2. IDENTITAS PENGANTAR
a. Nama : Ny. M
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 25 tahun
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Belum bekerja
f. Hubungan dengan pasien : Anak kandung
2
B. KELUHAN UTAMA
- Alloanamnesis : Pasien sering keluyuran dan tidak mau makan
- Autoanamnesis : Pasien tidak mengetahui keluhannya
3
Sekitar 3 bulan SMRS, keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien menjadi
sering terdiam dan menolak bersosialisasi dengan orang sekitar selain anggota
keluarganya di rumah. Keluhan marah-marah pada pasien menjadi berkurang
karena pasien lebih menyukai diam dan melamun. Sesekali pasien berbicara
sendiri. Keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien sering berhalusinasi ada
tamu yang memanggil dari luar rumah dan pasien meminta anggota keluarganya
untuk membukakan pintu, namun tidak ada siapa-siapa di luar. Pasien juga mulai
sering keluar rumah dan masih memberitahu terlebih dahulu kepada anggota
keluarga bahwa ingin keluar rumah, namun tanpa menyebutkan alasan yang jelas.
Makan dan minum pasien mulai jarang dan biasanya diingatkan oleh anaknya.
Pasien masih mampu mandi sendiri dan secara mandiri. (GAF 40)
Sekitar 2 minggu SMRS, keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien semakin
sering keluar rumah keluyuran jika melihat pintu yang terbuka dan tanpa
memberitahu siapapun, pasien merasa bahwa ada bisikan yang selalu
memerintahkannya untuk pergi ke dokter untuk kontrol, walaupun keluarganya
menyebutkan bahwa pasien hanya keluyuran tanpa tujuan dalam jarak yang cukup
jauh, hingga pasien sempat tertabrak oleh motor yang menyebabkan pasien
mengalami luka di daerah dahinya. Suami pasien sampai mengunci pintu dan
gerbang untuk mencegah pasien pergi keluyuran keluar rumah namun pasien tetap
bersikeras memaksa pergi hingga memanjat pagar. Selain merasa ada bisikan
pasien juga masih sering mendengar ada suara tamu yang datang padahal tidak
ada siapa-siapa. Pasien juga mulai merasakan bahwa ada yang ingin
membunuhnya yaitu Yulia keponakannya sendiri. Pasien menjadi sering gelisah
dan cemas hingga sering tidak tidur semalaman. Semenjak pasien tertabrak akibat
keluyuran, pasien menjadi jarang makan, anak pasien menyebutkan seringkali
pasien hanya makan satu sendok dalam sehari. Karena melihat kondisi pasien
yang terus-terusan memaksa ingin pergi keluyuran dan juga pasien yang tidak
mau makan, keluarga pasien akhirnya membawa pasien ke IGD RSJD Dr. Amino
Gondohutomo pada tanggal 17 Juli 2023 untuk diberikan penanganan.(GAF 30)
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat Psikiatri
4
Tidak ada keluhan serupa
2. Riwayat Medis Umum
- Hipertensi : Terdapat riwayat hipertensi
- Diabetes Mellitus : Terdapat riwayat DM tidak terkontrol
- Jantung : Disangkal
- Asma : Disangkal
- Trauma Kepala : Terdapat riwayat trauma kepala
- Kejang : Disangkal
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Lainnya
Pasien tidak pernah minum alkohol. Riwayat penggunaan obat-
obatan terlarang / NAPZA disangkal.
KURVA GAF
Kurva GAF
95
85
75 70
65 60
55
45 40
35 30
25
15
5
Akhir tahun 2020 Awal tahun 2022 3 bulan SMRS 2 Minggu SMRS
Kurva GAF 70 60 40 30
Kurva GAF
5
E. RIWAYAT PREMORBID DAN PRIBADI
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien lahir sehat dan
normal, tidak memiliki cacat bawaan. Kehamilan aterm, metode kelahiran
persalinan normal.
2. Masa Anak Awal
Riwayat tumbuh kembang pasien biasa seperti anak-anak seusianya. Pasien
mulai berjalan usia 1 tahun dan dapat berbicara dengan lancar usia di 2 tahun
tanpa gangguan komunikasi. Pasien mendapat ASI hingga 2 tahun dan
berhenti sendiri.
3. Masa Anak Pertengahan
Pasien seorang yang pendiam namun suka bermain dengan teman-temanya.
Pasien tidak memiliki konflik dengan teman-temannya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien normal seperti anak seusianya, serta tidak didapati
perilaku yang tidak wajar.
4. Masa Anak Akhir dan Remaja
Pasien memiliki hubungan sosial dan emosi yang baik. Pasien tidak pernah
berkelahi sesam teman, pasien tidak pernah curiga dengan teman-teman.
Pasien sudah bisa baca tulis. Pasien adalah anak yang mudah bergaul dan
memiliki banyak teman menurut keluarga.
5. Riwayat Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan hingga menyelesaikan S1 pendidikan
Taman Kanak-Kanak. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Prestasi sekolah
biasa saja.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien memiliki pekerjaan sebagai PNS Guru TK di Kendal. Pasien
pensiun pada tahun 2019.
6
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dengan suami pada tahun 1996, dan dikaruniai
seorang anak perempuan pada tahun 1998.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam. Pasien rajin sholat, dan mengikuti pengajian
sebelum masuk RSJD.
e. Riwayat Kemiliteran
Pasien tidak pernah terlibat dalam suatu peperangan. Pasien tidak
bergabung keorganisasi kemiliteran, LSM bergaya kemiliteran, maupun
sejenisnya.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien memiliki banyak teman saat masih bekerja sebagai guru dan
aktif mengikuti kegiatan masyarakat sebelum sakit.
g. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
h. Situasi Hidup Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama dengan suami dan anak
perempuannya.
i. Riwayat Psikoseksual
Pasien merasa senang dengan dirinya sekarang seorang perempuan.
Pasien memiliki ketertarikan dengan lawan jenis pada usia 14 tahun.
Pasien tidak pernah mengalami kekerasan maupun pelecehan seksual
sebelumnya.
j. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, adik pasien laki-
laki dan belum menikah. Kedua orangtua pasien sudah meninggal.
Hubungan dengan keluarga baik.
7
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Pasien
8
2. Kesadaran Psikiatri
Jernih
3. Kesadaran sensorium
Composmentis
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Tingkah laku
Apatis - Tenang -
Kooperatif √ Pasif -
Negativisme - Aktif -
Dependent - Bermusuhan -
c. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap terhadap pemeriksa kooperatif
d. Kontak psikis
Ada kontak dengan pemeriksa, kontak wajar dan dapat
dipertahankan.
9
P : Tidak mas, biasa saja
2. Afek
Euthyme, sedang, luas, wajar dan serasi.
C. PEMBICARAAN
1. Kualitas
Pembicaraan lancar, kualitas pembicaraan cukup, kecepatan
pembicaraan cukup, volume cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas.
2. Kuantitas
Cukup
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
Visual - Taktil -
Auditorik √ Gustatorik -
Olfaktorik √
Protocol wawancara:
DM : ibu merasa pernah melihat bayangan? seperti hal-hal ghoib
atau sekelebat bayangan hitam atau putih?
P : tidak pernah.
Kesimpulan: Tidak terdapat halusinasi visual.
10
DM : Ibu mendengarnya apakah saat sadar atau saat tidur bu?
P : saya mendengarnya selalu sadar
DM : itu sering atau sekali saja bu?
P : sering mas, hampir setiap hari
DM : selama 1 tahun itu setiap hari mas?
P : dulu jarang, tapi beberapa bulan terakhir setiap hari
DM : suaranya apakah cowo atau cewe ya bu?
P : nggak jelas sih, yang jelas dia nyuruh saya terus
DM : kalau boleh tau ibu disuruh untuk apa ya?
P : saya disuruh pergi ke dokter untuk kontrol mas, tapi kok
saya heran tiap pergi keluar kok dilarang terus sama keluarga.
DM : sampai sekarang masih bisa mendengar bu?
P : kemarin iya mas, sekarang tidak ada
Kesimpulan: Pasien memiliki halusinasi auditorik phonema,
commanding (pasien mendengar suara yang tidak jelas gendernya,
menyuruh pasien untuk pergi kontrol ke dokter. Sejak beberapa bulan
SMRS (2023), sekitar 2 kali sehari sampai kemarin dan sekarang
tidak)
11
busuk atau wangi tetapi ketika dicari tidak ada sumber baunya?
P : Pernah mas, saya sering cium bau menyan sama melati gitu
kalau dirumah, padahal saya sudah cari tapi tidak ada apa-apa
DM : Apakah ibu sering menciumnya?
P : iya mas biasannya saat malam
DM : Sejak kapan ya bu?
P : Beberapa bulan ini sih mas, sejka setelah lebaran.
Kesimpulan: Terdapat halusinasi olfaktorik (Pasien merasa
mencium aroma kemenyan dan melati yang menyengat disaat malam
hari. Sudah berlangsung sejak 2 bulan SMRS)
2. Ilusi
Visual - Taktil -
Auditorik - Gustatorik -
Olfaktorik -
12
P : Tidak ada.
Kesimpulan : Tidak terdapat ilusi gustatorik
3. Derealisasi
DM : ibu pernah merasa diri ibu berada ditempat lain?
P : tidak pernah
Kesimpulan: tidak ada derealisasi
4. Depersonalisasi
DM : Apakah ibu merasa diri ibu ini tidak nyata? Atau yang
13
ada di dalam diri Ibu itu bukan ibu sendiri?
P : tidak mas, ini saya sendiri
Kesimpulan: tidak ada depersonalisasi
3. Isi Pikir
14
DM : Apakah Ibu merasa bahwa orang-orang sedang
membicarakan atau ingin mencelakai Ibu?
P : tidak
Kesimpulan: Tidak terdapat gangguan waham curiga
15
P : Tidak pernah mas
Kesimpulan: Tidak terdapat delution of control
16
DM : Apakah Ibu pernah merasa bahwa diri Ibu, orang lain,
dunia ini sudah tiada, berakhir, atau kiamat?
P : Tidak
Kesimpulan: Tidak terdapat waham nihilistik
17
a. Segera : Baik, pasien dapat mengingat 3
kata dari pemeriksa yang dikatakan di awal
b. Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat
makan apa tadi pagi.
c. Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat
tanggal lahirnya.
5. Konsentrasi : Baik, pasien mampu berhitung
mundur.
6. Perhatian : Baik, perhatian pasien tidak mudah
teralihkan dan cukup konsentrasi saat di wawancara.
7. Kemampuan Visiospasial : Baik, pasien dapat mengikuti
instruksi untuk menggambar jam dinding dan penunjuk jam
10.15.
8. Kemampuan Baca Tulis : Baik, pasien dapat membaca dan
menulis.
9. Pikiran Abstrak : Baik, pasien mampu
menyebutkan perbedaan jeruk dan bola.
10. Pengendalian Impuls : Baik, selama wawancara
pasien mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
11. Pertimbangan : Baik, saat ditanya jika ada terjadi
kebakaran, pasien menyebutkan akan menyelamatkan diri
12. Reabilitas : Cukup reliabel
13. Tilikan : Tilikan derajat 1. Karena pasien
menyangkal sepenuhnya bahwa pasien sedang sakit.
18
a. Tekanan Darah :178/78 mmHg
b. Nadi : 105 x/menit
c. Suhu : 36,7 0C
d. Pernafasan : 20 x/menit
B. Pemeriksaan Neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Refleks Fisiologis : ++/++ dalam batas normal
3. Refleks Patologis : --/-- (tidak ditemukan refleks patologis)
4. Motorik : 5 5
5 5
5. Sensorik : baik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin : GDS meningkat
2. EKG : dalam batas normal
3. Serologi SARS CoV IgG, IgM : negative
19
Seorang pasien perempuan bernama Ny. K berusia 64 tahun berasal dari
Kendal, beragama Islam, sudah menikah, berpenampilan sesuai usia,
kebersihan dan kerapihan cukup, serta berhijab.
Pasien datang ke RSJD Amino Gondohutomo semarang pada 17 Juli
2023 diantarkan oleh Suami dan anaknya. Pasien digolongkan dalam
gangguan jiwa karena ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan
gejala yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya
(disability) pada berbagai fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang, dan
perawatan diri. Berdasarkan riwayat premorbid tidak ada gangguan
kepribadian, berdasarkan riwayat perjalan penyakit pasien tidak pernah
mengalami gangguan funsgi otak sehingga menyingkirkan gangguan mental
organik (F00 – F09). Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol
dan psikotik lainnya (F10 – F19).
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, sejak akhir tahun 2020
setelah selesai dikarantina covid-19, pasien mulai sering marah-marah dan
memiliki kecurigaan berlebih bahwa dirinya yang di covid-kan. Pada awal
tahun 2022 pasien dibawa ke psikiatri sebanyak 2 kali, namun pengobatan
yang dilakukan tidak berjalan sehingga keluhan pasien semakin memburuk,
pasien semakin sering marah tanpa sebab dan berbicara sendiri, hendaya pada
fungsi sosial dan peran sudah mulai terlihat. Pada tahun 2023, tiga bulan
SMRS pasien mulai menjadi pendiam dan menarik diri dari lingkungan sosial,
pasien mulai menunjukkan perilaku hiperaktif dengan sering keluyuran keluar
rumah tanpa alasan, pasien juga menunjukkan gejala halusinasi dengan
mendengar ada suara tamu yang datang padahal tidak ada. Dua minggu
SMRS, keluhan pasien sering keluyuran semakin bertambah, pasien sampai
ingin melompat pagar karena ingin keluar rumah, hingga pasien sempat
tertabrak setelah berjalan dengan jarak yang jauh. Pasien mulai menunjukkan
gejala psikotik berupa rasa ingin dibunuh oleh keponakannya sendiri.
20
Hendaya pada seluruh fungsi tampak jelas, pasien tidak mau bersosialisasi,
pasien tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, pasien mengisi waktu luang
dengan keluyuran dan berdiam diri jika di rumah, serta perawatan diri pasien
buruk, pasien tidak mau makan dan tidur pun terganggu. Diduga stressor
berupa masalah dalam pelayanan kesehatan. Secara keseluruhan onset gejala
saat ini berlangsung kurang lebih 3 bulan serta mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas hidup yang bermakna.
Pada pemeriksaan status mentalis didapatkan penampilan terkesan serasi
dengan kebersihan dan kerapihan cukup, kesadaran psikiatri jernih, periku
pasien hiperaktif, sikap kooperatif, ada kontak yang wajar dan dapat
dipertahankan, mood pasien biasa, dengan afek Euthyme luas dan serasi.
Kualitas pembicaraan pasien cukup dan dengan kuantitas yang cukup juga.
Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi Auditorik tipe phonema
commanding da halusinasi olfaktorik. Bentuk pikir pasien realistik, arus pikir
yang koheren. ditemukan gangguan isi pikir berupa delusion of influence dan
waham kejar. pada sensorium dan kognitif didapatkan orientasi tempat dan
personal yang buruk dan tilikan derajat 1.
Dari hasil yang didapatkan, berdasarkan PPDGJ III pasien dikategorikan
kedalam kriteria umum skizofrenia karena terdapat adanya dua gejala yang
kurang jelas yaitu halusinasi auditorik tipe phonema commanding dan
delusion of influence, kemudian onset dari gejala tersebut telah berlangung
lebih dari 1 bulan, dan adanya hendaya pada seluruh fungsi peran, sosial,
perawatan diri, dan waktu luang. Sebagai tambahan, pada pasien ditemukan
halusinasi auditorik dan memberi perintah, halusinasi olfaktorik, waham
dipengaruhi dan waham kejar, yang menjadikan gejala waham dan halusinasi
pada pasien menonjol, sehingga termasuk ke dalam kategori Skizofrenia
Paranoid (F20.0)
21
Aksis I : F20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : E11 Diabetes Melitus tidak tergantung insulin
I10 Hipertensi primer
Aksis IV : Masalah akses ke pelayanan kesehatan
Aksis V :
GAF SMRS : 30
GAF Mutakhir : 50
GAF 3 bulan SMRS : 40
VIII. TERAPI
a. Psikofarmakoterapi
Pro : Ny. K
Umur : 64 tahun
Alamat : Kendal
No RM : 0010XXXX
22
Alasan pemilihan terapi farmakologis :
Pemberian Risperidone karena obat ini adalah lini pertama APG II
pada skizofrenia. Dapat untuk symptom positif dan negatif. Risperidon
termasuk APG II dengan mekanisme kerja selektif menghambat
aktivitas D2 Dopamin pada jalur mesolimbic sehingga gejala-gejala
positif bisa hilang. Selain itu, APG II merupakan antagonis reseptor
2A Serotonin terutama 5HT 2A pada jalur nigrostriatal. Pemblokiran
5HT akan mengakibatkan pelepasan DA di striatum, sehingga efek
samping sindrom ekstrapiramidal lebih kecil. Gejala negative dan
masalah kognitif juga bisa tertangani, melalui jalur mesocortical APG
II akan memblokir reseptor 5HT 2A sehingga menstimulasi pelepasan
dopamine dan norepinefrin di korteks prefrontal.
o Untuk efek samping yang diberikan minim yaitu:
Ekstrapiramidal syndrome
1. Distonia: yaitu gejala yang bermanifestasi seperti rahang kaku,
lidah, spasme faring, epistotonus, dapat di tatalaksana dengan
pemberian anti kolinergik seperti tryhexiphenidyl dengan dosis
awal 2 mg/hr
2. akathsia: rasa gelisah dan keinginan untuk bergerak yang tak
tertahankan, peningkatan aktivitas motorik terdiri dari Gerakan
yang berulang-ulang, dapat ditatalaksana dengan pemberian
propanolol
3. parkinsonisme: tremor, rigiditas, akinesia, gaya berjalan tidak
stabil dapat diatasi dengan pemberian antikolinergik
4. dyskinesia tardive: Gerakan sterotipik berulang berupa Gerakan
memutar lidah, bibir mengerut, Gerakan mengunyah. Dapat
ditatalaksana dengan pemberian reserpine (3-5mg/hr) dan
23
tetrabenazine (100-200 mg/hr)
Waktu paruh obat 12 jam sehingga pemberian initial dose nya 2x
sehari. Lalu diobservasi apakah gejala positif dan negatifnya
membaik atau tidak, apabila masih tidak membaik bisa dinaikkan
2-3 hari sampai ditemukan dosis efektif. Evaluasi lagi 8-12
minggu apakah muncul stabilisasi. Jika sudah stabil, diberikan
dosis maintenance yaitu dosis dipertahankan sampai 2 tahun.
Lalu jika gejala positif dan negative hilang, diberikan tapering
off yaitu dosis diturunkan tiap 2-4 minggu bisa berlangsung
hingga 5 tahun. Jika gejala positif dan negative hilang, lalu
dihentikan
Psikoedukasi pasien
• Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya
rutin minum obat walaupun pasien merasa sudah sehat
• Menjelaskan mengenai efek samping obat
Psikoedukasi keluarga
• Materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
keluarga, diantaranya:
• Menjelaskan dan memotivasi keluarga bagaimana
pentingnya dukungan keluarga terhadap keberhasilan
24
terapi pasien.
• Memberikan informasi kepada keluarga untuk kepatuhan
minum obat pasien.
• Memberikan pengetahuan mengenai gangguan yang
dialami pasien yang akan berlangsung lama sehingga
perlu ketelatenan dalam merawat.
• Menerangkan mengenai gejala-gejala yang mungkin
muncul lagi.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam tidak ada gangguan mental organic
dan tanda vital dalam batas normal.
Quo ad functionam : dubia ad bonam pasien bisa membaik. jika
terapi farmakoterapi dan non-farmakoterapi dilakukan dengan baik.
Quo ad sanationam : dubia ad malam pasien dapat kambuh
sewaktu-waktu apabila tidak dapat melakukan terapi dengan baik.
25