IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. DRG
- Umur : 19 tahun
- Jenis kelamin : Pria
- Agama : Islam
- Suku : Jawa
- Pendidikan terakhir : SMK
- Pekerjaan : Belum bekerja
- Alamat : Sragen
- Tanggal pemeriksaan : 22 Maret 2022
- Tanggal masuk RS : 21 Maret 2022
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis yang dilakukan
terhadap
1. Tn. I, 46 tahun, Ayah kandung pasien, SMP, pekerjaan Driver, tinggal serumah.
2. Ny. S , 40 tahun, Ibu kandung pasien, SMU, ibu rumah tangga, tinggal serumah.
2
wanita tersebut menyukai pria lain. Pasien sangat kesal sekali, dahulu saat kenal
dekat dengan wanita tersebut saking senangnya pasien bisa tidak tidur selama 1
minggu dan senang terus kemudian saat tahu wanita tersebut lebih memilih pria
lain dibanding dirinya dan bekerja sebagai polisi, pasien mengalami emosi
berlebih sampai banting barang dan tidak terkontrol. Pasien pernah dibawa
berobat ke poli jiwa RSUD Gemolong sragen bulan Januari 2022, tapi obat tidak
di minum teratur.
2. Alloanamnesis
Menurut ayah kandung sejak bulan februari 2022 pasien mengalami bicara
sendiri, ketawa sendiri sering mengamuk marah marah bila permintaannya tidak
diikuti. Pasien pernah mengatakan kepada ayahnya untuk akhirnya memilih
menerima ilmu dari eyang suro yang senantiasa hadir didalam pikirannya, pasien
juga bercerita didatangi harimau untuk membawakan kebaikan untuknya. Ayah
pasien sudah membawa pasien ke kiyai untuk diobati namun hasilnya pasien
masih bisa mendengarkan suara bisikan. Pasien pernah menelpon ayahnya agar
segera pergi nyekar ke makam guru mengaji ayahnya, sepengetahuan ayahnya
guru mengajinya masih hidup. Selama tidak bekerja di pabrik pasien sering pergi
bersama temannya mendaki gunung. Bulan januari 2022 pasien pernah dibawah
berobat ke poli jiwa RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen dengan keluhan yang
sama dan diberikan obat. Pasien tidak rutin minum obatnya. Pasien mulai sering
berada dirumah dan bermain game dihape. 10 hari pasien gaduh gelisah yang
sangat tidak bisa di kontrol menghancurkan kaca meja, keluarga di rumah semakin
takut sehingga ayah pasien memutuskan membawanya ke IGD RSJ.
3
Riwayat alkohol : pernah minum ciu kelas 2 SMP sampai kelas 1
SMK, kemudian pasien berhenti hingga saat ini.
6. Riwayat keluarga
Keterangan :
: tanda gambar untuk menunjukkan jenis kelamin laki-laki telah
meninggal
5
III. EVALUASI KELUARGA
A. Susunan Keluarga
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang adik perempuan di Sragen.
B. Keadaan Sosial Ekonomi Sekarang
C. Fungsi Subsistem
A. Gambaran Umum
1. Penampilan: Seorang pria, tampak sesuai usia, perawatan diri tidak terawat.
2. Pembicaraan : Spontan, Intonasi cukup, artikulasi jelas
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Hiperaktif
4. Sikap terhadap pemeriksa: tidak kooperatif
5. Kontak mata: adekuat
B. Kesadaran :
1. Kuantitatif : compos mentis (GCS E4V5M6).
2. Kualitatif : berubah.
C. Pembicaraan :
Spontan, volume dan artikulasi cukup dan jelas.
D. Mood dan afek :
1. Mood : irritable
2. Afek : terbatas
3. Kesesuaian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba rasakan
6
E. Proses Pikir :
1. Bentuk : non realistik
2. Isi : delusion of control, thought echo
3. Arus : Flight of idea
F. Persepsi:
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik
2. Ilusi : tidak ditemukan
3. Derealisasi : tidak ditemukan
4. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
G. Kognisi dan Sensorium :
1. Orientasi waktu/tempat/situasi/orang : baik
7
Laboratorium
Hemoglobin : 18,4
Eritrosit : 5,88
Trombosit : 212.000
Leukosit : 8,00
B. Status Neurologis :
Pupil isokor, refleks cahaya +/+, fungsi sensorik dan motorik baik di keempat
ekstremitas, refleks fisiologis: tidak diperiksa, refleks patologis : tidak diperiksa.
8
kehidupan sosialnya terganggu dengan demikian dapat disimpulkan pasien menderita
gangguan jiwa.
- Pada pemeriksaan internus tidak didapatkan kelainan sehingga blok Gangguan
Mental Akibat Penyakit Fisik dapat disingkirkan (F00-F09). Riwayat penggunaan zat
sebelumnya tidak didapatkan, sehingga diagnosis Gangguan Mental Terkait Zat
dapat disingkirkan (F10 – F19). CM/berubah, pembicaraan spontan intonasi jelas
artikulasi jelas, afek tumpul mood disforik, bentuk piker non realistis, isi pikir
delusion of control, thought echo , arus pikir assosiasi longgar, halusinasi auditorik,
orientasi baik, tilikan derajat 1 sehingga blok Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan
Gangguan Waham tidak dapat disingkirkan (F20 – F29). Pada pemeriksaan status
mental didapatkan mood, afek dan psikomotor yang meningkat, dan dari anamnesa
juga ditemukan adanya riwayat gejala manik, pernah mengkonsumsi obat obat
sehingga Gangguan Suasana Perasaan (Afektif/Mood) tidak dapat disingkirkan (F30
– F39).
Pada pasien ini didapatkan berupa CM/berubah, pembicaraan spontan
intonasi jelas artikulasi jelas, afek tumpul mood disforik, bentuk piker non realistis,
isi pikir delusion of control, thought echo , arus pikir assosiasi longgar, halusinasi
auditorik, orientasi baik, tilikan derajat. Semua gejala tersebut muncul lebih dari 1
bulan, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat di diagnosa sebagai Gangguan
Skizofrenia paranoid (F20.0) dengan diagnosa banding Skizofrenia Hebefrenik
(F20.1)
9
A. Organobiologik : tidak ada
B. Psikologik :
1. Gangguan perasaan
2. Gangguan pikiran
3. Gangguan persepsi
4. Gangguan Perilaku
5. Daya nilai realita yang buruk.
C. Sosial ekonomi : tidak ada
D. Masalah kepatuhan minum obat
E. Masalah asmara
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga indikasi dosis dan efek samping obat
seperti adanya gejala EPS sehingga bila ada gejala EPS segera kontrol lagi.
Rehabilitasi
Psikoedukasi pasien dan keluarga
XI. PROGNOSIS
Hal yang meringankan :
10
- Sistem pendukung yang baik
- Berobat ke institusi yang tepat
- Gejala positif
- Memakai BPJS
Hal yang memberatkan:
- Onset muda
- Faktor pencetus tidak jelas
- Relaps
- Ketidakpatuhan dalam minum obat
XII. DISKUSI
Kepatuhan mengkonsumsi obat pasien skizofrenia dipengaruhi oleh keluarga yang
tinggal satu rumah karena keluarga dapat mengingatkan jika pasien lupa minum obat,
pendampingan/pengawasan agar obat diminum sesuai dosis serta mengantar untuk kontrol
secara rutin yang bertujuan untuk mempertahankan kepatuhan. Keluarga juga dapat
memberikan dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota yang
sakit, serta menentukan keputusan untuk mencari dan mematuhi anjuran pengobatan. Selain
itu, hubungan dengan pasien seperti bapak/ibu, anak, kakak/adik, suami dan, istri lebih
mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang diketahui secara keseluruhan sebanyak 58
orang (80,56%), sehingga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, terutama yang berkaitan
dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia saat berada dirumah akan lebih terkontrol.
Hal ini senada dengan pernyataan Drennan & Graw (2000) bahwa adanya dukungan dari
pihak keluarga, teman dan orang-orang sekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien agar
teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.
Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari
orang-orang tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu yang
membuat individu merasa diperhatikan, dicintai, dihargai serta diberikan dukungan kearah
11
yang lebih baik. Individu yang menerima dukungan sosial memahami makna dukungan
sosial yang diberikan orang lain, dalam hal ini pemberi dukungan sosial terdekat dengan
individu penerima adalah keluarga. Hal demikian dijelaskan oleh Rodin dan Solovey (1994)
bahwa salah satu sumber dukungan sosial yang paling penting adalah perkawinan dan
keluarga.
Penyebab tidak patuh dari aspek klien dan keluarga adalah rendahnya insight akan
kondisi klien yang memerlukan obat dalam jangka waktu lama sebagai tindakan pencegahan
kekambuhan. Efek samping, rasa obat, dan kompleksitas penggunaan obat merupakan
penyebab ketidakpatuhan dari aspek obat. Adanya ungkapan yang bersifat menurunkan
motivasi dan penjelasan yang kurang jelas adalah penyebab ketidakpatuhan dari aspek
tenaga kesehatan.
Garcia (2006) mengungkapkan bahwa dukungan instrumental merupakan prediktor
kepatuhan klien saat di rumah. Dukungan instrumental yang diberikan meliputi seluruh
aktivitas yang berorientasi pada tugas perawatan klien dirumah. Berupa penyiapan obat,
melakukan pengawasan minum obat, mencari alternative pemberian obat apabila klien tetap
tidak mau minum obat, dan memenuhi kebutuhan finansial.
Dukungan emosional juga sangat penting, karena dengan kasih sayang yang
diberikan keluarga terhadap klien, klien akan merasa dihargai dan dicintai. Kondisi ini
membuat klien jadi lebih kooperatif untuk meminum obatnya. Kehangatan keluarga secara
tidak langsung meningkatkan kepatuhan minum obat. Dukungan informasional dipenuhi
partisipan dengan memberikan informasi pada anggota keluarga yang tidak mengerti tentang
pengobatan klien gangguan jiwa. Merawat anggota keluarga yang tidak patuh, terutama jika
klien mengalami kekambuhan dirasakan sebagai suatu beban keluarga (family burden).
Family burden merupakan suatu istilah untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan,
kesulitan dan efek yang dialami keluarga sehubungan dengan adanya anggota keluarga yang
mengalami gangguan gangguan jiwa yang berkepanjangan (Magliano,2008).
12
DAFTAR PUSTAKA
Drennan,V. & Graw, C. 2000. Australian College of Pharmacy Practice. Journal Ners. Puri,
B.K., et al. (2013). Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Garcia R, 2006. Family support predict psychiatric medication usage among Mexican
American individuals with schizophrenia. http://web.ebscohost.com.
Magliano, L. 2008. Families of people with severe mental disorder: Difficulties and
resources. http//www.euro.who.int/document/MNH/family-burden.
13
Lampiran 1 : Grafik Kronologis
14
*Lampiran 2 : Follow up
Tgl S O A P
22 S/ Pasein gelisah, O/ Axis I: F20.0 P/
Maret marah-marah, teriak kesadaran: CM, berubah Axis II:F60.3 Inj Lodomer (haloperidol
2022 teriak mengaku penampilan: tampak Axis III: 5mg/ml) : della
kemasukan eyang seorang laki-laki sesuai Tidak Ada (dipenhydramine 10
suro, dan mendengar usia, perawatan diri Diagnosa mg/ml), 1:1 IM per 12
bisikan kalau pasien cukup, terpasang restrain Axis IV: jam (3 hari)
melakukan perbuatan pembicaraan : spontan, Masalah risperidon 2x2 mg
buruk, Pasien masih psikomotor: hiperaktif kepatuhan Trihexyphenidyl 2x 2 mg
terpasang resttrain afek : terbatas minum obat Chlorpromazine 1x 100
mood : irritabel Axis V: mg
arus : Flight of idea GAF
bentuk : non realistik Current: 30-
isi : thought echo, 21
delusion of control
Gangguan persepsi :
halusinasi auditorik (+)
perhatian : kurang
daya ingat :baik
insight : derajat 1
23 S/ Pasein tenang, O/ Axis I: F20.0 P/
kadang masih teriak, kesadaran: CM, berubah Axis II: Inj Lodomer (haloperidol
Maret
tidur agak kurang penampilan: tampak F60.3 5mg/ml) : della
2022 semalam, makan seorang laki-laki sesuai Axis III: (dipenhydramine 10
cukup Pasien masih usia, perawatan diri Tidak Ada mg/ml), 1:1 IM per 12
terpasang restrain. cukup, terpasang restrain Diagnosa (hari ke 2)
Pasien mengatakan pembicaraan : spontan, Axis IV: risperidon 2x2 mg
sudah sembuh dan psikomotor: hiperaktif Masalah Trihexyphenidyl 2x 2 mg
meminta di buka afek : terbatas kepatuhan Chlorpromazine 1x 100
ikatannya, pasien mood : irritabel minum obat mg
harus bertemu eyang arus : Flight of idea Axis V:
suro. bentuk : non realistik GAF
isi : thought echo, Current: 30-
delusion of control 21
Gangguan persepsi :
halusinasi auditorik (+)
perhatian : kurang
daya ingat :baik
insight : derajat 1
24 S/ Pasein tidur cukup, TD : 110/80 Axis I: F20.0 P/
15
Maret makan habis seporsi. nadi : 90 Axis II: Inj Lodomer (haloperidol
Pasien masih T : 36,2 F60.3 5mg/ml) : della
2022
terpasang restrain, RR : 20 Axis III: (dipenhydramine 10
masih ada berteriak. Tidak Ada mg/ml), 1:1 IM per 12
O/ Diagnosa (hari ke 3)
kesadaran: CM, berubah Axis IV: risperidon 2x2 mg
penampilan: tampak Masalah Trihexyphenidyl 2x 2 mg
seorang laki-laki sesuai kepatuhan Chlorpromazine 1x 100
usia, perawatan diri minum obat mg
cukup, terpasang restrain Axis V:
pembicaraan : spontan, GAF
psikomotor: hiperaktif Current: 40-
afek : terbatas 31
mood : irritabel
arus : Flight of idea
bentuk : non realistik
isi : thought echo,
delusion of control
Gangguan persepsi :
auditorik (+)
perhatian : baik
daya ingat :baik
insight : derajat 1
18