Anda di halaman 1dari 19

REFLEKSI KASUS

Kepanitraan Klinik Bagian Kedokteran Jiwa

Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Periode 10 April 2023 – 6 Mei 2023

“DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA”

Disusun oleh :

Assyfa Qotrunnada

30101800029

Pembimbing Klinik :
dr. Yulia Ratna Sofa, Sp. KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Tanggal lahir : 30 November 1971
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Umbulsari Windusari Kab. Magelang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Status pernikahan : Menikah
No. RM : 00xxxxxx

b. Identitas Pengantar
Nama : Tn.Y
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 23 Tahun
Alamat : Windusari
Hubungan dengan pasien : Aanak
Pekerjaan : Petani

II. KELUHAN UTAMA


- Alloanamnesis : Pasien mencoba tindakan bunuh diri dan sulit tidur
- Autoanamnesis : Mencoba bunuh diri

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien wanita berusia 57 tahun di bawa ke UGD RSJ Soeroyo Magelang
karena melakukan tindakan bunuh diri pada pukul 04.00 dini hari stelah sahur dengan
menggunakan pisau dapur yang ada di meja makan.

2
Satu tahun yang lalu pada tahun 2022 pasien datang ke RSJ Soeroyo
Magelang tidak bisa tidur karena pusing banyak pikiran dan sempat mengatakan
“ingin mati saja karena merasa hidupnya tidak berguna” yaitu salah satunya mengenai
masalah ekonomi karena pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya
masi bisa melakukan aktivitas seperti nyapu, mencuci, tapi tidak seperti biasanya dan
kurang bersemangat serta mudah lelah terkadang membantu suami dan suami adalah
seorang buruh tani apabila tidak musim atau tidak panen maka petani juga rugi
termasuk pasien sebagai buruh tani dengan penghasilan yang minim kata pasien dan
tidak mencukupi kebutuhan keluarga, kemudian anak pasien terkena phk dari
pekerjaanya dan sulit untuk mencari pekerjaan yang baru. (GAF 50)
Pada bulan Maret 2023 pasien juga di bawa ke RSJ Soeroyo dengan keluhan
yang sama yaitu mengulangi tindakan melukai dirinya dengan menggunakan pisau
dapur dan meminum lavenda dengan mencairkan bersama dengan air putih dalam satu
gelas dan sempat meminum satu kali tengguk, pasien merasa jengkel dengan penyakit
gangguan jiwanya yang dialaminya tidak kunjung sembuh samapai saat ini. Paien
juga mengalami penurunan nafsu makan sehingga berat badannya turun (GAF 20)
Kemudian pada bulan April 2023 pasien di bawa ke RSJ Soeroyo Magelang
pasien sulit tidur karena banyak pikiran yaitu dengan hal yang sama, pasien
memikirkan penyakitnya tidak kunjung sembuh, jarang keluar rumah karena malu
dengan gangguan jiwa yang dialaminya. jarang bersosialisasi dengan orang di sekitar
ataupun tetangga dekatnya karena merasa pasien orang yang berbeda dari mereka.
Pasien melakukan tindakan bunuh diri dengan menyayat perutnya dengan
mrnggunakan pisau kareana merasa pikirannya dikendalikan dan tiba-tiba pasien
menggores perutnya tersebut. Dan pasien juga sempat melihat sesuatu atau seseorang
memakai baju putih dan dikonfirmasi pada orang lain tapi orang lain tidak melihatnya
hanya pasien sendiri yang melihat dan tiba-tiba hilang dengan sendirinya .(GAF 20)
Pada saat pemeriksaan ke 2 di bangsal pasien lebih suka menyendiri jarang
berkomunikasi atau berbaur dengan teman lainnya dan apabila berkomunikasi hanya
seperlunya saja karena pasien merasa tidak sebaya, pasien juga merasa kurang
nyaman di tempat baru, pasien juga sering melamun bila tidak ada kegiatan di
bangsal, pasien juga sempat mendengarkan bisikan-bisikan tapi tidak jelas pada saat
pasien sadar, tetapi akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi. Pasien mengeluhkan
pandangannya buram pada kedua matanya pasien memiliki riwayat pterigium. Untuk

3
mandi makan serta kebersihan baik dan bisa mengikuti seluruh kegiatan di bangsal
(GAF 60)
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit/ gangguan psikiatrik :
 Pasien memiliki riwayat pasca rawat inap di RSJ Soeroyo Magelang 1
bulan yang lalu
 Pasien mempunyai riwayat gangguan jiwa sejak 1 tahun yang lalu
dengan diagnosis F20.5 Skizofrenia Residual
2. Riwayat penyakit medis umum :
- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : disangkal
- Jantung : disangkal

- Asma : disangkal
- Trauma Kepala : disangkal
- Penyakit Lain : disangkal

3. Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya :


Pasien tidak merokok,tidak minum alcohol dan tidak mengkonsumsi obat-obotan
terlarang.

V. Kurva GAF

Maret April
2022 Pemeriksaan
2023 2023

4
VI. Riwayat Pramorbid dan Pribadi
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tidak tahu tentang
bagaimana keadaan ibu pasien setelah melahirkan baik emosional maupun
fisik, masalah kesehatan saat ibu hamil pasien dan riwayat ibu menggunakan
alcohol ataupun zat lain selama masa kehamilan. Pasien lahir cukup bulan dan
dibantu dukun bayi di rumah secara spontan. Setelah lahir pasien diasuh oleh
keluarga.

2. Riwayat Masa Anak-anak Awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun)


Riwayat pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak seusianya.
Pasien mendapat ASI hingga 2 tahun dan berhenti sendiri
3. Riwayat Masa Anak-anak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pasien memulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar, dan mengakiri pendidikanya
hanya sampai Sekolah Dasar, Pasien seorang yang pendiam namun suka bermain
dengan teman-temanya. Pasien tidak memiliki konflik dengan teman-temannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak seusianya.
4. Riwayat Masa Anak-anak Akhir-Remaja (usia 11 – 17 tahun)
Pada saat setelah lulus SD pasien membantu orang tua sebagai buruh tani di
sawah, Pada masa ini pasien tidak melanjutkan sekolah karena tidak memiliki
uang dan tidak tahu harus sekolah dimana, pasien memang dari keluarga
sederhana, pasien juga sempat membantu perekonomian keluarga dengan
berdagang agar dapat mencukupi kebutuhannya serta menambah penghasilan
orang tua.
5. Masa dewasa (lebih dari 17 tahun)

5
a. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak bersekolah di TK. Pasien mulai bersekolah di pendidikan SD mengenyam
pendidikan sampai tamat SD saja.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja membantu orang tua menjadi buruh tani di sawah,
pasien juga pernah berdagang sayur tapi hanya beberapa bulan saja kemudian
menjadi buruh cuci, biasanya mengambil pakaian kotor di rumah-rumah
tetangga dan untuk hasilnya bisa untuk mecukupi kebutuhannya serat
menambah penghasilan keluarga.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dengan suaminya beberapa tahun setelah lulus SD
memiliki 2 orang Anak.
d. Riwayat Keagamaan

Pasien beragama islam dan seorang yang taat ibadah. Pasien juga sering
mendengarkan pengajian. Pasien mengatakan keluarganya tidak
menjalankan ibadah seperti solat dan mengaji dengan teratur.

e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum dan berhubungan dengan
polisi.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum sakit, pasien kadang-kadang masih mengikuti kegiatan
masyarakat dan ibu-ibu PKK.
g. Situasi hidup sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suaminya. Kedua anaknya sudah
berkeluarga yang pertama tinggal dekat dengan rumah pasien tetapi beda RT,
dan anak yang kedua sudah merantau kembali
h. Riwayat Psikoseksual
Tidak ada riwayat pelecehan/kekerasan seksual semasa kecil. Pasien
tidak pernah menyukai sesame jenis.

VII. Riwayat Keluarga

6
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua
saudaranya perempuan. Ayah dan ibu kandung pasien sudah sudah meninggal.

Genogram

Keterangan :

= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Keluarga yang meninggal
= Tinggal serumah

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Penampilan
Tampak seorang perempuan berusia 58 tahun, berpenampilan sesuai usia, kebersihan
cukup, kerapian cukup.
B. Kesadaran
- Psikiatri : Jernih
- Sensorium : Kompos mentis
a. Tingkah laku
Hipoaktif ( - )
Hiperaktif ( - )
Normoaktif ( + )
Stupor ( - )

7
Agresif ( - )
Verbigrasi ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )
b. Sikap
Apatis ( - )
Kooperatif ( + )
Aktif ( - )
Permusuhan ( - )
Dependent ( - )
Negativisme Pasif ( - )
Negativisme Aktif ( - )
Rigid ( - )

C. Mood dan Afek


A. Mood 2. Afek
Eutimik ( - ) Serasi ( - )
Tidak serasi ( - )
Hipertimik ( - )
Datar ( - )
Hipotimik ( - ) Tumpul ( + )
Disforik ( + ) Luas ( - )

Tension ( - )

D. Pembicaraan
a. Kualitas : Cukup
b. Kuantitas : Menurun
E. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
F. Kontak psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
G. Persepsi dan Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak Ada
i. Visual ( + )
ii. Auditorik ( + )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )

8
v. Haptik ( - )
vi. Gustatorik ( - )
Protokol Wawancara
 visual
D : ibu merasa pernah melihat bayangan? seperti hal-hal ghoib atau sekelebat
bayangan hitam atau putih?
P : pernah, pas waktu di rumah dan di RSJ sini saya pernah melihat
banyangan putih lalu tiba-tiba hilang sendiri.
D : itu dilihatnya saat sadar atau tidur bu? dan apakah berulang kali ibu
melihatnya?
P : Iya saat sadar dan sudah 2 kali ini saya melihat dan orang sekeliling saya
tidak melihat .

 Auditorik
D : ibu pernah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinga ibu?
P : pernah, dulu tapi sekarang sudah tidak
D : itu suaranya gimna buk? Apakah yang lain mendengar apa ibu saja
P : Suaranya tidak jelas dan saya saja yang mendengar

2. Ilusi: tidak ada


i. Visual ( - )
ii. Auditorik ( - )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )

3. Depersonalisasi ( - )
4. Derealisasi ( - )

H. Gangguan proses pikir


a. Bentuk pikir : non realistik

9
b. Arus piker : Lancar/koheren karena pasien bisa menjawab pertanyaan dengan
baik dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
i. Flight of idea ( - )
ii. Asosiasi longgar ( - )
iii. Inkoherensi ( - )
iv. Sirkumstansial ( - )
v. Koheren ( + )
vi. Tangensial ( - )
vii. Blocking ( - )
viii. Neologisme ( - )

c. Isi pikir : ada


 Tough of echo ( - )
 Tough of insertion ( - )
 Tough of withdrawal ( - )
 Tough of broadcasting ( - )
 Delution of control ( + )
 Delution of influence ( - )
 Delution of pasivity ( - )
 Delution of perception ( - )
 Waham somatik ( - )
 Waham kebesaran ( - )
 Waham kejar ( - )
 Waham curiga ( - )
 Waham referensi ( - )
 Waham berdosa ( - )
 Waham magistik ( - )
 Miskin isi pikir ( - )
 Fobia ( - )
 Obsesif ( - )
 Preocupation ( + ) keluhan fisik
 Erotomania ( - )

10
Protokol wawancara
 delution of control
D : apakah ibu pernah merasa pikiran atau tubuh ibu dikendalikan ?
P : Iya kemarin seakan-akan pikiran saya dikendalikan sehingga saya
menyayat perut saya dengan menggunakan pisau yang ada di dekat saya
D : dikendalikannya seperti apa bu? siapa yang kira-kira melakukan itu?
P: gatau siapa yang melakukan itu tapi pikiran saya seperti ada yang
mengendalikan

I. Sensorium dan Kognisi


Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
1. Kesadaran :
- Kuantitatif (medis umum) : Kompos mentis
- Kualitatif (psikiatrik) : Jernih
2. Orientasi
a. Tempat : Baik, pasien mengetahui saat ini sedang di RSJ
Soeroyo Magelang.
b. Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan waktu saat dilakukan
anamnesia.
c. Personal : Baik, pasien mengenali siapa saja yang disekelilingnya
(dokter, dokter muda)
d. Situasional : Baik, pasien tau suasana sedang ramai.
3. Daya ingat
a. Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan 3 benda yang diucap
pemeriksaan.
b. Sesaat : Baik, pasien dapat mengingat menu makan saat
serapan.
c. Jangka panjang : Baik, pasien dapat menyebutkan tempat, tanggal
lahirnya.
4. Konsentrasi : Baik, pasien dapat menghitung pengurangan 100-7-7
5. Perhatian : Baik, pasien tidak mudah teralihkan suasana sekitar.

11
6. Pikiran abstrak : Baik, pasien dapat menyebutkan perbedaan bola tenis
& jeruk
7. Baca tulis : Baik, pasien dapat membaca & menulis kata-kata
8. Visuospasial : Baik, pasien dapat menggambar
9. Daya nilai : Baik
J. Pengendalian impuls : Baik
K. Reliabilitas : Reliabel
L. Pertimbangan (judgement) : Baik
M. Tilikan (insight) : 4 (pasien menyadari dirinya sakit tetapi tidak tau
penyebabnya )
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesadaran umum : Kompos mentis
2. Tanda vital
 Tek. Darah :129/88 mmHg
 Nadi : 98 x/menit
 Suhu : 36,40C
 Pernafasan : 20 x/menit
1. Kulit : dalam batas normal
2. Kepala : dalam batas normal
3. Mata : Pterigium
4. Telinga : dalam batas normal, tanda peradangan (-), nyeri mastoid (-),
serumen (+), darah (-).
5. Hidung : dalam batas normal, nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
6. Tenggorokan : dalam batas normal, tanda peradangan (-)
7. Leher : dalam batas normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
8. Thorax : dalam batas normal
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-),
penggunaan otot-otot bantu nafas (-/-)
 Palpasi : nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa (-/-), vokal fremitus
positif di kedua lapang paru, iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis.
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

12
 Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), suara jantung I , II
normal, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen : dalam batas normal
 Inspeksi : warna seperti kulit sekitar
 Auskultasi : bising usus (+) 6x/menit
 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak terba pembesaran, lien tidak teraba
pembesaran, ballotement (-/-)
 Perkusi : timpani
10. Urogenital : dalam batas normal
11. Ekstremitas : dalam batas normal
A. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Kaku kuduk : (-)
3. Nervus craniales : dalam batas normal
4. Motorik : dalam batas normal
5. Sensorik : dalam batas normal
6. Refleks fisiologis : dalam batas normal
7. Refleks patologis : (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorim : dalam batas normal


B. EKG : Normosinus rythm
C. Radiologi : dalam batas normal

FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang perempuan usia 57 tahun, alamat Semarang, pekerjaan ibu ruah tangga, pendidikan
terakhir SMEA, sudah menikah, tampak sehat, penampilan tidak sesuai usia, kebersihan dan
kepahihan cukup.
- AXIS I
- Berdasarkan riwayat pasien, di temukan adanya pola perilaku psikologis
yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan penderitaan (distress) maupun hendaya (disabillty) pada

13
fungsi peran, social, waktu luang dan perawatan diri sehingga dapat di
simpulkan pasien gangguan jiwa
- Menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akibat penggunaan NAPZA
karena pada pasien tidak mengkonsumsi alcohol, merokok, dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan NAPZA.
- Pada pemeriksaan fisik neurologis tidak ditemukan keluhan yang
mengindikasikan gangguan medis umum, yang menyebabkan disfungsi
otak dan mengakibatkan pasien mengalami gengguan jiwa, sehingga
gangguan mental organic dapat disingkirkan.
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan bahwa pasien
memilikir perasan penurunan suasana hati gelisah (disforik) karean cemas dengan
penyakitnya yang tidak kunjung sembuh sampai seakarang. Pasien sulit tidur
hingga merasakan badan yang mudah lelah (anenergi). Paien kehilangan minat
untuk makan, waktu luangtidak dimanfaatkan menjalankan hobi atau pekerjaanya
. Pasien mengeluhkan pandanagan kabur pada kedua matanya sudah sejak lama .
 Pada axis 1 menyngkirkan diagnosis insomnia karena pasien tidak memenuhi
kriteria dengan sulit mempertahankan tidur minimal tiga kali dalam satu minggu
untuk selama satu bulan dan menyebbakan kualitas tidur.
 Pada axis 1 menyingkirkan diagnosis cemas menyeluruh. Karena tidak memenuhi
kriteria cemas me nyeluruh yaitu gejala yang berlangsung
hampir setiap hari yang tidak hanya muncul saat situasi tertentu saja. gejalnya
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dan lain sebagainya), Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak dapat santai), Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
sakit kepala, berkeringat, palpitasi, sesak napas, serta keluhan somatik
berulang yang menonjol). Keluhan muncum minimal 6 bulan.
- AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak- kanak hingga dewasa dapat
disimpulkan pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retardasi mental.

- AXIS III
Ada riwayat medis umum pada pasien Pterigium

14
- AXIS IV
- Masalah ditinggal anak bekerja diluar kota/merantau
- AXIS V
- GAF Mutakhir : 80
- GAF saat masuk RS : 50
- GAF tertinggi satu tahun terakhir : 70

DIAGNOSIS MULTIAXIAL
- AXIS I : F32.1 Episode Depresif Ringan dengan gejala somatic
Dd : insomnia
Gangguan cemas menyeluruh
- AXIS II : Z03.2 Tidak ada diagnosis
- AXIS III : Tidak ada kondisi medis umum
- AXIS IV :
 Masalah ditinggal anak bekerja di luar kota/merantau
- AXIS V :
 GAF Mutakhir : 80
 GAF saat masuk RS : 50
 GAF tertinggi satu tahun terakhir : 70

15
PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmakoterapi/ Pshycopharmacotherapy

○ Farmakologi
■ Dasar pemilihan Skizonoat
Pemilihan anti-psikosis long-acting di sini adalah karena pasien
sudah sulit dan sudah tidak teratur meminum obat. Bisa kita evaluasi
terlebih dahulu beberapa minggu apakah terdapat efek hipersensitivitas
atau tidak. Mulai dengan dosis setengah mililiter setiap dua minggu pada
bulan pertama kemudian ditingkatkan menjadi satu mililiter setiap bulan.
Pemberian obat anti-psikosis long-acting ini hanya untuk terapi stabilisasi
dan pemeliharaan pada kasus schizophrenia.

■ Dasar pemilihan Clozapine dan Risperidone


Indikasi penggunaan dari antipsikotik adalah untuk mengurangi
dari sindroma psikosis antara lain :

● Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realita, bisa


kita lihat dari kesadaran diri pasien (awareness) yang
terganggu, daya nilai normal sosial (judgement) terganggu, dan
daya tilikan diri terganggu
● Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bisa kita lihat dari
gejala positif seperti waham, inkoherensi, halusinasi, gangguan
perasaan, dan perilaku aneh (disorganized). Bisa kita lihat juga
dari gejala negatif seperti afek tumpul, respons emosi minimal,
menarik diri, pasif, apatis, pikiran terlambat dan terhambat, isi
pikiran stereotip, tidak ada inisiatif, perilaku yang terbatas dan
cenderung menyendiri
● Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari yang bisa
terlihat dari ketidakmampuan bekerja, menjalin hubungan
sosial, dan melakukan kegiatan rutin.
Obat anti-psikotik atipikal (generasi 2) golongan dibenzodiazepine
(clozapine) dan golongan benzisoxazole (risperidone) bermanfaat untuk
mengontrol gejala positif dan negative serta memiliki efikasi yang lebih
baik. Gejala skizofrenia muncul karena neurotransmitter dopaminergic

16
yang berlebihan di mesolimbic otak, jalur mesolimbic berperan pd
emosional (munculnya waham, halusinasi audiotorik dan gg pikiran =
gejala postif). Maka untuk mengurangi gejala skizofrenia dibutuhkan
dopamine blocker, yang mana antipsikotik generasi 1 memblok total
dopamine di otak, namun dopamin masih diperlukan dibeberapa area otak
yg lain seperti pada jalur mesokortikal yang berperan sebagai fungsi
eksekutif dan kognitif. Hipoaktivitas dopamine di daerah ini menyebabkan
symptom negative dan gangguan kognitif. Selain itu dopamin juga
diperlukan di jalur nigostriatal yang berperan dalam fungsi motoric,
apabila dopamin di block pada area ini bisa memunculkan sindroma
extrapiramidal. Sedangkan pada jalur tuberoinfundibular, dopamin
berperan dalam menghambat perilisan prolactin, apabila perilisan dopamin
terganggu pada jalur ini bisa menyebabkan peningkatan hormon prolactin
yang bisa menyebabkan payudara membesar pd laki2, dan gangguan
menstruasi.

Maka dari itu dipilih antipsikotik generasi 2 (atipikal) yang mampu


memblokir reseptor 5HT2A dan reseptor D2 dopamine 5HT2A berperan
dalam perilisan dopamin, apabila 5HT2A diblok maka 5HT2A tidak bisa
berikatan dengan 5HT sehingga tidak terjadi perilisan dopamine. Blokade
dari dari 5HT21 dan D2 dopamine membalance-kan dopamin dan
serotonin di otak sehingga mengurangi resiko terjadinya ekstrapiramidal
sindrom (Stahl S, 2013).

● Obat antipsikotik digunakan untuk optimal respon dengan


minimal efek samping. Hati-hati terhadap sindroma neuroleptic
maligna yang bisa muncul akibat pemakaian anti-psikosis
terutama yang long-acting (Fluphenazine Decanoate
(schizonoat) dan Haloperidol Decanoas). Obat antipsikotik ini
memiliki efek samping yaitu :
● Sedasi dan inhibisi psikomotor (mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun)

17
● Gangguan otonomik (hipotensi, mulut kering, kesulitan miksi
dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuli
meningkat, dan gangguan irama jantung)
● Gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindroma
Parkinson : tremor, bradykinesia, rigiditas)
● Gangguan endokrin (amenorrhea, gynecomastia, jaundice,
agranulocytosis. Efek ini apabila terjadi jangka panjang.
■ Dasar pemilihan Haloperidol
Haloperidol merupakan obat antipsikotik tipikal golongan
butyrophenone yang mana obat ini memblokade dopamine pada
reseptor pasca-sinaps neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstrapiramidal (Dopamine D2 Receptor Antagonists) sehingga
efektif untuk gejala positif schizophrenia ketika pasien di IGD.

■ Dasar pemilihan Diazepam


Merupakan obat benzodiazepin yang meningkatkan afinitas
reseptor GABA pada GABA site → mengaktivasi reseptor GABA →
meningkatkan frekuensi pembukaan kanal Cl → Hiperpolarisasi →
depresi CNS → memberikan efek tenang

○ Non-Farmakoterapi
 [ 89.02 ] interview and evaluation, described as limited
 [ 94.11 ] psychiatric mental determination
 [ 94.39 ] individual psychotherapy
 [ 94.55 ] referral vocational rehabilitation
 Psikoterapi Suportif
Terapi suportif merupakan jenis terapi psikologis yang
bertujuan untuk membantu klien agar dapat berfungsi lebih baik
dengan memberikan dukungan secara pribadi. Memberikan terapi
untuk meredam amarah/ emosi.

Terapi suportif merupakan psikoterapi yang ditujukan untuk


klien baik secara individu maupun secara kelompok yang ingin
mengevaluasi diri, melihat kembali cara menjalani hidup,
mengeksplorasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi individu maupun

18
kelompok dan bertanya kepada diri sendiri hal yang diingini di masa
depan.

 Psikoedukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, penyebab,
cara mengatasi, terapi dan prognosis.

● Memberikan kesempatan terhadap pasien untuk menceritakan


keluhan dan isi hati sehingga perasaan lebih lega, serta
memberitahu lebih mendekatkan diri terhadap Allah SWT
dengan cara salat 5 waktu dan mengaji
● Menganjurkan untuk berobat dan minum obat teratur
● Memberi penjelasan kepada keluarga dan orang sekitar pasien
tentang kondisi pasien sehingga tercipta dukungan yang optimal
untuk pasien.
● Edukasi untuk kontrol 2 minggu lagi

PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
● Sadock, J Benjamin,A Virginia. 2010. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri
Edisi 2. Jakarta: EGC
● Muslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis: Pengguna Klinis Obat Psikotropik Edisi
3. Jakarta
● Buku Ajar PSIKIATRI Ed.3 FKUI
● Dr. dr.Rusdi Maslim SpKJ, M. (2013). DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
UnikaAlmajaya.

19

Anda mungkin juga menyukai