Anda di halaman 1dari 36

SEMINAR KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN DM (DIABETES MILITUS)


 
 
DI SUSUN OLEH :
Angelia novita putri
Alief Azizah
Diana Lestari
Fera ardelia
Irfan sahzuri
Putri Nofitasari
Khoirunnisa
Tasya alfionita

PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2022
 
KONSEP LANSIA
 DEFINISI
Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas baik pria maupun wanita, yamg masih aktif beraktifitas
yang bekerja maupubn mereka yang tidak berdaya untuk
mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain
untuk menghidupi drinya sendiri (nugroho, 2006).
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan
luar tubuh
TUJUAN KEPERAWATAN GERONTIK
 Membantu memahami individu terhadap perubahan di usia lanjut
 Memoivasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lansia
 Mengembalikan kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari
 Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia dengan jalan
perawatan dan pencegahan.
 Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klien lanjut usia.
 Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau
mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut).
 Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini apabila mereka menjumpai suatu
kelainan tertentu
 Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang
menderita usia penyakit/ gangguan, masih dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal).
KONSEP DM
 DEFINISI
Diabetes Melitus Tipe II adalah gangguan metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa) akibat
kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya. (kowalak, dkk. 2016 ).
Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi.
Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun
hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga
gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat
hormoninsulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi.
Hormoninsulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (WHO, 2016).
faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan
proses terjadinya diabetes tipe II. Faktor-faktor ini adalah

 Obesitas. Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari


sel target diseluruh tubuh sehingga insulin yang tersedia
menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.
 Usia.Resistensi unsilen cendrung Cenderung meningkat
pada usia atas 65 tahun
 Gestasional diabetes mellitus dengan kehamilan (diabetes
melitus gaestasional (DMG) adalah kehamilan normal yang
di sertai dengan peningkatan insulin resistensi (ibu hamil
gagal mempertahankan euglycemia). Pada golongan ini,
kondisi diabetes di alami sementara selama masa kehamilan
Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama
kali di dapat selama kehamilan, biasanya pada trimester
kedua atau ketiga (Brunner & suddarth.2015).
 Pemeriksaan diagnostic
1. Glukosa darah meningkat 211 mg/dL
2. Aseton plasma positif
3. Asam lemak bebas kadar lipid dan kolestrol
meningkat
PATHWAY
TERLAMPIR
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Kelompok 2
Program Studi : Profesi Ners
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
Tanggal Masuk RS : 18 Mei 2022
A. Identitas Klien
1. Nama klien : Ny. K
2. Umur : 62 tahun,
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Jepara , 01 Juni
1960
4. Alamat Asal :Nalumsari
5. Pekerjaan :IRT
6. Jenis Kelamin :Perempuan
7. Suku :jawa
8. Agama :islam
9. Status Perkawinan :kawin
B. Status Kesehatan
 Keluhan Utama : Lemas

 Riwayat Kesehatan Sekarang: pada tanggal 18 mei 2022 pukul

08.30 WIB, pasien datang dengan keluhan lemas, demam,


pinggang sakit setelah dilakukan perawatan di IGDkemudian
pasien dipndah dikamar cempaka 3 ruang F1. Dengan keluhan
tidak mampu berdiri terlalu lama dengan pusing yang berputar.
 Riwayat Kesehatan Dahulu : -

 Riwayat Kesehatan Keluarga : -

 Tinjauan Sistem :

a. Keadaan Umum
Tanda Vital : Nadi : 103 x/ menit
TD : 125/98 mmHg
Pernafasan : 24 X/Menit Suhu : 36,70C
Kesadaran : Composmentis,
b. Sistem Respirasi
 Batuk : Tidak
 Sputum : Tidak
 Sesak Nafas : Tidak
 Bunyi Nafas : Normal / Reguler
c. Sistem Kardiovaskuler
 Bunyi Jantung : Normal,
 Nadi : 103 x/menit (regular / irregular*)
 Edema : Tidak
 CRT : > 3 Detik
 Perdarahan : Tidak
d. Sistem Gastrointestinal
 Makan : Frekuensi : 2-3 x/hari, jumlah: sedang porsi
 Mual : Tidak
 Muntah : Tidak
 Mulut : Lesi : Tidak
 Nodul : Tidak
 Mukosa : Lembab
 Lidah : Warna : merah , Ulkus: Tidak
e. Sistem Integumen
 Rambut : Kutu : Tidak
Rontok : Tidak
Ketombe : Tidak
 Kuku : Kotor,
 Kulit
Turgor : Baik
Warna Kulit : Pucat,
Temperature : Hangat
Luka : Tidak.
f. Sistem Persepsi Sensori
 Mata : Konjungtiva :Merah Muda
 Sklera : Tidak ikterik
 Penglihatan : Tidak jelas

 Telinga : Serumen : Tidak


 Pendengaran : Jelas (Kanan / Kiri*)
 Alat bantu pendengaran : Tidak
g. Sistem Muskuloskeletal
 Fraktur :Tidak
 Mobilitas : Alat Bantu
h. Sistem Perkemihan
 Perubahan Pola BAK : Tidak (Tidak Lampias, sensasi
terbakar, penurunan pancaran urin *)
 Alat bantu : Tidak (DC / Kondom kateter)
i. Sistem Reproduksi
 Payudara
 Benjolan : Tidak
 Nyeri :Tidak
 Kemerahan : Tidak
 Keluaran : Tidak
 Kelamin
 Keluaran :Tidak
 Nyeri : Tidak
 Bau ::Ya,
j. Sistem Neurologis
 Keluhan bicara : Tidak
 Keluhan alat gerak : Ada
k. Sistem Endokrin
 Kelenjar Tiroid :Tidak
 Kelenjar Paratiroid : Tidak
 Kelenjar Getah Bening : Tidak
Pengkajian Psikososial Dan Spiritual
 Psikososial
 Ekspresi Wajah : Tenang

 Kemampuan Bicara : Baik
Tidak Mau Kontak Mata
 Merasa dikucilkan : Tidak
 EMOSIONAL
PERTANYAAN JAWABAN
 
PERTANYAAN TAHAP I
Tidak
 Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
Tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah?
ya
 Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri?
 Apakah klien sering was-was atau kuatir?
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya“

 
PERTANYAAN TAHAP II
Ya
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?  
Tidak
 Ada masalah atau banyak pikiran?
Tidak
 Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
Tidak
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
 Cenderung mengurung diri?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
Spiritual
 Agama : Islam

 Konsep tentang kematian bagi lansia :Sesuatu


yang Pasti
 Kebiasaan dalam beribadah ; Pasien beribadah
sholat 5 waktu berdzikir, bersholawat pada saat
pasien sehat. Pada saat sakit pasien berdoa
 Harapan klien: Pasien ingin cepat sembuh dan
segera pulang kerumah
 Pengkajian Fungsional Klien
Pengkajian Status Mental Gerontik
SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner )

BENAR SALAH NO PERTANYAAN Jawaban klien

  √ 01 Tanggal berapa hari ini? 19

  √ 02 Hari apa sekarang ini? Kamis


 
√   03 Apa nama Tempat ini Rumah Sakit

√   04 Dimana alamat anada? Jepara

  √ 05 Berapa umur anda? 60 tahun

√   06 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) 1960

√   07 Siapa presiden Indonesia sekarang? Bpk. Jokowi

  √ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? Bpk. SBY

√   09 Siapa nama ibu anda? Sutiyem

√ Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka 17,14,11


baru, semua secara menurun
  10

6 4    
Pengkajian Keseimbangan
No Resiko Skala Hasil

1 Gangguan gaya berjalan (diseret,menghentak, berayun) 4 0

2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3 3

3 Kebingungan setiap saat (contoh :pasien yang mengalami demensia) 3 0

4 Nokturia / inkontnen 3 0

5 Kebingungan intermien (contoh: pasien yaang mengalami delirium/acut convusional 2 0


state)

6 Kelemahan umun 2 0

7 Obat- obat beresiko tinggi (diuretik, narkotik,sedative, anti psikotik, laksatif, 2 2


vasodilator, antiaritmia,anti hipertensi, obat hipo glikemi, anti depresan, neuroleptik,
NSAID)

8 Riwayat jatuh 12 bulan terakhir 2 0

9 Osteoporosis 1 0

10 Gangguan pendengaran dan atau pengelihatan 1 1

11 Usia 70 tahun keatas 1 0

      6
Penilaian Kekuatan otot
Skala Nilai Ket

Normal 5 Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan
gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh

Baik 4 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melaan dengan
tahan sedang

Sedang 3 Hanya mampu meelawan gaya gravitasi

Buruk 2 Tidak mampu melawan gaya gravitasi atau gerakan pasif

Sedikit 1 Kontraksi otot dapat dipalpasi tanpa gerakan persendian

Tidak ada 0 Tidak ada kontraksi otot


ANALISA DATA
No. Data (Symptom) Masalah (Problem) Etiologi
1 DS : Pasien mengatakan nyeri Hambatan Mobilitas Fisik Penurunan Kekuatan Otot
pada pinggul, keram dan
kesemutan pada kaki pada
saat berjalan.
DO : Pasien tampak
kesusahan saat berdiri dalam
jangka waktu lama.

2 DS : Pasien mengatakan tidak Resiko Jatuh Kelemahan Fisik


kuat berdiri lama dan kalau
berjalan harus dibantu
anggota keluarga
DO :Pasien tampak tidak bisa
berjalan tanpa bantuan
keluarga.
 DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
Penurunan Kekuatan otot (00088)
 Resiko Jatuh berhubungan dengan Kelemahan fisik
(00155)
 INTERVENSI

No. Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan a. Monitor TTV


berhubungan dengan keperawaan 2x24 jam b.Ajarkan pasien
Penurunan Kekuatan otot diharapkan masalah teratasi atau keluarga
dengan kriteria hasil: tentang teknik
a. Pasien dapat meningkatkan ambulasi sesuai
aktivitas fisik dengan kebutuhan
b. Memverbalisasikan perasaan c. Ajarkan pasien
dalam meningkatkan kekuatan bagaimana merubah
dalam kemampuan berpindah posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
d. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan yang lain
2. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan a.
berhubungan keperawatan selama 2x24jam Mengidentifikasi
delahngan kelemahan diharapkan pasien mampu: perilaku dan
fisik a. Gerakan terkoordinasi faktor yang
b. Tidak ada kejadian jatuh mempengaruhi
c. Pengetahuan pencegahan resiko jatuh
jatuh b. Pasang
a.   pengaman tempat
tidur
c. Mendorong
pasien untuk
aktivitas fisik
d. Kolaborasi
dengan tim medis
IMPLEMENTASI

Hari tgl/jam Paraf


NO Diagnosa Keperawatan Tindakan Respon

1 Kamis, 19 Mei Hambatan Mobilitas Fisik a. Monitor TTV DS: Pasien bersedia Ssa
2022 berhubungan dengan   DO : TD : 130/89 mmHg
10.00 wib Penurunan Kekuatan otot   N : 90 /mnit
  S : 36
  SPO2 :98 %
  RR : 20 X/menit
   
b. Mengajarkan pasien atau DS : Pasien bersedia
keluarga tentang teknik DO : keluarga pasien tampak membantu
ambulasi sesuai dengan aktivitas pasien
kebutuhan  
   
c. Mengajarkan pasien  
bagaimana merubah posisi DS : Pasien bersedia
dan berikan bantuan jika DO : keluarga pasien tampak membantu
diperlukan pasien duduk
   
d. Kolaborasi dengan tim  
kesehatan yang lain  
( fisioterapi )  
  DS : Pasien bersedia
DO : Pasien tampak mengikuti arahan dari
petugas
2 Kamis, 19 Resiko jatuh a.Mengidentif DS : Pasien bersedia ssa
Mei 2022 berhubungan ikasi perilaku DO : Pasien tampak hati hati
10.10 wib delahngan dan faktor dalam beraktivitas.
kelemahan fisik yang  
mempengaru  
hi resiko jatuh  
  DS : Pasien bersedia
b.Memasang DO : Tempat tidur pasien
pengaman terdapat pengaman biar tidak
tempat tidur jatuh
  DS : Pasien bersedia
C. Mendorong DO : Pasien tampak latihan
pasien untuk duduk dan berdiri
aktivitas fisik  
  DS : Pasien bersedia
d. Kolaborasi DO : Pasien mengiuti petugas
dengan tim dengan baik
kesehatan lainnya
3 Jumat, 20 Mei Hambatan Mobilitas a. Monitor TTV DS: Pasien bersedia Azza
2022 Fisik berhubungan   DO : TD : 128/80 mmHg
09.00 wib dengan Penurunan   N : 90 /mnit
Kekuatan otot   S : 36
  SPO2 :98 %
  RR : 20 X/menit
   
b. Mengajarkan pasien DS : Pasien bersedia
atau keluarga tentang DO : keluarga pasien tampak
teknik ambulasi sesuai membantu aktivitas pasien
dengan kebutuhan  
c. Mengajarkan pasien  
bagaimana merubah DS : Pasien bersedia
posisi dan berikan DO : keluarga pasien tampak
bantuan jika membantu pasien duduk
diperlukan  
d. Kolaborasi dengan  
tim kesehatan yang lain  
( fisioterapi DS : Pasien bersedia
  DO : Pasien tampak mengikuti
arahan dari petugas
4 Jumat, 20 Resiko jatuh a.Mengidentif DS : Pasien bersedia Azza
Mei 2022 berhubungan ikasi perilaku DO : Pasien tampak hati hati
09.10 wib delahngan dan faktor dalam beraktivitas.
kelemahan fisik yang  
mempengaru  
hi resiko jatuh  
  DS : Pasien bersedia
b.Memasang DO : Tempat tidur pasien
pengaman terdapat pengaman biar tidak
tempat tidur jatuh
  DS : Pasien bersedia
c. Mendorong DO : Pasien tampak latihan
pasien untuk duduk dan berdiri
aktivitas fisik  
  DS : Pasien bersedia
d. Kolaborasi DO : Pasien mengikuti petugas
dengan tim dengan baik
kesehatan lainnya
EVALUASI
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
1. Hambatan Mobilitas Fisik S : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas ang
berhubungan dengan fisik dengan bantuan keluarga
Penurunan Kekuatan otot O : Pasien tampak lemah
TD : 128/80 mmHg
N : 90 /mnit
S : 36
SPO2 :98 %
RR : 20 X/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
a. Monitor TTV
b.Ajarkan pasien atau keluarga tentang
teknik ambulasi sesuai dengan kebutuhan
c. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika diperlukan
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain
2. Resiko jatuh S : Pasien mengatakan sudah ang
berhubungan dengan mengunci pengaman tempat tidur,
kelemahan fisik aktivitas fisik dibantu oleh keluarga
O : Tempat tidur tampak terkunci
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
a. Mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi resiko
jatuh
b. Pasang pengaman tempat tidur
c. Mendorong pasien untuk
aktivitas fisik
d. Kolaborasi dengan tim medis
JURNAL PICO
Judul Jurnal : SENAM DIABETES TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS PADA POSYANDU
LANSIA MOJO RW 5 SURABAYA
P (Problem) : Metode penelitian ini adalah pra-
eksperimental dengan menggunakan One Group
Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilaksanakan
di Posyandu lansia Mojo Surabaya. Populai
dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita
DM, dengan populasi sebanyak 30 orang
menderita DM dan pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode total
sampling yaitu berjumlah 30 responden.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
lembar observasi dengan menggunakan uji
Mcnemar dengan hasil 0,000.
I (intervention): Besar populasi lansia diabetes mellitus di posyandu lansia
Mojo sebanyak 30 lansia. menderita diabetes mellitus berusia 56-70 tahun
berjumlah 14 orang.semakin tua golongan usia, maka resiko terkena diabeters
militus juga meningkat. Peningkatan kadar glukosa darah pada lanjut usia
karena resistensi insulin akibat perubahan komposisi tubuh, turunnya
aktivitas, perubahan pola makan dan penurunan fungsi neurohormonal.
Prinsip latihan harus memenuhi beberapa hal; jumlah olahraga perminggu 3-
5x perminggu, dengan intensitas ringan dan sedang, durasi 30-60 menit. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa responden yang teratur melakukan
senam diabetes, memiliki nilai rata-rata kadar gula darah lebih kecil daripada
responden yang tidak teratur melaksanakan senam diabetes.
Responden yang memiliki kadar glukosa normal maupun tidak normal
mengalami penurunan setelah dilakukan senam diabetes. Hal ini bila senam
diabetes yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan arahan peneliti
sehingga dapat menunjukkan hasil penurunan yang signifikan, baik laki-laki
maupun perempuan yang telah melakukan senam diabetes tidak
menunjukkan perbedaan pada jenis kelamin tetapi keduanya sama-sama
mengalami penurunan pada kadar glukosa darah. Faktor- faktor lain yang
mempengaruhi penurunan kadar glukosa antara lain mengonsumsi obat
secara rutin dan menjalani diet yang dianjurkan.
C (comparison): PENGARUH SENAM DIABETES MELITUS PADA LANSIA
TERHADAP PENURUNAN GDS DI PUSKESMAS CIPONDOH

Eni Nuraeni, Elang Wibisana, Fahmi Fahmi

Diabetes melitus suatu keadaan peningkatan gula darah yang disebabkan gangguan
pada resistensi insulin dan sekresi insulin. Senam diabetes berperan sebagai
glycemic control yaitu mengatur dan mengendalikan kadar gula darah. Penelitian
ini dilakukan di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang pada bulan maret – juli 2015,
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam diabetes pada pra lansia
terhadap penurunan GDS. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan metode deskriptif, desain cros sectional, dan pengambilan
sampel dengan metode retrospektif. Sampel penelitian adalah pra lansia yang
mengikuti senam diabetes militus pada bulan februari sampai dengan mei 2015
dilakukan seminggu sekali selama satu jam sebanyak 30 orang, pengumpulan data
menggunakan kuesioner, dan uji statistik menggunakan uji T test. Dari 30
responden sebanyak 27 orang (90,0%) yang melakukan gerakan aerobik, 13 orang
(43,3%) melakukan secara terus menerus, 17 orang (56,7%) dengan gerakan ritmikal,
3 orang (10,0%) melakukan secara progresif, 17 orang (56,7%) melakukan pada
endurence. Hasil analisa uji statistik T test, dari 30 responden rata-ratahasil
penurunan GDS pada bulan februari 162.67 mg/dl dan pada bulan mei
142.17mg/dl. hasil uji statistik dimana nilai t : 16.093 dan P value 0.00, yang berarti
ada pengaruh senam diabetes melitus terhadap penurunan GDS.
O (out come) : Hasil kadar glukosa pada penderita
Diabetes Melitus sebelum melakukan senam diabetes
didapatkan responden yang memiliki kadar glukosa
normal sebanyak 18 responden atau 60% dan yang
memiliki kadar glukosa tidak normal sebanyak 12
responden atau 40%.Hasil kadar glukosa pada penderita
Diabetes Melitus setelah melakukan senam diabetes
didapatkan responden yang memiliki kadar glukosa
normal sebanyak 29 responden atau 97% dan yang
memiliki kadar glukosa tidak normal sebanyak 1
responden atau 3%. Hasil uji statistik dengan Uji
Mcnemar diperoleh nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,000,
hal ini menunjukkan terdapat pengaruh senam diabetes
dengan kadar glukosa darah pada Diabetes Melitus.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai