Anda di halaman 1dari 27

REFLEKSI KASUS

F 32. 2 EPISODE DEPRESI BERAT TANPA GEJALA


PSIKOTIK

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang

Disusun Oleh :

Hafida Zahara
30101507462

Pembimbing :
dr. Elly Noerhidajati, Sp. KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2020

1
FORMAT STATUS PSIKIATRI

I. PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI


 SUMBER DATA
A. Sumber data primer

Nomor Nama Alamat Umur Jenis Hubungan


kelamin dengan
pasien
1 Ny. S.M Kebagoran 39 tahun Perempuan Bibi pasien
Pejagoan
Kebumen

A.2 Pasien
Nama : An. I.T
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Karangrejo, Karanggayam Kebumen
Pekerjaan : Karyawan Restoran
Agama : Islam
B. Sumber data sekunder
- KK :-
- KTP :-
- RM ( no RM) : 0029XX
- Buku catatan harian : -

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : I.T
Umur : 18 tahun
Tempat/tanggal lahir : Kebumen, 31 Desember 2002
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Karangrejo, Karanggayam Kebumen
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Karyawan Restoran
Status pernikahan : belum menikah
Tanggal masuk RS : 10 Maret 2020
Tanggal periksa : 10 Maret 2020
Cara masuk : dipaksa nenek dan bibinya
Nomor CM : 0029xx

B. Keluhan utama (alasan datang atau berobat), menurut masing - masing


Alloanamnesis :
Pasien diantar ke IGD RSJ Dr. Soerojo Magelang karena pusing dan mual
muntah
Autoanamnesis :
Pasien diantar ke IGD RSJ Dr. Soerojo Magelang oleh nenek dan bibinya karena
pasien mengeluh pusing , mual, muntah dan tidak bisa tidur dari kemaren

C. Riwayat Penyakit/ Gangguan Jiwa Sekarang :


3 minggu SMRS pasien mengatakan bahwa ia merantau ke Jakarta untuk
mencari pekerjaan dan ingin mencari ibunya. Selama 1 minggu disana pasien
mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan restoran. Setelah selesai bekerja setiap hari
pasien selalu mencoba mencari ibunya melalui alamat yang ditinggalkan ke neneknya
semasa kecil. Pasien sudah mencari berhari-hari tapi belum ketemu dan setiap pagi
harinya pasien selalu kelelahan, lemas, dan mengantuk saat bekerja. Pasien juga
mengatakan bahwa atasannya sangat disiplin dan pemarah. Pasien sering kena marah
atasannya karena saat bekerja sering melakukan kesalahan dan kurang konsentrasi.
Setelah berjalan 2 minggu pasien di tegur oleh pembeli karna salah memberikan
pesanan dan lama lalu atasannya datang dan memarahinya di depan banyak pelanggan
sehingga membuat pasien malu dan marah. Saat itu pasien tidak bisa menahan
emosinya sehingga membanting gelas yang di bawanya dan membuat atasanya tambah
marah lalu memecatnya. Setelah pasien dipecat pasien pulang ke rumah neneknya ke
kebumen walaupun pasien belum menemukan ibunya.
Berdasarkan penyataan dari nenek dan bibinya, 1 minggu SMRS setelah pulang
dari Jakarta pasien menjadi lebih pendiam, lebih sering di dalam kamar, mudah
tersinggung dan marah. Nenek pasien juga mengatakan selama dirumah pasien sering
mengeluh sulit bisa tidur dan jarang mau makan. Setiap disuruh makan oleh neneknya
pasien selalu marah dan mengatakan bahwa ia tidak lapar dan tidak ingin makan.
Akhir-akhir ini pasien sering mengeluh pusing , mual muntah dan tidak tidur dari
kemaren sehingga nenek pasien panik dan membawa pasien ke IGD RS. Untuk mandi
dan kebersihan diri neneknya mengatakan bahwa pasien masih mau mandi sehari sekali
karena disuruh neneknya. neneknya juga mengatakan kalau pasien sulit nyambung saat
diajak berbicara dan sering bingung. Aktivitas sehari-hari pasien sebelum merantau
kejakarta adalah memelihara kambing dirumah nya. Setiap pagi dan sore pasien selalu
membersihkan kandang dan memberi makan kambing tetapi setelah pulang dari Jakarta
setiap pasien disuruh neneknya memberi makan kambing pasien marah dan
mengatakan bahwa pasien lelah ingin tiduran dikamar. Bibinya juga mengatakan bahwa
sejak lulus SMP pasien lebih sering dirumah karena teman-teman sepelantarannya
melanjutkan sekolah di SMA. Pasien juga ingin melanjutkan sekolah ke SMA tetapi
keadaan ekonomi tidak mendukung. Bibi nya mengatakan bahwa saat ini ekonomi
keluarganya sedang dalam keadaan kurang stabil sehingga bibinya tidak bisa
membantu membiayai kebutuhan pasien. Sehari-hari pasien hanya mengandalkan hasil
jualan neneknya sehingga pasien berinisiaif sendiri untuk ikut tetangganya ke Jakarta
untuk mencari pekerjaan tetapi ternyata belum beruntung dan belum rejekinya.
Dari dulu pasien memiliki keinginan untuk bertemu dengan ibunya di Jakarta. Ayah
dan ibu pasien bercerai saat berusia pasien 8 bulan. Ayahnya menikah lagi lalu
meninggalkannya, ibunya pergi dari rumah ke Jakarta dan tidak pernah mengabarinya
hingga sekarng ini . Pasien tinggal dirumah bersama neneknya. Pasien sering
menyalahkan dirinya atas perceraian dan kepergian ibunya. Pasien sering mengatakan
bahwa ibunya pergi meninggalkan rumah karena dirinya walaupun sudah dijelaskan
berkali-kali oleh neneknya. Pasien ingin melanjutkan sekolah SMA tetapi tidak ada
biaya dan keadaan ekonomi tidak mencukupi sehingga pasien memutuskan untuk
merantau ke Jakarta untuk bekerja dan mencari ibunya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu/ gangguan sebelumnya :

1. Riwayat Penyakit/gangguan Psikiatrik


Pasien baru pertama kali sakit seperti
ini

2. Riwayat penyakit Medis Umum


Riwayat hipertensi : disnagkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat penyakit lain : disangkal

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol (kronologis, jenis, dosis,


waktu dan frekuensi )
Tidal terdapat riwayat penggunaan zan psikoaktif dan alkohol
F. Kurva GAF

Januari Februari Maret


2020 2020 2020

0 X

1 - 10

11- 20

21 - 30

31 - 40

41 - 50

51 - 60

61 - 70

71 - 80

81 - 90

91 - 100 y

G. Riwayat Pramorbid/ riwayat pribadi/ perkembangan diri/ sebelum sakit, meliputi


sbb:
1. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Pasien merupakan anak tunggal, kehamilan direncanakan dan diharapkan
secara fisik dan mental. Ibu pasien sering kontrol ke bidan. Tidak
mengkonsumsi alkohol maupun zat lainnya. Pasien lahir cukup bulan, spontan
dan dibantu oleh bidan. Lahir langsung menangis, berat badan dan panjang
badan normal, tidak ada cacat saat lahir.
2. Riwayat masa anak-anak awal/ tumbuh kembang ( usia 0-3 tahun) :
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sama dengan teman
seusianya. Tidak ada perilaku yang menonjol. Hubungan dengan teman
sebaya baik, dimana pasien ikut bermain dalam kelompok.Pasien tidak
terlalu aktif atau pasif. Pasien dapat berjalan diusia 12 bulan, lancar bicara
usia 2 tahun, toilet training dimulai saat usia 2,5 tahun. Orang tua pasien
cerai saat berusia 8 bulan. Pasien tinggal dan dirawat oleh neneknya sejak
usia 8 bulan. Interaksi dengan keluarga (nenek dan bibi ) baik.
3. Riwayat masa anak-anak pertengahan / tumbuh kembang ( usia 3-11 tahun):
sesuai usia
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai anak seusianya. Pasien memiliki
beberapa teman dekat tetapi lebih cenderung tertutup dengan keluarganya.
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol atau merokok. Pasien sering bermain
mobil-mobilan. Didikan neneknya kepada pasien permissive, pasien lebih
cenderung dibiarkan dan dituruti semua kemauannya. Nenek pasien jarang
marah dan tidak pernah memukul pasien. Pasien merasa ada sedikit kesulitan
dalam belajar disekolah. Pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolah, namun
tidak percaya diri bila di tunjuk untuk maju di depan kelas. Pasien hanya
memiliki beberapa teman. Pasien lebih saring menjadi pengikut, mampu
bekerjasama dengan teman sebaya, bersikap baik, dan menaati peraturan.
Pasien memiliki hobi menggambar, tidak ada mimpi buruk berulang, tidak
memiliki fobia, menyangkal kekerasan pada binatang, tidak pernah
mengompol saat tidur.
4. Riwayat masa anak-anak akhir – Remaja ( usia 11-17 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai anak seusianya. Pasien memiliki
beberapa teman dekat. Idola pasien adalah pembalap motor. Pasien tidak
pernah mengkonsumsi alkohol dan zat lainnya, dan juga tidak merokok. Pasien
tidak pernah berpacaran. Belum aktif secara seksual. Pasien tidak membenci
dirinya sendiri dan tidak pernah terpikir untuk bunuh diri. Pasien tidak
memiliki masalah dalam belajar di sekolah. Prestasi belajar pasien disekolah
biasa biasa saja, tidak terlalu menonjol dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien
tidak pernah terlibat pekelahian ataupun tawuran. Pasien mamapu mengambil
beberapa keputusan sendiri. Pertumbuhan sekunder pasien tidak terhambat.
Pasien merupakan pribadi yang pendiam, bicara seperlunya, sehingga hanya
memiliki sedikit teman. Hubungan dengan guru baik. Waktu luang digunakan
untuk bermain bersama teman.
5. Masa dewasa (lebih dari 17 tahun)
a. Riwayat pendidikan
Sekolah SD dan SMP pasien ditempuh dalam waktu 9 tahun tanpa tinggal
kelas. Pasien ingin melanjutkan SMA tetapi ekonomi keluarga tidak bisa
mencukupi sehingga pasien langsung bekerja

b. Riwayat pekerjaan
Pasien mulai bekerja setelah lulus SMP, awalnya pasien menganggur
selama 1 tahun setelah lulus SMP. Bulan Februari pasien merantau ke
Jakarta dan melamar pekerjaan di sebuah restoran. Setelah 2 minggu
bekerja pasien berhenti dikarenakan mengamuk di restoran saat ditegur
oleh atasannya.
c. Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah
d. Riwayat keagamaan
Pasien beragama Islam, sikap terhadap keagamaan tidak terlalu longgar
maupun ketat. Pasien beribadah saat di ingatkan oleh neneknya. Pasien
masih menjalankan sholat wajib 5 waktu
e. Riwayat kemiliteran
Pasien tidak pernah menyaksikan peperangan, atau bercerita dalam
hal kemiliteran. Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan kemiliteran.
f. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum dan tidak pernah ditahan.
g. Riwayat sosial
Pasien jarang mengikuti kegiatan gotong royong dan karang taruna
dirumahnya. Pasien juga tidak pernah mengikuti organisasi dalam
sekolahnya
h. Riwayat psikoseksual
Pasien belum menikah dan belum pernah melakkan hubungan seksual
dengan orang lain
i. Fantasi dan mimpi
Pasien memiliki mimpi ingin bertemu dengan ibu kandungnya
j. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal dirumah 1 lantai beralas keramik, memiliki 2 kamar tidur, 1
kamar mandi dan 1 dapur. Pasien hanya tinggal bersama neneknya.
Lingkungan dan tetangganya baik. Bibi pasien tinggal beberapa rumah di
sebelah rumah pasien. Penghasilan berasal dari hasil jualan neneknya
dipasar dan gaji bibinya sebagai pegawai pabrik.
H. Riwayat Keluarga :
Dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Tidak ada riwayat
penggunaan alcohol dan zat lain

Keterangan:
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah

: Meninggal

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL/FUNGSI JIWA

A. Deskripsi umum
- Penampilan : seorang laki-laki berusia 18 tahun sesuai dengan usia,
penampilan rapi, bersih, saat diajak bicara tampak bingung dan pasien
hanya menjawab ketika pertanyaan diulang
- Sikap :
- Perilaku dan aktivitas motorik

a. Tingkah laku b. Sikap


Apatis ( )
Hipoaktif ( ) Kooperatif ( + )
Hiperaktif ( ) Negativisme ( )
Permusuhan ( )
Normoaktif ( + )
Dependent ( )
Stupor ( ) Pasif ( )
Agresif ( ) Aktif ( )
Rigid ( )
Verbigrasi ( )
Perseverasi ( )
Eshoprasi ( )
Escholalia ( )
B. Mood dan Afek

2. Afek
- Mood ( ) Serasi ( + )
Eutimik ( ) Tidak serasi ( )
Datar ( )
Hipertimik ( ) Tumpul ( )
Hipotimik ( ) Labil ( )
Disfonik ( + )
Tension ( )

C. Pembicaraan
- Kualitas : KOHEREN (BAIK/CUKUP), INKOHEREN (KURANG)
- Kuantitas : BAIK/ CUKUP/ KURANG

D. Persepsi dan gangguan persepsi


- Persepsi normal/tdk ada gg psikologi fgs jiwa/mental
2. Halusinasi : (-) Tidak ada
Visual ( - )
Auditorik ( - )
Olfaktorik ( - )
Taktil ( - )
Haptik ( - )
Gustatorik ( - )
3. Ilusi (-) Tidak ada
Visual ( - )
Auditorik ( - )
Olfaktorik ( - )
Taktil ( - )
Haptik ( - )
4. Depersonalisasi ( -)
5. Derealisasi ( - )
E. Gangguan proses pikir
1. Bentuk pikir : realistik/non-realistik/autistik
2. Arus pikir Retardasi ( )
Flight of idea ( ) Regresi ( )
Asosiasi longgar ( ) Blocking ( )
Inkoherensi ( ) Remming ( + )
Sirkumstansial ( ) Prevalensi ( )
Koheren ( ) Verbigerasi ( )
Hedonisme ( )
3. Isi pikir
Tough of echo ( )
Tough of invertion ( )
Tough of withdrawal ( )
Tough of broadcasting( )
Delution of control ( )
Delution of influence ( )
Delution of pasivity ( )
Delution of perception( )
Waham somatik ( )
Waham kebesaran ( )
Waham kejar ( )
Waham curiga ( )
Waham berdosa ( )
Waham magistik ( )
Miskin isi pikir ( )
Fobia ( )
Obsesif kompulsif ( )
Preocupation ( +

1
F. Sensorium dan kognisi
Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
1. Kesadaran :
- Kuantitatif (medis umum) : kompos mentis/ somnolen/delirium/koma
- Kualitatif (psikiatrik) : jernih/terang/bingung/berkabut/stupor
2. Orientasi
a. Tempat : baik
b. Waktu : baik
c. Personal : baik
d. Situasional : baik
3. Daya ingat
a. Segera : baik
b. Sesaat : baik
c. Jangka panjang : baik
4. Konsentrasi : buruk
5. Perhatian : buruk
6. Pikiran abstrak : baik
- menilai konsep dan gagasan pasien
(peribahasa/simbol/perbedaan/kemiripan/menghitung uang)
7. Baca tulis : baik
8. Visuospasial : baik
9. Daya nilai :
- Kritis / normal
- Otomatis / spontan
- Terganggu
(ex : apa yang pasien lakukan jika mencium bau asap di dalam bioskop?)
G. Pengendalian impuls : baik
periksa dg cara obserasi dan wawancara (agresif verbal mengumpat, motorik 
merusak barang/sexual/lainnya)
H. Reliabilitas : reliable/non-reliable/dibuat-buat/tdk dibuat-buat

1
I. Tilikan (insight) :4

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan fisik umum
- Kesadaran umum : baik
- Tanda vital
 Tek. Darah : 114/71 mmHg
 Nadi : 96 /menit
 Suhu : 36,7 0C
 Pernafasan : 20 /menit
- Kulit : dalam batas normal
- Kepala : dalam batas normal
- Mata: dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), skelra ikterik (-), konjungtiva
hemorrahgi (-)
- Telinga : dalam batas normal, tanda peradangan (-), nyeri mastoid (-
), serumen (+), darah (-)
- Hidung : dalam batas normal, nafas cuping (-), deformitas (-),
secret (-)
- Tenggorokan : dalam batas normal, tanda peradangan (-)
- Leher : dalam batas normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
- Thorax : dalam batas normal
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, Retraksi intercostal (-/-
), Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
- Palpasi : Nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa, Vokal fremitus
positif di kedua lapang paru , Iktus cordis teraba di ICS V linea
midklavikularis kir
- Perkusi : sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-, suaea jantung I,II
normal, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen :
- Inspeksi : warna seperti kulit sekitar
- Auskultasi : bising usus (+) 6x/menit
- Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba pembesaran, lien tidak
teraba, ballotement -/-
- Perkusi : timpani
- Urogenital : dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
B. Pemeriksaan neurologis
- GCS : E4M6V5
- Kaku kuduk : (-)
- Nervus craniales : dalam batas normal
- Motorik : dalam batas normal
- Sensorik : dalam batas normal
- Refleks fisiologis : dalam batas normal
- Refleks patologis : (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG/PELENGKAP/TAMBAHAN/PENENTU


A. Pemeriksaan penunjang terkait psikatrik
Tidak dilakukan

B. Pemeriksaan penunjang terkait medis umum


Tidak dilakukan
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun, penampilan sesuai dengan usianya, kerapihan
dan kebersihan baik.
Axis I : F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
/DD Axis I : F43.2 Gangguan Penyesuaian
Axis II : Z03.2 tidak ada diagnosis
Axis III : Z03.2 tidak ada diagnosis
Axis IV : berdasarkan anamnesis dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah dalam
pekerjaannya di Jakarta serta masalah keluarga (keadaan ekonomi ) yang mengharuskan
pasien tidak melanjutkan SMA sehingga harus bekerja dan orang tua nya yang bercerai
dan meninggalkannya.
Axis V :
- GAF tertinggi : 90
- GAF Saat masuk : 50
- GAF mutakhir : 50
- GAF saat pulang dari RS :

VI. PENATALAKSANAAN
a. Farmakoterapi
- Fluoxetin 1x 20 mg
- Diazepam 10 mg / 12 jam
b. Non farmakoterapi :

- Terapi kognitif dan behavior : edukasi agar pasien mencoba mengalihkan


rasa depresinya dengan kegiatan-kegiatan positif

- Terapi keluarga : mengerti masalah pasien dan memberikan dukungan

VII. PROGNOSIS

- Quo ad vitam : dubia ad bonam

- Quo d functionam: dubia ad bonam

- Quo ad sanationam : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai


masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni gangguan episode depresif, gangguan
distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV Depresi


merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang
manifestasinya bisa berbeda – beda pada masing – masing individu.

Gangguan depresif merupakan gangguan medik serius menyangkut kerja otak,


bukan sekedar perasaan murung atau sedih dalam beberapa hari. Gangguan ini menetap
selama beberapa waktu dan mengganggu fungsi keseharian seseorang. Gangguan depresif
masuk dalam kategori gangguan mood, merupakan periode terganggunya aktivitas sehari-
hari, yang ditandai dengan suasana perasaan murung dan gejala lainnya termasuk
perubahan pola tidur dan makan, perubahan berat badan, gangguan konsentrasi, anhedonia
(kehilangan minat apapun), lelah, perasaan putus asa dan tak berdaya serta pikiran bunuh
diri.

2. Epidemiologi
Gangguan depresif dapat terjadi pada semua umur, dengan riwayat keluarga
mengalami gangguan depresif, biasanya dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia paling
awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun dengan rerata pada usia 30 tahun. Gangguan
depresif berat rata-rata dimulai pada usia 40 tahun (20-50 tahun). Epidemiologi ini tidak
tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan spasienioekonomi. Perempuan juga dapat
mengalami depresi pasca melahirkan anak. Beberapa orang mengalami gangguan depresif
musiman, di negara barat biasanya pada musim dingin. Gangguan depresif ada yang
merupakan bagian gangguan bipolar (dua kutub: kutub yang satu gangguan depresif,
kutub lainnya mania).

Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan dengan prevalensi seumur hidup
kira-kira 15%, pada perempuan mungkin sampai 25%. Perempuan mempunyai
kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-laki.
3. Etiologi

a. Faktor Organobiologi

Amin Biogenik. Norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmitter yang paling
terlibat dalam patofisiologi gangguan mood.

Norepinefrin. Penurunan regulasi reseptor beta adrenergik dan respon klinik anti
depresan mungkin merupakan peran langsung sistem noradrenergik dalam depresi.

Dopamine. Aktivitas depresi mungkin berkurang pada depresi. Reseptor dopamine


dan meningkatnya fungsi regulasi presinaptik dopamine memperkaya hubungan antara
dopamine dan gangguan mood. Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami
disfungsi pada depresi dan reseptor dopamine D1 mungkin hipoaktif pada depresi.

Serotonin. Aktivitas serotonin berkurang pada depresi. Serotonin bertanggung jawab


untuk mengontrol regulasi afek, agresi, tidur, dan nafsu makan. Serotonin yang berkurang
di celah sinap bertanggung jawab untuk terjadinya depresi.3,4

b. Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita
gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak
saudara derajat pertama subyek kontrol untuk penderita gangguan. Penelitian terhadap
anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada kembar monozigotik adalah kira-kira
50 %, sedangkan pada kembar dizigotik mencapai 10 sampai 25 %.3
c. Faktor psikologi

Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama
direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah
dilaporkan untuk pasien dengan gangguan depresi berat. Data yang paling mendukung
menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan dengan perkembangan
depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stressor
lingkungan yang paling berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah
kehilangan pasangan. Faktor risiko lain adalah kehilangan pekerjaan dimana orang yang
keluar dari
pekerjaannya beresiko 3 kali lebih besar untuk timbulnya gejala dibandingkan yang
bekerja.3

4. Diagnosis

o Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat):


1) Afek depresif
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (ras lelah
yang nyata, sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.5\
o Gejala tambahan
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f) Tidur terganggu
g) Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresi dari ketiga tingkatan keparahan tersebut, diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.5

5. Klasifikasi

F32.0 Episode Depresif Ringan

 Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama depresi seperti


tersebut diatas;
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g).
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu.
 Hanya sedikit kesulitan pekerjaan dan kegiatan spasienial yang biasa
dilakukannya.5
Karakter ke lima : F32.00 = Tanpa gejala somatik

F32.01 = dengan gejala somatik

F32.1 Episode Depresif Sedang


 Sekurang-kurangnya harus ada dua dari 3 gejala utama depresi seperti pada
episode depresi ringan (F32.0);
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
 Lama seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
 Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan spasienial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga.5
Karakter ke lima : F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 dengan gejala somatik.

F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik


 Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa gejala
diantaranya harus berintensitas berat.
 Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
 Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnpasiena dalam kurun waktu kurang 2
minggu.
 Sangat tidak mungkin melakukan pekerjaan atau urusan rumah tangga dan
kegiatan spasienial kecuali pada taraf yang sangat terbatas.5
F32.3 Episode Depresif berat dengan gejala psikotik
 Episode depresif berat memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas;
 Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan
ide tentang dpasiena, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan
pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau
olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau
kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood-congruent).

F32.8 Episode Depresif lainnya


F32.9 Episode Depresif YTT5

6. Penatalaksanaan

Tujuan tatalaksana:
o Keselamatan pasien harus terjamin
o Kelengkapan evaluasi diagnpasientik pasien harus dilaksanakan
o Rencana terapi bukan hanya untuk gejala, tetapi kesehatan jiwa pasien ke depan juga
harus diperhatikan.
o Terapi harus dapat menurunkan banyaknya stressor berat dalam kehidupan pasien.3

Secara keseluruhan, penatalaksanaan mood harus diserahkan kepada psikiater. Remisi


penuh akan dialami pasian dalam waktu 4 bulan dengan pengobatan yang adekuat.3

1) Rawat inap
Indikasi: kebutuhan untuk prpasienedur diagnpasientik, resiko untuk bunuh diri dan
melakukan pembunuhan, dan berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh
untuk asupan makanan dan tempat perlindungan. Riwayat gejala berulang dan
hilangnya system dukungan terhadappasien juga merupakan indikasi rawat inap.
2) Terapi keluarga

2
Tidak umum digunakan sebagai terapi primer untuk gangguan depresi, tetapi
meningkatkan bukti klinis dapat membantu pasien dengan gangguan mood untuk
mengurangi dan menghadapi stress dan untuk mengurangi adanya kekambuhan.

Obat antidepresi yang diberikan :6


No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dpasienis
Anjuran
1. Amitriptyline AMITRIPTYLINE Drag 25 mg 75-150 mg/h
2. Amoxapine ASENDIN Tab 100 mg 200-300 mg/h
3. Tianeptine STABLON Tab 12,5 mg 25-50 mg/h
4. Clomipramine ANAFRANIL Tab 25 mg 75-150 mg/h
5. Imipramine TOFRANIL Tab 25 mg 75-150 mg/h
6. Moclobemide AURORIX Tab 150 mg 300-600 mg/h
7. Maprotiline LUDIOMIL Tab 10-25 mg 75-150 mg/h
50-75 mg
TILSAN Tab 25 mg
SANDEPRIL-50 Tab 50 mg
8. Mainserin TOLVON Tab 10 mg 30-60 mg/h
9. Sertraline ZOLOFT Tab 50 mg 50-100 mg/h
FATRAL Tab 50 mg
FRIDEP Tab 50 mg
NUDEP Caplet 50 mg
ANTIPRES Tab 50 mg
DEPTRAL Cab 50 mg
SERLOF Tab 50 mg
ZERLIN Tab 50 mg
10. Trazodone TRAZONE Tab 50-150 mg 100-200 mg/h
11. Paroxetine SEROXAT Tab 20 mg 20-40 mg/h
12. Fluvoxamine LUVOX Tab 50 mg 50-100 mg/h
13. Fluoxetine PROZAC Cap 20 mg 20-40 mg/h
NOPRES Caplet 20 mg
ANSI Cap 10-20 mg
ANTIPRESTIN Cap 10-20 mg
ANDEP Cap 20 mg
COURAGE Tab 20 mg
ELIZAC Cap 20 mg
OXIPRES Cap 20 mg
LODEP Cap 20 mg
KALXETIN Cap 10-20 mg
ZAC Cap 10-20 mg
ZACTIN Cap 20 mg
14. Citalopram CIPRAM Tab 20 mg 20-60 mg/h
15. Mirtazapine REMERON Tab 30 mg 15-45 mg/h
16. Duloxetine CYMBALTA Caplet 30-60 mg 30-60 mg/h
17. Venlafaxine EFEXOR-XR Cap 75 mg 75-150 mg/h

Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam
beberapa golongan yaitu:6
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Mono-Amine-Oxydase Inhibitor (MAOI) seperti : moclobemide.
4. Antidepresan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI), seperti : sertraline, paroxetine,
fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.6
2
-

2
2

Anda mungkin juga menyukai