I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
No. RM : 20.20.96
Agama : Islam
Suku : Makassar
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Maret
2023, pukul 14.45 WITA, diantar oleh adik dan ibu pasien.
1. Nama : Rahmi
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
2
A. Keluhan Utama
Mengamuk
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
4
Pasien lahir dengan persalinan normal di rumah, tidak cukup bulan,
saat dilahirkan usia kehamilan ibu pasien masih 8 bulan, ditolong
oleh dukun beranak di Bantaeng pada tanggal 12 Mei 1983. Berat
badan lahir sekitar 2.300 gram dan panjang pada saat lahir tidak
diketahui. Ibu pasien saat itu dalam keadaan sehat, tidak ada
persiapan tertentu menyambut kelahiran pasien, dan ibu pasien tidak
mengalami kondisi psikologis yang berat saat itu. Pada saat bayi,
pasien tidak pernah mengalami demam tinggi dan tidak pernah
kejang.
5
pasien hanya berkuliah selama kurang lebih 2 tahun, saat KKN
pasien tiba-tiba tidak mau melanjutkan kuliahnya lagi.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
c. Psikoseksual
Pasien mengakui pertama kali mimpi basah usia 13 tahun dan mulai
tertarik pada lawan jenis saat usia 14 tahun.
d. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam sejak lahir, mengikuti agama orang
tuanya. Sebelum perubahan perilaku, pasien sangat taat
beribadah.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
g. Aktivitas Sosial
Pasien merupakan pribadi yang pendiam, mempunyai cukup
banyak teman, tapi tidak mempunyai teman dekat. Sesekali
pasien bergaul dengan teman-temannya, namun lebih sering di
rumah.
h. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 1 dari 4 bersaudara (♂,♀,♀,♀)
Pasien memiliki 3 adik kandung. Hubungan dengan saudara
6
kandungnya baik, pasien sangat dekat dengan adik bungsunya.
Pasien sering mengajari dan menasehati adik bungsunya.
Terdapat riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, yaitu tante
pasien, kakak dari ibu pasien.
Genogram
KETERANGAN :
: Laki - laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Gangguan Jiwa
: Tinggal Serumah
Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, saudara, ipar dan
keponakannya. Pasien tinggal bertujuh dalam satu rumah. Saat ini
pasien tidak bekerja. Sebelum sakit pasien terkadang ikut mengurus
kebun dan sawah milik keluarga.
7
h. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Secara umum, pasien tidak menyadari dirinya sakit. Pasien meminum
obat sekedar menjalani prosedur di rumah sakit dan mengikuti
keinginan keluarganya.
b. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik
dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan
refleks patologis.
8
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, kurang lancar, terkadang
blocking dengan intonasi biasa.
B. Keadaan Afektif
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik :
• Mendengar suara laki-laki yang memerintahnya bersetubuh
9
dengan adik bungsunya.
E. Proses Berpikir
1. Produktivitas : cukup
2. Kontinuitas : cukup relevan
3. Hendaya berbahasa : tidak ada
4. Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
• Thought broadcasting :
Pasien meyakini isi pikir dan isi hatinya disadap dan tersiar,
sehingga beberapa orang mengetahui yang dia pikirkan dan
akan lakukan. Pasien meyakini orang tersebut menggunakan
teknologi yang sangat canggih. Pasien mengatakan
mengetahui siapa yang melakukan itu, tapi menolak
memberitau namanya.
• Waham persekutorik :
Pasien meyakini banyak orang yang terus memantau dan
mengawasinya. Orang-orang tersebut membenci dan ingin
berbuat jahat padanya.
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pengendalian impuls cukup baik.
10
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya sakit (Tilikan 1)
I. Pemeriksaan penunjang
Skor PANSS: 94
(Gejala Positif 31, Gejala Negatif 25, Psikopatologi Umum 38)
11
Saat ini pasien mengakui sering mendengar suara laki-laki yang
memerintahnya melakukan sesuatu. Suara itu sudah bertahun-tahun
didengarnya. Suara itu kadang menyuruhnya bermacam-macam. Pasien
bercerita suara itu pernah menyuruhnya lari, menyuruhnya memukul orang, dan
menyuruhnya pergi jauh. Menurut keluarga yang mengantar, pasien sulit tidur
malam hari, makan cukup, mandi tidak teratur.
Awal perubahan perilaku pasien sejak tahun 2003 (20 tahun yang
lalu), saat usia pasien masih 19 tahun, menurut keluarga saat itu pasien tiba-tiba
menjadi pendiam, menarik diri, tidak mau keluar rumah dan pergi berkebun.
Saat itu pasien juga sering terlihat berbicara sendiri, dan jika diajak bicara,
terkadang bicara tidak nyambung. Sesekali pasien mengamuk, memukul orang
tanpa sebab, namun masih bisa ditenangkan oleh keluarga. Pasien juga tidak
menyelesaikan kuliahnya di STIE Jeneponto akibat perubahan perilaku tersebut
Pemicu perubahan perilaku tidak diketahui oleh keluarga.
Riwayat pengobatan pertama kali di poli jiwa RSUD Bantaeng pada
bulan Februari 2023, saat itu pasien diberikan 5 jenis obat, yaitu Haloperidol 5
mg 3 x 1/2 tablet, Clozapine 25 mg 0-0-1, Carbamazepine 200 mg 2 x 1 tablet,
Lorazepam 2 mg 0-0-1/2 tablet, Trihexyphenidile 2 mg 3 x 1/2 tablet. Menurut
keluarga, selama 2 bulan ini pasien teratur minum obat. Obat disimpan oleh ibu
pasien dan saat minum obat, pasien selalu disaksikan oleh keluarga.
12
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
Aksis II
13
memiliki cukup banyak teman namun tidak memiliki teman akrab. Menurut
keluarga , jika pasien mempunyai masalah, pasien jarang bercerita kepada
keluarga, sering menutupi masalahnya dan lebih memilih memendamnya. Data
yang didapatkan belum dapat mengarahkan ke ciri kepribadian tertentu.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor Psikososial : Masalah berkaitan dengan Primary Support Group
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
GAF Scale satu tahun terakhir : 60 - 51 (gejala sedang, disabilitas
sedang).
VII. DAFTAR
MASALAH
Organobiologi
k
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa adanya
halusinasi auditorik, riwayat halusinasi visual, thought broadcasting, dan
waham persekutorik yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien
14
memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad
malam
15
Psikoterapi
Suportif :
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan
dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan,
serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga
bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
16