DUAL DIAGNOSIS
Pembimbing:
dr. Susi Rutmalem Bangun, M.Sc, Sp.KJ(K)
dr. Umi Lestari Triningsih
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 36 tahun ( 26/09/1982)
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA (tamat)
Pekerjaan : Penjaga toko
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Cerai
Alamat : Dusun Soka, Magelang
2
Lima tahun sebelum datang ke puskesmas, pasien cerai dengan suaminya. Sejak
saat itu terjadi perubahan pada perilaku pasien dimana pasien sering merasa sedih,
kecewa, menangis sendiri dan jarang berinteraksi degan lingkungan sekitarnya. Pasien
sering marah dan berkata kasar kepada anaknya. Pasien merasa trauma dengan
perempuan karena mantan suami pasien sering main perempuan bahkan pasien pernah
memergoki mantan suami dan kakak pasien berhubungan di kamar. Hal ini
menyebabkan pasien sakit hati dan kecewa dengan suami dan keluarga pasien. Saat
pasien menceritakan masalahnya kepada keluarga, pasien sering dianggap sakit jiwa.
Pasien mengaku bahwa saat ini merasa sedih, terkadang membuat pasien sampai
sulit tidur sejak ± 1 minggu yang lalu. Terkadang pasien sering keluar rumah untuk
menghilangkan kesedihan pasien namun setelah pulang kerumah pasien merasa sedih
lagi. Pasien merasa kecewa, khawatir, sedih, dan merasa bersalah dengan apa yang
terjadi kepada keluarga dan anaknya. Pasien mengaku bahwa dirinya merupakan orang
yang jarang untuk bercerita dan tidak mempunyai teman dekat, sehingga selama ini
pasien hanya memendam setiap kekesalan yang didapatkannya.
Sejak ± 1 minggu terakhir, pasien mengaku tidak selera makan karena tidak ada
nafsu makan akibat memikirkan banyak hal, dan tidak semangat seperti sebelumnya
untuk bekerja. Pasien juga mengaku penghasilannya bekerja tidak dapat memenuhi
seluruh kebutuhan rumah tangganya, sehingga membuat pasien merasa terbebani dan
banyak fikiran. Selain itu, pasien juga mengaku sulit tidur, pasien biasa tidur jam 2
malam, dan terbangun jam 6 pagi, hal ini karena pasien memikirkan anaknya dan
persoalan ekonomi keluarga.
Sejak 1 minggu terakhir, pasien mengaku ingin pergi jauh untuk bekerja dan
menenangkan diri, namun tidak dapat dilakukan karena kedua anak pasien tergantung
pada pasien. Pasien pernah berfikir untuk bunuh diri 3-4 kali, namun pasien
membatlkan niat tersebut karena pasien memingingat kedua anaknya yang
membutuhkan sesosok ibu untuk menjalani kehdupan sehari-hari anaknya. Saat
dirumah, pasien merasakan kesedihan memuncak dan terkadang menangis karena
banyaknya permasalahan yang dialaminya. Pasien mengaku juga akhir-akhir ini sulit
berkonsentrasi dalam pekerjaan.
Pasien saat ini, memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupannya. Pasien
juga berkeinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik demi membantu ekonomi
keluarganya.
3
V. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Psikiatri
Pasien tidak pernah dirawat inap di RS Jiwa maupun didiagnosa mengalami
gangguan jiwa sebelumnya
2. Medis Umum
Riwayat trauma kepala/jatuh (-), Riwayat kejang (-), Riwayat demam tinggi (-).
Riwayat penyakit-penyakit metabolik (-)
3. Penyalahgunaan Alkohol dan Zat Lain
Dari keterangan keluarganya, pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat
psikotropika lainnya.
4
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pada masa ini pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusianya. Pasien
termasuk anak yang dapat bergaul dan bermain dengan teman-teman perempuan
sebayanya, tidak ada kesulitan bermain bersama anak-anak lain di sekitar rumahnya
walaupun tidak terlalu banyak bercerita. Pasien bersekolah hingga tamat SD. Pada saat
ini pasien bisa menerima apabila ada keinginannya yang tidak terpenuhi. Tidak
didapatkan adanya persaingan dengan saudara-saudara yang lain.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien melanjutkan pendidikannya ke SMP dan dilanjutkan ke SMA. Selama
remaja pergaulan pasien masih tergolong normal dan bergaul dengan teman seuasianya.
Pasien memiliki banyak teman saat remaja.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga tamat SMA. Pasien tidak pernah tinggal kelas dan
prestasi pasien rata-rata.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien mulai bekerja sebagai penjaga toko sejak pasien cerai dengan
suaminya. Pasien membantu membiayai kebutuhan rumah tangganya, untuk kedua
anaknya.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah di tahun 1999 pada saat usia pasien 18 tahun dan suami 23
tahun. Setelah menikah pada tahun 2000, pasien dikaruniai seorang anak laki-laki.
Pada tahun 2002 pasien dikaruniai seorang anak perempuan dan tahun 2011 pasien
dikarunian seornag anak laki-laki. Sekarang pasien tidak pernah berkomunikasi
dengan mantan suami pasien. Suami sering mabuk-mabukan dan bermain dengan
wanita-wanita lain. Sekarang ketiga anaknya belum menikah. Anak pertama tinggal
bersama suami pasien dan kedua anak yang lain tinggal bersama pasien.
d. Riwayat Agama
Pasien dibesarkan dalam keluarga beragama katolik. Namun saat menikah,
pasien pindah beragama Islam. Pendidikan agama diperoleh dari orang tua dan
mantan suami pasien. Pasien melakukan sholat namun tidak 5 waktu.
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien sejak kecil dipakaikan baju perempuan dan sampai besar dan senang
sebagai perempuan. Ketertarikan dengan lawan jenis dalam batas kewajaran. Tidak
5
ada kelainan dalam perkembangan seksual. Saat masih kanak-kanak pasien lebih suka
bermain dengan anak-anak perempuan sebayanya. Menarche umur 10 tahun.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien tidak banyak mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien jarang untuk
bersosialisasi dengan tetangga.
g. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
h. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Pasien dibesarkan oleh ayah
dan ibunya sendiri sampai usia 18 tahun di Magelang. Tidak ditemukan adanya
gangguan jiwa dalam keluarga. Semenjak menikah, pasien tinggal dengan suami dan
anaknya namun cenderung tidak banyak komunikasi dan cenderung tertutup satu
sama lain. Suami pasien sering memukul, memarahi, dan melakukan pelecehan
seksual terhadap pasien.
Genogram
Keterangan :
- Laki-laki - Tinggal serumah
- Perempuan
- Pasien
- Meninggal
6
VII. GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
Gejala
Fungsi
Peran
7
Kooperatif , mudah dicantum dan ditarik.
6. Hubungan jiwa : Mudah
B. Mood dan Afek
1. Mood : Sedih
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan volume suara cukup dan cenderung banyak bercerita tentang
mantan suami.
D. Pikiran
1. Bentuk pikir : realistis
2. Isi pikir : merasa bersalah, kesal dan kecewa, ide bunuh diri
3. Progresi pikr : normal, koheren, relevan
E. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ditemukan
Ilusi : Tidak ditemukan
F. Sensorium & kognitif
1. Tingkat kesadaran dan kesigapan : compos mentis
2. Orientasi tempat, waktu, orang dan situasi : baik
3. Daya ingat
a. Daya ingat jangka segera: baik
b. Daya ingat jangka pendek: baik
c. Daya ingat jangka menengah: baik
d. Daya ingat jangka panjang: baik
4. Konsentrasi: baik
5. Perhatian: mudah ditarik mudah dicantum
6. Kemampuan membaca dan menulis: baik
7. Kemampuan visupapasial: baik
8. Pikiran abstrak: baik
9. Kapasitas intelegensia: baik
10. Kemampuan menolong diri sendiri: baik
8
1. Daya nilai sosial: baik.
2. Uji daya nilai: baik.
3. Penilaian realita: baik
4. Tilikan : True insight (tilikan 4)
I. Taraf dapat dipercaya: secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.
9
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mnt
Frekuensi nafas : 20 x/mnt
Suhu : 37,3oC
Kulit : Turgor baik
Kepala : Mata anemis -/- sklera ikterik -/-
Leher : Struma (-), tekanan vena jugularis normal
Dada :
- Jantung : BJ I-II tunggal, bunyi tambahan (-)
- Paru : Sonor, vesikuler (+) normal kiri = kanan, ronkhi (-),
wheezing (-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan (+) epigastrium, bising usus (+) normal, hepar
dan lien tak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, kulit kering, edema -/-
B. Status Neurologik
Motorik : Tidak ada kelumpuhan, tonus baik
Sensorik : Dalam batas normal
Nervi Cranialis : dalam batas normal
Refleks fisiologis : (+) Normal / (+) Normal
Refleks patologis : (-) / (-)
Kesan : tidak ada kelainan
X. Resume
Telah diperiksa seorang perempuan berumur 36 tahun, suku Jawa, agama Islam,
status bercerai, pendidikan SMA (tamat), pekerjaan penjaga toko, tinggal di Magelang.
Datang sendiri ke puskesmas Mertoyudan 1 tanggal 16 April 2019.
Dari autoanamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati
disertai mual sejak ±1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan terus-menerus. Keluhan sering
dirasakan pasien saat pasien terlalu lelah bekerja, telat untuk makan, dan banyak pikiran.
10
Pasien tinggal bersama kedua anak pasien, mantan suami dan anak pertama tinggal
terpisah dengan pasien setelah bercerai 5 tahun yang lalu. Pasien merasa memiliki
tanggung jawab yang besar untuk mengurus kedua anaknya. Karena memikirkan sering
memikirkan masa lalunya dengan suami paisen serta untuk mencukupi kebutuhan kedua
anaknya saat ini membuat pasien sering mengalami nyeri pada ulu hatinya. Sejak saat itu
terjadi perubahan pada perilaku pasien dimana pasien sering merasa sedih, kecewa,
menangis sendiri dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pasien sering
marah dan berkata kasar kepada anaknya. Pasien merasa trauma dengan perempuan karena
mantan suami pasien sering main perempuan bahkan pasien pernah memergoki mantan
suami dan kakak pasien berhubungan di kamar. Hal ini menyebabkan pasien sakit hati dan
kecewa dengan suami dan keluarga pasien. Saat pasien menceritakan masalahnya kepada
keluarga, pasien sering dianggap sakit jiwa. Pasien pernah berfikir untuk bunuh diri 3-4
kali, namun pasien membatlkan niat tersebut karena pasien memingingat kedua anaknya
yang membutuhkan sesosok ibu untuk menjalani kehdupan sehari-hari anaknya.
Pada pemeriksaan didapatkan seorang perempuan, kesan sesuai umur, kooperatif,
kesadaran compos mentis, orientasi baik, afek luas, mood sedih, appropriate, bentuk pikir
realistik, isi pikir merasa bersalah, kesal, kecewa dan ide bunuh diri, proses pikir normal,
gangguan persepsi tidak ditemukan, hubungan jiwa mudah, perhatian mudah ditarik
mudah dicantum, pengendalian impuls: baik, insight derajat IV.
Pada pemeriksaan didapatkan Gastritis kronis. Pada pemeriksaan psikologis
didapatkan depresi, kesan: depresi.
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
11
1. sindroma depresi (afek/mood depresi, normoaktif, sulit tidur, tidak
bersemangat, kurang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar)
2. sindrom anxietas (sulit konsentrasi, sulit tidur, mudah lelah, sakit ulu hati)
12
Melakukan aktivitas yang bersifat positif
Tidak boleh melakukan aktivitas selain tidur di tempat tidur
Apabila sulit memulai tidur, lakukan aktivitas ringan
Makan yang teratur
Psikoterapi
Memotivasi sehingga pasien dapat berfungsi fisik dan sosial secara
optimal serta untuk mengkonsumsi obat secara teratur. Psikoterapi diharapkan
dapat menyemangati pasien untuk menghadapi resiko dipermalukan, penolakan
dan kegagalan.
Psikoedukasi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan aktif
dalam setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan tentang
pentingnya peranan obat sehingga keluarga perlu mengingatkan dan mengawasi
pasien untuk minum obat secara teratur. Efek samping obat perlu diberitahukan
kepada keluarga. Memotivasi keluarga untuk membantu pasien pulih dengan
mendekatkan diri terhadap pasien agar pasien dapat lebih terbuka dengan
keluarganya.
XVI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
13
Stressor
Status ekonomi kurang
Kepribadian yang tertutup
Tanggungan keluarga (kedua anak yang bergantung pada pasien)
Adanya ide bunuh diri
Status perkawinan
14