Disusun oleh :
Assyfa Qotrunnada
30101800029
Pembimbing Klinik :
dr. Yulia Ratna Sofa, Sp. KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Tanggal lahir : 30 November 1971
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Umbulsari Windusari Kab. Magelang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Status pernikahan : Menikah
No. RM : 00xxxxxx
b. Identitas Pengantar
Nama : Tn.Y
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 23 Tahun
Alamat : Windusari
Hubungan dengan pasien : Aanak
Pekerjaan : Petani
2
Satu tahun yang lalu pada tahun 2022 pasien datang ke RSJ Soeroyo
Magelang tidak bisa tidur karena pusing banyak pikiran dan sempat mengatakan
“ingin mati saja karena merasa hidupnya tidak berguna” yaitu salah satunya mengenai
masalah ekonomi karena pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya
masi bisa melakukan aktivitas seperti nyapu, mencuci, tapi tidak seperti biasanya dan
kurang bersemangat serta mudah lelah terkadang membantu suami dan suami adalah
seorang buruh tani apabila tidak musim atau tidak panen maka petani juga rugi
termasuk pasien sebagai buruh tani dengan penghasilan yang minim kata pasien dan
tidak mencukupi kebutuhan keluarga, kemudian anak pasien terkena phk dari
pekerjaanya dan sulit untuk mencari pekerjaan yang baru. (GAF 50)
Pada bulan Maret 2023 pasien juga di bawa ke RSJ Soeroyo dengan keluhan
yang sama yaitu mengulangi tindakan melukai dirinya dengan menggunakan pisau
dapur dan meminum lavenda dengan mencairkan bersama dengan air putih dalam satu
gelas dan sempat meminum satu kali tengguk, pasien merasa jengkel dengan penyakit
gangguan jiwanya yang dialaminya tidak kunjung sembuh samapai saat ini. Paien
juga mengalami penurunan nafsu makan sehingga berat badannya turun (GAF 20)
Kemudian pada bulan April 2023 pasien di bawa ke RSJ Soeroyo Magelang
pasien sulit tidur karena banyak pikiran yaitu dengan hal yang sama, pasien
memikirkan penyakitnya tidak kunjung sembuh, jarang keluar rumah karena malu
dengan gangguan jiwa yang dialaminya. jarang bersosialisasi dengan orang di sekitar
ataupun tetangga dekatnya karena merasa pasien orang yang berbeda dari mereka.
Pasien melakukan tindakan bunuh diri dengan menyayat perutnya dengan
mrnggunakan pisau kareana merasa pikirannya dikendalikan dan tiba-tiba pasien
menggores perutnya tersebut. Dan pasien juga sempat melihat sesuatu atau seseorang
memakai baju putih dan dikonfirmasi pada orang lain tapi orang lain tidak melihatnya
hanya pasien sendiri yang melihat dan tiba-tiba hilang dengan sendirinya .(GAF 20)
Pada saat pemeriksaan ke 2 di bangsal pasien lebih suka menyendiri jarang
berkomunikasi atau berbaur dengan teman lainnya dan apabila berkomunikasi hanya
seperlunya saja karena pasien merasa tidak sebaya, pasien juga merasa kurang
nyaman di tempat baru, pasien juga sering melamun bila tidak ada kegiatan di
bangsal, pasien juga sempat mendengarkan bisikan-bisikan tapi tidak jelas pada saat
pasien sadar, tetapi akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi. Pasien mengeluhkan
pandangannya buram pada kedua matanya pasien memiliki riwayat pterigium. Untuk
3
mandi makan serta kebersihan baik dan bisa mengikuti seluruh kegiatan di bangsal
(GAF 60)
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit/ gangguan psikiatrik :
Pasien memiliki riwayat pasca rawat inap di RSJ Soeroyo Magelang 1
bulan yang lalu
Pasien mempunyai riwayat gangguan jiwa sejak 1 tahun yang lalu
dengan diagnosis F20.5 Skizofrenia Residual
2. Riwayat penyakit medis umum :
- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : disangkal
- Jantung : disangkal
- Asma : disangkal
- Trauma Kepala : disangkal
- Penyakit Lain : disangkal
V. Kurva GAF
Maret April
2022 Pemeriksaan
2023 2023
4
VI. Riwayat Pramorbid dan Pribadi
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tidak tahu tentang
bagaimana keadaan ibu pasien setelah melahirkan baik emosional maupun
fisik, masalah kesehatan saat ibu hamil pasien dan riwayat ibu menggunakan
alcohol ataupun zat lain selama masa kehamilan. Pasien lahir cukup bulan dan
dibantu dukun bayi di rumah secara spontan. Setelah lahir pasien diasuh oleh
keluarga.
5
a. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak bersekolah di TK. Pasien mulai bersekolah di pendidikan SD mengenyam
pendidikan sampai tamat SD saja.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja membantu orang tua menjadi buruh tani di sawah,
pasien juga pernah berdagang sayur tapi hanya beberapa bulan saja kemudian
menjadi buruh cuci, biasanya mengambil pakaian kotor di rumah-rumah
tetangga dan untuk hasilnya bisa untuk mecukupi kebutuhannya serat
menambah penghasilan keluarga.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dengan suaminya beberapa tahun setelah lulus SD
memiliki 2 orang Anak.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam dan seorang yang taat ibadah. Pasien juga sering
mendengarkan pengajian. Pasien mengatakan keluarganya tidak
menjalankan ibadah seperti solat dan mengaji dengan teratur.
e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum dan berhubungan dengan
polisi.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum sakit, pasien kadang-kadang masih mengikuti kegiatan
masyarakat dan ibu-ibu PKK.
g. Situasi hidup sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suaminya. Kedua anaknya sudah
berkeluarga yang pertama tinggal dekat dengan rumah pasien tetapi beda RT,
dan anak yang kedua sudah merantau kembali
h. Riwayat Psikoseksual
Tidak ada riwayat pelecehan/kekerasan seksual semasa kecil. Pasien
tidak pernah menyukai sesame jenis.
6
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua
saudaranya perempuan. Ayah dan ibu kandung pasien sudah sudah meninggal.
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Keluarga yang meninggal
= Tinggal serumah
7
Agresif ( - )
Verbigrasi ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )
b. Sikap
Apatis ( - )
Kooperatif ( + )
Aktif ( - )
Permusuhan ( - )
Dependent ( - )
Negativisme Pasif ( - )
Negativisme Aktif ( - )
Rigid ( - )
Tension ( - )
D. Pembicaraan
a. Kualitas : Cukup
b. Kuantitas : Menurun
E. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
F. Kontak psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
G. Persepsi dan Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak Ada
i. Visual ( + )
ii. Auditorik ( + )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )
8
v. Haptik ( - )
vi. Gustatorik ( - )
Protokol Wawancara
visual
D : ibu merasa pernah melihat bayangan? seperti hal-hal ghoib atau sekelebat
bayangan hitam atau putih?
P : pernah, pas waktu di rumah dan di RSJ sini saya pernah melihat
banyangan putih lalu tiba-tiba hilang sendiri.
D : itu dilihatnya saat sadar atau tidur bu? dan apakah berulang kali ibu
melihatnya?
P : Iya saat sadar dan sudah 2 kali ini saya melihat dan orang sekeliling saya
tidak melihat .
Auditorik
D : ibu pernah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinga ibu?
P : pernah, dulu tapi sekarang sudah tidak
D : itu suaranya gimna buk? Apakah yang lain mendengar apa ibu saja
P : Suaranya tidak jelas dan saya saja yang mendengar
3. Depersonalisasi ( - )
4. Derealisasi ( - )
9
b. Arus piker : Lancar/koheren karena pasien bisa menjawab pertanyaan dengan
baik dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
i. Flight of idea ( - )
ii. Asosiasi longgar ( - )
iii. Inkoherensi ( - )
iv. Sirkumstansial ( - )
v. Koheren ( + )
vi. Tangensial ( - )
vii. Blocking ( - )
viii. Neologisme ( - )
10
Protokol wawancara
delution of control
D : apakah ibu pernah merasa pikiran atau tubuh ibu dikendalikan ?
P : Iya kemarin seakan-akan pikiran saya dikendalikan sehingga saya
menyayat perut saya dengan menggunakan pisau yang ada di dekat saya
D : dikendalikannya seperti apa bu? siapa yang kira-kira melakukan itu?
P: gatau siapa yang melakukan itu tapi pikiran saya seperti ada yang
mengendalikan
11
6. Pikiran abstrak : Baik, pasien dapat menyebutkan perbedaan bola tenis
& jeruk
7. Baca tulis : Baik, pasien dapat membaca & menulis kata-kata
8. Visuospasial : Baik, pasien dapat menggambar
9. Daya nilai : Baik
J. Pengendalian impuls : Baik
K. Reliabilitas : Reliabel
L. Pertimbangan (judgement) : Baik
M. Tilikan (insight) : 4 (pasien menyadari dirinya sakit tetapi tidak tau
penyebabnya )
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesadaran umum : Kompos mentis
2. Tanda vital
Tek. Darah :129/88 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,40C
Pernafasan : 20 x/menit
1. Kulit : dalam batas normal
2. Kepala : dalam batas normal
3. Mata : Pterigium
4. Telinga : dalam batas normal, tanda peradangan (-), nyeri mastoid (-),
serumen (+), darah (-).
5. Hidung : dalam batas normal, nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
6. Tenggorokan : dalam batas normal, tanda peradangan (-)
7. Leher : dalam batas normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
8. Thorax : dalam batas normal
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-),
penggunaan otot-otot bantu nafas (-/-)
Palpasi : nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa (-/-), vokal fremitus
positif di kedua lapang paru, iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis.
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
12
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), suara jantung I , II
normal, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen : dalam batas normal
Inspeksi : warna seperti kulit sekitar
Auskultasi : bising usus (+) 6x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak terba pembesaran, lien tidak teraba
pembesaran, ballotement (-/-)
Perkusi : timpani
10. Urogenital : dalam batas normal
11. Ekstremitas : dalam batas normal
A. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Kaku kuduk : (-)
3. Nervus craniales : dalam batas normal
4. Motorik : dalam batas normal
5. Sensorik : dalam batas normal
6. Refleks fisiologis : dalam batas normal
7. Refleks patologis : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang perempuan usia 57 tahun, alamat Semarang, pekerjaan ibu ruah tangga, pendidikan
terakhir SMEA, sudah menikah, tampak sehat, penampilan tidak sesuai usia, kebersihan dan
kepahihan cukup.
- AXIS I
- Berdasarkan riwayat pasien, di temukan adanya pola perilaku psikologis
yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan penderitaan (distress) maupun hendaya (disabillty) pada
13
fungsi peran, social, waktu luang dan perawatan diri sehingga dapat di
simpulkan pasien gangguan jiwa
- Menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akibat penggunaan NAPZA
karena pada pasien tidak mengkonsumsi alcohol, merokok, dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan NAPZA.
- Pada pemeriksaan fisik neurologis tidak ditemukan keluhan yang
mengindikasikan gangguan medis umum, yang menyebabkan disfungsi
otak dan mengakibatkan pasien mengalami gengguan jiwa, sehingga
gangguan mental organic dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan bahwa pasien
memilikir perasan penurunan suasana hati gelisah (disforik) karean cemas dengan
penyakitnya yang tidak kunjung sembuh sampai seakarang. Pasien sulit tidur
hingga merasakan badan yang mudah lelah (anenergi). Paien kehilangan minat
untuk makan, waktu luangtidak dimanfaatkan menjalankan hobi atau pekerjaanya
. Pasien mengeluhkan pandanagan kabur pada kedua matanya sudah sejak lama .
Pada axis 1 menyngkirkan diagnosis insomnia karena pasien tidak memenuhi
kriteria dengan sulit mempertahankan tidur minimal tiga kali dalam satu minggu
untuk selama satu bulan dan menyebbakan kualitas tidur.
Pada axis 1 menyingkirkan diagnosis cemas menyeluruh. Karena tidak memenuhi
kriteria cemas me nyeluruh yaitu gejala yang berlangsung
hampir setiap hari yang tidak hanya muncul saat situasi tertentu saja. gejalnya
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dan lain sebagainya), Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak dapat santai), Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
sakit kepala, berkeringat, palpitasi, sesak napas, serta keluhan somatik
berulang yang menonjol). Keluhan muncum minimal 6 bulan.
- AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak- kanak hingga dewasa dapat
disimpulkan pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retardasi mental.
- AXIS III
Ada riwayat medis umum pada pasien Pterigium
14
- AXIS IV
- Masalah ditinggal anak bekerja diluar kota/merantau
- AXIS V
- GAF Mutakhir : 80
- GAF saat masuk RS : 50
- GAF tertinggi satu tahun terakhir : 70
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
- AXIS I : F32.1 Episode Depresif Ringan dengan gejala somatic
Dd : insomnia
Gangguan cemas menyeluruh
- AXIS II : Z03.2 Tidak ada diagnosis
- AXIS III : Tidak ada kondisi medis umum
- AXIS IV :
Masalah ditinggal anak bekerja di luar kota/merantau
- AXIS V :
GAF Mutakhir : 80
GAF saat masuk RS : 50
GAF tertinggi satu tahun terakhir : 70
15
PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmakoterapi/ Pshycopharmacotherapy
○ Farmakologi
■ Dasar pemilihan Skizonoat
Pemilihan anti-psikosis long-acting di sini adalah karena pasien
sudah sulit dan sudah tidak teratur meminum obat. Bisa kita evaluasi
terlebih dahulu beberapa minggu apakah terdapat efek hipersensitivitas
atau tidak. Mulai dengan dosis setengah mililiter setiap dua minggu pada
bulan pertama kemudian ditingkatkan menjadi satu mililiter setiap bulan.
Pemberian obat anti-psikosis long-acting ini hanya untuk terapi stabilisasi
dan pemeliharaan pada kasus schizophrenia.
16
yang berlebihan di mesolimbic otak, jalur mesolimbic berperan pd
emosional (munculnya waham, halusinasi audiotorik dan gg pikiran =
gejala postif). Maka untuk mengurangi gejala skizofrenia dibutuhkan
dopamine blocker, yang mana antipsikotik generasi 1 memblok total
dopamine di otak, namun dopamin masih diperlukan dibeberapa area otak
yg lain seperti pada jalur mesokortikal yang berperan sebagai fungsi
eksekutif dan kognitif. Hipoaktivitas dopamine di daerah ini menyebabkan
symptom negative dan gangguan kognitif. Selain itu dopamin juga
diperlukan di jalur nigostriatal yang berperan dalam fungsi motoric,
apabila dopamin di block pada area ini bisa memunculkan sindroma
extrapiramidal. Sedangkan pada jalur tuberoinfundibular, dopamin
berperan dalam menghambat perilisan prolactin, apabila perilisan dopamin
terganggu pada jalur ini bisa menyebabkan peningkatan hormon prolactin
yang bisa menyebabkan payudara membesar pd laki2, dan gangguan
menstruasi.
17
● Gangguan otonomik (hipotensi, mulut kering, kesulitan miksi
dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuli
meningkat, dan gangguan irama jantung)
● Gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindroma
Parkinson : tremor, bradykinesia, rigiditas)
● Gangguan endokrin (amenorrhea, gynecomastia, jaundice,
agranulocytosis. Efek ini apabila terjadi jangka panjang.
■ Dasar pemilihan Haloperidol
Haloperidol merupakan obat antipsikotik tipikal golongan
butyrophenone yang mana obat ini memblokade dopamine pada
reseptor pasca-sinaps neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstrapiramidal (Dopamine D2 Receptor Antagonists) sehingga
efektif untuk gejala positif schizophrenia ketika pasien di IGD.
○ Non-Farmakoterapi
[ 89.02 ] interview and evaluation, described as limited
[ 94.11 ] psychiatric mental determination
[ 94.39 ] individual psychotherapy
[ 94.55 ] referral vocational rehabilitation
Psikoterapi Suportif
Terapi suportif merupakan jenis terapi psikologis yang
bertujuan untuk membantu klien agar dapat berfungsi lebih baik
dengan memberikan dukungan secara pribadi. Memberikan terapi
untuk meredam amarah/ emosi.
18
kelompok dan bertanya kepada diri sendiri hal yang diingini di masa
depan.
Psikoedukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, penyebab,
cara mengatasi, terapi dan prognosis.
PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
● Sadock, J Benjamin,A Virginia. 2010. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri
Edisi 2. Jakarta: EGC
● Muslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis: Pengguna Klinis Obat Psikotropik Edisi
3. Jakarta
● Buku Ajar PSIKIATRI Ed.3 FKUI
● Dr. dr.Rusdi Maslim SpKJ, M. (2013). DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
UnikaAlmajaya.
19