Anda di halaman 1dari 18

ENURESIS

KELOMPOK 2 :
1. Alizza Qathrunnada
2. Arief Abdurrahman
3. Devi Oktania
4. Dian Fitria A
5. Karina Purnama S
6. Nawa Evalatul H
7. Rizka Amalia
8. Wahyu Hidayat P.
9. Panji Nur P.A
Definisi

Enuresis adalah gangguan umum dan


bermasalah yang didefinisikan sebagai
keluarnya urine yang disengaja atau involunter
ditempat tidur (biasanya dimalam hari) atau
pada pakaian disiang hari dan terjadi pada anak-
anak yang usianya secara normal telah memiliki
kendali terhadap kandung kemih secara volunter
(Wong, 2008).

Pada umumnya definisi enuresis ialah


suatu kelainan fungsional dalam
mengendalikan pengosongan kandung
kemih.
Penyebab enuresis
 enuresis primer disebabkan adanya keterlambatan proses
pematangan sistem saraf, dimana adanya ketidakmampuan otak
untuk menangkap sinyal yang dikirimkan kandung kemih,
gangguan hormonal, dan kelainan anatomi.
 enuresis sekunder biasanya terjadi ketika sesorang tiba-tiba
mengalami stress kejiwaan, seperti pelecehan seksual, kematian
dalam keluarga, atau masalah psikis lainnya.
Adapun beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi enuresis

 Faktor genetik
 Faktor sosial dan psikologis
 Faktor tidur
 Prematuritas (keterlambatan perkembangan neurologis)
 Kontipasi
Klasifikasi enurisis
Jenis-jenis enuresis dibagi menjadi 2 yaitu :

 Enuresis nokturnal (mengompol di malam hari)


 Enuresis diurnal (mengompol di siang hari)
Pathofisiologi
Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan radiologis


Penatalaksanaan enuresis

Farmakologis Non Farmakologis

Ada beberapa obat yang bisa  Terapi perilaku dan konseling


digunakan : yang membutuhkan peran
 Pemberian obat anti serta motivasi keluarga
depresan (ex: imipramine)  Lahitan menahan keinginan
 Desmopressin
berkemih
 Mengubah kebiasaan
 Antikolinergik (ex :
berkemih
oxybutinin, tolterodine)
Pengkajian
Pengumpulan data
1. aktivitas / Istrahat
Tanda :
 Klien nampak lemah
 Makanan dan Cairan
Gejala: Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
Tanda : Porsi makan tidak dihabiskan
2. Eliminasi
Gejala: Klien mengeluh tidak dapat mengontrol buang air kecil, klien mengatakan kencingnya
keluar sendiri
Tanda : Haluaran urin tidak terkontrol, haluaran urin terus-menerus.
3. Integritas Ego
Gejala: Klien mengatakan stress pada penyakitnya
Tanda : Klien nampak ketakutan
4. Keamanan
Tanda :
 Dekubitus.
5. Nyeri/Kenyamanan
Gejala:
 Klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen bagian bawah
Tanda :
 Nyeri tekan pada abdomen
6. Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala:
 Klien mengatakan kurang pengetahuan dan informasi tentang
penyakitnya
Tanda :
 Pasien tampak bertanya kepada perawat dan dokter akan
penyakitnya
Pengelompokkan data

Data subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan nafsu makannya  Klien nampak lemah
berkurang
 Klien mengeluh tidak dapat mengontrol
 Porsi makan tidak dihabiskan
buang air kecil  Haluaran urin tidak terkontrol
 Klien mengatakan kencingnya keluar
sendiri
 Haluaran urin terus-menerus.
 Klien mengatakan stress pada  Klien nampak ketakutan
penyakitnya  Nyeri tekan pada abdomen
 Klien mengeluh nyeri pada daerah
abdomen bagian bawah
 Pasien tampak bertanya
 Klien mengatakan kurang pengetahuan kepada perawat dan dokter
dan informasi tentang penyakitnya akan penyakitnya
Diagnosa
 Nyeri akut berhubunga dengan agen cedera biologis
 Hambatan eliminasi urine berhubungan dengan
penurunan kontraksi otot urinalis
 Ansietas berhubungan dengan stressor
 Resiko ketidakseimbangan volume cairan
berhubungan dengan disfungsi organ
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan diet yang kurang
(NANDA, 2018)
Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari
nyeri beransur-ansur hilang dengan kriteria :
 Tidak nyeri saat berkemih

 Ekspresi wajah tenang

 Tidak nyeri tekan pada daerah abdomen

Intervensi :
 Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, dan lamanya nyeri

 Pertahankan tirah baring bila diindikasikan

 Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti analgetik sesuai

indikasi
2. Hambatan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kontraksi otot urinalis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari kebiasaan berkemih beransur-ansur normal
kembali dengan kriteria :

 Klien dapat mengontrol kencingnya


 Klien dapat berkemih dengan normal
Intervensi :
 Pantau kebiasaan klien berkemih
 Latih pengosongan bladdcer pada jam jam tertentu
 Buat jadwal berkemih
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan drainase urin

3. Ansietas berhubungan dengan stressor


Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari rasa cemas klien beransur-ansur hilang dengan
kriteria :
 Klien tidak takut akan penyakitnya
 Klien mau menerima kondisinya saat ini
Intervensi :
Pantau rasa cemas klien dan depresi dan penyempitan perhatian
 Jelaskan kepada klien tentang proses penyakitnya serta cara penganganannya
 Motivasi dan berikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah
 Tunjukan indikator positif pengobatan
4. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan disfungsi organ
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari tanda-tanda kekurangan cairan tidak ada
dengan kriteria :
 Tugor kulit baik, Intake dan out put cairan seimbang

Intervensi :
 Ukur pemasukan dan haluaran cairan yang akurat

 Anjurkan klien untuk minum yang banyak

 Perhatikan perubahan kulit seperti kulit kering, tugor kulit

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui intravena

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet yang kurang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tanda-tanda kekurangan nutrisi tidak terjadi dengan kriteria :
 Nafsu makan meningkat

 Porsi makan dihabiskan

 Berat badan dalam batas normal

Intervensi :
 Pantau pemasukan diet

 Berikan makanan sedikit tapi sering

 Timbang BB tiap hari

 Berikan pasien atau orang terdekat daftar makanan atau cairan yang diizinkan dan libat kan pasien dalam pemilihan

menu
 Kolaborasi dengan ahli gizi dan tim pendukung nutrisi
Implementasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
a) Mengkaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, dan lamanya nyeri
b) Mempertahankan tirah baring bila diindikasikan
c) Mengajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi
d) Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian anti analgetik sesuai indikasi

2. Hambatan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kontraksi otot


urinalis
e) Memantau kebiasaan klien berkemih
f) Melatih pengosongan bladdcer pada jam jam tertentu
g) Membuat jadwal berkemih
h) Mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemasangan drainase urin
3. Ansietas berhubungan dengan stressor
a) Memantau rasa cemas klien dan depresi dan penyempitan
perhatian

b) Menjelaskan kepada klien tentang proses penyakitnya serta cara


penganganannya
c) Memotivasi dan berikan kesempatan pada klien untuk
mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah
d) Menunjukan indikator positif pengobatan
4. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
disfungsi organ
e) Mengukur pemasukan dan haluaran cairan yang akurat
f) Menganjurkan klien untuk minum yang banyak
g) Memperhatikan perubahan kulit seperti kulit kering, tugor kulit
h) Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian cairan
melalui intravena
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan diet yang kurang

a) Memantau pemasukan diet


b) Memberikan makanan sedikit tapi sering
c) Menimbang BB tiap hari
d) Memberikan pasien atau orang terdekat daftar makanan atau
cairan yang diizinkan dan libat kan pasien dalam pemilihan
menu
e) Mengkolaborasikan dengan ahli gizi dan tim pendukung nutrisi

Anda mungkin juga menyukai