SKIZOFRENIA PARANOID
Gabriel
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
Periode 17 Mei – 12 Juni 2021
Identitas Pasien
Nama Lengkap : MS
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jati Murni Bunti No.10, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Autoanamnesis Alloanamnesis
Tanggal 2 Juni 2021. Pk. 11.00 WIB, Tanggal 3 Juni 2021 Pk. 17.50 WIB,
diruang rawat inap Nuri melalui telp dengan kakak laki-laki
pasien.
Keluhan Utama
Autoanamnesis
Alloanamnesis
Kakak pasien mengatakan bahwa pasien pernah dirawat inap di RSJ Soeharto Heerdjan sebanyak 5
kali sejak 2018. Pasien memiliki riwayat penggunaan Alkohol (+) dan merokok (+), namun penggunaan
NAPZA (—) disangkal oleh pasien. Riwayat kepatuhan obat pasien sangat buruk menurut kakak laki-
laki pasien.
Pasien mengatakan bahwa dirinya akhir-akhir ini pasien mudah tersinggung.
Pasien mudah sekali marah-marah jika diledek. Pasien merasa stress dan banyak
pikiran sejak 1-2 tahun terakhir. Pasien merasa dia tidak memiliki masa depan,
tidak percaya diri dan tidak berguna lagi. Pasien tidak suka jika barang yang dia
rasa miliknya digunakan oleh orang lain.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pada tahun 2015 sempat mengurung diri selama 1 tahun hal ini disebabkan karena
pasien di DO dari SMK Penerbangan, pasien hanya pergi bersekolah tetapi tidak mau bergaul ataupun
bertemu orang lain. Pada tahun tersebut, pasien saat subuh pernah kabur dari rumah dan lari ke kuburan
yang tidak jauh dari rumah. Saat ada yang mendekati pasien, pasien menganggap orang tersebut setan
atau mahkluk jahat. Pada 2 tahun lalu sempat mendegar bisikan agar dia tidak sholat. Pada tahun lalu
sempat ada keinginan untuk bunuh diri dengan cara loncat dari atap rumah dan menusukan diri dengan
pisau setelah mendengar bisikan. 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mudah marah dan
menyerang orang lain.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Grafik Perjalanan Penyakit
Tahun 2015 pasien di DO dari SMK Penerbangan karena tidak sekolah. Pasien tidak sekolah
karena sempat diserang oleh anak sekolah lain sehingga tas sekolahnya hilang dan pakaian
pasien rusak.
Tahun 2015, pasien pertama kali mengurung diri dirumah sejak pindah ke sekolah swasta,
tidak ingin bertemu dengan siapapun dan hanya pergi ke sekolah.
Tahun 2015, saat subuh pasien sempat kabur dari rumah ke kuburan. Saat didekati warga, dia
meneriaki semua warga adalah setan atau makhluk halus.
Tahun 2019 pasien sempat mendengar bisikan untuk tidak melakukan ibadah
sholat.
Pada tahun 2020, pasien sempat memiliki keinginan bunuh diri dengan cara
loncat dari atap rumah dan menggunakan pisau setelah mendegar bisikan.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis. Pasien tidak pernah mengalami
kejang. Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan atau trauma pada kepala yang
menyebabkan adanya pingsan atau penurunan kesadaran.
Riwayat Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien tidak mengalami kelainan, perkembangan pasien baik secara berat badan dan
tinggi badan sesuai menurut anak seusianya.
1. Riwayat Perkembangan Kepribadian
Pasien bersekolah sampai lulus SMA, namun sempat di DO saat akan naik kelas 3 SMA
sehingga pasien pindah sekolah. Sejak saat itu pasien sempat mengurung diri sampai
dengan lulus SMA. Namun sejak 1 tahun belakangan pasien mulai bergaul lagi dengan
teman disekitar tempat tinggal.
Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai sekolah menengah atas. Menurut kakak pasien, prestasi
belajar pasien cukup baik dan pasien lulus sekolah tepat waktu walaupun sempat di DO
sehingga pindah sekolah.
Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja
Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam dan tidak rajin beribadah
Riwayat Keluarga
Dikeluarga tidak ada menderita keluhan yang sama
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah bermasalah dengan penegak hukum, dan tidak pernah terlibat
tindak pidana.
Pasien belum pernah menikah. Hubungan pasien dengan tetangga, saudara dan
kakak ipar baik.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari lima saudara. Saat ini pasien tinggal bersama
dengan kakak yang tertua nya. Di keluarga tidak ada yang memiliki gejala yang
serupa ataupun riwayat gangguan jiwa.
Status Mental
Deskripsi Umum
1. Mood : hipotimia
2. Afek : sempit
Gangguan Persepsi
4. Halusinasi : auditorik
Konsentrasi dan Perhatian Baik (Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik)
Orientasi Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang, dan malam hari serta mengetahui hari saat
Waktu wawancara)
Tempat Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ Soeharto Heerdjan)
Orang Baik (Pasien mengetahui dirinya dibawa ke RSJ oleh kakaknya).
Daya Ingat
Jangka Panjang Baik (Pasien dapat mengingat alamat rumahnya)
Jangka Pendek Baik (Pasien mengingat sudah makan pagi & siang, dan mengingat menu apa saja yang
dimakan)
Segera Baik (Saat akhir wawancara, pasien masih mengingat nama dokter muda)
Pikiran Abstraktif Baik
Visuospasial Baik (Pasien dapat bercerita dari ruangan mana ia berjalan)
Kemampuan Menolong Diri Sendiri Baik (Pasien bisa makan, minum, mandi, serta merawat diri sendiri)
Proses Pikir
Arus pikir
Isi pikir
Lemah karena pasien terkadang masih terpikir untuk bunuh diri atau ingin menyerang
orang lain jika mendengar bisikan.
Daya Nilai
Derajat 3 Pasien tahu bahwa dia sakit tetapi menyalahkan orang lain.
Reliabilitas
Dapat dipercaya
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Suhu : 35.9 C
Kulit : Coklat, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik.
Kepala : Normocephali
Jantung
Inspeksi : Datar
Pada tahun 2015, pasien selama 1 tahun mengurung diri dan hanya pergi ke sekolah. Saat
subuh pasien pernah lari ke kuburan dekat rumah dan ketika ada orang yang mendekati dia
akan meneriaki orang tersebut dianggap setan atau makhluk jahat. Tahun 2019, pasien
mendengar bisikan untuk berenti sholat dan juga pasien sempat mengejar kakaknya lalu
memukulinya. 1 tahun lalu pasien berniat bunuh diri setelah mendengar bisikan. 2 hari
sebelum masuk rumah sakit (28 Mei 2021), pasien mengejar dan menyerang anak-anak
disekitar tempat tinggalnya. Pasien merasa takut tidak punya masa depan karena tidak
dapat melanjutkan sekolah dan tidak bekerja.
Diagnosis Multiaksial
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan menjadi:
b. Distress: merasa tidak nyaman dan terganggu dengan gejala yang ada
c. Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi, penyakit vaskuler, neoplasma, dan
usia pasien belum menunjukkan adanya tanda – tanda penyakit degeneratif)
3. Gangguan bukan merupakan gangguan mental & perilaku akibat zat psikoatif karena :
4. Diagnosis kerja adalah F20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid karena memenuhi kriteria seperti :
b. Sebagai tambahan :
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
mendengun atau bunyi tawa
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi atau “passivity” dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam adalah paling khas
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Dari hasil autoanamnesis, serta pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan tanda
retardasi mental.
Tidak ada
Aksis IV: Masalah dengan primary support group dan Masalah Pekerjaan (pencetus kondisi diagnosis Aksis I saat
ini)
Masalah dengan pendidikan. Pasien merasa gagal setelah dikeluarkan dari SMK Penerbangan.
c) Keluarga dan lingkungan : Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik karena
pasien selalu curiga kepada sodaranya, namun dengan lingkungan sosial baik
Tatalaksana
Dengan indikasi:
Psikofarmaka
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang dialami
pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang diberikan, pilihan obat, efek
samping pengobatan dan prognosis penyakit.
Psikoterapi
Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang atau
dapat dikendalikan.
Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat penting untuk
mengurangi gejala.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik dan
tanda vital dalam batas normal)