Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

F20.5 SKIZOFRENIA RESIDUAL


TASHA SALSABILA
I4061211017
Dr. Edi Hermeni, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

UPT KLINIK SUNGAI BANGKONG


IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. A
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 31 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Melayu
• Pendidikan Terakhir : SD
• Pekerjaan : Tdk
Bekerja
• Alamat : Pontianak
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Ruang : Walet
• Masuk ke RS : 2 Februari 2023
01
RIWAYAT
PSIKIATRI
KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar keluarganya dengan keluhan sering

mengamuk, memecahkan barang dan marah-marah pada ibunya.


RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Autoanamnesis (3 Februari 2023 pukul 12.30 WIB)

Pasien datang dengan keluhan sering mengamuk,


membanting barang-barang, kasar dan marah-marah pada
ibunya dan suku mengganggu dilingkungannya. Keluhan ini
sudah dialami pasien sejak ±2 bulan yang lalu.
Pada saat SD pasien mengaku menjadi pribadi yang
cenderung pendiam dan tidak banyak bersosialisasi dengan
teman disekolah, sehingga pasien hanya memiliki sedikit
teman. Pasien hanya menamatkan pendidikan SD dan tidak
melanjutkan sekolahnya ke SMP.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Autoanamnesis (3 Februari 2023 pukul 12.30 WIB)

Ibu pasien berjualan kroket dipasar, sedangkan ayah pasien telah meninggal
dunia ±7 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak mengetahui alasan kenapa dia dibawa
ke UPT Klinik Utama Sui Bangkong. Tetapi pasien mengakui ada yang salah dengan
dirinya. Pasien sebelumnya sering memarahi dan melemparkan barang ke ibunya
sehingga membuat ibunya takut untuk dekat pasien. Sebelumnya pasien sempat di
rawat di RSJ Singkawang ±2 bulan yang lalu selama 1 minggu. Setelah keluar dari
sana pasien sempat bekerja di Kelapa sawit tempat abang iparnya bekerja juga,
kemudian pasien kembali ke Pontianak menggunakan taksi sendirian.
Pasien menyangkal adanya benturan di kepala, demam, ataupun nyeri kepala.
Pasien juga menyangkal adanya riwayat kejang-kejang. Pasien menyangkal pernah
mengkonsumsi zat psikoaktif. Pasien juga menyangkal adanya fase dimana pasien
merasakan sedih dan tidak berdaya. Pasien menyangkal ada keinginan untuk bunuh
diri.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Alloanamnesis (3 Februari 2023 pukul 18.25 WIB dengan bibi
pasien)
Bibi pasien mengatakan, pasien sering marah-marah kepada ibunya. Pasien
menampar ibunya dan melempari dengan barang. Selain itu pasien juga sering
mengamuk, terlihat gelisah, sering berbicara dan senyum-senyum sendiri. Pasien juga
sering tidak bisa tidur. apabila tidak bisa tidur, pasien sering ngeluyur keluar rumah, tapi
akhirnya pulang sendiri. Bibi pasien mengatakan ±3 bulan yang lalu pasien pernah
dirawat di RSJ Singkawang. Pasien dibawa ke sana karena mengganggu anak-anak
dilingkungan sekitarnya dan membuat gaduh tetangga. Selama 1 minggu di RSJ pasien
dibawa pulang oleh kakaknya saat pengobatannya belum selesai, kemudian pasien
sempat berkelahi dengan abang iparnya, sehingga pasien memutuskan untuk pulang ke
Pontianak sekitar 1 minggu sbelum tahun baru. Namun setelah 2 minggu obatnya habis,
pasien kembali marah-marah dan kasar terhadap ibunya. Bibi pasien juga mengatakan
apabila sedang kambuh pasien tidak mau ngomong dengan orang sekitar.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Alloanamnesis (3 Februari 2023 pukul 18.25 WIB dengan bibi
pasien)

Bibi pasien mengatakan, pasien seorang pengguna narkoba ±5


tahun yang lalu dan pasien pernah 2 kali masuk penjara. Pertama
karena kasus pencabulan terhadap pacarnya dan yang kedua
digrebek polisi saat pasien sedang tidur. Bibi pasien juga
mengatakan bahwa pasien pernah ngomong saat marah kepada
ibunya “ ngapalah masih kerja, kan istri aku setiap bulan ngasi
uang 5 juta, kurang ke?” Bibi pasien menyangkal adanya benturan
di kepala, demam, ataupun nyeri kepala pada pasien. Bibi pasien
juga menyangkal adanya riwayat kejang-kejang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat gangguan psikiatri
Pasien sudah mengalami keluhan ini selama kurang lebih 3
bulan dan pertama kali berobat pada bulan Desember tahun
2022 ke RSJ Singkawang. Namun setelah obatnya habis
keluhan pasien kembali dan akhirnya dibawa ke UPT Klinik
Utama Sungai Bangkong.

 Kondisi medis umum


Pasien menyangkal adanya penyakit sistemik lainnya, maupun
riwayat pernah dirawat di rumah sakit. Riwayat kejang (-),
gangguan kesadaran (-), kerusakan otak (-), trauma kepala
(-), infeksi(-)

 Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif


Pasien pernah mengonsumsi zat psikoaktif sekitar 5 tahun
yang lalu, dan pasien merupakan perokok aktif.
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Ayah pasien
sudah meninggal ±7 tahun yang lalu. Sekarang pasien
tinggal bersama ibunya. Riwayat keluhan serupa atau
gangguan kejiwaan pada keluarga disangkal.
RIWAYAT KEHIDUPAN

PRIBADI
Prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Kelahiran
pasien direncanakan dan diinginkan. Tidak ada masalah saat
kehamilan, ibu pasien tidak mengonsumsi obat-obatan selama
kehamilan, keadaan emosional dan fisik ibu saat melahirkan
baik. Pasien lahir secara normal, cukup bulan tanpa
hambatan jalan lahir.
 Masa kanak-kanak awal
Pada perkembangan awal pasien tidak terdapat
keterlambatan, serta tidak terdapat masalah perilaku
seperti mengisap jari, pemarah, gigit jari,membenturkan
kepala. Riwayat kebiasaan makan, perkembangan berjalan
berbicara, motorik, pola tidur, toilet training baik.
Pasien saat kecil aktif, tidak pemarah. Perkembangan
pasien sama dengan anak-anak sesusianya.
RIWAYAT KEHIDUPAN
 PRIBADI
Masa kanak pertengahan
Pada masa ini pasien sudah mengetahui dan mengerti jenis
kelaminnya dan orang lain. Pasien juga mulai bersekolah.
Pasien mengaku menjadi pribadi yang cenderung pendiam dan
tidak banyak bersosialisasi dengan teman disekolah,
sehingga pasien hanya memiliki sedikit teman.

 Riwayat masa kanak akhir dan remaja


Pasien mengaku tidak memiliki tokoh yang diidolakan. Di
sekolah hubungan pasien dengan teman baik. Hubungan
pasien dengan guru baik. Pasien tidak memiliki teman
dekat.
RIWAYAT MASA DEWASA
 Pendidikan

Pasien hanya menyelesaikan pendidikan SD saja.


 Pekerjaan
Pasien pernah bekerja dikelapa sawit setelah keluar dari
RSJ Singkawang. Namun tidak lama setelah itu pasien
berhenti karena keluhannya kambuh lagi.
 Perkawinan
Pasien belum menikah.
RIWAYAT MASA DEWASA
 Agama
Kedua orang tua pasien beragama Islam. Pasien beragama
Islam. Menurut bibi pasien, pasien jarang beribadah
seperti sholat 5 waktu. Pasien juga jarang mengikuti
kegiatan perkumpulan keagamaan.
 Aktivitas sosial
Pasien jarang mengikuti aktivitas social karena pasien jarang bergaul.
 Riwayat militer

Tidak ada riwayat mengikuti pendidikan/pelatihan militer.


RIWAYAT MASA DEWASA
 Riwayat pelanggaran hukum

Pasien pernah 2x masuk penjara. Yang pertama karena kasus pencabulan terhadap
pacarnya. Yang kedua pasien masuk penjara karena gerebek polisi saat sedang tidur.
 Riwayat psikoseksual

Pasien berpenampilan sesuai jenis kelaminnya, dan tidak


pernah menyesal dirinya terlahir sebagai laki-laki. Pasien
menyukai perempuan.
SITUASI KEHIDUPAN
Pasien
SEKARANG
tinggal serumah dengan ibu pasien. Pasien merasa
saat ini hidupnya dalam keadaan tidak baik. Namun pasien
menyangkal jika memiliki gangguan kejiwaan.
IMPIAN FANTASI DAN NILAI-
NILAI
Pasien mengatakan tidak memiliki cita-cita. Tetapi pasien
mengatakan ingin bekerja kembali.

PERSEPSI KELUARGA
TENTANG PASIEN
Bibi pasien mengatakan bahwa pasien tampak menakutkan
karena bisa tiba-tiba pasien marah dan kasar terhadap
ibunya.
02
STATUS
PSIKIATRI
DESKRIPSI UMUM
1.Penampilan: Tampak laki-laki, kesan fisik tampak rapi
dengan menggunakan baju biru muda berlistkan biru tua
dengan menggunakan celana training. Pasien tampak
sesuai dengan usia.
2.Konsentrasi dan perhatian: Mampu berkonsentrasi pada
saat diwawancara, kontak mata adekuat.
3.Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang, agitasi (-),
bingung (-), kejang (-), tics (-), rigiditas (-).
4.Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
PEMBICARAAN
1.Kuantitas: Pasien dapat menjawab pertanyaan dapat
mengungkapkan isi hatinya kurang jelas.
2.Kualitas: Pasien dapat memahami dan memberikan respon
dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan spontan,
volume bicara cenderung normal-pelan, intonasi normal,
artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti,
kontak verbal (+), kontak mata (+)
3.Tidak ada hendaya berbahasa.
MOOD, AFEK,
KESERASIAN
1.Mood : disforsik
2.Afek : Tumpul
PERSEPSI
3.Kesesuaian :
Serasi • Halusinasi visual (-)

• Halusinasi auditorik (-)


PIKIRAN/PROSES
1.BentukPIKIR
• Depersonalisasi (-)
: Realistik
2.Arus : Koheren • Derealisasi (-)
3.Isi : Waham dikendalikan • Ilusi (-)
(delusion of control) (-),
waham cemburu (-), waham
kebesaran (-)
SENSORIUM DAN KOGNISI
 Taraf kesadaran
• Kuantitas : E4V5M6, Compos Mentis, Jernih
• Kualitatif : Berubah

 Orientasi
1. Waktu : Baik (pasien mengingat hari dan tanggal)

2. Tempat : Baik (pasien mengetahui bahwa dirinya sedang


di UPT Utama Sungai Bangkong)
3. Orang : Baik (pasien mengetahui siapa yang membawa ke
RS)
SENSORIUM DAN KOGNISI
 Daya ingat

1. Jangka panjang : Baik (pasien mengingat dimana pasien SD


dan alamatnya) Jangka menengah : Baik (pasien ingat kapan
dirinya dibawa ke RSJ Singkawang)
2. Jangka pendek : Baik (pasien ingat terakhir kali makan
jam berapa dan makan apa)
3. Segera : Baik (pasien dapat mengulang 6 angka yang
disebutkan pemeriksa)
SENSORIUM DAN KOGNISI
 Pengetahuan umum : Baik (pasien dapat menyebutkan
presiden Indonesia saat ini)
 Kemampuan membaca dan menulis: Baik, (pasien dapat
membaca “pejamkan mata anda” kemudian pasien
mempraktekkannya)

Gambar 2.1 Kemampuan menulis. Pasien


diminta untuk menulis “Pejamkan Mata”
SENSORIUM DAN KOGNISI
 Kemampuan visuospasial : Baik
 Kemampuan berpikir abstrak: Baik, (pasien dapat
mengartikan peribahasa berakit-rakit ke hulu berenang-
renang ke tepian, tong kosong nyaring bunyinya)
 Bakat, kreatif : Main bola
 Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien dapat
melakukan perawatan diri sehari-hari secara mandiri
seperti mandi, makan, minum.
 Konsentrasi dan Perhatian : Terdapat gangguan konsentrasi,
dimana pada pengurangan angka 7 dari angka 100 secara
serial sebanyak 7 kali, pasien lambat dan terhenti pada
pengurangan kedua.
PENGENDALIAN IMPULS, TILIKAN
& TARAF DAPAT DIPECAYA
 Pengendalian Impuls : baik (saat dianamnesis)
 Daya Tilikan
1.Daya nilai sosial : Terganggu (pasien jarang
bersosialisasi dengan sekitar)
2.Daya nilai realita : Tidak terganggu (bila pasien
mencium bau gosong dirumah, pasien akan mencari dimana
sumber bau gosong tersebut, untuk menghindar
terjadinya kebakaran)
3.Tilikan : Negative (pasien tidak mengetahui keadaan
penyakitnya dan tidak mengakui jika mengalami gangguan
kejiwaan)
 Taraf dapat Dipercaya : dapat dipercaya
03
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS LEBIH
LANJUT
TANDA-TANDA VITAL STATUS GENERALIS
• Warna kulit : sawo matang
1. Kesadaran : Compos mentis
• Kepala : normocephal
2. TD : 120/80 mmHg
• Rambut : warna hitam
3. HR : 91x/menit • Mata : anemis (-), ikterik (-)
4. RR : 20x/menit • THT : tidak dilakukan pemeriksaan
5. Suhu: 36,6 • Mulut: tidak dilakukan pemeriksaan
• Leher: tidak dilakukan pemeriksaan
• Jantung: tidak dilakukan pemeriksaan
• Paru: idak dilakukan pemeriksaan
• Abdomen: idak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas: idak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
 Glasgow Coma Scale (GCS: E4M6V5
 Pupil
Bulat (+), Isokor (+), diameter 3mm/3mm
 Tanda Rangsang Meningeal (TRM):
Kaku kuduk : Tidak dilakukan pemeriksaan
Brudzinsky I : Tidak dilakukan pemeriksaan
Brudzinsky II : Tidak dilakukan
pemeriksaan Kernig : Tidak dilakukan
pemeriksaan Lasegue : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pemeriksaan Motorik :
555 555
555 555
STATUS NEUROLOGI
 Refleks Fisiologis
Biceps : (+/+)
Triceps : (+/+)
Patella : (+/+)
Tendo achilles : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Refleks Patologis:
Babinski : Tidak dilakukan pemeriksaan
Oppenheim : Tidak dilakukan pemeriksaan
Chaddock : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tromner : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hoffman : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
 Pemeriksaan Sensorik

Sensibilitas : Dalam Batas Normal

 Pemeriksaan Fungsi Vegetatif

BAK dan BAB normal


IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Tn. A, usia 31 tahun mengeluh sering mengamuk, membanting barang-barang,
kasar dan marah-marah pada ibunya dan suku mengganggu dilingkungannya. Keluhan
ini sudah dialami pasien sejak ±3 bulan yang lalu. Pasien sebelumnya sering memarahi
dan melemparkan barang ke ibunya sehingga membuat ibunya takut untuk dekat
pasien. Sebelumnya pasien sempat di rawat di RSJ Singkawang ±2 bulan yang lalu
selama 1 minggu. Setelah keluar dari sana pasien sempat bekerja di Kelapa sawit
tempat abang iparnya bekerja juga, kemudian pasien kembali ke Pontianak
menggunakan taksi sendirian.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Psikopatologi mood disforsik, afek tumpul, dan
kesesuaian serasi. Isi pikir pasien terdapat kemiskinan
isi bicara, adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi
auditorik. Daya nilai sosial terganggu, pasien belum dapat
berdamai dengan ibu pasien.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
MUKTIAKSIAL
F20.5 Skizofrenia Residual 1. Aksis 1 : F20.5 Skizofrenia Residual
2. Aksis 2 : Ciri kepribadian premorbid :
senang menyendiri, pemalu.
3. Aksis 3 : Tidak ditemukan penyakit
medis umum
4. Aksis 4 : Stressor psikososial (pasien
merasa ibunya tidak menyayanginnya)

5. Aksis 5 : GAF 51-60 (gejala sedang dan


menetap, disabilitas sedang dalam
fungsi sosial dan aktivitas sehari-
hari.
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
(Non-Farmakologi) (Farmakologi)
Dilakukan terapi psikososial a. Anti psikotik risperidone
2x2mg
untuk menguatkan daya tahan
mental yang telah dimiliki, b. Anti psikotik chlorpromazine
1x100mg (malam)
mempertahankan fungsi
c. Antikolinergik THP 1x2mg
pengontrolan diri, serta  
meningkatkan adaptasi
terhadap lingkungan.
DAFTAR MASALAH
1.Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan

2.Psikologis : pasien melampiaskan rasa marahnya kepada

ibun dan mengganggu sekitar.

3.Sosial : Hendaya dalam bidang social


PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

2. Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

3. Quo ad Sanationam : Dubia ad malam


04
TINJAUAN
PUSTAKA
(SKIZOFRENIA)
DEFINISI
• Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai
dengan gangguan penilaian realita (waham dan halusinasi)
• Gangguan psikotik yang ditandai halusinasi, delusi dan
gangguan pemikiran, persepsi dan perilaku
• Skizofrenia melibatkan gejala positif seperti
halusinasi, delusi, gangguan pemikiran formal dan gejala
negatif seperti alogia, anhedonia dan kurangnya motivasi
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi penyakit ini bervariasi, diperkirakan
skizofrenia mempengaruhi sekitar 1% orang dewasa,
sedangkan prevalensi di Amerika Serikat 0,6 hingga 1,9%
• Laki-laki sedikit lebih didiagnosis dan memiliki onset
lebih awal daripada wanita, sementara Afrika-Karibia dan
keturunannya juga memiliki insiden yang lebih tinggi
ETIOLOGI
• Adanya kelainan beberapa neurotransmiter seperti
hiperaktivitas dopaminergik, serotonergik dan alfa-
adrenergik atau hipoaktivitas glutaminergik dan GABA
04
TINJAUAN
PUSTAKA
(SKIZOFRENIA
RESIDUAL)
DEFINISI
• Skizofrenia tipe residual merupakan keadaan kronis dari skizofrenia
dengan Riwayat sedikitnya satu episode psikotik yang jelas dan gejala-
gejala berkembang kearah gejala negative yang lebih menonjol. Gejala
negative terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan aktivitas,
penumpulan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan,
ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri dan
fungsi sosial.
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA MENURUT
• Harus
PPDGJ III
ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat
jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-
gejala itu kurang jelas:
1. Salah satu dari: thought echo, thought insertion or
withdrawal, dan thought broadcasting.
2. Salah satu dari: delusion of control, delusion of
influence, delusion of passivity, delusion perception.
3. Halusinasi auditorik.
4. Waham-waham menetap jenis lainnya
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA MENURUT
1. Atau
PPDGJ III
paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas:
2. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja,
ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued
ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan- bulan terus
menerus.
3. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi
atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA MENURUT
3.
PPDGJ III
Perilaku katatonik.
4. Gejala negatif
5. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
KRITERIA DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA RESIDUAL MENURUT
a.
PPDGJ
Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun,
afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan,
komunikasi nonverbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara dan posisi
tubuh, perawatan diri dan kinerja social yang buruk;
b. Sedikitnya ada Riwayat satu episode psikotik yang jelas didalam lampau yang memenuhi kriteria untuk
diagnosis skizofrenia;
c. Setidaknya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata
seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telh timbul sindrom “negative” dari
skizofrenia;
d. Tidak terdapat dementia atau penyakit dari gangguan otak organic lain, depresi kronis atau institusionalisasi
yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

• Deskripsi umum  Kemunduran psikomotor, akan merasakan sikap

pasif dan ketiadaan inisiatif.


• Mood, afek dan perasaan  menarik diri dari lingkungan sosial
dan pengurangan aktifitas secara umum
• Suara  Volume bicara dan intonasi terkontrol meski terkadang
mereka merespons pertanyaan dengan satu-satu kata dan
memperlihatkan perlambatan menjawab pertanyaan
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

• Gangguan persepsi  biasanya tidak terdapat gangguan


presepsi
• Pikiran  kemiskinan dalam berbicara seperti menjawab apa
adanya saja
• Sensorium dan kognitif 
a. Orientasi : Kebanyakan pasien skizofrenia tidak terganggu
orientasinya baik orang, tempat, dan waktu.
b. Memori : Sekitar 50 sampai 75 persen pasien skizofrenia
mempunyai hendaya kognitif.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

• Kontrol impuls  Sekitar 10 sampai 15 persen melakukan bunuh


diri dan sekitar dua peetiganya mempunyai ide untuk bunuh diri
• Pertimbangan dan tilikan
• Hal dapat dipercaya  pasien skizofrenia ini biasanya terlalu
menutupi dirinya sehingga sering tidak mempercayai penjelasan
pasien skizofrenia yang menyatakan sebelumnya belum pernah
berobat.
TATALAKSANA
• Penatalaksanaan schizophrenia atau skizofrenia bertujuan untuk
meredakan dan mengontrol gejala, karena belum ada obat yang
dapat menyembuhkan penyakit ini. Untuk itu, penatalaksanaan
harus dilakukan seumur hidup, mencakup pemberian medikamentosa
dan terapi psikososial.
TATALAKSANA
(FARMAKOLOGI)
• ANTIPSIKOTIK
Golongan obat ini dianggap dapat mengendalikan gejala dengan
mempengaruhi neurotransmiter dopamin di otak. Tujuan pengobatan
dengan antipsikotik adalah untuk mengontrol tanda dan gejala
schizophrenia secara efektif, dengan dosis serendah mungkin.
1. Golongan Antipsikotik Generasi Pertama
2. Golongan Antipsikotik Generasi Kedua
3. Golongan Antipsikotik Generasi Ketiga
TATALAKSANA
(FARMAKOLOGI)
• ANTIKOLINERGIK
Golongan antikolinergik seperti benztropin, trihexyphenidyl, dan
diphenhydramine, sering digunakan bersama dengan agen
antipsikotik untuk mencegah terjadinya gerakan distonik atau
untuk mengobati gejala ekstrapiramidal (parkinsonism, distonia,
akatisia).
TATALAKSANA
(NON-FARMAKOLOGI)
• Tatalaksana psikososial
• Psikoterapi
• Pelatihan ketrampilan sosial
• Terapi keluarga
• Rehabilitasi pekerjaan
PROGNOSIS
• Pengobatan yang efektif dapat mengurangi gejala, mengurangi
kemungkinan episode psikosis yang terjadi, mempersingkat
durasi episode psikotik, dan membuat mayoritas orang dapat
hidup lebih produktif dan memiliki fungsi hidup yang relatif
baik di masyarakat.
• Kunci prognosis pasien schizophrenia adalah kepatuhan pasien.
• Pasien yang mendapat pengobatan optimal umumnya akan dapat
pulih total atau mampu berfungsi secara normal.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan status psikiatri, dan
pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis skizofrenia residual. Hal
ini sesuai dengan kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III, yaitu
:
• Terdapat gejala negatif yang menonjol seperti aktivitas yang
menurun, afek menumpul, inisiatif kemiskinan dalam isi
pembicaraan
PEMBAHASAN
• Untuk terapi farmakologi diberikan terapi dengan antipsikotik
risperidone, chlorpromazine. Golongan obat ini dianggap dapat
mengendalikan gejala dengan mempengaruhi neurotransmiter
dopamin di otak. Tujuan pengobatan dengan antipsikotik adalah
untuk mengontrol tanda dan gejala schizophrenia secara
efektif.
• anti kolinergik Trihexyphenidil (THP) berguna untuk mencegah
terjadinya gerakan distonik atau untuk mengobati gejala
ekstrapiramidal (parkinsonism, distonia, akatisia).
PEMBAHASAN
• Pada pasien ini diberikan penatalaksaan berupa non
farmakologi berupa terapi psikososial untuk menguatkan daya
tahan mental yang telah dimiliki, mempertahankan fungsi
pengontrolan diri, serta meningkatkan adaptasi terhadap
lingkungan.
KESIMPULAN
Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri yang ditandai dengan
gejala psikotik dalam bentuk delusi/waham, halusinasi, serta
gangguan proses berpikir, persepsi, dan perilaku. Skizofrenia
residual ditegakkan sesuai kriteria diagnosis dari PPDGJ III
yaitu dengan penonjolan gejala negatif. Penatalaksanaan dapat
dikontrol dengan obat antipsikotik, psikoterapi berupa cognitive
behavioral therapy (CBT), terapi komunitas dan suportif, serta
terapi pengendalian diri sendiri.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai