Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID

Pembimbing:
dr. Hj. Prasila Darwin, Sp.Kj

Disusun oleh :
Annisa Pratiwi
2015730010

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya tugas laporan kasus mengenai “Skizofrenia Paranoid” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas
kepanitraan klinik stase Ilmu Kesehatan Jiwa di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta di RS Jiwa Klender, Jakarta Timur.

Dalam penulisan tugas laporan kasus ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan
yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Prasila Darwin, Sp.KJ. yang telah
membimbing penulis.

Dalam penulisan tugas laporan kasus ini tentu saja masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas laporan kasus ini.

Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin tugas ini telah selesai


dan semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Yaa Allah Robbal ‘Alamin.

Jakarta, Oktober 2020

Penulis
A. IDENTITAS PASIEN

Data diperoleh dari alloanamnesis dengan kakak pertama pasien, melalui via
telepon pada hari kamis, 15 Oktober 2020 pukul 11.00 WIB

Nama : Nn. I
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jakarta Timur
Usia : 39 tahun
Tanggal lahir : 2 Februari 1981
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : D1 Akademi
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Suku : Betawi
Masa perawatan RSJIK : Selasa, 13/10/2020
Tanggal pemeriksaan : Kamis, 15/10/2020.

B. ANAMNESIS (Wawancara Psikiatri)

Keluhan Utama:
Pasien datang ke bangsal RS Jiwa Islam Klender diantar oleh kakak pertama
pasien dengan alasan pasien mengamuk dan marah- marah tidak terkontrol sehingga
melukai kepala ibu pasien menggunakan kepingan kaca hingga berdarah. Kejadian ini
terjadi sejak 1 minggu SMRS.

Riwayat Gangguan Sekarang:


Satu minggu SMRS, menurut kakak pertama pasien, pasien marah dan
mengamuk secara tiba – tiba yang tidak ditujukkan kepada siapapun yang berada di
sekitar pasien. Saat kejadian, ibu pasien bermaksud untuk menanyakan alasan
mengapa pasien mengamuk dan ingin membantu apabila pasien mempunyai masalah.
Tetapi, pasien semakin mengamuk dan melukai kepala ibunya sampai berdarah
menggunakan kepingan hingga ibu pasien harus menjalani perawatan.
Satu hari SMRS, menurut kakak pertama pasien, pasien mengamuk dan marah
secara tiba - tiba lagi, sehingga keluarga bermaksud untuk mengantarkan pasien
karena takut terulang kejadian yang sama seperti 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
pasien terlihat bengong dan bicara sendiri. Tetapi keluarga pasien tidak memahami
kata-kata yang dikeluarkan oleh pasien. Bicara di awali dengan nada pelan yang
semakin lama meninggi dan pada akhirnya mengamuk dan mengeluarkan kata – kata
seperti tertuju kepada seseorang yang sebenanrnya tidak ada.

Riwayat Gangguan Dahulu


Pada tahun 2010, menurut kakak pertama pasien, pasien mulai terlihat aneh,
dimana pasien sering merasakan kalau ada yang mengikutinya, sehingga pasien sering
merasa kesal dan marah-marah sendiri. Pasien juga sering terlihat bengong dan
ketawa apabila di ajak berkomunikasi. Terkadang pasien bicara dan mengoceh sendiri
dengan kata-kata tidak dimengerti oleh keluarganya. Karena kondisi ini akhirnya
pasien berhenti bekerja. Apabila saat tidak kambuh, pasien lebih suka menyendiri dan
bengong. Oleh keluarga pasien tidak di bawa ke RS, dikarenakan menurut keluarga
kalau pasien belum meresahkan keluarganya.

Pada tahun 2015, menurut kakak pertama pasien, pasien sering mengamuk
secara tiba – tiba, berteriak sambil marah – marah dan melempar barang sampai di
dengar oleh tetangga sekitar. Apabila di tanya, pasien akan semakin marah dan
mengamuk. Saat mengamuk pasien pernah sampai menendang kakak pasien. Pasien
sering terlihat bengong dan ketawa sendiri apabila di ajak berkomunikasi dan juga
bicara dan mengoceh sendiri dengan kata-kata tidak dimengerti oleh keluarganya.
Apabila sedang tidak marah, pasien terkadang dapat nyambung apabila berkomunikasi
dengan keluarga. Pasien tidak pernah menceritakan apabila mempunyai masalah dan
lebih sering menyendiri di rumahnya. Saat malam hari, pasien mudah terbangun dari
tidurnya dan sering tidak dapat tidur kembali. Tetapi keluarga juga belum
memutuskan untuk membawa pasien berobat karena kondisi pasien masih bisa diatasi.

Pada tahun 2019, menurut kakak pertama pasien, pasien pernah keluar dan
hilang dari rumah. Ditemukan oleh petugas dan di bawa ke RSJ Marzoeki Mahdi dan
di berikan perawatan rawat jalan, tetapi hanya sekali dan tidak terkontrol. Apabila
obat sudah habis pasien akan mengamuk kembali.
Riwayat Perjalanan Penyakit

2010 2015 2019 1 Minggu 1 Hari


SMSRS SMSRS

Riwayat Gangguan Medik


Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan tidak memiliki riwayat
kejang sebelumnya. Riwayat trauma kepala, tumor, epilepsi, dan penyakit neurologis
lain tidak ada. Riwayat diabetes mellitus, nyeri ulu hati, penyakit jantung, dan
hipertensi disangkal.

Riwayat Penggunaan Napza


Pasien tidak merokok, minum alkohol, maupun menggunakan obat-obatan
terlarang.

Riwayat Prenatal dan Perinatal


Pasien lahir dari pernikahan yang sah. Pasien merupakan anak perempuan
terakhir di keluarganya dari empat bersaudara. Pasien dalam kandungan selama 9
bulan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam kondisi sehat baik fisik maupun psikis.
Pasien lahir cukup bulan dan dilahirkan secara normal. Saat lahir bayi langsung
menangis. Tidak ada cacat bawaan. Berat badan lahir sama seperti bayi pada
umumnya. Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya. Ibu pasien tidak
merokok dan mengonsumsi obat-obatan dan jamu tertentu. Ibu tidak merasakan sedih
atau penolakkan setelah persalinan pasien.

Riwayat Masa Kanak-kanak Awal (Sampai Usia 3 Tahun)


Pasien tumbuh dan berkembang sesuai anak seusianya. Hubungan dengan
teman-teman seusianya baik. Pasien agak kurang bergaul dan hanya berteman degan
teman yang merasa cocok dengannya. Pasien sudah bisa berjalan saat usia 1 tahun dan
lancar berbicara saat usia 2 tahun. Pasien mendapatkan asi selama 2 tahun. Ibu pasien
tidak ingat sudah diberikan imunisasi apa saja karena sudah terlalu lama. Pasien tidak
pernah menderita sakit yang sangat berat hingga di rawat di rumah sakit. Tidak pernah
mengalami kejang demam dan tidak pernah jatuh menyebabkan cedera kepala.
Riwayat Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 Tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai anak seusianya. Pasien mulai masuk
Sekolah Dasar (SD) pada usia 6 tahun dan dapat mengikuti pelajaran di sekolah
dengan baik, pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien menyelesaikan pendidikan SD
selama 6 tahun dengan prestasi yang cukup baik. Hubungan dengan teman seusianya
baik, tetapi pasien kurang bergaul dan hanya mempunya beberapa teman yang merasa
cocok dengannya.

Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir dan Pubertas (11-18 Tahun)


Pasien melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama pada usia 12
Tahun. Pasien kurang bergaul dan hanya punya beberapa teman. Pasien
menyelesaikan pendidikan SMP selama 3 tahun. Selama Pendidikan SMP, pasien
tidak mengalami masalah dengan sekolah ataupun lingkungan disekitarnya. Pasien
tidak pernah melanggar aturan sekolah. Saat SMK, pasien tidak mempunyai banyak
teman.

Riwayat Masa Dewasa

Riwayat Perkuliahan
Pasien dapat menyelesaikan kuliahnya D1 – Akademi di Tiarakanita dengan
baik sesuai masanya. Pasien tidak pernah mengalami masalah pelajaran selama masa
perkuliahan dan dapat mengikuti dan mendapati nilai yang baik. Pasien tidak terlalu
dekat dengan temannya, pasien sering menyendiri dan tertutup.

Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus kuliah pasien di terima di bidang administrasi di suatu
perusahaan. Menurut kakak pasien, saat berada di perusahaan tersebut, pasien tidak
memiliki masalah apapun. Pasien memutuskan unntuk berhenti bekerja karena merasa
kondisinya yang semakin aneh dan merasa selalu diikuti oleh seseorang ketika sedang
bekerja. Kakak pasien mendapakan laporan bahwa pasien tidak memiliki masalah di
tempat kerja melalui salah satu keluarganya yang bekerja di kantor yang sama.

Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.

Riwayat Pendidikan
TK : TK Gembira
SD : SD Kemang

SMP : SMP 3

SMA : MA Kapin

Kuliah : D1 Akadeik Tarakanita

Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam dan dibesarkan oleh bapak dan ibu yang islam.
Pengetahuan mengenai agama didapatkan dari sekolah, rumah, dan pengajian. Pasien
taat dalam beribadah. Pasien sempat menggunakan kerudung sejak pasien duduk di
bangku SMA dan memutuskan untuk melepas kerudung saat pasien mulai merasa
dirinya aneh dan mudah marah.

Riwayat Aktivitas Sosial


Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai pribadi yang sulit untuk berteman.
Pasien jarang berinteraksi dengan ayah, ibu, dan ketiga kakak perempuannya. Pasien
cenderung tertutup. Semenjak sakit, pasien semakin tertutup dan menarik diri.

Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum sebelumnya.

Riwayat Masa Psikoseksual


Pasien menyadari dirinya adalah perempuan. Pasien mengalami pubertas
sesuai dengan waktunya. Pasien menunjukkan ketertarikannya terhadap lawan jenis.
Semenjak kecil, pasien memakai pakaian perempuan. Pasien tidak pernah
mendapatkan pelecehan seksual.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak perempuan kedua dari empat bersaudara. Ibu pasien
seorang ibu rumah tangga yang sehari - hari tinggal bersama pasien. Ayah pasien
meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Pasien terkesan tertutup dan jarang berkomunikasi
dengan anggota keluarganya dan tidak pernah menceritakan kondisi atau masalah
yang menimpanya. Saat kondisi pasien saat ini, pasien lebih menarik diri dari
lingkungan keluarga dan sekitarnya.
Genogram

C. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Penampilan
Pasien seorang perempuan usia 39 tahun tampak sesuai dengan usianya,
tampak sehat dan penampilan cukup rapi. Postur tubuh normal sesuai tinggi rata-rata
wanita, berat badan tampak obesitas atau gemuk. Saat dilakukan pemeriksaan, pasien
mengenakan baju pink seragam perawatan RSJIK perempuan dan celana hitam. Kulit
pasien berwarna putiih, tidak memakai kacamata. Pasien terlihat bersih. Pasien
tampak gelisah, tidak kooperatif dan terlihat bengong.

Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Sebelum pemeriksaan, pasien tampak sedang duduk di kasur dan terlihat
kebingungan dan gelisah. Saat ingin di lakukan pemeriksaan, pasien terlihat
menghindar dan tidak memberikan respon apapun kepada pemeriksa. Pasien hanya
menggerang saat di tanya oleh pemeriksa

Sikap Terhadap Pemeriksa


Pasien tidak kooperatif, apatis, dan tampak kebingungan terhadap pemeriksa
dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan dan hanya menggerang

Pembicaraan  Volume :rendah


 Kuantitas : buruk

 Irama :tidak teratur


 Kualitas :pasien terdiam dan
 Intonasi : tidak jelas
bergumam
 Kecepatan : lambat
 Artikulasi : tidak jelas  Afek : datar

Mood dan Afek  Keserasian : tidak serasi


 Mood : aleksitimia

Persepsi
 Halusinasi o Gustatorik : Tidak ada

o Auditorik : Tidak ada  Ilusi : Tidak ada

o Visual : Tidak ada  Depersonalisasi : Tidak ada

o Taktil : Tidak ada  Derealisasi : Tidak ada

o Olfaktorik : Tidak ada

Pikiran

Proses Pikir Sirkumstansial : Sulit dinilai


Blocking : Sulit dinilai
Tangensial : Sulit dinilai
Assosiasi Longgar : Sulit dinilai
Legorea : Sulit dinilai
Inkoherensi : Ada

Neologisme : Ada

Fight of idea : Sulit dinilai

Isi pikir • Fobia : Sulit dinilai


• Preokupasi : Sulit dinilai
• Obsesi : Sulit dinilai
• Ide referensi : Sulit dinilai

• Waham : Ada

o Bizarre : Tidak ada o Somatik : Tidak ada

o Sistematik : Tidak ada o Cemburu : Tidak ada

o Nihilistik : Tidak ada o Erotomania : Tidak ada

o Paranoid
 Kebesaran: Tidak ada  Rujukan : Tidak ada

 Kejar : Ada, , merasa ada yang


mengikutinya

o Dikendalikan

 Thought control: Tidak ada

 Thought insertion: Tidak ada

 Thought broadcasting: Tidak ada

 Thought withdrawl: Tidak ada

Sensorium dan Kognisi

Kesadaran:

Composmentis

Orientasi dan Daya Ingat:

Orientasi
 Waktu : Sulit dinilai

 Tempat : Sulit dinilai

 Personal : Sulit dinilai

 Situasional : Sulit dinilai

Daya Ingat
 Segera : Sulit dinilai

 Pendek : Sulit dinilai

 Sedang : Sulit dinilai

 Panjang : Sulit dinilai

Konsentrasi dan Perhatian


Sulit di nilai
Kemampuan Membaca dan Menulis
Sulit
o TD dinilai: 120/80 mmHg o RR : 20 x/menit

Kemampuan
o Nadi : 68 Visuospasial
x/menit o Suhu : 36.7 ℃
Sulit dinilai
• Kepala : normocephal
Pikiran Abstrak
Sulit
• dinilai
Thorax

oKemampuan Informasi
Paru: Simetris, dan+/+,
vasikuler Intelegensi
rhonki -/-, wheezing-/-, bunyi sonor
Sulit dinilai
o Jantung: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pengendalian Impuls
Sulit•dinilai
Abdomen : Supel, bising usus (-), nyeri tekan epigastrium (-)

Daya• Nilai
Ekstremitas : Hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik
Daya nilai sosial: Sulit dinilai

Uji daya nilai: Sulit dinilai


Status Neurologis
Reality Testing Ability (RTA)
• RTAGCS
terganggu : E4 M6 V5

• Tilikan
Rangsangan Meningeal : Tidak ada
Derajat 1, Pasien menyangkal terhadap penyakit yang dideritanya
• Mata
D. Pemeriksaan Fisik
o Gerakan : Baik ke segala arah
Status Internus

Bentuk
• o Keadaan umumpupil
: Baik : Bulat ± 3 mm, isokor

Refleks cahaya
• o Kesadaran : +/+
: Compos (langsung, tidak langsung)
Mentis

• • Tanda
Motorik
vital :

o Tonus : Baik

o Kekuatan : Baik

o Koordinasi : Baik

o Refleks : Baik

• Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal:


o Tremor tangan : negatif

o Akatisia : negatif

o Bradikinesia : negatif

o Cara berjalan : normal

o Keseimbangan : baik

o Rigiditas : negatif

E. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Telah dilakukan wawancara dan pemeriksaan status mental terhadap Nn.
I usia 39 tahun, anak perempuan kedua dari empat bersaudara tinggal di Bekasi
Timur. Pasien dibawa ke RSJIK oleh kakak pasien karena mengamuk dan marah –
marah secara tiba – tiba hingga melukai ibu pasien saat 1 minggu SMRS. Pasien
akan semakin mengamuk dan marah-marah apabila ditanya mengapa alasan paasien
mengamuk. Pasien awalnya berbicara sendiri dengan suara yang pelan yang semakin
lama sekain tinggi dan terlihat marah kepada seseorang. Satu hari SMRS, menurut
kakak pasien, pasien merah secara tiba-tiba kembali taanpa penyebab yang jelas.
Kejadian yaang dialami sama dengan kejadian pada 1 minnggu yang lalu, yang
dimana pasien terlihat sedag berbicara sendiri dan lama – lama nada suara menjadi
tinggi dan marah. Akhirnya keluarga memutuskan untuk

Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien perempuan, penampilan


sesuai dengan usianya, tampak sehat, penampilan cukup rapi, postur tubuh normal
sesuai tinggi rata-rata wanita, berat badan tampak obesitas atau gemuk. Saat
dilakukan wawancara, pasien terlihat bersih. Pasien tampak tidak tenang tenang,
tidak kooperatif dan bersahabat. Aktivitas psikomotor selama wawancara, pasien
tampak gelisah dan saat pasien terlihat menghindar ketika diajak berbicara. Pasien
hanya diam dan hanya mengeluarkan suara menggerang setiap di ajak berbicacara.,
kuantitas bicara pendiam dan hanya bergumam, kualitas pembicaraan buruk, volume
rendah, irama tidak teratur, kecepatan lambat. Pembicaraan tidak jelas, pasien tidak
memberikan respon atau jawaban saat di tanya oleh pemeriksa. Mood aleksitimia,
afek datar, keserasian tidak serasi. Terdapat gangguan waham berupa waham
rujukan. RTA terganggu, tilikan derajat 1. Status internis dan neurologis dalam batas
normal.

F. Daftar Masalah
Organobiologik

Tidak ada gangguan

Psikologik

 Emosi: Mood aleksitimia, afek datar

 Gangguan persepsi: tidak ada

 Gangguan pikir: ada, terdapat waham rujukan, pasien merasa ada yang suka
mengikutinya

 RTA terganggu, tilikan derajat 1.

Lingkungan dan Faktor Sosia

Tidak ada

G. Formulasi Diagnostik
 Aksis I (Gangguan Klinis dan Kondisi yang Menjadi Fokus Perhatian
Klinis): F20.0 Skizofrenia Paranoid.

Berdasarkan riwayat penyakit pasien didapatkan adanya pola perilaku


dan psikologis yang secara klinis bermakna dan khas berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi
psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologikus tidak ditemukan


kelainan. Gangguan Medis Umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi
otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini sehingga Gangguan
Mental Organik dapat disingkirkan. Diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku
akibat Penggunaan Zat Psikoaktif dapat disingkirkan karena pasien tidak
menggunakan obat-obatan terlarang.
Pada riwayat penyakit sekarang waham paranoid (rujukan), pasien
merasa diikuti oleh seseorang.. Berdasarkan gejala tersebut, pasien dapat didiagnosa
dengan Gangguan Skizofrenia Paranoid, karena pasien menunjukkan gejala-gejala
premorbid tesebut. Dengan kriteria diagnostik menurut PPDGJ III:

Pedoman Diagnostik Skizofrenia

Kriteria Diagnosis Hasil


Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas:
a. Thought of echo, thought of insertion (withdrawl),
thought of broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of
passivity, delusional of perception.
c. Halusinasi auditorik
d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut Ada
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja,
apabila disertai waham ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan Ada
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme.
c. Perilaku katatonik seperti keaadaan gaduh gelisah, Ada
posisi tubuh tertentu, fleksibilitas cerea, negativism,
mutism, dan stupor.
Ada
d. Gejala-gejala negatif yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial.
Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah berlangsung selama Terpenuhi
kurun waktu satu bulan atau lebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam Ada
mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan
penarikan diri secara sosial.

Pedoman Diagnostik Skizofrenia Paranoid

Kriteria Diagnosis Hasil


Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Terpenuhi
 Halusinasi dan atau waham harus menonjol;
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau
bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada namun jarang
menonjol
c. Waham dapat berupa hampir tiap jenis, tetapi Ada
waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau “passivity”
(delusion of passivity), dan keyakinan di kejar-kejar
yang beraneka ragam adalah yang paling khas. Ada
 Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
menonjol.

 Aksis II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental): Tidak ada


gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental (Z03.2 Tidak Ada Diagnosis)

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat gangguan


keprbadian dan retardasi mental. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya
ingat, atau daya konsentrasi, orientasi yang cenderung masih baik, sehingga pasien
ini bukan penderita Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental.

Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian Paranoid


Ciri-ciri Hasil
a. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan Tidak ada
b. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, Tidak ada
misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan
dan luka hati atau masalah kecil
c. Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk Tidak ada
mendistorsikan tindakan orang lain yang netral atau
bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau
penghinaan
d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi Tidak ada
tanpa memperhatikan situasi yang ada
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang Tidak ada
kesetiaan seksual dari pasangannya
f. Kecenderungan untuk merasa diriya penting secara Tidak ada
berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu
merujuk ke diri sendiri
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang Tidak ada
bersekongkol dan tidak substansif dari suatu peristiwa
baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia
pada umumnya.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.

Pada pasien tidak didapatkan kriteria diagnosis gangguan kepribadian


paranoid diatas.

 Aksis III (Kondis Medis Umum): kondisi medis umum dalam batas normal
(Z03.2 Tidak Ada Diagnosis)

 Aksis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan): Masalah psikosial dan


lingkungan dalam batas normal

 Aksis V (Penilaian Fungsi secara Umum):

o GAF saat diperiksa: 50-41 (gejala berat disabilitas berat)

H. Penatalaksanaan
 Farmakologi
Risperidone 2 x 2 mg
Non Farmakologi

Psikoterapi Suportif

 Pengenalan dan menerangkan penyakitnya, manfaat pengobatan, dan


cara pengobatan.
 Menanamkan pikiran positif kepada pasien dan membangkitkan
kepercayaan bahwa gejala-gejala tersebut akan hilang jika pasien minum
obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
 Memberikan nasihat-nasihat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan jiwa pasien agar pasien sanggup mengatasi masalahnya, seperti
cara berkomunikasi, bekerja, belajar, hubungan antar manusia dan
sebagainya.
 Membantu pasien untuk menerima realitas dan menghadapinya.

2. Psikoterapi Edukatif

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang


dialami oleh pasien, kemungkinan yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana,
pilihan pengobatan, dan efek samping yang mungkin terjadi juga
pemeriksaan menjelaskan mengenai pentingnya minum obat dan kontrol
yang teratur ke dokter

I. Prognosis
• Ad Vitam : Dubia ad bonam

• Ad Functionam : Dubia ad bonam

• Ad Sanationam : Dubia ad malam

Faktor Baik Buruk

Genetik Tidak ada Ada

Pencetus Jelas Tidak jelas

Status Marital Menikah Belum menikah

Status Ekonomi Cukup Kurang


Kekambuhan Tidak ada kekambuhan Kekambuhan

Gejala Gejala (+) menonjol Gejala (-) menonjol

Riw. Pramorbid Baik Buruk

Support Lingkungan Baik Kurang

Onset Akut Kronik

Anda mungkin juga menyukai