayakan diri terhadap AIDS
b) Mencoba untuk hidup lebih lama
c) Berbaur dengan orang disekitar
d) Tabah dan terus berdoa

13
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

2. http://id.wikipedia.org/wiki/HIV

3. hadesfromhell.blogspot.com/.../di-sekolah-gue-di-labschool-kalo-udah.html

4. www.google.co.id

5. http://iskandarnet.wordpress.com/2008/01/24/contoh-laporan-tentang-
hivaids/

14

Anda mungkin juga menyukai