Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
A. Keluhan Utama
Pasien sering marah-marah hinggah memecahkan kaca jendela
rumahnya.
B. Keluhan Tambahan
Pasien merasa gelisah yang tidak di ketahui penyebabnya, pusing
saat melakukan aktifitas berat dan sulit tidur. Keluhan ini sudah
2
berlangsung lama dan sudah dinyatakan sembuh padad 2017, namun
kembali kambuh pada 3 bulan yang lalu.
3
hanya Tn.s yang tidak dapat pergi keluar negri, terkadang pasien juga
mendengarkan bisikan-bisikan suara teman-temannya yang sedang
membicarakannya.
Pada tahun 2003 pasien memiliki riwayat pernah melakukan
operasi amandel, saat itu dokter yang menangani operasi amandelnya
menyarankan pasien untuk konsultasi ke psikiater guna menanganin
gangguan tidur dan rasa gelisahnya. Namun pasien tidak pergi ke rumah
sakit dan hanya ke puskesmas setempat saja. Namun walaupun sudah ke
puskesmas Tn.S tidak merasakan perubahan gejala pada gelisah dan sulit
tidurnya. Pasien sudah berusaha mengkonsumsi obat berupa vitamin untuk
mengurangi gejalanya, namun tidak ada perubahan setelah
mengkonsumsinya.
Pasien juga sempat dipasung oleh keluarganya dikarenakan sering
marah-marah hingah merusak barang-barang yang ada dirumah pasien, hal
ini terjadinya pada tahun 2010. Saat dipasung kader desa setempat
medatangi keluarga dan mencoba berkomunikasi untuk menyelamatkan
Tn.S.
Pada tahun 2017 pasien sudah dinyatakan sembuh total dan bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal, kemudian kader desa
setempat memberikan bantuan berupa 10 ekor kambing untuk mengisi
kegiatan sehari-harinya.
3 bulan yang lalu pasien marah-marah kembali diakarenakan ada
sesuatu hal yang menyinggung perasaannya, dan pasien dibawa kembali
ke RSUD ngawi. Setelah diperiksa, dokter menyatakan pasien memiliki
keadaan yang baik baik saja serta pikirannya normal. Oleh dokter
diberikan beberapa obat. Saat ini pasien masih rutin melakukan
pengecekan berkala di puskesmas setempat.
4
Saat SD pasien memiliki riwayat sesak nafas, namu saat ini pasien
sudah tidak merasakan hal tersebut.
E. Riwayat Hidup
a. Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir cukup bulan, secara normal dan tidak ada penyulit
persalinan, namun melahirkannya di dukun beranak.
5
murung, melamun, mengamuk dan merusak barang-barang dirumah
dikarenakan cita-citanya untuk pergi keluarga negri tidak tercapai.
e. Masa Dewasa
Pasien pernah bekerja menjadi salah satu buruh di perusahaan
kelapa sawit yang berada di Sumatra, namun pasien merasa pekerjaannya
terlalu melelahkan dan memilih untuk berhenti. Pasien juga sempat
dipasung pada 2010 oleh keluarganya karena kondisinya yang sering
marah marah hingga merusak barang yang ada dirumah.
F. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2009 pasien sempat bekerja sebagai buruh disalah satu
perusahaan kelapa sawit yang ada di sumatra, namun pasien berhenti
karena pasien merasa lelah dengan pekerjaanya. Saat ini pasien memiliki
kesibukan ternak kambing.
G. Riwayat Perkawinan
Sampai saat ini pasien tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak
serta tinggal bersama orangtuanya.
H. Agama
Pasien beragama islam dan menjalankan ibadah dengan baik. Pasien
mengaku belajar mengaji sejak kecil di tempat pendidikan agama islam.
I. Aktivitas Sosial
Pasien aktif mengikuti kerja bakti di sekitar lingkungan rumah pasien.
J. Riwayat Hukum
Pasien pernah diberi teguran oleh ketua RT karena mengamuk
hinggah meresahkan tetangganya.
6
K. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mendapatkan edukasi mengenai pernikahan
ataupun masalah sexualitas sebelumnya.
L. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien terdiri dari ayah, ibu, pasien dan 9 saudaranya. Ayah dan
ibu pasien bekerja menggarap sawah. Semua saudara pasien sudah menikah dan
memeiliki anak.ada beberapa saudaranya yang bekerja diluar negri. Dan di
dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien dan tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga pasien.
=L
= Perempuan
= Pasien
7
M. Riwayat Kehidupan Sekarang
Pasien hanya tinggal dengan kedua orangtuanya, dan kehidupan
sehari-hari pasien berternak kambing serta saat ini pasien melakukan
kegiatan membuat kerajinan tas di pusat balai kerja lingkungan tempat
tinggalnya.
8
B. Mood dan Afek
a. Mood : Eutimia
b. Afek : Luas
c. Keserasian : Serasi antara mood dengan afek
C. Pembicaraan
a. Volume : Normal
b. Irama : Teratur
c. Kelancaran : Artikulasi dan intonasi jelas
d. Kecepatan : Sedang
D. Persepsi
a. Halusinasi
a. Auditorik : Ada
b. Visual : Ada
c. Taktil : Tidak ada
d. Olfaktorik : Tidak ada
e. Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak ada
E. Pikiran
a. Proses dan Bentuk Pikir
1. Produktivitas : Banyak ide
2. Kontinuitas
Blocking : Tidak ada
Asosiasi Longgar : Tidak ada
9
Inkoherensi : Tidak ada
Flight of idea : Tidak ada
Word salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
b. Isi Pikir
1. Preokupasi : Tidak Ada
2. Waham
Waham Bizzare : Tidak ada
Waham Nihilistik : Tidak ada
Waham Somatik : Tidak ada
Waham Paranoid
Waham kejar : Tidak ada
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham rujukan : Ada
Waham dikendalikan :Tidak Ada
Thought of Insertion : Tidak ada
Thought of Broadcasting : Tidak ada
Thought of Withdrawal : Tidak ada
Thought of Control : Tidak ada
10
2. Konsentrasi : tidak baik (karena pasien menjawab pertanyaan
sama dengan jawaban yang berbeda).
3. Daya Ingat
Segera : Kurang Baik ( Mampu mengingat nama 3 benda yang
baru saja disebutkan tetapi salah dalam menyebutkan urutan).
Jangka Pendek : Baik ( Mampu mengingat menu sarapan pagi )
Jangka Panjang : Kurang Baik (karena tidak dapat menjelaskan
kehidupan SD pasien ).
c. Intelegensi dan Pengetahuan Umum : Baik ( Pasien mengetahui
nama Presiden Indonesia ).
d. Kemampuan Visuospasial : Baik ( Pasien dapat mengarahkan jalan
dari rumah ke pusat balai kerjanya).
e. Pikiran Abstrak : Baik ( Pasien mengetahui maksud dari berakit-rakit
dahulu berenang-renang kemudian).
G. Daya Nilai
a. Daya Nilai Sosial : Baik ( Pasien tidak memotong pembicaraan )
b. Uji Daya Nilai : Baik (Pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan)
H. Tilikan : Derajat IV( Dia menyadari dia sakit namun tidak mengetahui apa
yang menyebabkan dirinya merasa sakit).
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
J. Reliability Testing Ability (RTA) : Baik karena tidak terdapat adanya
waham atau halusinasi
11
Tekanan darah : Tidak Dilakukan
Nadi : Tidak Dilakukan
Suhu : Tidak Dilakukan
Pernafasan : Tidak Dilakukan
B. Status Neurologis
Rangsang meningeal : Tidak Diperiksa
Mata
Gerakan bola mata : Tidak Diperiksa
Refleks pupil : Tidak Diperiksa
Motorik
2. Status Mental
• Kesadaran : Compos Mentis
• Mood : Eutimia
• Afek : Luas
• Keserasian : Serasi antara mood dengan afek.
• Gangguan persepsi : Terdapat riwayat Halusinasi visual,
auditorik.
• Gangguan proses pikir : Tidak ada
• Gangguan isi pikir : Riwayat waham kejar.
• RTA (Reality testing ability) : Baik
• Tilikan : Derajat VI
• Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
13
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe maniak
AKSIS II : F30.3.30 Gangguan kepribdian emosional tidak stabil tipe
impulsif
AKSIS III : Bab X J00-J99 ( Penyakit Sistem Pernafasan ) berupa
Asma.
AKSIS IV : Masalah terhadap tetangga dan Masalah terhadap
temannya
AKSIS V :
GAF saat diwawancarai : 91-100
GAF masuk RS : 80 - 71
VIII. DIAGNOSIS KERJA : Skizoafektif tipe manik dengan ganggaun
emosional tipe impulsif
IX. DAFTAR PROBLEM
• Problem Organobiologik : Tidak ada
• Problem Psikologik dan Perilaku : Gejala impulsif
• Problem Sosiokultural : Tidak ada
• Problem Keluarga : Tidak ada
X. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
Clozapine : 1 X 25mg/Hari
Lithium : 3 X 300mg/Hari
B. Psikoterapi
a. Edukasi
14
• Menjelaskan kepada pasien agar selalu rutin mengonsumsi
obat secara teratur.
• Menjelaskan kepada pasien agar melakukan kegiatan sosial
disekitar rumah dan mengisi waktu luangnya
• Menjelaskan kepada keluarganya guna memberikan
dukungan yang posotif terhadap dirinya
b. Terapi spiritual
Menjelaskan kepada pasien untuk shalat, mengaji, dan
menyampaikan bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah
SWT dan segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmah nya.
XI. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad bonam.
Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam.
Quo Ad Sanactionam : Dubia ad bonam.
Faktor yang Memperberat :
Tidak ada
Faktor yang Memperingan :
Dengan menonton TV dan mendengarkan radio.
15
Diagnosis Skizoefektif
Skizoafektif dapat di diagnosis apabila terdapat gangguan mood yang tumpeng
tinding dengan gejala skizofrenia, namun gejala skizofrenia harus tidak dominan.
Skizoafektif dapat ditegakkan diagnosisnya menggunakan bantuan kriteria
diagnostik PPDGJ III dan DSM V sebagai berikut dan memenuhi kriteria yang
ada.
16
Kriteria DSM V
Diagnosis Banding
Psikosis Akut, gangguan bersifat akut pada 2 minggu awal
Skizofrenia, halusinasi dan waham bersifat dominan
Gangguan mood depresif, tidak terdapat adanya halusinasi ataupun waham
17