Anda di halaman 1dari 18

I Data Identifikasi

1. Nama pasien : Tn. DP


2. Alamat : Kota Semarang
3. Usia : 21 tahun
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
7. Status perkawinan : Belum menikah
8. Pendidikan : STM Otomotif
9. Pekerjaan : Tidak bekerja
10. Masuk Rumah sakit : 23 Agustus 2012
11. Tgl pemeriksaan : 27 Agustus 2012
12. Tgl penyajian : 5 September 2012
13. No. CM : 0838

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Alloanamnesis pada tanggal 29 Agustus 2012 dari :
Diperoleh 1 2 3
Nama Ny.SR Ny.SA Tn.D
Alamat Semarang Semarang Semarang
Pekerjaan Tidak bekerja Tidak bekerja Satpam
Pendidikan SD SMP SMP
Usia 53 th 37 th 19 th
Agama Islam Islam Islam
Hubungan Ibu kandung Kakak kandung Adik kandung
Lama kenal Sejak lahir Sejak lahir Sejak lahir
Sifat perkenalan Akrab Akrab Akrab

A. Sebab dibawa ke Rumah Sakit

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 1


Keluhan utama pasien : Leher terasa kaku
Keluhan utama keluarga : Keluyuran dan mengamuk

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Sekitar bulan Juli tahun 2010, setelah lulus sekolah STM, penderita
mendaftar pendidikan calon tamtama TNI, namun gagal dalam seleksi dikarenakan
tinggi badan penderita tidak memenuhi persyaratan. Beberapa minggu setelah gagal
diterima, penderita mencoba mendaftar pekerjaan di PT Unilever di Cikarang Bekasi,
tetapi gagal juga karena keahlian yang dibutuhkan perusahaan tidak sesuai dengan
yang penderita miliki. Sejak kedua usaha penderita itu gagal, penderita mulai tampak
sering sedih dan termenung sendiri. Penderita mengeluh kepada kedua orangtua
dan kakaknya karena merasa kedua orang tua dan keluarganya tidak
mendukungnya. Kemudian pada bulan Desember 2010, kakak iparnya mencarikan
pekerjaan dan diterima bekerja sebagai sales kompor gas, tetapi penderita hanya
bertahan beberapa minggu saja karena tidak betah dan dirasa berat, akhirnya
penderita keluar dari pekerjaan tersebut. Kegiatan sehari-hari setelah tidak bekerja
hanya digunakan untuk tiduran dikamar, aktifitas makan dan mandi masih dilakukan
atas inisiatif sendiri. Hubungan sosial dengan keluarga dan tetangga masih baik.
( GAF 70 )
Mulai sekitar bulan Januari 2011, penderita tampak lebih sering melamun dan
malas keluar rumah karena merasa minder dan kadang penderita terlihat menangis
sendiri, jika ditanya keluarga kenapa menangis, penderita diam saja. Penderita juga
kadang sering bertingkah laku aneh, setiap menjelang maghrib penderita, merasa
kedua kakinya sulit digerakan seperti ada yang mengikat kedua kakinya, penderita
juga mengeluh takut keluar rumah karena melihat banyak orang diluar rumah yang
akan mengeroyoknya. Jika sendirian penderita tampak sering senyun sendiri dan
bicara sendiri, jika ditanya keluarga penderita marah dan memaki-makinya.
Kegiatan sehari-hari hanya menyendiri dikamar dan melamun kadang senyum
sendiri. Penderita tidak mau bekerja lagi, jika di tegur oleh keluarga, penderita
mudah tersinggung dan marah. Aktifitas makan dan mandi masih dilakukan sendiri
tetapi harus diingatkan. Hubungan dengan keluarga dan tetangga sedikit
merenggang. Karena kondisi penderita semakin buruk maka atas inisitif keluarga
Presentasi Kasus Bangsal Halaman 2
penderita di obati secara alternatif karena keluarga beranggapan penderita
kemasukan roh halus, setelah beberapa kali pengobatan tidak ada perbaikan,
maka oleh keluarga dimasukan di salah satu pondok pesantren di daerah Sendang
Guwo Semarang. ( GAF 40 )
Setelah kurang lebih tiga minggu di pesantren, penderita mengalami
perbaikan, dimana penderita sudah tidak senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
dan terlhat lebih tenang tidak seperti waktu di bawa ke pondok, sehingga oleh
keluarganya penderita dijemput dibawa pulang. Selama di rumah penderita bisa
kembali bekerja sebagai cleaning servis di komplek perumahan Gunung Jambu.
Tetapi menurut adiknya, setelah pulang dari pesantren, penderita masih sering
tampak termenung sendiri dan melamun. Kegiatan penderita setelah bekerja di
perumahan Gunung Jambu digunakan untuk mengobrol dengan keluarga dan
tetangga. Aktifitas makan dan mandi dilakukan sendiri tanpa diingatkan.
Hubungan dengan keluarga dan tetangga cukup baik. Sekitar bulan Desember 2011,
penderita di terima bekerja sebagai tenaga satuan pengamanan di komplek
perumahan Gunung Jambu. ( GAF 65 )
Bulan Maret tahun 2012, adik penderita dituduh mencuri di komplek
perumahan Gunung Jambu, sehingga penderita merasa malu dan sering marah-
marah. Sejak kejadian tersebut penderita mulai lagi tampak sering melamun,
mudah marah dan gampang tersinggung. Penderita juga mulai berperilaku aneh
seperti bisa meramal, karena penderita merasa mempunyai kelebihan. Penderita
tidak mau bekerja lagi, aktifitas waktu luang digunakan untuk berjalan mondar
mandir keliling kampung sambil bicara sendiri, aktifitas makan dan mandi harus
diingatkan. Hubungan dengan keluarga dan tetangga mulai renggang. Karena
kondisi penderita semakin tak terkendali maka oleh keluarga, penderita dikurung
didalam kamar, atas inisiatif keluarga berusaha memanggil paranormal untuk
mengobatinya. Setelah beberapa kali pengobatan kondisi penderita tetap tidak ada
perubahan. ( GAF 40 )
Atas saran beberapa tetangga pada bulan Juni 2012, penderita dibawa
berobat ke RSJ Amino Gondohutomo di poli rawat jalan dan oleh dokter diberi tiga
macam obat warna oranye, pink dan putih untuk satu bulan, tetapi dirumah
penderita susah dan tidak teratur minum obat, setelah obat habis tidak melanjutkan

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 3


pengobatan karena penderita merasa setelah minum obat tersebut leher terasa kaku.
Menurut kakaknya setelah tidak melanjutkan pengobatan kondisi penderita semakin
tidak terkendali bicara kacau, teriak –teriak, memaki-maki. Penderita juga mulai
sering keluyuran dengan telanjang dada sambil menantang orang-orang yang berada
di sekitarnya, penderita kadang juga mencuri. Penderita juga berperilaku tak wajar
seperti membakar taman di sebuah Gereja sehingga hampir terjadi kebakaran dan
membakar kasur tempat tidurnya sendiri yang sedang di jemur di halaman rumah.
Aktifitas waktu luang penderita sering mondar-madir dan bicara sendiri, hubungan
sdsial dengan keluarga dan tetangga renggang, aktifitas makan harus disuruh,
penderita juga tidak mau mandi. Karena kondisi penderita semakin buruk atas
inisiatif tetangga maka pada tanggal 23 agustus 2012, penderita dibawa ke RSJ
Amino Gondohutomo untuk dirawat. ( GAF 20 )

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Psikiatri
Belum pernah menderita gangguan jiwa sebelumnya.
2. Medis Umum
 Riwayat asma dan penyakit jantung disangkal
 Riwayat batuk lama disangkal
 Riwayat trauma kepala disangkal
 Riwayat kejang disangkal.
3. Penggunaan Alkohol dan NAPZA
Penderita menyangkal menggunakan alkohol dan napza
III. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Masa Prenatal dan Perinatal
Penderita anak ke 4dari 6 bersaudara. Kehamilan dan kelahirannya
direncanakan dan diinginkan. Saat hamil ibu sehat secara fisik dan
mental, tidak pernah mengalami perdarahan, tidak mengkonsumsi
alkohol dan obat-obatan. Penderita lahir spontan tanpa penyulit,
ditolong oleh bidan didesanya, langsung menangis, berat lahir ibu
penderita tidak ingat. Tidak ada cacat saat lahir. Riwayat imunisasi dasar
lengkap.

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 4


2. Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)
Penderita diasuh oleh bapak dan ibu kandungnya, pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai usia, Sejak lahir diberikan ASI, umur 4
bulan sudah dapat mengikuti objek, umur 7 bulan sudah dapat duduk,
menirukan suara ibu, membanting dan mengguncangkan mainan. Usia
10 bulan penderita sudah dapat merangkak dan belajar belajar berdiri
sendiri. menunjuk dengan jari, telunjuk berusaha meniru tulisan, usia 13
bulan berjalan sambil berpegangan, berdiri secara singkat dan ingin tahu
hal-hal baru, Usia 15 bulan sudah dapat berjalan tanpa dibantu. Usia 18
bulan berjalan terkoordinasi, belajar melempar bola, meniru beberapa
pola perilaku. Usia 2 tahun bisa berlari-lari, menendang bola, dan
menyebut nama. penderita sudah tidak mengompol, Usia 3 tahun
penderita sudah bisa meloncat, mengatakan tidak pada ibu, makan
sendiri tanpa disuap. Penderita belum pernah sakit atau jatuh yang
menyebabkan cedera trauma kepala sampai dirawat di rumah sakit.
Makan cukup dan tidak pilih-pilih. Perkembangan sesuai anak
seusianya.
3. Masa anak-anak pertengahan (3 – 11 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan penderita normal seperti anak-anak
seusianya, usia 4 tahun bisa berdiri pada satu kaki, mengulang empat
kata, bermain bersama dengan anak lain. Usia 5 tahun bisa meloncat
menggunakan tungkai berganti-ganti, berhitung angka dan menulis
huruf. Usia 5 tahun penderita tidak masuk sekolah TK. Usia 7 tahun
masuk SD berangkat dan pulang sekolah bersama teman-temannya,
namun setelah pulang sekolah jarang sekali penderita bermain dengan
teman-temannya, penderita lebih banyak bermain di rumah. Sewaktu
SD penderita pernah tinggal kelas satu kali ketika kelas 3, karena sering
bertengkar dengan teman sekelasnya. Prestasi belajar biasa-biasa saja
dan lulus dengan nilai cukup..

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja (11-18 tahun)

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 5


Setelah lulus SD penderita melanjutkan sekolah SMP. Di sekolah
penderita termasuk anak yang pemalu dan pendiam, tetapi rajin, jaramg
membolos tidak pernah berkelahi. Kegiatan setelah pulang sekolah
penderita bekerja serabutan di komplek perumahan Gunung jambu.
Prestasi belajar di SMP biasa-biasa saja, tidak pernah tinggal kelas dan
lulus dengan nilai cukup. Setelah lulus SMP penderita melanjutkan
pendidikan ke STM dengan pertimbangan setelah lulus sudah punya
keahlian dan bisa langsung bekerja. Selama sekolah di STM hubungan
dengan teman-temannya baik, tidak pernah ikut tawuran, tidak ikut
kelompok atau geng kegiatan setelah pulang sekolah waktu luang
digunakan untuk bekerja serabutan di perumahan Gunung Jambu dan
sesekali berlatih seni bela diri taekwondo.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikaan.
Usia 5 tahun penderita tidak masuk TK dan masuk SD usia 7 tahun.
Prestasi di sekolah biasa-biasa saja, pernah tinggal kelas satu kali
sewaktu kelas tiga. Lulus SD melanjutkan SMP prestasi belajar
biasa saja, tidak pernah tinggal kelas dan lulus dengan nilai
cukup.Kemudian melanjutkan ke STM jurusan otomotif, pretasi
belajar biasa saja, tidak pernah tinggal kelas dan lulus STM dengan
nilai cukup.
b. Riwayat Keagamaan
Dididik dalam ajaran agama Islam. Penderita mulai belajar sholat
sekitar umur 7 tahun, penderita termasuk anak yang kurang taat
menjalankan ibadah.
c. Riwayat pekerjaan
Semenjak masih sekolah penderita sudah bekerja serabutan di
komplek perumahan Gunung Jambu. Baru setelah lulus STM
penderita mencoba mendaftar sekolah calon tamtama TNI tetapi
gagal, penderita juga mencoba mendaftar bekerja di PT Unilever di
Cakarang Bekasi namun tidak diterima. Penderita pernah bekerja
sebagai sales kompor gas tetapi hanya bertahan beberapa minggu

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 6


karena merasa berat. Dan terakhir penderita bekerja sebagai tenaga
satuan pengamanan di lingkungan perumahan Gunung Jambu.
d. Riwayat perkawinan
Penderita belum menikah, karena belum mempunyai pekerjaan tetap
dan penghasilan yang cukup, sampai saat ini belum mempunyai
teman akrab perempuan.
e. Riwayat Hukum
Belum pernah terlibat masalah yang berkaitan hukum atau tindak
kriminal.
f. Aktivitas sosial
Sebelum sakit penderita termasuk anak yang pendiam, pemalu
penurut di rumah dan termasuk anak yang rajin membantu
orangtua. Mudah bergaul dengan tetangga sekitar. Kadang waktu
luang digunakan untuk berolah raga taekwondo. Kegiatan sehari-
sehari setelah pulang bekerja digunakan untuk istirahat.
g. Riwayat Kemiliteran : -
6. Riwayat psikoseksual
Tidak pernah mengalami penyiksaan seksual pada masa anak dan remaja.
Dari kecil penderita memakai baju laki-laki, bergaul dengan teman laki-laki
dan perempuan.
7. Riwayat keluarga
Ayah anak ke 1 dari 5 bersaudara, ibu anak tunggal. Dari keluarga ayah dan
ibu tidak ada yang menderita gangguan jiwa
8. Situasi hidup sekarang
Saat penderita tinggal serumah dengan orang tua dan kedua adiknya yang
belum menikah. Ayah penderita bekerja sebagai tenaga keamanan lingkungan
yang diberi honor dari iuran warga setempat. Ibu penderita hanya ibu rumah
tangga yang tidak punya pekerjaan. Kedua adiknya satu sudah bekerja sebagai
tenaga satuan pengamanan dan adik yang paling bungsu masih sekolah di SMK
kelas dua. Biaya hidup sehari-hari diperolaeh dari penghasilan ayah dan
bantuan dari anak menantunya yang bekerja sebagai guru. Penghasilan setiap
bulan rata-rata Rp 400.000.

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 7


Denah Rumah

 Rumah ukuran + 6m x 7 m
 Lantai terbuat dari plester
 Atap genteng tidak berplafon
K.Tidur K.Mandi  Dinding rumah dari tembok
 Perabot kursi tamu sederhana
 TV warna 14 inchi, kompor gas
 Tempat tidur dan kasur dari kapuk
Dapur  Penghasilan Rp 400.000/ bulan
K.Tidur  Kesan Ekonomi kurang

R.Tamu

9. Impian, Fantasi dan Nilai Hidup


Ingin menjadi tentara

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 8


Silsiilah Keluarga

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal dunia karena usia tua

: Penderita

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 9


0 KURVA GAF
10

20

30

40

50
NILAI GAF

60

70

80

90

100

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 27 Agustus 2012)


A. Gambaran Umum

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 10


1. Penampilan:
Seorang laki-laki usia 21 tahun, tampak sesuai dengan usia, berbadan
gempal tinggi badan 163 cm, berat badan 57 kg dengan rambut warna
hitam, berkulit sawo matang , kebersihan dan kerapihan cukup
2. Tingkah laku: normoaktif.
3. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif,
Kontak psikis: ada, wajar, dapat dipertahankan.
4. Mood : eutym
Afek : serasi
B. Pembicaraan
Penderita menjawab semua pertanyaan pemeriksa, intonasi cukup, volume
suara jelas, artikulasi jelas, Kuantitas cukup, kualitas kurang
C. Gangguan Persepsi
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Halusinasi phonema ( suara orang memanggiil )
Halusinasi Visuil ( melihat bayangan )
D. Pikiran
1. Bentuk pikir

Asosiasi longgar : ada Tangensialitas : tidak ada


Flight of Idea : tidak ada
Sirkumstansialitas : tidak ada
Retardasi : tidak ada
Asosiasi bunyi : tidak ada Verbigerasi : tidak ada
Persevasi : tidak ada Blocking : tidak ada
Pikiran samar-samar: tidak ada Neologisme : tidak ada
2. Isi pikir
Waham : ada ( kejar dan magic mistik )
Preokupasi : tidak ada
Obsesi dan Kompulsi : tidak ada
Fobia : tidak ada
Ide-ide referensi/influence : tidak ada
Kemiskinan isi : tidak ada
E. Kesadaran dan Kognisi

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 11


1. Tingkat kesadaran
Kesadaran psikiatris : jernih
2. Orientasi :
 Waktu : cukup
 Tempat : cukup
 Personal : cukup
 Situasional : cukup
3. Daya ingat
 Daya ingat jangka panjang : cukup
 Daya ingat jangka pendek : cukup
 Daya ingat segera : cukup
4. Konsentrasi : cukup
5. Perhatian : normovigilitas
6. Kemampuan baca tulis : baik
7. Pikiran abstrak : cukup
F. Pengendalian Impuls
cukup
G. Judgement
Cukup
H. Tilikan : Buruk (1)
1. Penyangkalan penyakit sama sekali
2. Agak menyadari ia sakit dan membutuhkan bantuan tetapi dalam waktu
bersamaan menyangkal penyakitnya
3. Sadar merasa sakit tetapi menyalahkan orang lain atau faktor eksternal
4. Sadar penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahuinya
5. Tilikan intelektual: menerima sakit dan gejala atau kegagalan dalam
penyesuaian sosial akibat irrasional atau gangguan tertentu dalam
dirinya
6. Tilikan emosional sebenarnya: kesadaran emosional tentang motif dan
perasaan dalam diri pasien dan orang penting dalam kehidupannya yang
dapat menyebabkan perubahan dasar
I. Reliabilitas
Presentasi Kasus Bangsal Halaman 12
Secara keseluruhan bisa dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUTAN


A. Pemeriksaan Internum
Keadaan umum : Baik
Berat/ tinggi badan : 57 kg / 163 cm
Kesadaran : komposmentis
Tekanan darah/ nadi : 110/90 mmHg/ 88 x per menit
Pernafasan/ suhu : 18x per menit/afebris
Sistem kardiovaskuler : kesan dalam batas normal
Sistem respiratorius : kesan dalam batas normal
Sistem gastrointestinal : kesan dalam batas normal
B. Pemeriksaan Neurologis
Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : tidak ada
Mengeluh leher kaku
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium ( 24 Agustus 2012 )
 GDS : 85,65 mg/100mL
 Ureum : 21,36 mg/ 100mL
 Cholesterol total : 178,8 mg/100ml
 Protein total : 7,34 mg/100mL
 Albumin : 5.39 mg/ 100mL
 SGOT : 28,06 U/L
 SGPT : 23,01U/L
 Asam Urat : 6,83 mg/dL
 Leukosit : 4,5u/L
 Eritrosit : 4900 u/L
 Hb : 14,3 g/dL
 Ht : 42.10 %
 MCV : 80,4 fL
 MCH : 27.4 pg

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 13


 MCHC : 34 g/dL
 Trombosit : 363 ul
2. Pemeriksaan fisik lain
 EKG : Sinus takikardi
 EEG : Tidak dilakukan
 Foto Thorax : Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan: PANSS terlampir.
E. Pemeriksaan Psikologis: Tidak dilakukan
F. Pemeriksaan MMPI Dewasa : Tidak dilakukan

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI


DIAGNOSTIK)
Berdasarkan riwayat penyakit penderita, ditemukan adanya pola perilaku
dan psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan
gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya
(disability) pada berbagai fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang, dan
perawatan diri sehingga dapat disimpulkan penderita mengalami gangguan jiwa.
Axis I :
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis, tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan
disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini, sehingga
gangguan mental organik dapat disingkirkan. Pada penderita tidak ditemukan
adanya ketergantungan penggunaan NAPZA yaitu penderita tidak pernah
memakai, tidak ada keinginan atau dorongan yang kuat untuk selalu memakai zat,
tidak ada gangguan perilaku apabila tidak menggunakan zat, sehingga gangguan
mental akibat penggunaan zat dapat disingkirkan.
Dari alloanamnesis didapatkan beberapa gejala yang bermakna sepert sering
melamun, menangis sendiri, senyum-senyum sendiri, mengamuk, bicara ngelantur
dan tidak mau makan ,tidak mau mandi, mendengar suara-suara di telinga yang
tidak ada sumbernya,dan terdapat penurunan kualitas hidup yang bermakna
dengan adanya hendaya fungsi peran, sosial, perawatan diri dan penggunaan
waktu luang.

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 14


Pada pemeriksaan status mental didapatkan: kontak psikis ada, wajar dan dapat
dipertahankan, perilaku dan psikomotor normoaktif, sikap kooperatif terhadap
pemeriksa, mood eutymik, afek serasi, terdapat halusinasi auditorik tipe phonema
( suara orang memanggil ), halusinasi visual ( melihat banyak orang yang akan
mengeroyoknya ), adanya gangguan arus pikir berupa asosiasi longgar dan
gangguan isi pikir yaitu waham kejar dan magic mistik Secara keseluruhan
gejala ini berlangsung lebih dari 1 bulan dan terjadi hendaya di beberapa fungsi
sehingga menurut PPDGJ III memenuhi kriteria diagnosis:
Axis I : F 20.01 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan
Z91.1 Ketidakpatuhan terhadap pengobatan
Axis II : Tidak ada diagnosa
Axis III : Adanya leher kaku
Axis IV : Masalah pekerjaan : Gagal mencapai cita-cita sebagai tentara
Masalah Sosial : adiknya dituduh mencuri
Axis V : Pada skala penilaian fungsi secara global penderita saat pemeriksaan
dilakukan adalah terdapat hendaya pada perawatan diri penggunaan
waktu luang, pekerjaan dan hubungan sosial serta bahaya
mencederai diri sendiri/orang lain. Maka pada Axis V GAF saat
masuk RSJ 20, saat diperiksa 40 dan GAF tertinggi 1 tahun terakhir
65.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Menurut PPDGJ III
Axis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan
Z 91.1 Ketidakpatuhan terhadap obat.
Axis II : Tidak ada diagnosa
Axis III : Riwayat Ekstrapiramidal Sindroma
Aksis IV : Masalah pekerjaan : kegagalan menjadi tentara
Masalah Psikososial : adik dituduh mencuri
Axis V: GAF = 40 (saat diperiksa)
GAF = 20 (masuk rumah sakit jiwa)
GAF = 65 (tertinggi 1 tahun terakhir)

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 15


VIII. PROGNOSIS
Dubia
IX. TERAPI
a. Farmakologis : Risperidone 2x2mg
Chlorpromazine 1x50 mg ( malam hari )
Trihexypenidil 2x2 mg
b. Non farmakologis :
 Terapi suportif
Memberikan edukasi mengenai efek samping obat yang dialami
oleh penderita dan memberikan penjelasan bahwa efek samping
tersebut bisa di cegah dan di obati sehingga penderita merasa
diperhatikan dan tenang selama mendapatkan terapi farmakologi.
Mengembangkan hubungan terapeutik sehingga penderita merasa
nyaman dan tidak gelisah.
Keluarga bersikap empati terhadap penderita, hangat dan ramah,
serta bersedia mendengarkan keluhan-keluhan yang menjadi fokus
penderita
 Terapi kelompok
Penderita diajak berbincang-bincang / permainan kelompok untuk
menghilangkan kejenuhan selama di bangsal
 Terapi keluarga
Memberi pengertian kepada keluarga tentang penyakit penderita
dan kebutuhan dukungan serta motivasi dan pengawasan minum
obat.
Berusaha memperbaiki ekspresi emosi keluarga terhadap penderita
agar lebih hangat dan ramah

X MASALAH
A. Diagnosis:
Masalah penegakkan diagnose apakah penderita mengalami gangguan
psikotik atau campuran psikotik dan afektif.

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 16


B. Terapi biologi :
Adany riwayat ekstrapiramidal sindrom yang mengakibatkan penderita
malas minum obat, sehingga perlu diberikan edukasi terhadap
penderita dan pemilihan jenis dan dosis yang tepat.
Pemilihan obat dan dosis yang tepat karena serangan pada usia yang
masih muda dan adanya ketidak patuhan minum obat serta adanya
riwayat ekstrapiramidal sindrom
C. Psikososial
Pada awal terjadinya gangguan pada penderita, keluarga kurang
mendukung proses penyembuhan, keluarga beranggapan gangguan
yang terjadi pada pemderita akibat kemasukan roh halus sehingga
mereka lebih percaya berobat ke pengobatan alternatif.
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang gangguan jiwa yang
dialami oleh penderita bisa mengalami kekambuhan, sehingga
diperlukan dukungan dari keluarga dalam pengobatan selanjutnya .
XI. SARAN
1. Penderita
Memotivasi penderita agar mempunyai semangat kembali serta
memahami kondisi dirinya yang sebenarnya.
Memberikan pengertian untuk minum obat teratur dan kontrol teratur,
sehingga efek sampig bisa di minimalkan atau dicegah.
2.Keluarga
Memberikan pengertian dan edukasi terhadap keluarga penderita lebih
memahami kondisi psikologis penderita sehingga keluarga lebih bisa
menunjukan sikap lebih hangat.
3.Lingkungan sekitar
Tidak memberikan stigma negatif, serta memberikan peluang bagi
Untuk kembali ke kehidupan seperti orang normal
4.Karena adanya riwayat penderita dalam masalah ketidakpatuhaan
minum obat di usulkan penggunaan injeksi antipsikotik long acting.
Karena ada riwayat efek samping ekstrapiramidal diusulkan terapi
yang mempunyai efek samping minimal

Presentasi Kasus Bangsal Halaman 17


Presentasi Kasus Bangsal Halaman 18

Anda mungkin juga menyukai