Disusun Oleh:
Dwi Utami
82021040031
2021 / 2022
A. Identitas
Identitas Klien
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Wonosobo
No. CM : 00 – 15 – xx – xx
Nama : Tn. B
Alamat : Wonosobo
B. Alasan Masuk
Sejak 2 minggu pasien mulai muncul gejala mengamuk, marah-marah, sering bengong,
ada bisikan, keluyuran, putus obat 4 bulan lalu 1 bulan terakhir mau minum obat setelah
1. Predisposisi
Pasien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu sempat dirawat di
RSJ Magelang 4x , pengobatan sebelumnya tidak berhasil, keluarga pasien tidak ada
yang pernah mengalami gangguan jiwa, tidak mempunyai riwayat alergi, tidak
2. Presipitasi
Putus Obat
3. Penilaian PANSS-EC
episodic. ( Skor : 4 )
G14 : Sedang, dengan provokasi yang minimal pasien menjadi marah dan mencaci
P7 : Agak berat, pasien sangat mudah marah dan kadang-kadang memaki dengan
G4 : Sedang, nyata-nyata gelisah seperti perilaku tidak tenang, tremor tangan yang
Total PANSS-EC : 21
D. DATA FOKUS (DS & DO)
DS :
nyawa anaknya bisikan muncul dengan frekuensi 2x di malam hari ataupun saat
suara keras, kontak mata mudah beralih ,sering bengong/melamun, bicara dan
tertawa sendiri, mudah cemas dan khawatir, tampak berbicara tentang bunuh diri.
- PANSS-EC : 23
- RBD : 4
- RMD : 4
- RKF : 5
- EWS : 2
- RJ : 92
E. Analisis Data
Hari, Masalah
Data Fokus Paraf
Tgl/Jam Keperawatan
Senin, 13
DS : Pasien mengatakan mudah Perilaku kekerasan Dwi
juni 2022
mengamuk, marah-marah,
13. 50 wib
mudah tersinggung, merusak
barang yang ada didekatnya.
DO : Afek labil, tampak tegang,
mudah tersinggung, marah-
marah, pasien berbicara suara
keras.
TTV : TD : 100/60 mmHg, N : 90
x/mnt, RR : 20 x/mnt, S :
36,5 °C, SpO2 : 98%.
- PANSS-EC : 23
- RBD : 4
- RMD : 4
- RKF : 5
- EWS : 2
- RJ : 92
Senin, 13
DS : Pasien mengatakan kadang Gangguan persepsi sensori : Dwi
juni 2022
mendengar bisikan suara halusinasi (pendengaran)
13. 50 wib
menyuruh menghilangkan
nyawa anaknya bisikan
muncul dengan frekuensi 2x
di malam hari ataupun saat
pasien dalam keadaan
melamun.
DO : kontak mata mudah
beralih ,sering
bengong/melamun, bicara
dan tertawa sendiri
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran)
3. Resiko bunuh diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Hari, Perencanaan
Dx Kep
Tgl/Jam Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Senin, 13 Perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Triage Skor PANSS-EC < 20
juni 2022 kekerasan, selama 1 x 8 jam diharapkan pasien Indikasi ruang : intermediet Skor PANSS-EC >
13. 50 wib gangguan mampu mengontrol rasa marah, halusinasi 20
persepsi sensori : berkurang, resiko bunuh diri berkurang 2. Masukkan ke ruang seklusi, ruang akut atau
halusinasi dengan kriteria hasil: intermediet sesuai dengan kondisi pasien
(pendengaran), - Ekspresi wajah rileks 3. Berikan obat sesuai advice dokter, CPZ 100
Resiko bunuh diri - Tatapan mata membaik mg/24 jam, lodomer 2 mg/12 jam, THP 2 mg/12
- Tidak mendengar bisikan suara jam
- Pasien tidak berbicara tentang 4. Observasi perilaku sehari-hari
bunuh diri.
- Mampu kontrak keselamatan
H. Implementasi Keperawatan
- deeskalasi verbal
- pengenalan masalah
- Reasurance
1. kooperatif,
2. marah berkurang
3. ekspresi rileks
4. fokus
5. tidak bicara sendiri
6. mampu kontrak keselamatan