Anda di halaman 1dari 30

RESPONSI

Campuran pikiran
dan tindakan
obsesif
Disusun oleh: Yasmine Putri Fadhilah (0607012310018)

Pembimbing : dr. Kamila Adam, Sp.KJ.


Jurnal
Obsesi didefinisikan oleh dua poin berikut:

Pemikiran, desakan, atau bayangan berulang yang


dialami, pada suatu saat selama gangguan, sebagai
hal yang tidak diinginkan, dan pada sebagian besar
individu menyebabkan penderitaan yang nyata.
Individu mencoba untuk menekan pikiran, desakan,
atau gambaran seperti itu, dengan beberapa
pemikiran atau tindakan lain (yaitu, dengan
menggantinya dengan paksaan).

Kompulsi didefinisikan oleh dua poin berikut:

Perilaku berulang atau tindakan mental yang orang


tersebut merasa terdorong untuk melakukannya
sebagai respons terhadap obsesi.
Perilaku atau tindakan mental bertujuan untuk
mengurangi kecemasan atau kesusahan atau
mencegah beberapa situasi yang ditakuti; namun,
perilaku atau tindakan mental ini tidak terhubung
secara realistis dengan apa yang dirancang untuk
dicegah atau jelas berlebihan.
PENDAHULUAN
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) seringkali merupakan kondisi penonaktifan yang terdiri dari
pikiran mengganggu yang mengganggu yang menimbulkan perasaan tidak nyaman. Untuk
mengurangi kecemasan dan kesusahan yang terkait dengan pikiran-pikiran ini, pasien dapat
menggunakan kompulsi atau ritual. Ritual ini mungkin bersifat pribadi dan pribadi, atau
mungkin melibatkan orang lain yang berpartisipasi; ritual adalah untuk mengkompensasi
perasaan ego-distonik dari pikiran obsesional dan dapat menyebabkan penurunan fungsi yang
signifikan (Brock, 2023)
Gangguan ini merupakan gangguan dengan gejala kecemasan yang tinggi akibat dari
perasaan obsesifnya yang seringkali muncul. Obsesi yang ditimbulkan gangguan ini dapat
menjadi sangat kuat dan menetap sehingga aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat
terganggu dan menyebabkan munculnya distress. Obsesif terdapat dalam berbagai bentuk
yang sifatnya mengganggu, irasional dan dapat sangat menghabiskan waktu penderitanya
(Kaplan & Sadock, 2010).
Identitas pasien
Nama: Ny. SR
Usia: 44 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat: Gersikan 1/23 Surabaya
Tempat/tanggal lahir: Surabaya, 25 september 2023
Pendidikan: SMK (jurusan pemasaran)
Agama: Islam
Bangsa/suku: Jawa
Pekerjaan: Kuliner (UMKM)
Status pernikahan: Menikah
Cara datang: Sendiri
Tanggal masuk/kontrol: 1 Agustus 2023 12.00 wib
Riwayat psikiatri
Diperoleh dari autoanamnesis dengan pasien di poli jiwa di RSUD Dr. Mohammad Soewandhie, pada tanggal 1 Agustus
2023, pada jam 12.00 WIB.

Keluhan utama:
Mudah tersinggung dan cemas

Auto Anamnesa:
Pasien merupakan pasien kontrol, pasien mengeluhkan mudah tersinggung saat berbicara dengan teman dan juga
merasa minder, terutama masalah keluarga. Pasien merasa sensitif tinggi saat bersama temannya, terutama saat
mereka bahas tentang keluarga dan anak. Saat ditanya apakah pernah mencoba melawan atau mengutarakan apa
yang dirasakan pasien ke temannya, pasien mengatakan tidak dan hanya memendam saja. Pasien juga khawatir sejak
2 minggu terakhir tentang anak kedua suka membrontak dan tidak menjalani sekolah dengan baik hingga diberi surat
pernyataan oleh sekolah tentang tingkah laku buruk. pasien mengatakan bahwa dia dari dulu memang memiliki sifat
cemas yang tinggi, diikuti oleh memiliki penyakit asam lambung (GERD) sejak SMK.
Riwayat psikiatri
Rasa cemas dan GERD ini bertambah parah karena masalah anak kedua tersebut. Pasien juga mengatakan meski
masih makan dan minum rutin, pasien tidak tidur dengan nyenyak. Pasien juga mengatakan bahwa karena tidurnya
kalau tidak nyenyak atau susah tidur, maka dia akan bangun dengan mood yang jelek, dari mudah marah hingga
malas bekerja, bersosialisasi. Pasien sempat mengatakan peduli bersih-bersih. Pasien bekerja di kuliner UMKM dari
jam 2 siang hingga 11 malam. Pasien mengatakan pernah kepikiran untuk ingin mati, tapi kepikiran anak karena
masalah ekonomi dan siapa yang merawat mereka. Khawatir dan cemas ini bertambah parah karena anak kedua,
pasien mengatakan sudah dibantu oleh anak pertama, saudara pasien, pacar dari anak kedua, untuk
memberitahukan perilaku buruk anak pasien, tapi tidak terlalu membantu karena anak pasien masih tetap sama.

Pasien hidup bersama 2 anaknya, anak pertama sudah menikah dan bekerja dan tinggal bersama keluarganya. Jadi
pasien tinggal bersama anak kedua dan ketiga, yang sekarang kelas 6 SD. Suami pasien dan pasien sudah pisah
ranjang 4 tahun, dimana lokasi suami pasien tidak diketahui. Tetapi mereka tidak cerai secara resmi dan suami
pasientidak menafkahi pasien dan anaknya. Saat sebelum pisah pun, suami pasien memberikan nafkah saat
mendapat rezeki saja. Pasien mengatakan tidak melihat halusinasi ataupun mendengar bisikan sekarang. Pasien
memiliki hobi jalan-jalan tapi pasien kalau jalan malah kepikiran masalah ekonomi. Pasien masih bersosialisasi
bersama teman, tapi tidak pernah inisiatif untuk mengajak temannya dan menunggu diajak oleh temannya karena
bagi pasien lebih mementingkan pekerjaan.
Riwayat psikiatri
Pasien sekarang tinggal di kos bersama anaknya, karena lebih dekat dengan tempat kerja. Ayah pasien sudah
meninggal dunia. Ibu pasien masih hidup tapi sudah tidak bekerja. Keluarga pasien termasuk harmonis. Pasien
adalah anak pertama dari 3 bersaudara, memiliki 2 adik, adik laki-laki dan adik perempuan. Semua sudah
berkeluarga dan masing-masing memiliki rumah. Pasien memiliki banyak teman dan masih berhubungan. Selama
masa sekolah, pasien memiliki prestasi dan banyak teman dan memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya.
pasien menyatakan bahwa dari dulu tidak bisa memberikan respon bela diri karena takut dianggap sebagai
pemberontak, seperti saudaranya. orang tuanya pun memiliki kesan bahwa pasien adalah anak penurut yang tidak
pernah melawan orang tua. Ibu pasien sudah tidak bekerja tapi dulu saat masih bekerja, pindah-pindah dimana
pekerjaan terakhir adalah restoran.
Menurut pasien, ibu pasien memiliki tingkat cemas yang tinggi, tapi tidak separah pasien. Bapak pasien lebih kalem.
Pasien juga mengatakan bahwa kemarin pernah marah besar hingga menangis karena anak pasien sudah
keterlaluan melawan hingga pasien memukul anaknya "ditempeleng". Pasien mengatakan bahwa suami pasien suka
berkata kasar. Pasien merupakan alumni yang dikena oleh sekolah, sehingga anak pasien yang mendapat surat
perilaku buruk dan sekolah SMK di jurusan pemasaran juga seperti pasien hampir di DO, tapi tidak jadi karena
mengenal pasien sebagai alumni prestasi.
Riwayat Penyakit Dahulu
·Riwayat Psikiatri
Pasien pernah didiagnosa gangguan campuran pikiran dan tindakan obsesif dan gangguan psikotik non-organik
lainnya.

·Riwayat Medis
Pasien memiliki penyakit GERD sejak masih sekolah. 1 tahun yang lalu bertambah parah hingga masuk opname.
Sehingga, pasien bulan lalu tidak control ke poli jiwa karena opname tersebut. Sudah 2 kali dirujuk, belum pernah di
endoskopi.

·Ciri Kepribadian Sebelumnya


Pasien memiliki kepribadian pendiam dan penakut.

·Riwayat Penyalahgunaan Zat/Obat


Pasien tidak ditemukan memiliki riwayat penggunaan zat ataupun obat-obatan terlarang sebelumnya.
Riwayat kehidupan pribadi
• Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien mengatakan lahir normal per-vaginam dan tinggal bersama dengan kedua orangtua.

• Masa Kanak Dini dan Remaja


Pasien menyelesaikan SD hingga tamat dan bermain dengan teman sebaya. Pasien lebih cenderung Bersama ibu dibanding
ayah karena ayah sibuk bekerja. Ibu pasien juga bekerja, dimana ibu pasien juga memiliki sifat khawatiran tetapi tidak separah
pasien.

• Masa remaja
Pasien melanjutkan SMP dan SMK. Pasien termasuk siswi yang berpretasi hingga mendapatkan tawaran pekerjaan di ke-
sekretariat.

• Riwayat Pendidikan
Pasien telah lulus dari SD, SMP, dan SMK dengan normal, naik kelas tepat waktu hingga memiliki prestasi.

• Riwayat keluarga
Dulu pasien hidup bersama kedua orang tua dan 2 saudara. Keluarga pasien termasuk harmonis. Pasien adalah anak pertama
dari 3 bersaudara, memiliki 2 adik, adik laki-laki dan adik perempuan. Sekarang semua sudah berkeluarga dan masing-masing
memiliki rumah.
Riwayat kehidupan pribadi
·• Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah mendapatkan tawaran pekerjaan di dinas gubernur, tapi karena masalah ekonomi, pasien harus menolak tawaran
tersebut. Tapi, terdapat bantuan dari sekolah dan orang lain, pasien bisa magang sebagai kesekretariat. Pasien sekarang bekerja
sebagai kuliner (UMKM), bekerja dari jam 14.00 hingga 23.00 WIB disertai sabtu dan minggu

• Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual pasien normal (menyukai laki-laki)

• Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah, memiliki suami dan 3 anak, anak pertama, sudah bekerja dan memiliki keluarga. Anak kedua, berada di kelas 3
SMK, Anak ketiga berada di kelas 6 SD. Suami pasien dan pasien sudah pisah ranjang 4 tahun, dimana lokasi suami pasien tidak diketahui.
Tetapi mereka tidak cerai secara resmi dan suami pasien tidak menafkahi pasien dan anaknya. Saat sebelum pisah pun, suami pasien
memberikan nafkah saat mendapat rezeki saja.

• Riwayat Agama
Pasien beragama islam.

• Aktivitas Sosial
Pasien masih bersosialisasi dan jalan dengan temannya, tetapi tidak inisiatif mengajak. Pasien lebih memikirkan pekerjaan.
Riwayat kehidupan pribadi
• Penggunaan Waktu Luang
Pasien suka jalan-jalan, tapi pasien lebih mementingkan pekerjaan dan terkadang kepikiran saat jalan.

• Riwayat Tindakan Anti Sosial / Masalah Hukum


Pasien tidak ditemukan pernah terjerat masalah hukum atau tindakan anti sosial.

• Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien hidup bersama 2 anaknya, anak pertama sudah menikah dan bekerja dan tinggal bersama keluarganya. Mereka
tinggal di kos bersama, karena lebih dekat dengan tempat kerja dan lebih layak dan bersih. Pasien bekerja dari jam2
siang hingga 11 malam dan diikuti sabtu minggu karena sering ada acara pada 2 hari tersebut. Hp pasien juga sekarang
di anak ketiga karena hpnya anak ketiga rusak. 2 minggu ini pasien merasa khawatir dan mudah tersinggung. Pasien
masih bersosialiasi dengan temannya dan masih bekerja dengan baik.
Riwayat kehidupan pribadi
• Faktor Pencetus
Anak pasien yang memberontak.

• Faktor Keturunan
Menurut pasien, ibu pasien memiliki sifat kekhawatiran juga meskipun tidak setinggi pasien.

• Faktor Premorbid
Pasien merupakan pribadi yang penakut dan memiliki tingkat khawatir yang tinggi.

• Faktor Organik
Pasien mengalami GERD hingga di opname di rumah sakit soewandhi

• Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupan


Pasien kepikiran terhadap masalah ekonomi dan keluarga. Pasien juga sempat memikirkan kematian tetapi teringat
anak. Pasien juga rutin control dan minum obat tapi bulan lalu, juli, tidak sempat control karena opname GERD
diakibatkan pikiran anak kedua.
Deskripsi Umum
status psikiatri
a. Penampilan
Pasien perempuan, sesuai usia, memakai baju santai dan jilbab orange, memakai sandal. pasien tampak kurus.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak tenang dan kadang tampak cemas, tapi masih bisa menjawab pertanyaan pemeriksa dengan lancar
dan sesuai
c. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif

Kontak/Relasi dengan Pemeriksa:


Verbal (+),kontak mata (+), lancar, relevan, sikap pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan.

Kesadaran
Compos mentis

Mood/Afek
Mood: cemas Afek: serasi
status psikiatri
Proses Pikir
Bentuk : Realistik
Arus/ kontunitas : Koheren
Isi : Obsesi terhadap kondisi anak kedua dan ekonomi

Persepsi
Halusinasi auditorik dan visual (-)

Intelegensi dan Kognitif


Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Compos mentis GCS 4-5-6, normal.

Orientasi
Waktu: Baik
Tempat: Baik
Orang: Baik
status psikiatri
Daya Ingat
segera/pendek/seang/panjang: +/+/+/+

Konsentrasi
Dalam batas normal

Perhatian
Dalam batas normal

Membaca dan Menulis


Kesan cukup

Kemampuan Visuospasial
Kesan cukup

Pikiran Abstrak
Tidak dievaluasi
status psikiatri
Intelegensi dan Informasi
Dalam batas normal

Bakat kreatif
Dalam batas normal

Insight
4

Kemampuan menolong diri sendiri


ADL baik

Kemauan dan kehendak


Baik

Psikomotor
Baik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Status Generalis
Kesadaran : Compos Mentis
TTV :
Suhu: tidak dievaluasi
RR: tidak dievaluasi
SpO2: tidak dievaluasi
Nadi: tidak dievaluasi
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Berat badan: tidak dievaluasi

Kepala/Leher : dalam batas normal


Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan, usia 44 tahun datang ke poli jiwa sendiri untuk control setelah post opname karena GERD dengan
keluhan mudah tersinggung dan kecemasan tinggi terutama 2 minggu terakhir.
Pasien mengatakan suka bersih.
Pasien mudah cemas dari dulu, yaitu sekolah.
Pasien sempat kepikiran kematian, tapi berhenti karena teringat anak dan ekonomi
Pasien tidak memiliki respon bela diri yang baik karena takut dianggap pemberontak seperti saudaranya, pasien
dianggap sebagai anak penurut dan pendiam yang tidak pernah melawan orang tua (pandangan orang tua pasien)
Pasien lebih sering bersama ibunya saat masa kecil, dimana ibu pasien memiliki sifat kekhawatiran juga
pasien merupakan anak pertama dari 2 saudara, adik perempuan dan adik laki-laki
Riwayat pernikahan dan keluarga pasien tidak terlalu baik, dimana suami pasien dan pasien sudah pisah ranjang selama
4 tahun, dan lokasi suami tidak diketahui dan tidak resmi cerai disertai suami tidak menafkahi pasien dan anaknya. Saat
menikah juga, suami pasien suka berkata kasar dan menafkahi keluarga saja apabila mendapat rezeki.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Anak kedua pasien mulai memberontak 1 tahun terakhir, melawan pasien, bolos ujian, hingga mendapatkan surat dari
sekolah tentang perilaku buruk dan diancam DO tapi batal karena pasien adalah alumni yang ber-prestasi
Pasien rutin control dan rutin minum obat tapi bulan lalu, juli, tidak sempat karena di opname GERD akibat shock dari
anak kedua yang diberi surat perilaku buruk.
Pasien memiliki hobi jalan dan suka jalan dengan teman, tapi tidak inisiatif. Pasien juga kepikiran ekonomi saat hobi, tapi
pasien masih memiliki rasa senang saat diajak.
Pasien memiliki sifat pendiam dan penakut.
Formulasi Diagnostik
GANGGUAN MENTAL ORGANIK GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT
Tidak memiliki riwayat trauma, dan riwayat jatuh Tidak PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
ditemukan gejala gejala dalam perubahan kesadaran
Tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol, maupun
(kesadaran berkabut), dan manifestasi pencerapan yaitu
zat adiktif lainnya
halusinasi visual.

F.2O SKIZOFRENIA
Ny. Sr., tidak memiliki masalah dalam kesadaran kualitatif, yaitu gangguan dalam limitasi dan relasi,
Tidak Memiliki bentuk pikir non realistik, arus pikir inkoheren dan sirkumstansial, dan isi pikir waham pengaruh, pikiran tidak
memadai,
Pasien tidak memiliki gejala negatif, dengan sikap apatis, respons emosional tumpul, sehingga mengakibatkan penarikan diri
dan menurunkan kinerja sosial.
Pasien tidak memiliki gangguan pencerapan
Gejala terjadi sudah lebih dari kurun waktu satu bulan
Pasien tidak memiliki perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek
perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap
larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara social.
pasien tampak memiliki thought echo
Formulasi Diagnostik
F.22 GANGGUAN WAHAM MENETAP
Ny, SR tidak memiliki waham. Berlangsung lebih dari 3 bulan.
Pasien tidak memiliki gangguan pencerapan

F.28 GANGGUAN PSIKOTIK NON-ORGANIK


LAINNYA
Gangguan psikobik yang tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik
(FB0- F39), dan gangguan-gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria gejala untuk gangguan waham menetap (F22).
Formulasi diagnostik
F.42 Gangguan obsesif kompulsif
Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :
(a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendini:
(b) sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi
dilawan oleh penderita;
(c) pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau
kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti
dimaksud di atas);
(d) gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
(unpleasantly repetitive).
Ada kaitan erat antara geiala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan depresi. Penderita gangguan obsesif-
kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang
(F33.-) dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresif-nya.
Formulasi diagnostik
F.42.2 campuran pikiran dan tindakan obsesif

Kebanyakan dari penderita obsesif-kompulsif memperlihat-kan pikiran obsesif serta tindakan kompulsif.
Diagnosis in digunakan bilamana kedua hal tersebut sama-sama menonjol, yang umumnya memang demikian.
Apabila salah satu memang jelas lebih dominan, sebaiknya di nyatakan dalam diagnosis F42.0 atau F42.1. Hal ini
berkaitan dengan respons yang berbeda terhadap pengobatan. lindakan kompulsif lebih responsif terhadap
terapi perilaku.
Formulasi psikodinamika
Pasien adalah anak pertama dari 3 saudara dimana pasien adalah anak tertua dari 2 adik. Pasien hidup bersama
orang tua dan lebih sering bersama ibu. Ibu pasien bekerja dan memiliki sifat khawatiran, dibandingkan bapak
yang lebih kalem. Pasien juga dibilang oleh orangtuanya sebagai anak penurut, sehingga menyebabkan pasien
juga tidak memiliki respon bela diri yang baik dan lebih memendam apa yang dirasakan, karena takut dianggap
memberontak. Pasien merupakan siswi yang berprestasi saat SMK, pasien juga termasuk siswi yang teladan,
sehingga bisa menimbulkan rasa cemas tinggi. Pasien memiliki sifat pendiam dan penakut, sehingga juga
memperkuat kelemahan dalam pembelaan diri dan kesusahan dalam mengutarakan perasaan. Pasien sudah
menikah, tetapi selama masih bersama suami, suami suka berkata kasar dan menafkahi apabila mendapat
rezeki, sekarang sudah pisah dengan suami dan lokasi suami tidak diketahui, suami pasien juga tidak menafkahi
pasien dan anaknya. Pasien tidak meneruskan ke pengadilan karena sudah lelah, sehingga pasien sekarang
bekerja sendiri untuk menafkahi anak-anaknya. Mereka sudah pisah 4 tahun. Anak pasien mulai memberontak
saat kelas 3 SMK, 3 tahun setelah suami pasien pergi.
Diagnosis Multiaksial
Diagnosis Multiaksial Menurut PPDGJ III
Aksis I : F 42.2 Campuran pikiran dan tindakan obsesif F.28.0 Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya
dd: predominan pikiran obsesif
Aksis II : Ciri kepribadian introvert
Aksis III : Gastroesophageal reflux disease
Aksis IV : Pisah ranjang dengan suami dan tidak dinafkahi, anak kedua yang memberontak (masalah
dan keluarga)
Aksis V :
a. GAF SCALE saat ini 50
b. GAF SCALE terbaik 1 tahun terakhir 60
Daftar masalah
BIOLOGIS
Gastroesophageal reflux disease
PSIKOLOGIS
Pasien tidak memiliki respon bela diri yang baik karena tidak mau dianggap
sebagai pemberontak
Pasien memiliki sifat yang penakut dan pendiam
Pasien sempat berpikir tentang kematian, tapi teringat oleh anak dan ekonomi
pasien memiliki sifat kecemasan tinggi
pasien lebih suka memendam perasaan.
SOSIAL
Riwayat pernikahan pasien, pasien pisah dengan suami secara tidak resmi dan
tidak dinafkahi
pasien dengan anak kedua memiliki hubungan yang kurang baik, dimana anak
pasien suka
MEDIKAMENTOSA
tatalaksana
Sertraline 50 mg 0-½-½ tab Family Therapy : Mengedukasi pasien
Chlorpromazine 25 mg 1 – 0 – 0 tab tentang perandalam keluarga dan
Alprazolam 0.5 mg 1-0-1 tab edukasi keluarga pasien terutama anak
kedua karena dicurigai ada masalah
PSIKOTERAPI SUPORTIF kepribadian atau mengatasi stressor
Terapi kognitif : Membantu pasien untuk pasien.
mengenal dan membentuk cara berpikir
positif & mengubah pandangan pasien RENCANA MONITORING
kepada hal - hal negatif dalam segala aspek Keluhan & perbaikan klinis pasien
hidup serta mengurangi rasa cemas Kerjasama dalam pengobatan
Terapi perilaku: membantu pasien Kepatuhan minum obat
mengontrol tindakan obsesifnya Efek samping obat
monitoring bersama dokter spesialis
interna
prognosis
DUBIA AD MALAM
Faktor yang memperingan
pasien rutin control dan minum obat
Pasien masih mampu berkomunikasi dan
beraktivitas mandiri
Faktor yang memperberat
kepribadian pasien
masalah keluarga pasien, terutama tentang anak
masalah ekonomi
kesimpulan
ny SR, berusia 44 tahunPasien perempuan, usia 44 tahun datang ke poli jiwa sendiri untuk
control setelah post opname karena GERD dengan keluhan mudah tersinggung dan
kecemasan tinggi terutama 2 minggu terakhir. Pasien didiagnosis campuran pikiran dan
tindakan obsesif, gangguan psikotik non-organik lainnya karena memenuhi kriteria sesuai
dalam PPDGJ-III. Ditemukan gejala klinis yaitu pasien tampak ada thought echo, memiliki
impuls dari diri sendiri, pikiran yang tidak bisa dilawan, pikirannya yang bukan berdasarkan
untuk kesenangan/lega, pengulangan yang tidak menyenangkan. Pasien dilakukan pemberian
pengobatan anti anxietas, anti depresif, dan perlu rutin kontrol untuk mengurangi gejala pada
ny SR.
Thank
you!

Anda mungkin juga menyukai