IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. EY
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 17 Juli 1974 (46 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan Terakhir :-
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Cengkareng, Jakarta
Dokter yang Merawat : dr Safyuni, Sp. KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 23 September 2020
Ruang Perawatan : Ruang Cempaka RSJSH
Rujukan / keluarga : Dijemput petugas PKM
1992 2020
Keterangan :
- Pada tahun 1992 pernah berobat pertama kalinya ke poliklinik RSJHS karena adanya
bisikan yang semakin menguat
- Dan sudah mulai menarik diri dari lingkungan, lebih suka menyendiri.
- Pasien suka menjawab setiap bisikan yang berbicara di telinga.
- Merasa was-was yang berlebihan terhadap suatu hal.
- Kemudian setelah berobat ke poliklinik kejiwaan dan diberikan obat gejalanya mulai
terkontrol dengan baik. Dan pasien meminum obat dengan rutin, sehingga gejala yang
Nampak sudah tidak muncul.
- Pasien sekolah hingga lulusan D3 dan sempat bekerja sebagai security suatu perusahaan
swasta selama 9 tahun.
- Kemudian di tahun 2020 ini sudah tidak mengkonsumsi secara teratur obatnya karena
dirasa tidak mengalami gangguan kejiwaan apapun, dan juga sempat putus obat sama
sekali tidak control dan berobat dan ternyata pada tahun 2020 menunjukan gejala yang
sama.
4. Riwayat pendidikan :
Pendidikan terakhir pasien adalah D3 pada suatu Universitas Swasta.
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien mengaku sebelumnya ia bekerja sebagai Security disuatu kantor di daerah Jakarta Barat.
6. Kehidupan beragama:
Pasien beragama islam dan tidak mengikuti kegiatan keagamaannya.
7. Kehidupan sosial dan perkawinan :
Pasien menikah pada usia 22 tahun . Dan sudah mulai bekerja sebagai tim keamanan disuatu
kantor selama 9 tahun.
Keterangan :
: Wanita
: Pria
: Pasien
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas : banyak ide
Kontinuitas : koheren
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham
Waham Kejar : Pasien mempercayai bahwa merasa cepat merasakan curiga
dan mengatakan tetangga dan lingkungan dirumahnya tidak suka dengan
pasien dan sering memperbincangkan hal buruk tentang pasien.
Waham kebesaran : pasien mengaku dirinya adalah titisan dari surge, dan
dirinya adalah ratu sejagat dan pernah berada dalam anggota kerajaan.
Obsesi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh : tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat di wawancara pasien tampak tenang.
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik (Pasien mengatakan tidak baik memukul orang lain saat sedang
marah)
b. Uji daya nilai : buruk (WBS mengatakan jika menemukan dompet dijalan, dompet
tersebut akan pasien ambil tanpa mengembalikan ke pemiliknya.)
c. Daya nilai realitas : terganggu (WBS tidak dapat membedakan realita dengan halusinasi dan
waham yang ia punya.)
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 2: Pasien mengatakan dirinya tidak sakit, namun kemudian mengatakan bahwa ia
sakit dan membutuhkan obat.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pupil : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan pemeriksaan
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Gangguan khusus : Tidak dilakukan pemeriksaan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan SGOT,SGPT, ureum, cretinin, kalium : 4,7
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan
mengalami:
Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan ketidakserasian dan disstress sehingga menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya)
Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik
Tidak tampak ada retardasi mental
Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi.
Gangguan psikotik, dibuktikan dengan adanya :
Waham kejar
Waham kebesaran
Halusinasi auditorik
Memenuhi kriteria skizofrenia dibuktikan dengan:
Gangguan waham dan halusinasi yang sudah berlangsung selama lebih dari 1 bulan
Diagnosa banding: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Memenuhi kriteria skizofrenia Paranoid dibuktikan dengan adanya:
Halusinasi dan waham menonjol
Waham kejar
Waham kebesaran
Tidak ada gangguan afek
Tidak ada gejala katatonik
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : masalah ekonomi ,masalah pekerjaan.
Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala berat,disabilitas
berat
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam (tidak ada gangguan mental organic)
Ad functionam : dubia ad bonam (selama pasien minum obat dengan dosis yang tepat,
pasien dapat kembali seperti semula)
Ad sanationam : dubia ad bonam (pasien dapat sembuh, jika meminum obat teratur dan
adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar)
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi : Adanya halusinasi auditorik dan waham kejar, kebesaran
Sosial/keluarga : Pasien memiliki beban pikirin akan pekerjaannya yang
dilakoninya dan hilangnya kontak dengan keluarga
1. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
XI. TERAPI
1. Rawat inap
Dengan indikasi pasien membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan perlu observasilebih
lanjut.
2. Psikofarmaka
- Risperidone 2x2 mg
- Triheksilphenidil 2x2 mg
- Lorazepam 1x 2 mg
3. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Memotivasi pasien supaya minum obat teratur
memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat penyakitnya
akan kambuh
memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
Edukasi keluarga
Edukasi mengenai penyakit
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur