Anda di halaman 1dari 16

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

No. RM : 20.20.96

Tanggal Lahir : 12 - 05 - 1983 (39 tahun)

Agama : Islam

Suku : Makassar

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : Parasula, Dusun Panaikang, Bantaeng

Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Maret
2023, pukul 14.45 WITA, diantar oleh adik dan ibu pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:

1. Nama : Rahmi

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Sarjana

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : Parasula, Dusun Panaikang, Bantaeng

Hubungan dengan pasien : Adik Kandung


2. Nama : Rabaintang

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Parasula, Dusun Panaikang, Bantaeng

Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung

2
A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien laki-laki usia 39 tahun, masuk ke IGD RSKD Dadi untuk


pertama kalinya diantar oleh adik dan ibunya karena mengamuk yang dialami
sejak 2 bulan yang lalu, memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Saat
itu, pasien tiba-tiba memukuli iparnya tanpa alasan yang jelas. Saat ditanya
kenapa pasien melakukan hal tersebut, pasien mengatakan banyak tetangga
yang ingin menjahatinya. Pasien berbicara kadang tidak nyambung dan sering
terlihat berbicara sendiri. Pasien sering berjalan mondar mandir dalam rumah.
Selain itu, pasien pernah keluar rumah dan berjalan terus menerus tanpa
tujuan, dan ketika diajak pulang ke rumah pasien marah dan mengamuk tidak
mau pulang. Pasien juga sering terlihat membentur-benturkan kepalanya
didinding rumahnya.
Pasien meyakini banyak orang yang ingin menjahatinya, dan tidak
suka padanya. Pasien selalu merasa di pantau dan meyakini ada orang yang
menyadap pikiran dan isi hatinya. Pasien mengatakan sebenarnya mengetahui
siapa orang yang sedang menyadapnya, tapi tidak mau memberitau kepada
siapapun. Menurut pasien, orang tersebut menggunakan teknologi yang sangat
canggih sehingga dapat mengetahui isi hati dan pikirannya. Pasien merasa
sangat terganggu akan hal tersebut dan merasa sangat ketakutan. Menurut
keterangan adiknya, pasien sering mengatakan "awas ada sinar laser
disampingmu, kita sedang dipantau"
Saat ini pasien mengakui sering mendengar suara laki-laki yang
memerintahnya melakukan sesuatu. Suara itu sudah bertahun-tahun
didengarnya. Suara itu kadang menyuruhnya bermacam-macam. Pasien
bercerita suara itu pernah menyuruhnya lari, menyuruhnya memukul orang,
dan menyuruhnya pergi jauh. Menurut keluarga yang mengantar, pasien sulit
tidur malam hari, makan cukup, mandi tidak teratur.

3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi,
trauma kapitis, dan kejang yang mempengaruhi fungsi otak.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien tidak pernah ada riwayat penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan alkohol. Pasien saat ini tidak merokok. Saat SMP pasien
pernah mencoba rokok, namun tidak menyukainya, sehingga sampai
sekarang pasien tidak pernah merokok lagi.

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya


Awal perubahan perilaku pasien sejak tahun 2003 (20 tahun yang
lalu), saat usia pasien masih 19 tahun, menurut keluarga saat itu pasien
tiba-tiba menjadi pendiam, menarik diri, tidak mau keluar rumah dan
pergi berkebun. Saat itu pasien juga sering terlihat berbicara sendiri, dan
jika diajak bicara, terkadang bicara tidak nyambung. Sesekali pasien
mengamuk, memukul orang tanpa sebab, namun masih bisa ditenangkan
oleh keluarga. Pasien juga tidak menyelesaikan kuliahnya di STIE
Jeneponto akibat perubahan perilaku tersebut. Pemicu perubahan perilaku
tidak diketahui oleh keluarga.
Riwayat pengobatan pertama kali di poli jiwa RSUD Bantaeng pada
bulan Februari 2023, saat itu pasien diberikan 5 jenis obat, yaitu
Haloperidol 5 mg 3 x 1/2 tablet, Clozapine 25 mg 0-0-1, Carbamazepine
200 mg 2 x 1 tablet, Lorazepam 2 mg 0-0-1/2 tablet, Trihexyphenidile 2
mg 3 x 1/2 tablet. Menurut keluarga, selama 2 bulan ini pasien teratur
minum obat. Obat disimpan oleh ibu pasien dan saat minum obat, pasien
selalu disaksikan oleh keluarga.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat Prenatal dan Perinatal

4
Pasien lahir dengan persalinan normal di rumah, tidak cukup bulan,
saat dilahirkan usia kehamilan ibu pasien masih 8 bulan, ditolong
oleh dukun beranak di Bantaeng pada tanggal 12 Mei 1983. Berat
badan lahir sekitar 2.300 gram dan panjang pada saat lahir tidak
diketahui. Ibu pasien saat itu dalam keadaan sehat, tidak ada
persiapan tertentu menyambut kelahiran pasien, dan ibu pasien tidak
mengalami kondisi psikologis yang berat saat itu. Pada saat bayi,
pasien tidak pernah mengalami demam tinggi dan tidak pernah
kejang.

b. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Riwayat pemberian ASI
diberikan sampai usia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan
pasien pada masa kanak awal sesuai dengan perkembangan anak
seusianya dan tidak ditemukan adanya masalah perilaku yang
menonjol.

c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)


Pasien tinggal bersama orang tua dan saudara. Mendapat kasih
sayang yang cukup dari kedua orang tuanya. Selama sekolah pasien
merupakan murid yang
biasa saja. Pasien menyelesaikan sekolah dasar di SD Tamakbongong
dan melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Panaikang
Bantaeng. Saat SMP pasien aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
di sekolah seperti olahraga takraw.

d. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)


Pasien melanjutkan sekolah menengah akhir di Madrasah Aliyah
Darul Ulum Bantaeng. Saat SMA pasien cukup berprestasi dan
menonjol dikalangan teman-teman dan gurunya, karena pasien
banyak mengahafal hadist dan sering memberikan ceramah agama.
Pasien juga saat itu aktif bermain takraw dan sempat mewakili
kecamatan untuk kejuaraan takraw bupati cup. Setelah lulus SMA
pasien kemudian melanjutkan kuliah di STIE Jeneponto, namun

5
pasien hanya berkuliah selama kurang lebih 2 tahun, saat KKN
pasien tiba-tiba tidak mau melanjutkan kuliahnya lagi.

e. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak memiliki pekerjaan tetap. Kegiatan sehari-hari
pasien adalah bersawah dan berkebun. Pasien mempunyai sawah
dan kebun mangga milik keluarga. Pasien membantu mengurus
sawah dan kebun tersebut.

b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah

c. Psikoseksual
Pasien mengakui pertama kali mimpi basah usia 13 tahun dan mulai
tertarik pada lawan jenis saat usia 14 tahun.

d. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam sejak lahir, mengikuti agama orang
tuanya. Sebelum perubahan perilaku, pasien sangat taat
beribadah.

e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

f. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien belum pernah terlibat masalah hukum sebelumnya.

g. Aktivitas Sosial
Pasien merupakan pribadi yang pendiam, mempunyai cukup
banyak teman, tapi tidak mempunyai teman dekat. Sesekali
pasien bergaul dengan teman-temannya, namun lebih sering di
rumah.

h. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 1 dari 4 bersaudara (♂,♀,♀,♀)
Pasien memiliki 3 adik kandung. Hubungan dengan saudara

6
kandungnya baik, pasien sangat dekat dengan adik bungsunya.
Pasien sering mengajari dan menasehati adik bungsunya.
Terdapat riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, yaitu tante
pasien, kakak dari ibu pasien.

Genogram

KETERANGAN :

: Laki - laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Gangguan Jiwa

: Tinggal Serumah

g. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, saudara, ipar dan
keponakannya. Pasien tinggal bertujuh dalam satu rumah. Saat ini
pasien tidak bekerja. Sebelum sakit pasien terkadang ikut mengurus
kebun dan sawah milik keluarga.

7
h. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Secara umum, pasien tidak menyadari dirinya sakit. Pasien meminum
obat sekedar menjalani prosedur di rumah sakit dan mengikuti
keinginan keluarganya.

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS ( Tanggal 30 Maret 2023 )


a. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi pernafasan 18
kali/menit, suhu tubuh 36,7 °C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus. Jantung, paru-paru, dan abdomen kesan dalam batas normal,
ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

b. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik
dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan
refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tanggal 30 Maret 2023)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki, wajah kesan sesuai usia (39 tahun), postur tubuh
kecil, kulit sawo matang, rambut pendek lurus, berkacamata, memakai
baju kaos lengan pendek berwarna hijau, memakai celana pendek
hitam, tidak memakai sendal, perawatan diri kesan cukup.
2. Kesadaran
Kuantitas : Compos mentis, Glasgow Coma Scale 15 (E4M6V5)
Kualitas : Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cukup tenang saat dilakukan wawancara
4. Pembicaraan

8
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, kurang lancar, terkadang
blocking dengan intonasi biasa.

5. Sikap terhadap pemeriksa


Cukup kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Sulit dinilai


2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan
tingkat pendidikannya (SMA)
2. Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : baik
b. Jangka Sedang : baik
c. Jangka Pendek : baik
d. Jangka Segera : baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : baik
5. Pikiran Abstrak : baik
6. Bakat Kreatif : tidak ada
7. Kemampuan Menolong diri sendiri :
Cukup, pasien mampu merawat diri dan makan secara mandiri.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik :
• Mendengar suara laki-laki yang memerintahnya bersetubuh

9
dengan adik bungsunya.

• Mendengar suara laki-laki dan perempuan yang mengatakan


dirinya akan dimassa dan dipukuli.
Halusinasi visual :
• Riwayat melihat bayangan putih yang terus memantaunya
saat pertama kali masuk ke rumah sakit sampai hari ketiga
dirawat, namun bayangan itu saat ini sudah tidak ada.

2. Ilusi : tidak ada


3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Produktivitas : cukup
2. Kontinuitas : cukup relevan
3. Hendaya berbahasa : tidak ada
4. Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
• Thought broadcasting :
Pasien meyakini isi pikir dan isi hatinya disadap dan tersiar,
sehingga beberapa orang mengetahui yang dia pikirkan dan
akan lakukan. Pasien meyakini orang tersebut menggunakan
teknologi yang sangat canggih. Pasien mengatakan
mengetahui siapa yang melakukan itu, tapi menolak
memberitau namanya.

• Waham persekutorik :
 Pasien meyakini banyak orang yang terus memantau dan
mengawasinya. Orang-orang tersebut membenci dan ingin
berbuat jahat padanya.

 Pasien meyakini jika pulang ke kampung sekarang akan


dimassa dan dipukuli oleh warga kampung

F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pengendalian impuls cukup baik.

10
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya sakit (Tilikan 1)

H. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

I. Pemeriksaan penunjang
Skor PANSS: 94
(Gejala Positif 31, Gejala Negatif 25, Psikopatologi Umum 38)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki usia 39 tahun, masuk ke IGD RSKD Dadi untuk


pertama kalinya diantar oleh adik dan ibunya karena mengamuk yang dialami
sejak 2 bulan yang lalu, memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Saat
itu, pasien tiba-tiba memukuli iparnya tanpa alasan yang jelas. Saat ditanya
kenapa pasien melakukan hal tersebut, pasien mengatakan banyak tetangga
yang ingin menjahatinya. Pasien berbicara kadang tidak nyambung dan sering
terlihat berbicara sendiri. Pasien sering berjalan mondar mandir dalam rumah.
Selain itu, pasien pernah keluar rumah dan berjalan terus menerus tanpa tujuan,
dan ketika diajak pulang ke rumah pasien marah dan mengamuk tidak mau
pulang. Pasien juga sering terlihat membentur-benturkan kepalanya didinding
rumahnya.
Pasien meyakini banyak orang yang ingin menjahatinya, dan tidak
suka padanya. Pasien selalu merasa di pantau dan meyakini ada orang yang
menyadap pikiran dan isi hatinya. Pasien mengatakan sebenarnya mengetahui
siapa orang yang sedang menyadapnya, tapi tidak mau memberitau kepada
siapapun. Menurut pasien, orang tersebut menggunakan teknologi yang sangat
canggih sehingga dapat mengetahui isi hati dan pikirannya. Pasien merasa
sangat terganggu akan hal tersebut dan merasa sangat ketakutan. Menurut
keterangan adiknya, pasien sering mengatakan "awas ada sinar laser
disampingmu, kita sedang dipantau"

11
Saat ini pasien mengakui sering mendengar suara laki-laki yang
memerintahnya melakukan sesuatu. Suara itu sudah bertahun-tahun
didengarnya. Suara itu kadang menyuruhnya bermacam-macam. Pasien
bercerita suara itu pernah menyuruhnya lari, menyuruhnya memukul orang, dan
menyuruhnya pergi jauh. Menurut keluarga yang mengantar, pasien sulit tidur
malam hari, makan cukup, mandi tidak teratur.
Awal perubahan perilaku pasien sejak tahun 2003 (20 tahun yang
lalu), saat usia pasien masih 19 tahun, menurut keluarga saat itu pasien tiba-tiba
menjadi pendiam, menarik diri, tidak mau keluar rumah dan pergi berkebun.
Saat itu pasien juga sering terlihat berbicara sendiri, dan jika diajak bicara,
terkadang bicara tidak nyambung. Sesekali pasien mengamuk, memukul orang
tanpa sebab, namun masih bisa ditenangkan oleh keluarga. Pasien juga tidak
menyelesaikan kuliahnya di STIE Jeneponto akibat perubahan perilaku tersebut
Pemicu perubahan perilaku tidak diketahui oleh keluarga.
Riwayat pengobatan pertama kali di poli jiwa RSUD Bantaeng pada
bulan Februari 2023, saat itu pasien diberikan 5 jenis obat, yaitu Haloperidol 5
mg 3 x 1/2 tablet, Clozapine 25 mg 0-0-1, Carbamazepine 200 mg 2 x 1 tablet,
Lorazepam 2 mg 0-0-1/2 tablet, Trihexyphenidile 2 mg 3 x 1/2 tablet. Menurut
keluarga, selama 2 bulan ini pasien teratur minum obat. Obat disimpan oleh ibu
pasien dan saat minum obat, pasien selalu disaksikan oleh keluarga.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan : Seorang laki-laki, wajah


tampak sesuai usia (39 tahun), postur tubuh kecil, kulit sawo matang, rambut
pendek lurus, berkacamata, memakai baju kaos lengan pendek berwarna hijau,
memakai celana pendek hitam, tidak memakai sendal, perawatan diri kesan
cukup. Kesadaran berubah, psikomotor tenang, afek terbatas, pembicaraan
spontan, kurang lancar, terkadang blocking, intonasi biasa. Sikap terhadap
pemeriksa cukup kooperatif. Pada pasien ditemukan adanya gangguan persepsi
berupa halusinasi auditorik dan riwayat halusinasi visual. Selain itu, terdapat
gangguan isi pikir berupa thought broadcasting dan waham persekutorik,
pengendalian impuls saat dilakukan autoanamnesis cukup baik, pasien tidak
merasa dirinya sakit, dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat
dipercaya.

12
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status


mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu perilaku mengamuk,
berbicara sendiri, bicara tidak nyambung, dan gelisah. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien, keluarga, dan masyarakat
sekitar serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan,
dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai
realita dimana pasien menyangkal keadaannya yang sakit dan membutuhkan
pertolongan, hendaya berat dalam fungsi mental berupa adanya gangguan
persepsi dan gangguan isi pikir sehingga terjadi hendaya berat dalam fungsi
sosial berupa ketidakmampuan membina relasi dengan orang lain, sehingga
didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat
disingkirkan dan berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik
Non Organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental
didapatkan adanya halusinasi auditorik bersifat memerintah yang berlangsung
terus menerus, riwayat halusinasi visual, thought broadcasting, waham
persekutorik dengan perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan, sehingga
memenuhi diagnosis Skizofrenia (F20) dan menurut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada
Schizophrenia (295.90).
Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik, riwayat halusinasi
visual, thought broadcasting dan waham persekutorik yang menonjol sehingga
berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
diagnosis mengarah pada Skizofrenia Paranoid (F20.0).

Aksis II

Dari informasi yang didapatkan, pasien temasuk orang yang pendiam,

13
memiliki cukup banyak teman namun tidak memiliki teman akrab. Menurut
keluarga , jika pasien mempunyai masalah, pasien jarang bercerita kepada
keluarga, sering menutupi masalahnya dan lebih memilih memendamnya. Data
yang didapatkan belum dapat mengarahkan ke ciri kepribadian tertentu.

Mekanisme defense yang sering digunakan pasien adalah represi dan


mekanisme defense pasien saat wawancara adalah rasionalisasi.

Aksis III
Tidak ada diagnosis

Aksis IV
Stressor Psikososial : Masalah berkaitan dengan Primary Support Group

Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
GAF Scale satu tahun terakhir : 60 - 51 (gejala sedang, disabilitas
sedang).

VII. DAFTAR
MASALAH

Organobiologi
k
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan
psikofarmakoterapi.

Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa adanya
halusinasi auditorik, riwayat halusinasi visual, thought broadcasting, dan
waham persekutorik yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien

14
memerlukan psikoterapi.

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad
malam

Faktor pendukung berupa:


a. Gambaran klinis adalah gejala positif
b. Tidak ada gangguan organik yang menyertai
c. Stressor psikososial jelas
d. Fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau

Faktor penghambat berupa :

a. Pasien tidak menyadari dirinya sakit


b. Kurangnya dukungan keluarga
c. Terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga

IX. RENCANA TERAPI


 Psikofarmakoterapi
R/
Haloperidol 5 mg, 1 tablet / 8 jam /
oral
Quetvell 200 mg, 1 tablet / 12 jam / oral pagi
malam
Clozapine 100 mg, 1/2 tablet / 24 jam / oral
malam
Trihexyphenidile 2 mg, 1 tablet / 12 jam / oral pagi
malam

15
 Psikoterapi
Suportif :
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan
dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan,
serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.

Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga
bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

16

Anda mungkin juga menyukai