1
Introduction
Scientific method:
Metode ilmiah:
Sebuah pertukaran yang kompleks antara teori dan
observasi, sarana komunikasi mereka menjadi
pengukuran
Mengukur adalah prosedur yang menyediakan sarana
yang berkaitan konsep untuk satu set pengamatan
terkontrol yang harus menyediakan memerintahkan
pengetahuan tentang konsep
2
Instrument
3
Data dan Instrument
Data dapat kita peroleh dengan suatu alat ukur
(instrumen penelitian) sesuai dengan data yang
akan kita ambil, misalnya data yang kita ambil
adalah berat badan, maka alat ukur yang akan
kita gunakan adalah timbangan berat badan.
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar
pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir
lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainya.
Apabila data yang akan dikumpulkan itu
adalah data yang menyangkut pemeriksaan
fisik maka instrumen penelitian ini dapat
berupa stetoskop, tensimeter, timbangan,
meteran atau alat antropometrik lainnya
untuk mengukur status gizi, dan alat
laboratorium dan sebagainya.
Validitas dan Reabilitas
7
Measurement Scales
(Stevens, 1951)
8
Measurement Scales
(Hulley et al., 2001)
Type of Characteristics Example Descriptive Information
Measurement of Variable Statistics Content
Categorical
9
Reliability
Reliability = reproducibility, repeatability
the extent to which the same measure will
consistently provide the same results
concern mainly with chance or random errors
Can be attributed to the subjects under study,
the observers, the situations, the instruments,
and/or the processing
Basic ways to assess reliability:
Inter-rater reliability
Intra-rater reliability
Split-half reliability
Test-retest reliability 10
Validity = accuracy
the extent to which a particular measure reflects what is
supposed to measure
concern mainly with systematic error
Content validity
11
Validitas Pengukuran
1. Alat ukur
2. Metode ukur
3. Pengukur (peneliti)
Ketiga unsur inilah yang akan menentukan apakah hasil suatu
pengukuran valid atau tidak, walaupun alat dan metode
yang dipilih telah baku dan valid, tetapi kalau pelaksanaan
pengukurannya kurang tepat dan teliti, maka hasilnya
akan tidak valid.
Metode ukur yang dipakai menjadi acuan penelitian. Jika
dengan menggunakan metode ini, hasil penelitian valid,
maka secara umum metode ini sahih dan kita bisa
menggunakan metode ini untuk penelitian yang sama di
tempata dan waktu yang berbeda.
Validitas
Kesahihan pengukuran dipengaruhi oleh bias
pengukuran (measurement bias); makin besar
bias, maka makin kurang sahih pengukuran.
Terdapat 3 bias pengukuran :
Bias pengamat, distorsi yang konsisten, baik
disadari/tidak yang dilakukan oleh pelaksana
pengukuran dalam menilia atau melaaorkan hasil
penelitian. Misal : Pengamat akan cenderung
memperoleh tekanan darah lebih renndah pada
kelompok pasien yang diobati daripada kontrol
Bias subyek, distorsi yang konsisten oleh
subyek penelitian. Bila seseorang tahu ia
sedang menjalani penelitian, ia akna cenderung
bekerja lebih baik.
Bias instrument, kesalahn sistematik terjadi
akibat ketidakakuratan alat ukur. Sehingga
untuk menghindari kesalahan tersebut, kita perlu
melakukan standarisasi, pelatihan,
penyempurnaan alat ukur, dan automatisasi,
ditambah:melakukan pemeriksaan tanpa setahu
subyek, melakukan pemeriksaan tanpa identitas
subyek, kalibrasi alat .
Ada 2 macam validitas penelitian yaitu: validitas
dalam dan validitas luar.
Validitas dalam adalah kesahihan penelitian
yang menyangkut pertanyaan : sejauh mana
perubahan yang diamati dalam suatu penelitian
(terutama penelitian eksperimental) benar-benar
hanya terjadi karena perlakuan yang diberikan
(variabel perlakuan) dan bukan karena
pengaruh faktor lain (variabel luar).
Validitas luar adalah kesahihan penelitian yang
menyangkut pertanyaan : sejauh mana hasil
suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi induk (asal sampel penelitian diambil).
Faktor- - Faktor Yang Mempengaruhi
Validitas Penelitian
1. Validitas pengukuran
2. Adekuatitas rancangan penelitian
3. Analisis data
Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi
baik validitas dalam maupun validitas luar
penelitian, dengan sendirinya juga
mempengaruhi konsekuensi dan medan
generalisasi hasil penelitian
Internal Validity
Type Subset Meaning
Face validity Measurement validity Extent to which a method
Internal consistency measure what it is intended to
measure
Content validity Extent to which questionnaire
items cover the research area of
interest
Criterion validity Predictive utility Agreement with a “gold
Concurrent validity standard”
Diagnostic utility
Construct validity Criterion-related validity Agreement with other tests
Convergent validity
Discriminant validity
17
Jenis Validitas Pengukuran
25
26
Scale
27
Scale anatomy
28
Ranks for an individual scale
element or question
29
Three basic functions of a scale:
30
Scale physiology
Reproducibility
Validity
Responsiveness
31
Staging
32
Clinical disagreement
History taking Wrong (inaccurate) in
the light of other,
Physical examination
“harder” evidence (gold
Interpreting results of standard)
diagnostic tests
Inconsistent (imprecise)
Making diagnosis and if simultaneous clinical
therapeutic examination of the same
recommendations patient by other
The failure to help patients clinicians or a second
who could be helped examination by the same
The violation of examiner leads to
Hippocrates’ admonition disagreement
“Above all, do no harm” Inter-observer
33
Measure of agreement
34
Etiology of clinical disagreement
The examiner
Biologic variation in the senses
The tendency to record inference rather than
evidence
Ensnarement by diagnostic classification
schemes
Entrapment by prior expectation
35
Etiology of clinical disagreement
The examined
Biologic variation in the system being examined
Effect of illness and medications
Memory and rumination
36
Etiology of clinical disagreement
The examination
Disruptive environments for the examination
Disruptive interactions between examiners and
examined
Incorrect function or use of diagnostic tools
37
Definitions of normal
38
Contoh
39
Pengujian Validitas Isi
Dilakukan dengan analisis teoritik apakah alat ukur (pertanyaan-
pertanyaan) tersebut secara logika mengeksplorasikan indikator-
indikator fenomena psikososial tersebut, seperti halnya analisis
terhadap kerja termometer sebagai alat pengukur suhu di atas.
Pendekatan lain dengan cara uji coba alat ukur pada
sekelompok subyek. Pertama-tama sekelompok subyek diukur dulu
dengan alat ukur tersebut, kemudian terhadap mereka diberi
perlakuan yang jelas-jelas akan mempengaruhi variabel yang
diukur, kemudian dilakukan pengukuran lagi dengan alat dan
metode ukur yang sama. Perbedaan hasil uji awal dengan hasil uji
akhir itulah yang menunjukkan bahwa alat dan metode ukur yang
dicoba mempunyai validitas isi yang baik atau tidak.
Sebagai contoh : untuk menilai perilaku ibu
terhadap pembuatan menu keluarga sehat
dilakukan tes awal dengan sejumlah pertanyaan
yang akan diuji validitasnya, kemudian kepada
mereka diberikan kursus dan praktek intensif
tentang menu keluarga sehat. Setelah itu
dilakukan tes akhir dengan alat dan metode
yang sama. Interpretasi : perbedaan hasil tes
awal dengan tes akhir menunjukkan validitas uji
tersebut.
Validitas isi ini identik dengan validitas dalam
penelitian, yaitu mengenai sampel yang diambil
apakah representatif atu tidak.
VALIDITAS KRITERIUM
Validitas kriterium (validitas prediksi) adalah sifat
yang menggambarkan tingkat keterandalan
instrumen pengukuran (prediktor) untuk
meramal keadaan atau kemampuan tertentu
(kriterium) subyek.
Misalnya, suatu paket uji keseimbangan tubuh
(fungsi vestibuler) dijadikan sebagai alat seleksi
bagi para calon penerbang pesawat. Kalau
setelah diterima dan menjadi penerbang
pesawat ternyata ketrampilan pengemudi
pesawat yang berkaitan dengan fungsi
vestibuler tersebut jelek, berarti validitas
kriterium alat uji tersebut rendah.
Pengujian terhadap validitas kriterium
dilakukan dengan membandingkan hasil uji
prediktor (yang akan diuji validitasnya)
dengan hasil uji kriterium (kemampuan yang
diramal). Dari contoh pertama, diuji korelasi
hasil tes vestibuler (tes prediksi) dengan hasil
atau nilai prestasi penguasaan pesawat yang
berkaitan dengan keseimbangan (kriterium),
kalau hasil analisis korelasi kuat berarti
validitas kriterium tinggi, dan sebaliknya
VALIDITAS KONSTRUK
Responden X Y X2 Y2 XY
Keterangan :
A 2 14 4 196 28 X = pertanyaan nomor
B 2 15 4 225 30 1
C 2 13 4 169 26
D 2 16 4 256 32 Y = skor total
E 1 13 1 169 13 responden
F 2 12 4 144 24
G 1 13 1 169 13
XY = skor pertanyaan
H 2 16 4 256 32 nomo1 dikalikan
I 2 12 4 144 24 dengan skor total
J 2 14 4 196 28 responden
N = 10 18 138 36 1924 250
Selanjutnya
dimasukkan angka-
angka tersebut ke
dalam rumus korelasi
”product moment”
Selanjutnya dimasukkan angka-angka tersebut ke 6. R = 0,810
dalam rumus korelasi ”product moment” seperti
7. R = 0,690
tertulis di atas, sebagai berikut :
8. R = 0,720
N ( XY) – (X. Y) 9. R = 0,660
R = ------------------------------------------------- 10. R = 0,150
NX2 – (X) 2 } {NY2 – (Y) 2 } Untuk mengetahui apakah nilai korelasi
tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka
(10 x 250) – (18 x 138) nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan
R = --------------------------------------------------- tabel nilai korelasi ”product moment” yang
(10 x 36) – (18) 2 (10 x 1924) – (138) 2 ada dalam buku-buku statistik.
Berdasarkan tabel nilai korelasi ”product
moment” untuk jumlah responden 10,
2500 -2484 16 16 memiliki taraf signifikansi 0,632.
R = ------------------- = ------------ = --------- = 0,190 Oleh sebab itu, nilai korelasi dari
36 x 196 7056 84 pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
tersebut yang memenuhi taraf signifikansi
Setelah dihitung semua korelasi antara (di atas 0,632) adalah pertanyaan nomor 2,
masing-masing pertanyaan dengan skor totalnya, 3, 4, 6, 7, 8, 9
misalnya diperoleh hasil sebagai berikut :
Sedangkan pertanyaan nomor 1, 5, dan 10
1. R = 0,190
tidak bermakna.
2. R = 0,720
Selanjutnya untuk memperoleh alat ukur
3. R = 0,640
yang valid, maka pertanyaan nomor 1, 5,
4. R = 0,710
dan 10 tersebut harus diganti atau direvisi,
5. R = 0,550
atau didrop (dihilangkan).
RELIABILITAS
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)