IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. US
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 4 Oktober 1987 (33 tahun)
Jenis kelamin : Pria
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan Terakhir : tidak ada
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jalan Tanah Pasir RT/RW : 08/09 Penjaringan.
Dokter yang Merawat : dr Irniati, Sp. KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 28 September 2020
Ruang Perawatan : Ruang Merak RSJSH
Rujukan / keluarga : Dibawa oleh keluarga
A. KELUHAN UTAMA :
Pasien baru saja 4 hari pulang dari Rawat inap RSJ Grogol, dan setelah dirumah selama 3
hari 3 malam tidak tidur dan marah-marah dan mengamuk kepada orang-orang dirumah tanpa
alasan yang jelas, dan sering menyendiri.
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :
Pasien datang ke RSJ dibawa oleh orang tuanya bernama Bapak S karena ditemukan
pasien semenjak pulang dari rawat inap di RSJHS tidak tidur selama 3 hari 3 malam dan sedang
marah-marah serta mengamuk kepada orang-orang rumah tanpa alasan yang jelas. Keluar rumah
dan teriak-teriak sehingga membuat tetangga menjadi was-was sehingga mengkunci pintu
rumah. Beberapa kali ditemukan memukul-mukul tembok dan merusak lemari sehingga
tangannya terluka. Berawal di tahun 2013 pasien selalu mendengar bisikan dari teman-
temannya yang pernah meninggalkan dia di jalan sendirian pada saat sedang berjalan-jalan
kesuatu tempat, bisikan tersebut terdengar seperti mengolok-olok pasien hal itu membuat pasien
mengamuk dan berkeinginan untuk membunuh orang tersebut (halusinasi auditorik). Bapak S
sebagai ayahnya melihat pasien menyakiti dirinya sendiri dengan memukul-mukul tembok dan
lemari hingga rusak dan tangannya pun terluka. Sehingga keluarga memutuskan untuk kembali
membawa anaknya ke Rumah sakit Jiwa Grogol Soeharto Herdjan. Pasien akan mulai tertawa
sendiri saat melihat orang yang sangat ia tidak senangi (autistic behavior). Menurut pengakuan
Bapak S setiap ingatan itu timbul pada pasien selalu menyebut nama U dan N dengan nada
emosi, hal ini yang menjadi pemicu pasien mengamuk. Bapak S juga menyatakan bahwa pasien
berulang-ulang merasakan seperti dikejar oleh temannya yang membawa pedang seolah ingin
membunuh pasien, namun Bapak S tidak melihat orang tersebut (waham kejar). Pada saat
diwawancarai secara langsung pasien tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dan
cenderung menjawab hal yang yang tidak nyambung dengan pertanyaan yang diberikan
pewawancara (inkoheren). Saat awal sebelum diwawancara, perawat mengatakan bahwa pasien
habis menangis dan mengatakan ingin bunuh diri karna merasa hidupnya tidak berguna. Orang
tuanya mengatakan pertama kalinya pasien dibawa ke RSJ Grogol adalah tahun 2013 silam. Dan
sering sekali kambuh. Sampai saat ini kurang lebih sudah 12 kali keluar masuk rawat inap
Rumah Sakit Jiwa. Dan pada saat ini pasien tidak merasakan ada suatu hal yang aneh yang
terjadi pada dirinya. Menurut berita yang didapat dari orang tuanya, pasien rajin minum obat
selama dirumah. Keadaan dirumah bersama bapak, ibu, dan kakaknya yg nomor 2 ini dalam
keadaan yang baik. Pasien tampak sensitif dan gampang emosi ketika ada orang lain mengejek
pasien tentang gangguan kejiwaannya. Pada saat diwawancara pasien tidak merasa sedang sakit.
Pendidikan terakhir pasien adalah tamatan SD, selalu naik kelas dan tidak bisa melanjutkan
sekolahnya karena alasan biaya. Dan pasien sadar kalau sedang diwawancara oleh seorang
dokter muda dan sedang berada di Rumah Sakit. Dan ada riwayat hal serupa dari kakaknya yang
pernah dirawat di RSJSH Grogol 7 tahun lalu.
Keterangan :
- Pada tahun 2013 pertama kalinya pasien dibawa orangtuanya berobat ke IGD RSJHS
karena adanya bisikan dan gaduh gelisah yang amat mengganggu.
- Dan sudah mulai menarik diri dari lingkungan, lebih suka menyendiri.
- Pasien suka menjawab setiap bisikan yang berbicara di telinga dengan triakan dan
mengamuk.
- Merasa was-was yang berlebihan terhadap suatu hal sehingga tidak bisa tidur.
- Kemudian setelah berobat ke poliklinik kejiwaan dan diberikan obat gejalanya mulai
terkontrol dengan baik. Dan pasien meminum obat dengan rutin, sehingga gejala yang
nampak sudah tidak muncul.
- Pasien sempat bekerja jadi tukang tahu di Sumedang selama setahun, kemudian pernah
menjadi tukang parkir di suatu tempat pusat perbelanjaan, menjadi tukang cuci motor,
dan mau untuk bisa disuruh-suruh.
- Mulai timbul gejala kembali pada tahun 2017 saat tetangganya meledeki pasien
(mengamuk,kesal,marah) dan akhirnya dirawat kembali selama 2 minggu. Tidak ada
riwayat berhenti obat.
- Sudah mulai membaik kembali lalu pasien pulang, kemudian mengalami hal yang serupa
kembali di tahun 2018 sebanyak 4 kali berturut-turut keluar masuk rumah sakit. Dan
tidak ada riwayat putus obat. Orang tua pasien mengatakan anaknya rutin sekali minum
obat tetapi gejala halusinasinya tidak kunjung ada perubahan.
- Kemudian ditahun 2019 juga mengalami hal yang sama. Pasien mengalami gejala yang
kambuh kembali sehingga ditahun itu keluar masuk ruang rawat inap sebanyak 4 kali
secara berturut. Dan seperti yang diucapkan orang tuanya bahwa pasien tidak berhenti
minum obat tetapi tidak ada perbaikan.
- Dan ditahun 2020 ini pasien juga mengalami hal serupa sampai dibulan Oktober ini
pasien sudah 4 kali keluar masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan dan gejala yang sama.
Dan dengan obat yang terus di minum dengan pemantauan kedua orang tuanya dan
kakaknya
4. Riwayat pendidikan :
Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Dan tidak bisa melanjutkan karna terbatas biaya.
5. Riwayat pekerjaan:
Sudah lama tidak bekerja, dahulu pernah bekerja sebagai pedagang tahu Sumedang, tukang cuci
motor, dan pernah jadi tukang parkir.
6. Kehidupan beragama:
Pasien beragama islam dan tergolong taat beragama sholat 5 waktu.
7. Kehidupan sosial dan perkawinan :
Pasien belum menikah. Pasien sudah lama tidak bekerja selama ini.
Keterangan :
: Wanita
: Pria
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : terganggu (pasien tidak dapat memberitahukan persamaan apel dan jeruk)
Perbedaan : terganggu (tidak dapat membedakan apel dengan jeruk dari warna)
8. Visuospasial : baik
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas : miskin ide
Kontinuitas : inkoheren
Hendaya bahasa : ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : kematian atau bunuh diri
Waham kejar : Bapak S juga menyatakan bahwa pasien berulang-
ulang merasakan seperti dikejar oleh temannya yang membawa pedang seolah
ingin membunuh pasien, namun Bapak S tidak melihat orang tersebut
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat di wawancara pasien tampak tenang.
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : terganggu (Pasien tidak focus saat menjawab yang ditanyakan)
b. Uji daya nilai : terganggu (pasien mengatakan jika menemukan dompet dijalan, dompet
tersebut akan pasien ambil tanpa mengembalikan ke pemiliknya.)
c. Daya nilai realitas : terganggu (pasien tidak dapat membedakan realita dengan halusinasi
dan waham yang ia punya.)
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 3: Pasien mengatakan dirinya sakit karena temannya yang suka membuli dan
meninggalkan dia pada saat itu. Menyalahkan hal lain yang menyebabkan itu menjadi penyebab
penyakitnya.
I. RELIABILITAS : (Reality Testing Ability)/ RTA
Dapat dipercaya : pasien menyalahkan faktor lain disini adalah teman yang dia benci sebagai
penyebab dari penyakitnya.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pupil : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan pemeriksaan
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Gangguan khusus : Tidak dilakukan pemeriksaan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berusia 33 tahun, beragama islam, belum menikah, anak ke empat dari
empat bersaudara. Dimana memiliki 2 orang kakak wanita dan 1 kakak laki-laki. Pendidikan
terakhir pasien adalah SD, dan terakhir tidak bekerja. Dahulu pernah bekerja jualan tahu
Sumedang selama satu tahun, kemudian bekerja sebagai tukang parkir, dan pernah bekerja
sebagai tukang cuci motor juga tetapi sudah lama ini pasien menganggur. Pasien tinggal dirumah
orang tuanya bersama dengan kakak perempuannya yang nomor dua. Dan menurut pengakuan
dari orang tua si pasien, kakak pasien yang perempuan nomor 2 ini juga pernah mengalami hal
yang sama seperti pasien 5 tahun lalu, tapi saat ini sudah terkontrol karna rutin minum obat.
Pasien datang ke Rumah Sakit diantar oleh orang tuanya karnena terlihat marah-marah
tanpa alasan yang jelas, mengamuk, dan kabur keluar rumah lari-lari dan triak-triak sehingga
meresahkan warga sekitar rumah. Pasien baru saja pulang dari rumah sakit dirawat inap selama
4 hari. Kemudian oleh keluarga dibawa ke RSJSH di Grogol. Pasien ini sudah 12 kali dari tahun
2017 keluar masuk rawat inap RSJSH untuk di tahun 2020 ini sudah 5 kali bolak-balik Rumah
sakit.
Menurut pengakuan dari orang tua pasien, pasien kurang lebih selama tiga hari mengalami
kesulitan untuk tidur, marah-marah, mengoceh banyak hal, dan mengamukul-mukul tembok dan
lemari sampai tangannya terluka. Keluar rumah lari-lari dan triak-triak sehingga meresahkan
warga sekitar serta prilaku tidak wajar lainnya. Menurut info dari orang tuanya (ayah) pasien
mengalami hal ini sejak tahun 2013 pada saat itu pasin diajak oleh teman-temannya pergi
kesuatu tempat dan ditinggal oleh temannya pada saat itu, sehingga membuat pasien kesal dan
marah, hal itu yang diceritakan kepada bapaknya. Mulai dari situ pasien mendengar bisikan-
bisikan dan lebih sering murung dan menyendiri. Setiap ingat nama teman-temannya itu pasien
langsung marah dan teriak-teriak, dan berkeinginan untuk membunuh temannya itu. Pasien juga
mengatakan pernah sedih dan ingin bunuh diri.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan Pasien dalam batas normal, hygine baik.
Kesadaran psikiatrik tidak tampak terganggu, perilaku saat wawancara pasien kurang kooperatif,
mood hipotim, afek tumpul, dan keserasiannya serasi, pengendalian impuls Baik. Saat di
wawancara pasien tampak tenang. Terdapat adanya gangguan halusinasi auditorik dan adanya
waham kejar. Tidak terdapat adanya kata baru (neologisme) tetapi bicara kacau (inkoherensi).
Nafsu makan dan tidur pasien biasa. Pasien tilikan derajat III karena pasien mengatakan dirinya
tidak sakit karena teman-temannya yang membuat ia sakit. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 110/70 mm/hg, nadi 80x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36,50C.
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam (tidak ada gangguan mental organic)
Ad functionam : dubia ad bonam (selama pasien minum obat dengan dosis yang tepat,
tetapi akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa normal)
Ad sanationam : dubia ad malam (pasien akan sulit sembuh dan akan kambuh apabila
putus obat)
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi : Adanya halusinasi auditorik dan waham kejar.
Sosial/keluarga : Pasien memiliki beban pikirin akan pekerjaannya yang tidak iya
miliki
1. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam.
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
XI. TERAPI
1. Rawat inap
Dengan indikasi pasien membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan perlu observasi lebih
lanjut.
2. Psikofarmaka
- Risperidone 2x1 mg
3. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Memotivasi pasien supaya minum obat teratur
memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat penyakitnya
akan kambuh
memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
Edukasi keluarga
Edukasi mengenai penyakit
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur
Follow Up
Tanggal S O A P
Sabtu, 11- Pasien Pasien Aksis I : F 20 Risperidon
10-2020 mengatakan menggunakan Aksis II : tidak ada 2mg 2x1
masih ada seragam
gangguan kepribadian dan
halusinasi ruangan dari
auditorik RSJSH. retardasi mental
terutama masih Pasien tampak
Aksis III : pernah
pada malam hari tenang,
pembicaraan memiliki penyakit liver
volume cukup
(E00-G90)
jelas, mood
hipotim, afek Aksis IV : masalah
tumpul,
ekonomi ,masalah pekerjaan,
inkoheren pada
saat di wawan lingkungan
cara. Halusinasi
Aksis V :(GAF)
(+)
current Scale
40-31. GAF
HLPY
SCALE 60-
51 gejala
sedang /
Tanggal S O A P
13-10-2020 Pasien Pasien tampak Aksis I : F 20 Risperidon
mengatakan tenang, Aksis II : tidak ada 2mg 2x1
halusinasi pembicaraan
gangguan kepribadian dan
auditorik masih volume cukup
ada tiap malam jelas, mood retardasi mental
tetapi sudah hipotim, afek
Aksis III : pernah
berkurang. tumpul,
inkoheren, memiliki penyakit liver
halusinasi (+)
(E00-G90)
Aksis IV : masalah
ekonomi ,masalah pekerjaan,
lingkungan
Aksis V :(GAF)
current Scale
40-31. GAF
HLPY
SCALE 60-
51 gejala
sedang