Sekitar bulan Juli tahun 2010, setelah lulus sekolah STM, penderita
mendaftar pendidikan calon tamtama TNI, namun gagal dalam seleksi dikarenakan
tinggi badan penderita tidak memenuhi persyaratan. Beberapa minggu setelah gagal
diterima, penderita mencoba mendaftar pekerjaan di PT Unilever di Cikarang Bekasi,
tetapi gagal juga karena keahlian yang dibutuhkan perusahaan tidak sesuai dengan
yang penderita miliki. Sejak kedua usaha penderita itu gagal, penderita mulai tampak
sering sedih dan termenung sendiri. Penderita mengeluh kepada kedua orangtua
dan kakaknya karena merasa kedua orang tua dan keluarganya tidak
mendukungnya. Kemudian pada bulan Desember 2010, kakak iparnya mencarikan
pekerjaan dan diterima bekerja sebagai sales kompor gas, tetapi penderita hanya
bertahan beberapa minggu saja karena tidak betah dan dirasa berat, akhirnya
penderita keluar dari pekerjaan tersebut. Kegiatan sehari-hari setelah tidak bekerja
hanya digunakan untuk tiduran dikamar, aktifitas makan dan mandi masih dilakukan
atas inisiatif sendiri. Hubungan sosial dengan keluarga dan tetangga masih baik.
( GAF 70 )
Mulai sekitar bulan Januari 2011, penderita tampak lebih sering melamun dan
malas keluar rumah karena merasa minder dan kadang penderita terlihat menangis
sendiri, jika ditanya keluarga kenapa menangis, penderita diam saja. Penderita juga
kadang sering bertingkah laku aneh, setiap menjelang maghrib penderita, merasa
kedua kakinya sulit digerakan seperti ada yang mengikat kedua kakinya, penderita
juga mengeluh takut keluar rumah karena melihat banyak orang diluar rumah yang
akan mengeroyoknya. Jika sendirian penderita tampak sering senyun sendiri dan
bicara sendiri, jika ditanya keluarga penderita marah dan memaki-makinya.
Kegiatan sehari-hari hanya menyendiri dikamar dan melamun kadang senyum
sendiri. Penderita tidak mau bekerja lagi, jika di tegur oleh keluarga, penderita
mudah tersinggung dan marah. Aktifitas makan dan mandi masih dilakukan sendiri
tetapi harus diingatkan. Hubungan dengan keluarga dan tetangga sedikit
merenggang. Karena kondisi penderita semakin buruk maka atas inisitif keluarga
Presentasi Kasus Bangsal Halaman 2
penderita di obati secara alternatif karena keluarga beranggapan penderita
kemasukan roh halus, setelah beberapa kali pengobatan tidak ada perbaikan,
maka oleh keluarga dimasukan di salah satu pondok pesantren di daerah Sendang
Guwo Semarang. ( GAF 40 )
Setelah kurang lebih tiga minggu di pesantren, penderita mengalami
perbaikan, dimana penderita sudah tidak senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
dan terlhat lebih tenang tidak seperti waktu di bawa ke pondok, sehingga oleh
keluarganya penderita dijemput dibawa pulang. Selama di rumah penderita bisa
kembali bekerja sebagai cleaning servis di komplek perumahan Gunung Jambu.
Tetapi menurut adiknya, setelah pulang dari pesantren, penderita masih sering
tampak termenung sendiri dan melamun. Kegiatan penderita setelah bekerja di
perumahan Gunung Jambu digunakan untuk mengobrol dengan keluarga dan
tetangga. Aktifitas makan dan mandi dilakukan sendiri tanpa diingatkan.
Hubungan dengan keluarga dan tetangga cukup baik. Sekitar bulan Desember 2011,
penderita di terima bekerja sebagai tenaga satuan pengamanan di komplek
perumahan Gunung Jambu. ( GAF 65 )
Bulan Maret tahun 2012, adik penderita dituduh mencuri di komplek
perumahan Gunung Jambu, sehingga penderita merasa malu dan sering marah-
marah. Sejak kejadian tersebut penderita mulai lagi tampak sering melamun,
mudah marah dan gampang tersinggung. Penderita juga mulai berperilaku aneh
seperti bisa meramal, karena penderita merasa mempunyai kelebihan. Penderita
tidak mau bekerja lagi, aktifitas waktu luang digunakan untuk berjalan mondar
mandir keliling kampung sambil bicara sendiri, aktifitas makan dan mandi harus
diingatkan. Hubungan dengan keluarga dan tetangga mulai renggang. Karena
kondisi penderita semakin tak terkendali maka oleh keluarga, penderita dikurung
didalam kamar, atas inisiatif keluarga berusaha memanggil paranormal untuk
mengobatinya. Setelah beberapa kali pengobatan kondisi penderita tetap tidak ada
perubahan. ( GAF 40 )
Atas saran beberapa tetangga pada bulan Juni 2012, penderita dibawa
berobat ke RSJ Amino Gondohutomo di poli rawat jalan dan oleh dokter diberi tiga
macam obat warna oranye, pink dan putih untuk satu bulan, tetapi dirumah
penderita susah dan tidak teratur minum obat, setelah obat habis tidak melanjutkan
Rumah ukuran + 6m x 7 m
Lantai terbuat dari plester
Atap genteng tidak berplafon
K.Tidur K.Mandi Dinding rumah dari tembok
Perabot kursi tamu sederhana
TV warna 14 inchi, kompor gas
Tempat tidur dan kasur dari kapuk
Dapur Penghasilan Rp 400.000/ bulan
K.Tidur Kesan Ekonomi kurang
R.Tamu
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
20
30
40
50
NILAI GAF
60
70
80
90
100
X MASALAH
A. Diagnosis:
Masalah penegakkan diagnose apakah penderita mengalami gangguan
psikotik atau campuran psikotik dan afektif.