Zaki
Laporan Jaga Rabu, 11 Mei 2022
Pasien Baru :3
Pasien Raber :-
Pasien Rajal :-
Pasien Konsul : -
Pasien UPKT :-
Pasien PTRM :-
Pasien Rujuk :-
Pasien APS :-
1. Asngadah/P/51 tahun/02011134/IGD
S: Keluhan Utama: tidak mau bicara dan makan minum sedikit
RPS: Satu bulan SMRS pasien sulit tidur, lebih banyak diam, terkadang suka umak-umik
sendiri, nafsu makan menurun, lebih banyak di kamar, malas melakukan aktivitas sehari-hari
sebagai ibu rumah tangga (menyapu, mengepel, memasak). Hal ini terjadi setelah anaknya
mengatakan ingin melanjutkan kuliah. Dua minggu SMRS pasien tidak mau makan dan
minum, tidak mau bicara dengan siapapun, hanya diam di kamar saja. Pasien banyak
menangis. Pasien juga BAB dan BAK di kamar. Empat hari SMRS pasien dibawa ke RS Nur
Hidayah dan rawat inap selama tiga hari oleh psikiater dengan diagnosis Skizofrenia
Katatonik dan mendapatkan terapi Inj. Haloperidol 1A/12 jam IM, Risperidone oral solution
2 mg/12 jam PO, Inf. Aminofluid, dan Inj. Ceftriaxone. Setelah kondisi klinis pasien
membaik, pasien tetap tidak mau bicara dan kadang suka menangis. Oleh psikiater RS Nur
Hidayah, pasien dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito untuk dilakukan ECT. Pada HMRS pasien
datang diantarkan Ambulans RS Nur Hidayah dengan ditemani anaknya. Pasien masih diam
saja, tidak ada kontak mata. Terakhir pasien mendapatkan Inj. Haloperidol 1A pagi dan
Risperidone oral solution 2 mg/12 jam PO HMRS.
RPD : Pasien pernah dirawat di RS Ghrasia pada tahun 2020 selama 1 bulan karena teriak-
teriak sendiri dan keluyuran tanpa tujuan.
O: Status Mental:
1. Kesan Umum : tampak perempuan, kesan sesuai usia, rawat diri dibantu
2. Kesadaran : komposmentis
3. STL : nonkooperatif, hipoaktif, flexibilitas cerea
4. Orientasi O/T/W/S : belum bisa dinilai
5. Afek/Mood : disforik/belum bisa dinilai
6. Bentuk pikir : belum bisa dinilai
7. Isi pikir : belum bisa dinilai
8. Progresi pikir : mutisme
9. Gangguan Persepsi : belum bisa dinilai
10. Hubungan Jiwa : sulit
11. Perhatian : sulit ditarik, sulit dicantum
12. Insight : belum bisa dinilai
A: F20.2 Skizofrenia Katatonik
Pasien Baru
1. Isnanda MK/P/24 th/1755037/Poliklinik Jiwa
S: RPS: Pasien datang ke Poliklinik Jiwa dengan keluhan pikiran kacau dan ingin mengakhiri
hidup. Pasien mengeluh mengalami keluhan pikiran kacau, mudah marah, memukuli orang
tanpa sebab dan membanting barang, dan melakukan self harm tanpa disadari sejak 3
minggu ini. Pasien juga mendengar suara bisikan di telinga kanan yang mengucapkan
“Mati..mati..mati..” padahal pasien mengtakan bahwa telinga kanan pasien mengalami
penurunan pendengaran sejak kecil. Keluhan juga disertai dengan penurunan nafsu makan
sejak 3 minggu ini. Hal ini diawali saat pasien memiliki konflik dengan pembimbing di
Puskesmas tempat pasien praktek lapangan. Pasien adalah mahasiswa S2 Psikolog di salah
satu universitas swasta di Yogyakarta. Pasien kontrol di poliklinik Jiwa RSUP Dr. Sardjito
sejak 2 minggu ini, mendapatkan obat Diazepam 5 mg/24jam PO dan Kalxetin 20mg/24
jam PO. Terakhir kontrol di poliklinik Jiwa pada tanggal 28 April 2022 dan HMRS
mengeluh semakin memberat sehingga pasien dimondokkan. Pasien sudah memiliki
rencana akan mengakhiri hidup dengan cara membenturkan kepala ke dinding (sudah
sempat dilakukan), menabrakkan diri di jalan raya, namun pasien membatalkan niatnya
karena nanti akan menyusahkan orang lain. HMRS pasien mengaku berencana akan terjun
dari lantai 3 (Poliklinik RSUP Dr. Sardjito) namun batal karena melihat pasien lain ada
yang lebih parah dari dirinya.
RPD: Pasien mengalami keluhan pertama kali pada tahun 2019, keluhan saat itu bermula
saat pasien tidak tidur selama 2 minggu karena pasien menikmati belajar. Kemudian pasien
berkonsultasi dengan psikolog, keluhanpun berangsur membaik. Kemudian keluhan pikiran
kacau, mudah membanting barang, dan memukuli orang dan melakukan self harm tanpa
sadar timbul pada tahun 2021, saat pasien ada konflik dengan dosennya yang menuduh
pasien mempromosikan LGBT. Saat itu pasien belum memeriksakan ke psikiater walaupun
pasien merasa yang melakukan kekerasan itu bukanlah dirinya yang sebenarnya. Pasien
merasa kepribadiandirinya yang lainnya yang melakukan itu semua. Selain itu pasien juga
mengatakan bahwa pasien mengalami fase dimana pasien hanya mengurung diri selama 3
bulan di kamar kos dengan kondisi gelap, tidak ingin bertemu dengan orang, yang pasien
lakukan hanyalah membaca buku, terkadang membanting buku bahkan menyobek buku-
bukunya. Pasien juga mengaku ada masanya pasien gemar berbelanja barang-barang yang
tidak terlalu dibutuhkan.
Pasien berasal dari keluarga Broken Home, pasien merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dengan jarak 11 tahun pasien saat ini berpenampilan seperti laki-laki, namun
masih berorientasi menyukai laki-laki.
O: Status Mental
a. KU : tampak wanita kesan tampak seperti laki-laki, sesuai usia,
rawat diri baik
b. Kesadaran : composmentis
c. STL : kooperatif, normoaktif
d. Orientasi O/W/T/S : baik/baik/baik/baik
e. Afek : disforik
f. Mood : disforik
g. Bentuk pikir : non realistis
h. Isi pikir : ide kesedihan (+), ide kekecewaan terhadap pembimbing (+),
ide bunuh diri (+)
i. Progresi pikir : koheren, relevan
j. Persepsi : halusinasi auditorik (+)
k. Hub. jiwa : mudah
l. Perhatian : mudah ditarik, mudah dicantum
m. Insight : derajat 3
n. SIRS :2
Pasien Rajal
1. Chandra Irawan/L/36 th/02011416/IGD
S: Pasien dibawa oleh teman-temannya ke IGD RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan pasien
merasa ketakutan dan tidak bisa tidur.
RPS: Pasien mengalami perubahan tingkah laku sejak 1 bulan berupa ketakutan. Pasien
merasa diancam dan diteror. Hal ini disebabkan karena salah satu Napi yang dititipkan ke
pasien berkonflik dengan anak buah pimpinan preman di Jogja. Setiap bertemu dengan
orang-orang pasien merasa bahwa orang-orang tersebut membicarakan dirinya. Satu
minggu SMRS pasien merasa keluhan semakin memberat, pasien merasa ketakutan
bingung dan nafsu berkurang. 3 HSMRS pasien tidak bisa tidur nempel terus dengan ibu,
sering merokok waktu dengan anak berkurang. HMRS teman pasien mengatakan bahwa
pasien berbucara dengan pohon, pasien mengatakan ada orang dibalik pohon tersebut yang
sebenarnya tidak ada siapa-siapa. RPD: tidak ada
O: Status mental:
a. KU : tampak laki-laki, kesan sesuai usia, rawat diri baik
b. Kesadaran : composmentis
c. STL : kooperatif, hiperaktif
d. Orientasi O/W/T/S : baik/baik/baik/baik
e. Afek : labil
f. Mood : labil
g. Bentuk pikir : non realistis
h. Isi pikir : waham curiga (+)
i. Progresi pikir : koheren, relevan
j. Persepsi : halusinasi auditorik (+)
k. Hub. jiwa : dapat
l. Perhatian : dapat ditarik, dapat dicantum
m. Insight : derajat 1
n. SIRS :0
Pasien Konsul
1. Nurhikmah/P/57 th/00063127/Wisnumurti
S: RPS: Pasien dikonsulkan dari bagian Jantung dengan diagnosis: Unstable Angina Pectoris
dan CHF CF II. Pasien dikonsulkan terkait kecurigaan gangguan cemas dan halusinasi.
Pasien direncanakan BLPL tanggal 13 Mei 2022 oleh bagian Jantung, namun pasien
belum mau pulang karena takut kambuh nyeri dadanya, pasien MRS sejak 8 hari yang lalu
karena terpeleset di halaman, kemudian jantung terasa nyeri berdenyut dan pasien merasa
sesak. Pasien sakit jantung sejak 2008 karena menbarak anjing yang dianggap jadi-jadian
oleh pasien. Pasien mengatakan sejak memiliki anak ke-2, pasien merasa terkadang seperti
ditarik masuk ke sungai untuk bunuh diri. Pasien juga kadang mendengar suara-suara
tanpa sumber. Pada saat terpelesat pasien merasa seperti ditarik dan melihat anak main
bola serta orang tua jaman dulu. Pasien menyakini bahwa rumahnya angker karena berada
di dekat dengan kuburan Raja. Pasien baru saja disalahkan oleh tetangganya karena pasien
meletakkan pasir sembarangan. Pasien juga merasa anak pertamanya kurang perhatian dan
sering memperlakukan pasien seprti babu. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan tidur
maupun gangguan makan. Pasien merasa BB pasien turun. Saat ini pasien mendapatkan
obat: Alpralzolam 1 x 0,5 mg, Acarbose 3 x 50 mg, Metformin1 x 500 mg, Atorvastatin 1
x 20 mg, Bisoprolol 1 x 2,5 mg. Miniaspi 80 mg/24 jam, Inj. Furosemid 10 mg/8jam dan
injeksi Lansoprazole 30 mg/24 jam
RPD: 3 tahun yang lalu pasien rawat jalan di Poliklinik Jiwa dan mendapatkan Nopres 1 x
1, Zalpraz 1 x 1. Pemeriksaan di poli Jiwa tidak teratur karena pasien masih khawatir
dengan Covid. Pasien juga menderita Diabetes sejak 14 tahun yang lalu.
O: Status Mental
a. KU : tampak wanita kesan sesuai usia, rawat diri baik, terpasang
infus
b. Kesadaran : composmentis
c. STL : kooperatif, hipoaktif karena sakitnya.
d. Orientasi O/W/T/S : baik/baik/baik/baik
e. Afek : disforik
f. Mood : sedih
g. Bentuk pikir : non realistis
h. Isi pikir : waham magic mistik (+)
i. Progresi pikir : koheren, relevan
j. Persepsi : halusinasi (-)
k. Hub. jiwa : dapat
l. Perhatian : dapat ditarik, dapat dicantum
m. Insight : derajat 1
n. SIRS :0
A: Dx Cardio:
- UAP Angina Subtyoe Angina At Rest TR 2/7 GS 87 (Low Risk)
- CHF CF II
Dx Psikiatri: F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi Ringan
2. Suginem/P/69 tahun/02007442/Dahlia 4
S: Pasien dikonsulkan dari bagian Penyakit Dalam dengan diagnosis Penurunan Kesadaran
ec. Susp. Encephalophaty Hepaticum Gr II Dd/ Delirium dan Nodul Hepar, Sups.
Hepatoceluler Ca std. IV metastasis Pulmo dengan problem Anemia Normokrom
Normosit. Saat ini pasien dirawat hari ke-2. Pasien mengalami perubahan tingkah laku
sejak 3 hari yang lalu sehabis Maghrib, pasien tiba-tiba berdiri tanpa busana dan
mengompol di kamar sambal bicara meracau. Sore hari sebelumnya pasien masih
nyambung bila berkomunikasi. Pasien tinggal Bersama suaminya yang seumuran, dan
cucu laki-laki kelas 2 SMP. Pasien sebelumnya bekerja sebagai petani, tapi sejak 1 tahun
terakhir ini pasien tidak bekerja karena kaki pasien sakit. Tidak ada permasalahan di
keluarga maupun tetangga. Riwayat mengamuk (-), semalam sempat hendak mencabut
infus, namun saat ini pasien sudah tenang. Makan minum sedikit sekitar 3 sendok. Pasien
bisa tidur nyenyak semalam.
A: Dx UPD:
- Penurunan Kesadaran ec Suspek Ensefalopati Hepatikum Grade II dd Delirium
- Nodul Hepar Suspek Hepatocelular Carcinoma Stadium IV metastase Pulmo dengan
Problem Anemia Normositik Normokromik
Dx Psikiatri: F05.0 Delirium
Pasien Baru
1. Era Hareva Pasarua/L/28 tahun/02010095/IGD
S:
Keluhan utama: Sedih dan ingin mengakhiri hidup
RPS: Sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering sedih, bingung, tidak bersemangat dalam bekerja.
Saat ini pasien bekerja di LBH sejak tahun 2018. Pasien pernah berobat di psikolog
Puskesmas namun merasa tidak ada perbaikan. 2 MSMRS pasien kembali mengeluh keluhan
yang sama dan memberat, pasien sulit tidur, sedikit makan, melamun saat berkendara, hidup
suram, sulit focus, mimpi buruk, malas bekerja, terkadang mendengar suara-suara yang
menyuruh bunuh diri dengan cara melompat dari dermaga atau berjalan di tengah jalan. Saat
itu pasien kontrol di poli jiwa dan diberi obat Fluoxetine 20 mg/24 jam, Quetiapine 200
mg/24 jam, dan Clobazam 10 mg/24 jam, namun sampai sekarang keluhan tidak membaik.
Riwayat operasi batu ginjal 2021, merokok 1 bungkus untuk 2 hari. Stressor: pekerjaan,
hubungan yang kurang baik dengan keluarga.
O:
Status Mental
Kesan Umum : tampak laki-laki, kesan sesuai usia, rawat diri baik
Kesadaran : compos mentis
Sikap tingkah laku : kooperatif, normoaktif
Orientasi O/T/W/S : baik/baik/baik/baik
Afek/Mood : depresif/sedih
Bentuk pikir : non realistis
Isi pikir : ide kesedihan, ide tidak berguna
Progresi pikir : koheren, relevan
Gangguan persepsi : halusinasi auditorik (+)
Hubungan jiwa : dapat
Perhatian : dapat ditarik, dapat dicantum
Insight : derajat 4-5
SIRS :1
A: F32.3 Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Pasien Raber
1. Nevi Wulandari/P/32 tahun/01032842/Anggrek 2 kamar 11
S:
RPS: Pasien dikonsulkan dari bagian Neuro yang dirawat dengan paraplegia spastik onset
akut cum hipoestesi T10 kebawah ec Multiple Sclerosis, Neck Pain mixed Type Subakut
progresif cum riw. Dizziness ec susp. Myelopati dd MS. Dari anamesis, didapatkan pasien
sering mengeluh pusing dan tegang di belakang kepala. Setelah pasien bekerja di pabrik
adidas. Keluhan tersebut semakin memberat dan mulai sering terasa kaku di kedua tungkai,
lalu lemas dan sulit berjalan. Keluhan tersebut kumat-kumatan beberapa bulan sekali.
Stressor utama pasien adalah factor ekonomi, pekerjaan dan tidak punya teman. Saat ini,
pasien lebih mengeluhkan sedih dan rendah dirinya. Pasien tidak memiliki gangguan tidur.
O:
Status Mental
Kesan Umum : tampak wanita, kesan sesuai usia, rawat diri baik, terbaring di bed,
terpasang collar neck
Kesadaran : compos mentis
Sikap tingkah laku : kooperatif, normoaktif
Orientasi O/T/W/S : baik/baik/baik/baik
Afek/Mood : appropiate/sedih
Bentuk pikir : realistis
Isi pikir : ide kesedihan, ide rendah diri
Progresi pikir : koheren, relevan
Gangguan persepsi : halusinasi (-)
Hubungan jiwa : mudah
Perhatian : mudah ditarik, mudah dicantum
Insight : derajat 5
A: Dx Neuro:
- Paraplegia Spastik Onset Akut cum Hipoestesi T10 kebawah ec Multiple Sclerosis
- Neck Pain Mixed Type Subakur Progresif cum Riw. Dizziness ec Susp Myelopati dd MS
O : Status Mental
Kesan umum : Tampak perempuan, kesan sesuai usia, rawat diri cukup,
terbaring di bed, kaki kiri bengkak
Kesadaran : Compos Mentis
Sikap Tingkah Laku : Kooperatif, hipoaktif karena sakitnya
Orientasi O/W/T/S : baik/baik/baik/baik
Afek/Mood : menyempit/eutimik
Bentuk Pikir : realistik
Isi pikir : waham (-)
Progresi Pikir : Koheren, relevan
Gangguan Persepsi : Halusinasi (-)
Hub. Jiwa : dapat
Perhatian : dapat ditarik, dapat dicantum
Insight : baik
SIRS :0
Pasien Baru :-
Pasien Rawat Jalan :-
Pasien Rawat Bersama : 1
Pasien Konsul :1
Pasien UPKT :-
Pasien PTRM :-
Pasien Rujuk :-
Pasien APS :-
Pasien Alih Rawat :-
S.
Keluhan utama:
Disorientasi dan bicara meracau.
Riwayat penyakit sekarang:
Pada hasil alloanamnesis dengan anak pasien didapatkan pasien masuk RS pada tanggal 9
Mei 2022 karena akan dilakukan operasi prostat dan batu ginjal. Pasien menjalani operasi
pada tanggal 11 Mei 2022, lalu pada tanggal 12 Mei 2022 muncul kejang sebanyak 3 kali
dengan durasi masing-masing sekitar 10 detik. Pasien dikonsulkan ke bagian Neurologi dan
didiagnosis hemiparesis sinistra sequela e.c. post stroke infark tanpa pemberatan dengan
terapi Allopurinol 300 mg/24 jam PO pagi, Alprazolam 0,5 mg/24 jam PO malam, dan Inj
Diazepam 5 mg IV bolus pelan bila kejang.
Pada tanggal 13 Mei 2022, pasien mulai bicara meracau pada pagi hari, tetapi dapat
ditenangkan dan muncul kembali bicara meracau pada malam hari. Pasien juga marah-marah
karena ingin pergi ke RS Sardjito, pasien berusaha turun dari bed, dan meminta dilepas
infusnya. Pasien juga meyakini ada benda-benda di atas dadanya dan menyuruh anaknya
untuk mengambilnya, padahal tidak ada benda apapun di atas dada pasien. Pasien sudah
seminggu ini kesulitan tidur.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak memiliki riwayat psikiatri sebelumnya.
O.
Pemeriksaan Status Mental:
KU: tampak laki-laki, kesan sesuai usia, rawat diri cukup
Kes: compos mentis
STL: kooperatif, kadang hiperaktif
Orientasi O/W/T/S: baik/jelek/jelek/jelek
Afek: appropriate
Mood: eutimik
Bentuk pikir: nonrealistis
Isi pikir: preokupasi terkait sakitnya, ingin pergi ke RS Sardjito
Progresi pikir: koheren, kadang irrelevan
Persepsi : halusinasi taktil berupa merasa ada benda di atas dadanya, halusinasi visual melihat
anak memanjat dinding bagai spiderman
Hub jiwa: dapat
Perhatian: mudah ditarik mudah dicantum
Insight : derajat 1
SIRS: 0
A.
F05.0 Delirium, Tak Bertumpang Tindih dengan Demensia
P.
Konsul dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, M.Sc., Sp.KJ. , advis :
- Inj Haloperidol 2,5 mg/24 jam IM malam
- Atasi penyebab organik
- Raber Psikiatri
DPJP: dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, M.Sc., Sp.KJ
Res PR: dr. Ovy/dr. Chessie/dr. Kemal
Pasien Konsul
S.
Keluhan utama:
Pasien datang diantar oleh ibu kandung pasien dan tetangga untuk dilakukan visum karena
curiga adanya tindak pelecehan seksual 2 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang:
2HSMRS pasien pada pukul 02.00 WIB pergi meninggalkan rumah karena diajak bertemu
dengan Pak LA (berusia sekitar 55-60 tahun) melalui SMS. Pak LA sebelumnya merupakan
tetangga pasien yang bekerja sebagai tukang becak, tetapi sekarang Pak LA sudah tidak
menempati rumah yang biasa ditempati. Pak LA juga sudah sering mengirimkan pesan tidak
senonoh dan menelepon pasien mengatakan bahwa dia sayang dengan pasien. Pasien
kemudian dibawa Pak LA ke daerah Giwangan dengan naik becak milik Pak LA. Di
Giwangan, Pak LA lalu menyewa sebuah kamar. Berdasarkan keterangan pasien, Pak LA
menyuruh pasien untuk membuka pakaiannya. Pasien juga dirayu untuk melakukan
hubungan seksual melalui vagina sebanyak dua kali dengan Pak LA. Setelah itu, pasien
diajak Pak LA untuk pergi ke Wonosari dengan naik bis bersama-sama, lalu Pak LA
meninggalkan pasien sendirian di Wonosari.
1HSMRS warga sekitar membawa pasien ke Polsek Wonosari sekitar pukul 18.00 WIB.
Pihak Polsek Wonosari lalu menghubungi keluarga pasien melalui pesan WhatsApp.
Latar belakang keluarga, lingkungan sosial, dan ekonomi:
Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Saat ini pasien tinggal dengan ibu
kandungnya dan keluarga adik pasien yang paling kecil. Ayah kandung pasien sudah
meninggal sejak tahun 1990 dan sejak saat itu, ibu pasien bekerja sendiri untuk menghidupi
keluarganya. Pasien saat ini tinggal di rumah keluarga ayah kandung pasien di lingkungan
perkotaan yang padat penduduk di daerah Ngadiwinatan, DI Yogyakarta. Ibu pasien bekerja
sebagai penjual nasi rames untuk menghidupi keluarganya.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah mendapat riwayat pelecehan seksual yang serupa pada tahun 2007, yaitu pada
saat pasien berusia 26 tahun. Pada waktu itu, pasien juga dilakukan visum dan tes IQ.
Keluarga pasien lupa hasil tes IQnya, tetapi ingat dikatakan oleh dokternya bahwa usia
mental pasien berhenti di usia 6 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah kelas 3 SD. Pasien
tidak melanjutkan sekolahnya karena tidak mampu mengikuti kegiatan akademik di
sekolahnya. Pasien sehari-hari membantu adik kandung mengasuh anaknya. Berdasarkan
keterangan ibu kandung pasien, pasien tidak pernah terlihat berbicara sendiri, menangis
sendiri, ataupun tertawa sendiri. Akan tetapi, pasien dikatakan mudah marah apabila sedang
menstruasi.
O.
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan Darah: 147/74 mmHg
Frekuensi Nadi: 104 x/menit
Suhu: 36.0 °C
Frekuensi Nafas: 22 x/menit
SPO2: 97 %
Status Nyeri: Nyeri sedang
Pemeriksaan Status Mental:
KU: tampak perempuan, kesan sesuai usia, rawat diri cukup
Kes: compos mentis
STL: kooperatif, normoaktif, tampak selalu melihat ke pintu keluar ruangan
Orientasi O/W/T/S: baik/baik/baik/baik
Afek: appropriate
Mood: eutimik
Bentuk pikir: realistis
Isi pikir: ide bersalah karena telah pergi dari rumah tanpa izin ibu kandung pasien
Progresi pikir: koheren, relevan
Persepsi: halusinasi disangkal
Hub jiwa: dapat
Perhatian: mudah ditarik mudah dicantum
Insight: baik
SIRS: 0
A.
- Z01 Pada Hasil Pemeriksaan Fisik Tidak Ditemukan Kelainan di Bidang Psikiatri
- F70.9 Suspek Retardasi Mental Ringan
P.
Konsul dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, M.Sc., Sp.KJ, advis:
- Tidak ada terapi dari bagian Psikiatri
DPJP: dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, M.Sc., Sp.KJ
Laporan Jaga Minggu, 15 Mei 2022 dr. Iqbal/ dr. Tika/ dr. Ratih
Pasien Baru : 1
Pasien Rajal : 1
Pasien Konsul : -
Pasien Raber : 2
Pasien PTRM : -
Pasien UPKT : -
Pasien APS : -
Pasien Baru
1. Khairul Ilham /P/22 th/01346729/ IGD
S: Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan mencoba bunuh diri dengan cara
minum Lamotigrin 22 tablet sekaligus. Kemudian pasien dibawa ke RS Ludira, dan
diberikan obat Domperidone 10mg/ 8 jam PO dan Betahistine 6mg/ 12 jam PO, dan
diperbolehkan pulang. Setelah pulang dari RS Ludiro pasien merasa keluhan
memberat, mual dan muntah lebih dari 20 kali, keringat dingin, serta nyeri perut.
Kemudian pasien dibawa ke IGD RS Sardjito. Dua hari SMRS pasien minum
Lamotrigin 7 butir tapi tidak pergi ke fasilitas Kesehatan
Dua minggu SMRS pasien mengeluh sulit tidur, mudah emosi, merasa sedih, bersalah
memikirkan pekerjaannya, permasalahan dengan orangtuanya, ayahnya dan juga
bermasalah dengan pacarnya.
Sejak Desember 2019 paien merasa ada kelainan dengan dirinya sehingga pasien
mencoba berobat ke Psikolog kemudian dirujuk ke Psikiater sebulan sesudahnya dan
oleh Psikiater di diagnosis menderita Depresi Berat dengan Gejala Psikotik. Pasien
minum obat dari Psikiater, obat yang diberikan adalah Fluoxetine 10mg /24 jam PO
siang, Lamotigrin 50mg/24 jam PO pagi dan kapsul racikan dengan isi Lorazepam,
Triflurophenazin, Trihexyphenidyl dengan dosis 1 kapsul/ 24 jam PO malam.
TD: 112/72 mmHg
HR: 86/m
RR: 18x/min
T: 36,5
SpO2 : 99%
Status Mental
Kesan Umum : Tampak laki-laki, kesan sesuai usia, rawat diri baik
Kesadaran : Compos mentis
Sikap tingkah laku : Kooperatif, normoaktif
Orientasi : O/T/W/S : Baik
Afek/Mood : Disforik/sedih
Bentuk pikir : Non realistik
Isi pikir : Ide kesedihan (+), ide ingin mengakhiri hidup (+), ide
bersalah (+), waham dikendalikan (+)
Progresi pikir : Koheren, relevan,
Gangguan persepsi : Halusinasi disangkal
Hubungan jiwa : Mudah
Perhatian : Mudah ditarik, mudah dicantum
Insight : derajat 3
SIRS :4
A : F32.3 Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
P : Konsul dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, Msc, Sp.KJ
Advise :
- Rawat Inap
- Rawat Bersama dengan TS Neuro, dan TS UPD
- Awasi Tanda Bunuh diri
Pasien Baru :-
Pasien Rawat jalan : -
Pasien Rawat bersama: -
Pasien Konsul :-
Pasien PTRM :-
Pasien UPKT :-
Pasien APS :-
Pasien Alih rawat :-
Pasien Rujuk :-
Laporan Jaga Selasa, 17 Mei 2022 dr. Tedy/ dr. Heppi/ dr.
Robertha
Pasien Baru : -
Pasien Rajal : -
Pasien Konsul : -
Pasien Raber : 1
Pasien PTRM : -
Pasien UPKT : 1
Pasien APS : -
Pasien UPKT
1. Sholafiatillah/P/23 th/02011801/UPKT
S: Pasien dikonsulkan dari bagian forensik poli UPKT terkait apakah ada gangguan
psikiatri pada pasien dengan riwayat kekerasan seksual. Pasien datang sendiri ke poli
UPKT.
Kejadian kekerasan seksual terjadi 2 hari yang ]alu, dilakukan oleh mantan pacar.
Pasien bekerja sebagai pegawai resto di salah satu hotel di yogyakarta, dan tinggal di
kos Yogyakarta. Pasien merupakan anak tunggal, orang tuanya tinggal di
Temanggung. Pasien mengeluh sulit tidur 1 hari lalu, disertai rasa sedih dan khawatir.
Pasien merasa takut mantan pacarnya mengulangi perbuatan tersebut. Pasien masih
bisa aktivitas dan sedang cuti bekerja. Pasien mengatakan tidak ada keinginan untuk
bunuh diri. Makan minum masih normal. Setelah kejadian pasien sempat minum
alcohol jenis wine sebanyak ½ botol dan mengaku tidak sampai mabuk. Pasien tidak
ada Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya. Pasien juga tidak punya gangguan medis
umum yang bermakna. Pasien tidak ada Riwayat gangguan psikiatri pada keluarga.
TD: 110/80 mmHg
HR: 80/m
RR: 18x/min
T: 36,7
SpO2 : 99%
Status Mental
Kesan Umum : Tampak perempuan, kesan sesuai usia, rawat diri baik
Kesadaran : Compos mentis
Sikap tingkah laku : Kooperatif, normoaktif
Orientasi : O/T/W/S : Baik
Afek/Mood : Disforik/disforik
Bentuk pikir : Realistik
Isi pikir : Ide kesedihan (+), ide kecemasan (+)
Progresi pikir : Koheren, relevan,
Gangguan persepsi : Halusinasi (-)
Hubungan jiwa : dapat
Perhatian : dapat ditarik, dapat dicantum
Insight : baik
SIRS :0
A : Tidak ditemukan tanda dan gejala gangguan psikiatri
P : Konsul dr. Andrian Fajar Kusuma Dewi, Msc, Sp.KJ
Advise :
- Dilakukan psikoterapi suportif