Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

Systemic Lupus Erytematous (SLE)


Disusun Oleh :
Dela Destiani Aji
M. Miqdar Alfarisi A.

Pembimbing :
dr. Ahmad Fariz Malvi Zam Zam Zein, Sp. PD, MM, FINASIM

Kepaniteraan Klinis SMF Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
RSUD Waled
2021
Identitas

Nama : Ny. S
Usia : 25 Tahun
Alamat : Ds. Blender, karangwareng
Pekerjaan : Wiraswasta
Gender : Perempuan
Status perkawinan: Belum Menikah
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 22 Februari 2021
Keluhan Utama

Bibir berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang perempuan datang ke Poli Penyakit Dalam RSUD Waled pada tanggal 22 februari
2021 untuk kontrol dengan keluhan bibir berdarah yang sudah membaik, tampak kehitaman dan
mengering. Pasien juga mengeluhkan nyeri dan gatal pada bagian bibir dan mulutnya. Keluhan ini
dirasakan pasien sejak 1 bulan SMRS. Satu minggu yang lalu, pasien sempat dirawat di rumah sakit
selama 5 hari dengan keluhan bibir dan hidung berdarah yang disertai dengan nyeri yang timbul
secara tiba-tiba. Selain itu, pada bagian mulut, pasien mengeluhkan adanya sariawan kecil yang tak
kunjung sembuh dan nyeri pada persendian sejak 1 bulan SMRS. Pasien juga mengeluhkan terdapat
ruam kemerahan pada bagian wajah yang memberat ketika terkena matahari. Pasien merasa lemas,
pusing, mual, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan sejak 3 minggu SMRS. Keluhan
demam disangkal oleh pasien. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit autoimun: (+)
Pasien satu tahun yang lalu mengeluhkan adanya ruam pada wajah yang berbentuk kupu-kupu, pada
tungkai berbentuk bulat. Ruam berwarna kemerahan, tebal dan berisisik. Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya nyeri pada persendian. kemudian pasien berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin dirumah sakit
gunung jati, lalu dokter mendiagnosis pasien dengan penyakit autoimun dan mendapatkan obat
metilprednisolon dan asam folat. dua minggu setelah berobat, pasien mengatakan keluhan berkurang.
Kemudian pasien rutin untuk berobat di rumah sakit gunung jati.
• Riwayat penyakit serupa : disangkal
• Riwayat atopi : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes melitus : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat tuberkulosis : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit serupa : disangkal


• Riwayat atopi : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
• Riwayat atritis : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes melitus : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal: disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat tuberculosis : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
Pemeriksaan Fisik

A. Kepala dan Leher


 Keadaan umum : tampak sakit sedang 1. Kepala: normo sefali, tidak ada benjolan tanda trauma, rambut hitam keputihan,
tidak mudah rontok.
 Kesadaran : compos mentis 2. Mata : conjungtiva pucat (-/-) ,skelra ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), diameter
pupil 3mm/3mm
 Tanda-Tanda Vital 3. Telinga : bentuk normal, tidak keluar cairan, perdarahan tidak ada, fungsi
pendengaran baik.
 Tekanan Darah : 110/70 mmhg 4. Hidung : bentuk normal : septum nasi di tengah, mukosa tidak hiperemis, tidak ada
 Suhu : 36,6ºC edema konka, tidak keluar cairan dan perdarahan.
5. Tenggorokan: tidak hiperemis
 RR : 18 x/menit 6. Mulut :
• Bibir: tampak krusta, berwarna kehitaman, berbentuk bulat, batas tegas, tidak
 Nadi : 106 x/menit ada perdarahan aktif
• Lidah: tampak ulkus, berwarna putih, berbentuk bulat, batas tegas, multipel
7. Leher : tidak terlihat adanya luka, benjolan, tidak ada perbesaran KGB, tidak
terjadi deviasi trakea.
Pemeriksaan Fisik

B. Thoraks - Pulmo
 Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri tidak ada pernafasan yang tertinggal
 Palpasi : fremitus taktil simetris kanan dan kiri normal, sela iga melebar (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), ekspansi
pernapasan simetris kanan dan kiri
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru hepar pada ics VII,
 Auskultasi : Pulmo: (Vesikuler di seluruh lapang paru (+), Rhonki (-/-) Whezzing (-/-)

C. Thoraks - Cor
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Batas Jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dextra, Batas Jantung kiri : ICS III linea para sternalis
sinistra, Batas Apex ICS V linea mid clavicula sinistra;
 Auskultasi : Jantung  (S1= S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

D. Abdomen
• Inspeksi : Abdomen datar, asites (-), distensi abdomen (-), striae (-), spider nevi (-), jejas (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, BalIotement (-/-) nyeri tekan CVA (-/-) shifting dullness (-)

• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen (+)


• Auskultasi : BU (+) 18x/menit -> normal

E. Ekstremitas
• a/r cruris dextra et sinistra: Tampak makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat, batas tegas, multiple, bilateral.

• a/r cruris sinistra: Tampak parut atrofik, berwarna kehitaman, berbentuk bulat batas tegas

• Akral hangat (+)


• CRT < 2 detik

• Oedem (-)
Pemeriksaan Fisik
Resume
● Seorang perempuan berusia 25 tahun, pekerjaan wiraswasta, beralamat di Ds. Blender, kec. Karangwareng,
datang kepoli penyakit dalam tanggal 22 februari 2021 untuk kontrol bibir berdarah yang sudah membaik,
tampak kehitaman dan mengering. Pasien juga mengeluhkan ruam pada wajah yang memberat Ketika terkena
matahari, lemas, pusing, mual, penurunan nfasu makan, penerunan berat badan, nyeri dan gatal pada bagian
bibir dan mulutnya. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 1 bulan SMRS,
● satu tahun yang lalu mengeluhkan adanya ruam pada wajah yang berbentuk kupu-kupu, pada tungkai
berbentuk bulat. Ruam berwarna kemerahan, tebal dan berisisik. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya
nyeri pada persendian. kemudian pasien berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin dirumah sakit gunung
jati, lalu dokter mendiagnosis pasien dengan penyakit autoimun
● Pemeriksaan fisik pada Bibir: tampak krusta, berwarna kehitaman, berbentuk bulat, batas tegas, tidak ada
perdarahan aktif, Lidah: tampak ulkus, berwarna putih, berbentuk bulat, batas tegas, multipel Ekstremitas
a/r cruris dextra et sinistra: Tampak makula hiperpigmentasi, berbentuk bulat, batas tegas, multiple,
bilateral. a/r cruris sinistra: Tampak parut atrofik, berwarna kehitaman, berbentuk bulat batas tegas
Diagnosis Banding

• SLE
• Behçet's disease
• Sindroma Sjögren
• Undifferentiated connective tissue disease
• Vaskulitis
• Fibromialgia
• Herpes Simpleks
• Sindroma antibodi antifosfolipid (APS)
• Fibromialgia (ANA positif)
• Purpura trombositopenik idiopatik
• Lupus imbas obat
• Artritis reumatoid dini
Follow Up
Pemeriksaan, tanggal 10/2/21 Pemeriksaan, tanggal 11/2/21
S = Sariawan sejak 3 minggu yang lalu, nyeri (+,) sulit S = Nyeri saat membuka mulut, nyeri pada bibir
untuk makan, demam (-) O = TD 120/80 N 78x/m R 20x/m S 36,6C SpO2 98%
O = TD 110/60 N 98x/m R 20x/m S 36,8C SpO2 98% Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan
Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan bawah
bawah Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal tungkai
Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal bawah
tungkai bawah A = SLE
A = SLE P=
P= Futrolit/10jam
Futrolit/8jam Pantoprazole 1x1
Pantoprazole 1x1 Vit D 3 tab 3x400/ 1x1000
Vit D 3 tab 3x400/ 1x1000 Metilprednisolon 1x 62,5 (1/2 vial)
Metilprednisolon 1x 62,5 (1/2 vial) Kompres NaCl 0,9%/15 menit kemudia oleskan Kenalog
Kenalog oral oral base pagi 50—
Curcuma 3x1
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, 10-02-2021, 09.54
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hb 10,1 P : 12-14 gr%, L: 14-18 gr%
Leukosit 3100 4400 – 11000 %
Trombosit 144.000 150.000 – 450.000 mm³
Hematokrit 31 P : 36-45%, L: 42-54%
Basofil 0 0–1%
Eosinofil 1 2–4%
Neutrofil Batang 0 2–4%
Neutrofil Segmen 77 50 – 70 %
Limfosit 15 25 – 40 %
Monosit 7 2–8%
Eritrosit 4,15 P : 4,5-5,1 mm³, L : 4,5 – 5,9 mm³
MCV 74,4 80,0 – 96,0 micro mm³
MCH 24,3 27,5 – 33,2 pg
MCHC 32,6 33,4 – 35,5 g/dl
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, 10-02-2021, 09.54
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia Klinik
Na 138,3 136-145 mg/dl
K 5,46 3,3-4,6 mg/dl
Cl 114,3 98-106 mg/dl
GDS Stick 1 72 80-135 mg/dl

Laboratorium, 10-02-2021, 16.46


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Imunoserologi
RA/RF 3,55 <20 IU/mL
Kimia Klinik
SGOT 79,5 0-35 U/L
SGPT 59,9 0-35 U/L
Ureum 96,6 21-42 mg/dL
Kreatinin 1,20 0,45-0,75 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang

ANA PANEL TEST, 11-02-2021


Antigen Intensity Class
RNP/SM 60 +++

SM 48 ++

SS-A Native 37 ++

Ro-52 Recombinant 29 ++

SS-B 2 0

SD-70 2 0

A-SD100 2 0

Jo-1 2 0

Centromere-B 0 0

PCNA 2 0
Pemeriksaan Penunjang
ANA PANEL TEST, 11-02-2021

Antigen Intensity Class


dsDNA 33 ++

Nucleosome 12 +

Histones 33 ++

Ribosomal Protein 42 ++

AMA-M2 2 0

DFS70 31 ++

Control 28 ++
Follow Up
Pemeriksaan tanggal 12/2/21 Pemeriksaan tanggal 13/2/21
S = Nyeri saat membuka mulut, nyeri pada bibir, mulut S = Nyeri saat membuka mulut, nyeri pada bibir, mulut
bengkak bengkak, nyeri lidah, lidah tampak bercak putih
O = TD 110/70 N 88x/m R 20x/m S 36,5C SpO2 97% O = TD 110/70 N 88x/m R 20x/m S 36,5C SpO2 97%
Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan bawah Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan bawah
Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal tungkai Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal tungkai
bawah bawah
A = SLE A = SLE + behcet disease
P = Futrolit/8jam P = Futrolit/8jam
Pantoprazole 1x1 Pantoprazole 1x1
Vit D 3 tab 3x400/ 1x1000 Vit D 1x1000 po
Metilprednisolon 1x 62,5 (1/2 vial) Metilprednisolon 32mg/24jam
Kompres NaCl 0,9%/15 menit kemudia oleskan Kenalog oral Kompres NaCl 0,9%/15 menit kemudia oleskan Kenalog oral
base pagi 50— base pagi 50—
Curcuma 3x1 Curcuma 3x1
D40% 2flaq + Novorapid 10iu iv D40% 2flaq + Novorapid 10unit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, 11-02-2021, 08.39
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Imunoserologi
HBsAg Non reactive Non reactive
HIV Non reactive < 1 Non reactive
> 1 reactive
Anti HCV Non reactive < 1 Non reactive
> 1 reactive

Laboratorium, 13-02-2021, 06.40


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia Klinik
Na 146,7 136-145 mg/dl
K 5,01 3,3-4,6 mg/dl
Cl 115,5 98-106 mg/dl

Laboratorium, 13-02-2021, 12.30


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia Klinik
GDS Stick 1 157 80-135 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
EKG, 13 Februari 2021

Intrepetasi:
• Irama: P diikuti QRS, lead II (+),
lead aVR (-) -> irama sinus, reguler
• Regularitas: jarak R-R reguler HR :
300/3 100x/menit
• Aksis: lead I defleksi (+), aVF
defleksi (+) -> normal
• PR interval: 0.04 x 5 = 0,20 detik ->
normal
• Gelombang P: lebar: 2 kotak kecil
(2x0,04) = 0.08 detik, tinggi: 1 kotak
kecil (1x0.1) = 0.1 mv -> normal
• Kompleks QRS: lebar 2 kotak kecil
(0,04x 2) 0.08 detik -> normal
Hasil : Sinus normal
Follow Up
Pemeriksaan tanggal 14/2/21 Pemeriksaan tanggal 15/2/21
S = Nyeri saat membuka mulut, nyeri pada bibir, mulut bengkak, S = nyeri pada bibir, sulit bicara
nyeri lidah, lidah tampak bercak putih O = TD 110/70 N 88x/m R 20x/m S 36,5C SpO2 97%
O = TD 110/70 N 88x/m R 20x/m S 36,5C SpO2 97% Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan
Mulut : terdapat krusta kehitaman pada bibir atas dan bawah bawah
Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal tungkai Ekstremitas : terdapat bercak hitam pada 1/3 distal tungkai
bawah bawah
A = susp SLE + behcet disease + hyperkalemia + AKI A = susp SLE + hyperkalemia + bechet disease
P = Futrolit/8jam P = Futrolit/8jam
Pantoprazole 1x1 Pantoprazole 1x1
Vit D 1x1000 po Vit D 1x1000 po
Metilprednisolon 32mg/24jam Metilprednisolon 162mg 1-1-0
Kompres NaCl 0,9%/15 menit kemudia oleskan Kenalog oral Kompres NaCl 0,9%/15 menit kemudia oleskan Kenalog
base pagi 50— oral base pagi 50—
Curcuma 3x1 Curcuma 3x1
D40% 2flaq + Novorapid 10unit D40% 2flaq + Novorapid 10unit
Kalitake 2x1 Kalitake 2x1
Omz 1x1
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, 14-02-2021, 07.36
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hb 9,0 P : 12-14 gr%, L: 14-18 gr%
Leukosit 3700 4400 – 11000 %
Trombosit 289.000 150.000 – 450.000 mm³
Hematokrit 27 P : 36-45%, L: 42-54%
Basofil 0 0–1%
Eosinofil 1 2–4%
Neutrofil Batang 0 2–4%
Neutrofil Segmen 47 50 – 70 %
Limfosit 39 25 – 40 %
Monosit 14 2–8%
Eritrosit 3,19 P : 4,5-5,1 mm³, L : 4,5 – 5,9 mm³
MCV 85,6 80,0 – 96,0 micro mm³
MCH 27,9 27,5 – 33,2 pg
MCHC 32,6 33,4 – 35,5 g/dl
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, 14-02-2021, 07.36
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia Klinik
Na 144,1 136-145 mg/dl
K 5,02 3,3-4,6 mg/dl
Cl 114,9 98-106 mg/dl

Laboratorium, 15-02-2021, 06.54


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia Klinik
Na 138,6 136-145 mg/dl
K 5,61 3,3-4,6 mg/dl
Cl 107,0 98-106 mg/dl
Diagnosis Kerja

 Systemic Lupus Erytematous (SLE)

 Susp. Behçet's disease

 Hiperkalemia

 Acute Kidney Injury


Tatalaksana
• Prednisolon 1 x 5 mg • Tabir surya UV-A dan UV B SPF ≥ 30
• Hidroksiklorokuin 1 x 200 mg
• Azatioprin 1 x 50 mg
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Vitamin D 1 x 1000 IU
• Curcuma 3 X 20 mg
• Kalitake 2 x 1 sach
• Triamcinolon acetonide 0,1% salep 3 x 1 ue
• RUJUK SPESIALIS PENYAKIT DALAM
Systemic Lupus Erytematous
(SLE)
Definisi

Systemic Lupus Eritematous (SLE) merupakan penyakit autoimun


kompleks yang menyerang berbagai sistem tubuh. Faktor gen dan
lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit ini.

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus
Eritematosus Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Epidemiologi Lupus
 Insidensi global 1-15 per 100.000 orang/tahun
 Prevalensi global 15-150 per 100.000
 SLE sudah dilaporkan di seluruh negara
 Wanita : Pria = 2-15:1
 Insidensi SLE pada anak < dewasa -> <1:100.000 populasi di America dan
Europe
 Prevalensi SLE pada anak 6,3 per 100.000 populasi di China
 Sering memiliki korelasi dengan penyakit autoimun lainnya
 SLE pada wanita biasanya muncul pada usia sekitar 15-20 tahun

Arnaud et al. Advanced Handbook of systemic lupus erythematous/ Springer international publishing. 2018. page 5.
Faktor Resiko

Predisposisi yang ada  pemicu kacaunya sistem toleransi imunologis


sehingga respon imun melawan antigen diri sendiri.
– Faktor genetik
– Lingkungan
– imunologik
– Hormonal serta

Bertsias et al, EULAR textboom on rheumatic diseases, Geneva, Switzerland: European League Against Rheumatism. 2012: 476-505
ETIOLOGI
 Faktor Genetik :
 Saudara kandung = 30x lebih mudah untuk berkembang menjadi SLE
 STAT4, faktor resiko genetic pada RA dan SLE yang berkaitan dengan SLE berat
 Efek Epigenetik
 DNA-methylation dan post-translational modification of histone, yang dimodifikasi
oleh lingkungan -> paparan polutan
 Faktor Lingkungan
 Sinar UV
 Obat-obatan
 Infeksi virus atau bakteri -> Epstein-Barr Virus
 Faktor Hormonal
 Estrogen atau prolactin

Bertsias et al, EULAR textboom on rheumatic diseases, Geneva, Switzerland: European League Against Rheumatism. 2012: 476-505
Patogenesis

https://renalmed.co.uk/database/lupus-nephritis#
Patogenesis

 Faktor pemicu spesifik pada individu dengan predisposisi genetik


 kelainan pada sel T CD4
 hilangnya toleransi sel T terhadap self antigen
 Sel T autoreaktif  induksi & ekspansi sel B (autoantibodi & memori)
Auto antibodi yg terbentuk akan ditujukan pada antigen yang terutama
terletak pada nukleoplasma.
 Anti nuclear antibody (ANA) : kompleks imun dalam sirkulasi akan
mengendap, fiksasi pada organ sasaran  aktivasi komplemen  reaksi
radang  gejala pada organ
Diagnosis
1. Manifestasi Klinis

Arnaud et al. Advanced Handbook of systemic lupus erythematous/ Springer international publishing. 2018. page 72-75.
2. Pemeriksaan Penunjang

Arnaud et al. Advanced Handbook of systemic lupus erythematous/ Springer international publishing. 2018. page 72-75.
Kriteria Diagnostik

 ACR 1997
4 dari 11 kriteria
 SLICC 2012
2 dari 17 kriteria, minimal 1 kriteria klinis dan 1 kriteria imunologi
 EULAR/ACR 2019
Skor ≥ 10, minimal 1 kriteria klinis

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Jakarta: Perhimpunan
Rheumatologi Indonesia. 2019.
ACR 1997
SLICC 2012
EULAR/ACR 2019
GRADING SLE

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Jakarta: Perhimpunan
Rheumatologi Indonesia. 2019.
SLEDAI SCORE
Tatalaksana SLE

Pilar Pengobatan SLE:


– Edukasi dan konseling
– Program rehabilitasi
• Istirahat
• Terapi fisik
– Pengobatan medikamentosa
• OAINS
• Antimalaria
• Steroid
• Imunosupresan/sitotoksik
• Terapi lain

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Tatalaksana SLE

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia


Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Jakarta:
Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
Terminologi Pembagian Kortikosteroid

• Dosis rendah : < 7.5 mg prednisone atau setara perhari


• Dosis sedang : > 7.5 mg, tetapi < 30 mg prednisone atau
setara perhari
• Dosis tinggi : > 30 mg, tetapi < 100 mg prednisone atau
setara perhari
• Dosis sangat tinggi: > 100 mg prednisone atau setara perhari
• Terapi pulse: > 250 mg prednisone atau setara per hari untuk
1 hari atau beberapa hari

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
• Pemberian Kortikosteroid
– Dosis rendah sampai sedang digunakan pada lupus
yang relatif tenang.
– Dosis sedang sampai tinggi berguna untuk lupus yang aktif.
– Dosis sangat tinggi dan terapi pulse diberikan untuk krisis
akut yang berat seperti pada vaskulitis luas, nephritis lupus,
lupus cerebral.

Sumariyono S, et al. Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. 2019.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai