Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL READING

Obsessive-Compulsive Disorder: Diagnosis and Management

Gangguan Obsesif-Kompulsif: Diagnosis Dan Manajemen

Disusun oleh

Dela Destiani Aji


119810013

Pembimbing :

dr. Sri Woroasih,Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
RSJD AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH
2020
LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING

Obsessive-Compulsive Disorder: Diagnosis and Management

Gangguan Obsesif-Kompulsif: Diagnosis Dan Manajemen

Diajukan untuk memenuhi tugas untuk syarat dalam menempuh Program Pendidikan Kepaniteraan
Klinik Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

Telah disetujui
Pada tanggal Juni 2020

Disusun oleh:
Dela Destiani Aji 119810013

Cirebon, Juni
2020 Pembimbing,

dr. Sri Woroasih, Sp.KJ

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rakhmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Pendidikan Profesi Dokter di Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Saya menyadari sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan
sampai dengan terselesaikanya hasil makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada dr. Sri Woroasih, Sp.KJ selaku pembimbing yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
ini.
Akhir kata, kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Tentunya makalah ini
masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing penulis mengharapkan
kritik dan masukan yang membangun
Cirebon, Juni 2020

Penulis

iii
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF: DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN

JILL N. FENSKE, MD, and KETTI PETERSEN, MD,

University of Michigan Medical School, Ann Arbor, Michigan

ABSTRAK

Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan


penderitaan (distress) dan gangguan aktivitas penderita. Ini merupakan kelainan kompleks
dengan berbagai manifestasi dan dimensi gejala, beberapa diantaranya tidak dikenali. Identifikasi
dan pengobatan dini dengan terapi spesifik OCD dapat meningkatkan hasil, tetapi sering terjadi
keterlambatan dalam mendiagnosis. Pasien dapat mengalami peningkatan yang signifikan
dengan pengobatan, dan beberapa mungkin mencapai remisi. Terapi lini pertama yang
direkomendasikan adalah cognitive behavior therapy, khususnya paparan dan pencegahan
respons, dan/atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Pasien dengan OCD
memerlukan dosis SSRI yang lebih tinggi daripada indikasi lainnya, dan waktu respon
pengobatan biasanya lebih lama. Ketika efektif, pengobatan jangka panjang dengan SSRI adalah
pilihan yang tepat untuk mencegah kekambuhan. Pasien dengan gejala yang berat atau kurang
responsif terhadap terapi lini pertama harus dirujuk ke psikiater. Ada berbagai pilihan untuk
OCD yang resistan terhadap pengobatan, termasuk clomipramine atau penambahan SSRI dengan
antipsikotik atipikal. Pasien dengan OCD harus dimonitor untuk komorbiditas kejiwaan dan
pikiran bunuh diri.

LATAR BELAKANG

Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah gangguan neuropsikiatrik yang ditandai


dengan pikiran kesulitan yang berulang dan perilaku berulang atau ritual mental yang dilakukan
untuk mengurangi kecemasan. Gejala sering disertai dengan perasaan malu dan kerahasiaan.
Selain itu, tenaga kesehatan tidak selalu mengenali manifestasi yang beragam dari OCD. Faktor-
faktor ini sering menyebabkan keterlambatan dalam mendiagnosis. Waktu rata-rata yang

1
diperlukan untuk mendapatkan pengobatan setelah memenuhi kriteria diagnostik untuk OCD
adalah 11 tahun.1 Dokter pelayanan primer memiliki peran penting dalam mengurangi beban
OCD melalui deteksi dini dan pengobatan.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi seumur hidup mengalami OCD adalah 2,3%, meskipun ini mungkin kurang
menggambarkan karena seringkali hanya pasien dengan gejala sedang hingga berat yang mencari
bantuan. Usia onset rata-rata adalah 19,5 tahun, dan jarang kasus OCD baru berkembang setelah
usia 30 tahun awal. Sejumlah pasien, kebanyakan laki-laki, memiliki onset dini (sebelum usia 10
tahun). Risiko seumur hidup berkembang dengan OCD lebih tinggi pada wanita, yang biasanya
gangguan berkembang pada usia remaja.2

PERJALANAN PENYAKIT

OCD memiliki efek besar pada kualitas hidup dan tingkat fungsi. 3 Seringkali merupakan
kelainan kronis (60% hingga 70% kasus) dan kemungkinan akan terus ada jika tidak diobati
secara efektif.1,4 Peningkatan yang signifikan atau remisi mungkin terjadi ketika terapi yang
sesuai diberikan. Pasien dengan onset usia lanjut, durasi gejala yang lebih pendek, pengetahuan
yang baik, dan menunjukan respon terhadap pengobatan awal memiliki kemungkinan
peningkatan remisi.5-7 Pengobatan dini dan agresif terhadap OCD, dengan tujuan remisi, penting
untuk mendapatkan hasil yang positif .5 Oleh karena itu, sangat penting bagi dokter pelayanan
primer untuk mendiagnosis dan mengobati pasien OCD dengan tepat. Pengobatan yang tidak
adekuat dan kurangnya sumber kasus OCD yang spesifik adalah permasalahan yang penting
dalam penanganan gangguan ini. Dalam satu populasi penelitian, hanya 30,9% pasien dengan
gejala berat dan 2,9% pasien dengan gejala sedang mendapatkan pengobatan khusus untuk
OCD.2

2
Tabel 1. Gejala umum pada pasien dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif

Obsesi Contoh Perilaku Kompulsif

Agresif Takut melukai orang lain, gambaran kekerasan berulang Memantau berita laporan kejahatan kekerasan,
meminta pengakuan menjadi orang baik

Kontaminasi Takut terkontaminasi atau mencemari orang lain; takut Ritual mencuci atau membersihkan
terkontaminasi oleh kuman, infeksi, atau faktor
lingkungan; takut terkontaminasi oleh orang jahat
atau tidak bermoral

Keraguan Kekhawatiran berulang tentang melakukan hal-hal Memeriksa secara berlebihan, melakukan tindakan
patologis yang salah atau tidak lengkap, sehingga berdampak dalam urutan tertentu
negatif pada pasien atau orang lain

Keagamaan Berpikiran menjadi tidak bermoral dan mendapat Meminta pengampunan, berdoa, mencari kepastian
kutukan abadi
Kontrol diri Takut membuat komentar yang tidak pantas di depan Menghindari berada di sekitar orang lain
umum
Seksual Pikiran berulang tentang menjadi pedofil atau Menghindari situasi yang memicu pikiran,
menyimpang secara seksual; pikiran berulang melakukan ritual mental untuk menangkal
tentang bertindak tidak pantas secara seksual pikiran
terhadap orang lain
Pikiran yang Ketakutan akan angka atau warna "buruk" tertentu Menghitung secara berlebihan
menganggu
Simetri dan Pikiran berulang tentang perlunya melakukan hal-hal Memesan dan mengatur
ketepatan secara seimbang atau tepat

Adapted with permission from Grant JE. Clinical practice: obsessive-compulsive disorder. N Engl J Med. 2014;371(7):649.

PATOGENESIS

Patogenesis OCD merupakan interaksi yang kompleks di antara neurobiologi, genetik,


dan pengaruh lingkungan. Disfungsi pada sistem serotonin menjadi faktor utama dalam
patogenesis OCD, dengan memberikan respon selektif terhadap pengobatan serotonergik.
Penelitian terbaru juga menunjukkan peran glutamat, dopamin, dan kemungkinan neurokimia
lainnya.8 Contoh yang diusulkan untuk OCD menunjukkan bahwa kerentanan genetik terhadap
stresor lingkungan dapat mengakibatkan modifikasi ekspresi gen dalam sistem neurotransmitter.
Sehingga menghasilkan perubahan pada sirkuit otak dan fungsinya.8

DIAGNOSIS

Obsesi adalah pikiran atau gambaran yang mengganggu secara berulang yang
menyebabkan penderitaan . Pikiran itu tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan perasaan diri
individu (egodystonic),sehingga usaha yang besar dilakukan untuk melawan atau menekannya.

3
Hal ini dapat melibatkan kontaminasi; keraguan berulang; atau pemikiran tabu tentang seksual,
agama, atau sifat agresif. Kompulsi adalah perilaku berulang atau mental ritual yang dilakukan
untuk menghilangkan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi. Individu merasa sangat terdorong
untuk menyelesaikan tindakan ini, dan perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan seiring
berjalannya waktu. Seperti mencuci tangan, memeriksa, memesan, berdoa, menghitung, dan
mencari kepastian. Obsesi dan kompulsi umum dimasukkan pada Tabel 1.9

Dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5, OCD diakui
sebagai kelainan yang berbeda dari kecemasan (Tabel 2) dan sekarang dikelompokkan dengan
beberapa gangguan lain yang memiliki gambaran sama, sering disebut sebagai gangguan terkait
obsesif-kompulsif (Tabel 3).10 OCD adalah gangguan yang kompleks, heterogen, dan beberapa
gejala kurang dikenali. Misalnya, pemikiran tabu dapat dikaitkan dengan penyebab lain atau
mungkin tidak terlihat terkait dengan kompulsi. Bahkan saat kompulsi tidak mudah diamati,
pasien dengan OCD biasanya punya ritual mental. Pasien sering tidak ingin untuk melaporkan
gejala OCD karena berbagai alasan, termasuk rasa malu, stigma, dan ketakutan akan apa yang
menjadi obsesi mungkin berarti atau konsekuensi dari mengungkapkannya.11

Dokter harus mempertimbangkan kemungkinan OCD pada pasien dengan keluhan umum
cemas atau depresi. Pasien dapat memberikan petunjuk dengan menyinggung mengenai pikiran
yang mengganggu atau perilaku berulang. Menghindari lokasi atau benda tertentu, kekhawatiran
berlebihan tentang penyakit atau cedera, dan perilaku mencari kepastian berulang. Penting untuk
diketahui bahwa gangguan kepribadian obsesif kompulsif merupakan bentuk diagnostik berbeda
yang tidak dicirikan dengan pikiran yang mengganggu atau perilaku berulang. Sebaliknya,
meliputi pola prilaku yang menekankan organisasi, sifat perfeksionis, dan perasaan untuk
mengendalikan.10 Jika dicurigai benar OCD, maka penggunaan beberapa pertanyaan skrining
sederhana dapat membantu (Tabel 4).12 Alat diagnostik terstandarisasi tersedia, tetapi sebagian
besar tidak praktis untuk digunakan dalam pelayanan primer. Dua inventaris laporan mandiri
pasien yang biasa digunakan yaitu Obsessive-Compulsive Inventory–Revised13 (http:// www.cale
black.com/psy 5960 files/OCI-R.pdf) dan the Florida Obsessive-Compulsive Inventory14
(http://www. ocdscales.org/index.php?page=scales).
4
9,10
OCD seringkali salah di diagnosis sebagai kelainan lain (Tabel 5), meskipun OCD
adalah komorbiditas yang umum, kemungkinan lebih dari satu diagnosis yang harus
dipertimbangkan. Rujukan ke psikiater diindikasikan jika ada ketidakpastian diagnostik.

Tabel 2. DSM-5 Kriteria Diagnosis Gangguan Obsesif-Kompulsif

A. Adanya obsesi, kompulsi, atau keduanya: Obsesi


didefinisikan sebagai (1) dan (2):
1. Pikiran, dorongan, atau gambaran yang dialami secara berulang dan terus-menerus, pada suatu waktu selama gangguan, bersifat
mengganggu dan tidak diinginkan, dan pada sebagian besar individu menyebabkan kegelisahan atau kesulitan yang nyata.
2. Individu berusaha untuk mengabaikan atau menekan pemikiran, dorongan, atau gambaran, atau untuk menetralisirnya
dengan beberapa pemikiran atau tindakan lain (yaitu, dengan melakukan kompulsi)
Kompulsi didefinisikan sebagai (1) dan (2):
1. Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, memesan, memeriksa) atau tindakan mental (misalnya, berdoa, menghitung, mengulangi kata-
kata dalam hati) sehingga individu merasa terdorong untuk melakukan respon terhadap obsesi atau sesuai dengan aturan yang harus
dilakukan.
2. Perilaku atau tindakan mental bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecemasan atau kesulitan, atau mencegah beberapa
peristiwa atau situasi yang ditakuti; namun, perilaku atau tindakan mental ini tidak berhubungan secara realistis dengan apa yang
dirancang untuk menetralisir atau mencegah, atau jelas berlebihan.
Catatan: Anak kecil mungkin tidak dapat mengutarakan tujuan perilaku atau tindakan mental ini.
B. Obsesi atau kompulsi ini menyita waktu (misalnya, memakan waktu lebih dari 1 jam per hari) atau menyebabkan tekanan atau
gangguan klinis yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Gejala obsesif-kompulsif tidak dapat dikaitkan dengan efek fisiologis suatu zat (misalnya, obat, penyalahgunaan obat) atau kondisi
medis lainnya.
D. Gangguan ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gejala-gejala gangguan mental lain (misalnya, khawatir berlebihan, seperti pada gangguan
kecemasan umum; kesenangan dengan penampilan, seperti pada gangguan dysmorphic tubuh; kesulitan membuang atau berpisah
dengan barang yang dimiliki, seperti pada gangguan menimbun; menarik rambut, seperti pada trikotilomania [kelainan menarik
rambut]; pencabutan kulit, seperti gangguan eksoriasi [pencabutan kulit], stereotip, seperti gangguan gerakan stereotip; perilaku makan
dalam bentuk ritual, seperti gangguan makan; kesenangan dengan zat atau judi, seperti dalam gangguan terkait zat dan kecanduan;
kesenangan dengan memiliki penyakit, seperti dalam gangguan kecemasan penyakit; dorongan atau fantasi seksual, seperti pada
gangguan paraphilic; impuls, seperti dalam menganggu, mengontrol impuls, dan melakukan gangguan; perenungan bersalah, seperti
pada gangguan depresi mayor; insersi pikiran atau kesenangan delusi, seperti dalam spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik
lainnya; atau pola perilaku berulang, seperti pada gangguan spektrum autisme).
Tentukan jika:
Dengan wawasan yang baik atau cukup: Individu mengakui bahwa keyakinan gangguan obsesif-kompulsif jelas atau mungkin tidak benar
atau bahwa mereka mungkin atau mungkin tidak benar.
Dengan wawasan yang buruk: Individu berpikir keyakinan gangguan obsesif-kompulsif mungkin benar.
Dengan absen wawasan/keyakinan delusi: Individu sepenuhnya yakin bahwa keyakinan gangguan obsesif-kompulsif adalah benar.
Tentukan jika:
Tic-related: Individu memiliki Riwayat gangguan tic saat ini atau di masa lalu
Reprinted with permission from the American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th ed. Washington, DC:
American Psychiatric Association; 2013:237.

KOMORBIDITAS

Pasien dengan OCD harus dipantau komorbiditas psikiatrik dan risiko bunuh diri. 15-17
Dalam hidup mereka, 90% dari pasien dengan OCD memenuhi kriteria setidaknya satu diagnosis
5
psikiatrik lainnya.2 Diagnosis komorbid yang paling umum adalah gangguan kecemasan
(75,8%), termasuk gangguan panik, fobia sosial, fobia spesifik,dan gangguan stres pascatrauma.
Komorbiditas umum lainnya termasuk gangguan suasana perasaan (mood) (63,3%), terutama
gangguan depresi berat (40,7%); gangguan kontrol impuls (55,9%); dan gangguan penggunaan
NAPZA (38,6%).2 Risiko bunuh diri pada orang dengan OCD tinggi. Pada satu survei
komunitas, 63% orang dengan OCD pernah mengalami pikiran untuk bunuh diri, dan 26% telah
berusaha bunuh diri.18 Komorbiditas dengan depresi, gangguan stres pascatrauma,
penyalahgunaan zat, atau gangguan kontrol impuls meningkatkan risiko perilaku bunuh diri.15,16

Tabel 3. GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN OBSESIF-KOMPULSIF

Gangguan Kriteria Diagnostik Gejala Klinis Pilihan pengobatan


kesenangan dengan persepsi cacat atau
Gangguan Wawasan yang buruk Cognitive behavior therapy
kekurangan dalam penampilan fisik yang
dysmorphic (paparan dan pencegahan
mengarah pada perilaku berulang atau Mencari perawatan dari dermatologist
tubuh respons)
tindakan mental sebagai respons atas dan bedah plastik untuk mengatasi
kekhawatiran kekurangan yang dirasakan Beberapa penelitian untuk
SSRIs
Onset gejala saat remaja
Waxing and waning course
Gangguan Pencabutan kulit yang berulang Lebih sering pada perempuan Habit reversal therapy
ekskoriasi menyebabkan lesi di kulit Onset gejala saat awal pubertas Sedikit penelitian yang
(pencabutan Upaya berulang untuk mengevaluasi respon
kulit) mengurangi atau menghentikan terhadap farmakoterapi
pencabutan kulit
Gangguan Kesulitan yang terus-menerus 75% pasien dengan gangguan
menimbun untuk membuang atau berpisah menimbun memiliki komorbid Terapi perilaku ditargetkan
dengan barang yang dimiliki gangguan mood dan kecemasan untuk menghilangkan barang
karena dorongan kuat untuk Penimbunan menyebabkan yang ditimbun dan
menyimpan barang-barang kesulitan yang signifikan atau pengurangan akumulasi
dan/atau kesulitan dengan penurunan nilai fungsi barang baru
barang-barang buangan
6
Akumulasi barang sampai taraf Onset gejala antara 11 dan 15 tahun Tidak ada data untuk
tertentu dimana ruang tempat Gejala atau perilaku menimbun mendukung farmakoterapi
akumulasi barang yang memburuk secara progresif
dimilikii tidak dapat digunakan
sebagaimana yang diharapkan
Trichotillomania Menarik rambut secara berulang dari Sering terjadi pada perempuan Habit reversal therapy
(Gangguan bagian tubuh mana saja yang onset gejala saat awal pubertas Mencampurkan terapi
menarik menyebabkan rambut rontok
dapat berespon buruk
rambut) Upaya berulang untuk mengurangi atau terhadap SSRI
menghentikan penarikan rambut

SSRI = selective serotonin reuptake inhibitor.


Information from reference 10.

PENGOBATAN

Setelah OCD didiagnosis, penting untuk memberikan pasien informasi dan dukungan.
Pasien dan anggota keluarga harus di edukasi tentang sifat kronis OCD dan pentingnya
kemampuan manajemen diri . Terapi medis yang sesuai dan terapi perilaku dapat mengurangi
keparahan dan frekuensi obsesi dan kompulsi, dan dapat menyebabkan remisi pada beberapa
pasien. Karena mungkin butuh berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk terapi ini untuk
menjadi efektif, dokter harus memberi tahu pasien tentang keterlambatan dalam respons
pengobatan dan memberikan dorongan kepatuhan selama fase awal pengobatan.

Hal ini sangat membantu untuk mengukur keparahan gejala dan gangguan sebelum dan
selama pengobatan. Dapat dilakukan dengan menggunakan skala penilaian standar, atau dengan
laporan pasien mengenai waktu yang dihabiskan untuk obsesi atau kompulsi dan tingkat
kesusahan yang ditimbulkannya. The Yale-Brown Obsessive-Compulsive Scale — second edition
(Y-BOCS-II) adalah alat yang terpercaya untuk mengukur keparahan gejala OCD19 dan tersedia
di http: // ericwexlermd.com / MB_PDFs / OCD / YBOCSII.pdf.

Pasien harus dinilai untuk risiko bunuh diri dan adanya komorbiditas sepanjang
perjalanan penyakitnya. Pengobatan diindikasikan ketika gejala OCD mengganggu fungsi pasien
atau menyebabkan kesulitan yang signifikan.Pengobatan menghabiskan waktu kurang dari satu
jam per hari pada perilaku obsesif-kompulsif dan mencapai gangguan minimal dengan tugas

7
sehari-hari.17 Konsultasi psikiatri direkomendasikan untuk pasien dengan OCD berat, seperti
yang diukur oleh Y-BOCS-II. Gambar 1 adalah sebuah algoritma untuk pengobatan OCD.17,20-25

PENGOBATAN PSIKOLOGI

Cognitive behavior therapy (CBT), khususnya untuk paparan dan pencegahan respons,
adalah metode psikoterapi yang paling efektif untuk mengobati OCD.17,20,21 Pasien terkena
rangsangan yang memicu kecemasan, dan belajar untuk tidak melakukan perilaku kompulsif
dalam merespons. Idealnya, CBT harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang terlatih profesional
dalam format individu atau kelompok, meskipun penelitian menunjukkan bahwa paparan
mandiri dan pencegahan respons dikombinasikan dengan wawancara motivasi mungkin
efektif.26,27 Memasukkan motivasi wawancara dapat meningkatkan keterlibatan dengan terapi dan
meningkatkan efektivitasnya.28 Tidak ada bukti untuk penggunaan psikoterapi psikodinamik atau
"terapi bicara" untuk mengobati OCD.

Tabel 4. Skrining Awal Gangguan


Obsesif-Kompulsif
Apakah anda sering mencuci atau bersih-bersih?
Apakah Anda sering memeriksa banyak hal?
Adakah pemikiran yang terus mengganggu anda yang ingin
anda singkirkan tetapi tidak bisa?
Apakah aktivitas harian anda yang membutuhkan waktu lama
untuk diselesaikan?
Apakah anda peduli tentang meletakkan barang-barang dalam
urutan khusus, atau apakah anda sangat kesal dengan keadaan
berantakan?
Apakah masalah ini mengganggu anda?
CATATAN: Jika seseorang menjawab "ya" untuk semua
pertanyaan ini dan gejalanya menyebabkan kesulitan,
wawancara diagnostik atau inventaris gejala pasien harus
dilakukan.
Information from reference 12.

FARMAKOTERAPI

OCD memiliki respons yang sangat selektif terhadap serotonergikobat-obatan.


Clomipramine (Anafranil), trisiklikantidepresan dengan efek serotonergik yang kuat, merupakan
8
pengobatan farmakologis lini pertama sebelumnya untuk OCD. Namun, karena khawatir akan
keamanannya dan efek samping, inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) sekarang lebih
disukai untuk terapi awal.17,21 Cochrane mengkonfirmasi efektivitas SSRI untuk pengobatan
OCD (pengurangan risiko absolut = 8%hingga 17%; jumlah yang dibutuhkan untuk mengobati =
6 sampai 12).29 Fluoxetine(Prozac), fluvoxamine, paroxetine (Paxil), dan sertraline(Zoloft) telah
disetujui oleh the U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan OCD.
Citalopram(Celexa) dan escitalopram (Lexapro) juga umum digunakan, tetapi pada 2011, FDA
mulai merekomendasikan pembatasan dosis untuk citalopram karena khawatir tentang
perpanjangan QT.30 Tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa satu SSRI lebih
22
unggul, dan pilihan SSRI harus individual, dengan mempertimbangkan potensi interaksi obat
dan tolerabilitas.

Untuk mencapai respons optimal, pasien dengan OCD membutuhkan dosis SSRI yang
lebih tinggi dibandingkan dengan indikasi lain.17,31 Dosis harus ditingkatkan empat hingga enam
minggu sampai dosis maksimal tercapai(Tabel 6).30,32 Dosis maksimal yang lebih tinggi dari
biasanya kadang-kadang digunakan, dengan pemantauan untuk efek samping seperti sindrom
serotonin. Uji coba terapi harus berlanjut selama 8 hingga 12 minggu, dengan setidaknya empat
hingga enam minggu dengan dosis maksimal yang dapat ditoleransi. 17 Biasanya membutuhkan
setidaknya empat hingga enam minggu bagi pasien untuk mencatat setiap perbaikan gejala yang
signifikan; mungkin butuh10 minggu atau lebih untuk beberapa orang.

Jika terapi medis berhasil, harus dilanjutkan setidaknya selama satu atau dua tahun, jika
tidak tanpa batas waktu.17,22 Pencegahan kekambuhan dengan terapi SSRI terus-menerus
merupakan tujuan pengobatan.33 Jika pasien memilih untuk menghentikan farmakoterapi,
dosisnya harus dikurangi secara bertahap selama beberapa bulan, dan dosis awal dilanjutkan jika
gejala memburuk. Respon terhadap pengobatan psikologis dapat bertahan lebih lama dari
respons terhadap obat-obatan.34 Sesi paparan "booster" secara berkala dan respons pencegahan
dianjurkan untuk menurunkan risiko kekambuhan ketika terapi psikologis dihentikan.17

Jika uji coba SSRI yang memadai atau terapi psikologis tidak memberikan respons yang
memuaskan, pengobatan kombinasi adalah pilihan.35,36 Jika pasien lebih memilih untuk
9
melanjutkan dengan terapi medis saja, uji coba SSRI yang berbeda dibenarkan. 17 Jika tidak ada
respons terhadap uji coba setidaknya dua SSRI, pasien harus dirujuk ke psikiater. Clomipramine
adalah pilihan pada pasien-pasien ini.17

Karena clomipramine dapat menyebabkan efek samping antikolinergik, dan kadang


aritmia atau kejang, harus dimulai dengan dosis rendah (25 mg per hari) dengan titrasi bertahap
hingga meminimalkan efek samping. Penambahan suatu antipsikotik atipikal efektif untuk
beberapa pasien dengan respons terapi SSRI yang tidak adekuat. 17,25,37 Ada penelitian yang
bertentangan mengenai agen antipsikotik atipikal mana yang paling efektif, dan manfaat obat
diimbangi juga oleh risiko yang lebih tinggi terhadap efek samping dibandingkan dengan
monoterapi SSRI.25

Ada berbagai opsi lain untuk pasien dengan OCD yang resistan terhadap pengobatan,
tetapi penelitian untuk sebagian besar terapi terbatas. Beberapa penelitian mendukung efektivitas
serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors atau mirtazapine (Remeron) untuk OCD.38-40 Obat
lain yang sedang diselidiki termasuk agen glutamatergik, stimulan,pindolol, ondansetron
(Zofran), asetilsistein, dan antikonvulsan.23-25 Stimulasi otak bagian dalam telah memberikan
hasil yang menjanjikan terhadap OCD yang resistan terhadap pengobatan yang berat, tetapi
penelitian hanya dalam jumlah pasien yang sedikit. pengobatan ini digunakan sebagai usaha
terakhir dan telah menerima persetujuan FDA yang terbatas.41

Tabel5. Kondisi yang dapat salah didiagnosis sebagai OCD

Misdiagnosis Perbedaan

ADHD Anak muda dengan ADHD dapat menunda-nunda dan memiliki masalah dengan perhatian dan fokus; orang dengan
OCD tampaknya memiliki ADHD karena mereka memiliki kebutuhan untuk melakukan hal-hal yang “benar” atau
“lengkap” dan karena itu mungkin tidak menyelesaikan tugas; penting untuk menentukan apakah ritual mental
atau pikiran obsesif mengganggu fokus dan perhatian

Gangguan Kecemasan ditandai oleh cemas, yang sering meniru pemikiran obsesif; kecemasan biasanya berfokus pada
Cemas masalah kehidupan nyata (misalnya, keuangan, kesehatan, orang yang dicintai) tanpa kualitas OCD yang
tidak rasional
Gangguan Orang dengan gangguan spektrum autisme menunjukkan defisit persisten dalam interaksi sosial dan dapat terlibat
spektrum dalam perilaku berulang yang dianggap natural dan wajar; OCD dapat menyebabkan isolasi sosial, tetapi keterampilan
autisme komunikasi sosial biasanya dipertahankan; orang dengan OCD biasanya dapat melihat perilaku berulang yang kompulsif
mereka sebagai hal yang berlebihan dan tidak masuk akal

Depresi Orang dengan depresi sering merenung, yang mungkin keliru karena obsesi; namun demikian, perenungan ini
bertema depresi (misalnya, rasa bersalah karena ketidakmampuan atau penilaian diri yang negatif)

10
Gangguan Psikosis sering ditandai oleh kepercayaan delusi; Pikiran OCD juga mungkin tidak rasional (misalnya, Takut tertular
psikotis human immunodeficiency virus dari gagang pintu); Namun, tidak seperti dengan psikosis, orang dengan OCD
biasanya dapat mengenali bahwa pikiran mereka tidak rasional tetapi tidak dapat mengendalikannya

Tourette Pada sindrom Tourette, motorik atau vokal tics umumnya tidak disengaja; perilaku berulang dalam OCD dihasilkan dari
syndrome sumber kognitif (misalnya, keinginan obsesif untuk simetri) dan kebutuhan untuk melakukan suatu tindakan sampai
dilakukan dengan "tepat"

ADHD = attention-deficit/hyperactivity disorder; OCD = obsessive-compulsive disorder.


Adapted with permission from Grant JE. Clinical practice: obsessive-compulsive disorder. N Engl J Med. 2014;371(7):650, with additional information
from reference 10.

KEHAMILAN DAN POSTPARTUM

Wanita yang sedang hamil atau dalam periode postpartum 1,5 hingga 2 kali lebih
mungkin mengalami OCD dibandingkan dengan yang populasi umum wanita. 42 Wanita yang
memiliki OCD sebelum kehamilan mungkin memiliki gejala OCD yang memburuk dan berisiko
lebih tinggi mengalami depresi postpartum.42-44 OCD postpartum mungkin bermanifestasi
sebagai pikiran yang mengganggu untuk melukai bayi; Namun, tidak meningkatkan risiko untuk
menyakiti bayi nya.42 CBTdirekomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk OCD
selama kehamilan dan periode postpartum. Analisis risiko dan manfaat individu harus
didiskusikan ketika mempertimbangkan terapi SSRI selama kehamilan dan menyusui.44

REKOMENDASI UTAMA UNTUK PRAKTIK

Evidenc
Rekomendasi Klinis e rating Referensi

Pasien dengan OCD harus dimonitor untuk komorbiditas psikiatris dan risiko bunuh diri. C 15-17
Cognitive behavior therapy, terutama paparan dan pencegahan respons, adalah metode psikoterapi A 17, 20, 21
yang paling efektif untuk mengobati OCD
SSRIs direkomendasikan sebagai terapi farmakologis lini pertama untuk OCD. A 17, 21, 29
Uji coba terapi SSRI harus dilanjutkan selama 8 hingga 12 minggu, dengan setidaknya 4 hingga 6 minggu C 17
pada dosis maksimal yang dapat ditoleransi.
Terapi SSRI tidak terbatas harus dipertimbangkan untuk mencegah kekambuhan OCD. Minimal, SSRI C 17, 22
harus dilanjutkan selama 1 hingga 2 tahun sebelum mencoba menghentikannya.
Menambah terapi SSRI dengan antipsikotik atipikal efektif pada beberapa pasien dengan OCD yang B 17, 25, 37
memiliki respon yang tidak adekuat terhadap terapi SSRI.

OCD = obsessive-compulsive disorder; SSRI = selective serotonin reuptake inhibitor.


A = consistent, good-quality patient-oriented evidence; B = inconsistent or limited-quality patient-oriented evidence; C = consensus, disease-
oriented evidence, usual practice, expert opinion, or case series. For information about the SORT evidence rating system, go to http://www.aafp.
org/afpsort.

ANAK-ANAK

11
Prevalensi OCD masa kanak-kanak adalah 1% hingga 2% di Amerika Serikat, dan 50%
dari anak-anak ini memiliki kondisi komorbid kejiwaan. CBT dengan paparan dan pencegahan
respons adalah pengobatan awal untuk kasus ringan hingga sedang. 45 Keterlibatan keluarga
penting untuk hasil yang sukses.45,46 Pengobatan dengan SSRI, selain CBT, diindikasikan untuk
pasien dengan gejala berat atau kondisi komorbid kejiwaan yang membatasi pengobatan CBT.
CBT dengan atau tanpa obat lebih unggul daripada obat saja untuk pengobatan OCD pada masa
kanak-kanak.47

Timbulnya gejala obsesif-kompulsif tiba-tiba pada anak dapat meningkatkan perhatian


terhadap pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcal
infection (PANDAS). Istilah PANDAS tidak disukai karena kontroversi mengenai peran etiologi
infeksi streptokokus grup A. Usulan baru untuk diagnosis ini adalah childhood acute
neuropsychiatric symptoms (CANS).48 CANS memiliki banyak faktor etiologi yang diusulkan,
termasuk infeksi, toksik,dan penyebab metabolisme. Saat ini tidak ada standar pedoman untuk
manajemen CANS, tetapi evaluasi komprehensif direkomendasikan, dan antibiotik empiris tidak
diindikasikan.48

Tabel 6. SSRIs umumnya digunakan untuk mengobati


gangguan obsesif-kompulsif

Dosis (mg per hari)

SSRI Awal Target Maksimum Harga*

Citalopram (Celexa) 20 40† 40† $4 ($200)


Escitalopram (Lexapro) 10 20 40 $13 ($240)
Fluoxetine (Prozac)‡ 20 40 to 60 80 $4 ($305)
Fluvoxamine‡ 50 200 300 $17 (tidak
tersedia)
Paroxetine (Paxil)‡ 20 40 to 60 60 $4 ($160)
Sertraline (Zoloft)‡ 50 200 200 $10 ($215)

12
FDA = U.S. Food and Drug Administration; SSRI = selective serotonin reuptake
inhibitor.
*—Estimated retail price of one month’s supply (starting dosage) based on informa-
tion obtained at http://www.goodrx.com (accessed August 26, 2015). Generic price
listed first, brand price listed in parentheses.
†—The FDA recommends against citalopram dosages > 40 mg per day (or > 20 mg
per day in patients older than 60 years or with hepatic impairment) because of con-
cern for QT prolongation. If a higher dosage is necessary, the patient should be moni-
tored using electrocardiography and electrolyte measurements.30
‡—FDA approved for the treatment of obsessive-compulsive disorder.
Information from references 30 and 32.

PENCARIAN DATA
Pencarian PubMed menggunakan kata kunci obsessive-compulsive disorder, serta
komponen individual dari istilah tersebut. Pencarian termasuk dalam meta-analisis, randomized
controlled trials, dan practice guidelines dalam lima tahun sebelumnya. Juga pencarian
Cochrane Database, Database of Abstracts of Reviews of Effects, BMJ Clinical Evidence,
National Guideline Clearinghouse database, and Essential Evidence Plus. Kami melakukan
beberapa pencarian bertarget di PubMed dan daftar referensi dari artikel yang diambil
sebelumnya untuk topik penelitian khusus, seperti perjalanan penyakit, patogenesis, bunuh diri,
dan populasi khusus. Tanggal pencarian: Oktober hingga Desember 2014, dan September 2015.

Pengobatan Gangguan Obsesif-Kompulsif


Nilai keparahan OCD

Ringan - Sedang Berat

Pilihan Pilihan

CBT*

Mulai rujukan
Perbaikan Perbaikan
psikiatris
memuaskan tidak memuaskan

Pengobatan awal lengkap SSRI dengan atau tanpa CBT*

Pertimbangan sesi

“booster” CBT berkala*

13

Perbaikan Perbaikan tidak memuaskan


memuaskan

Ganti dengan SSRI baru; tambahkan CBT bila belum dimulai

Perbaikan Perbaikan tidak memuaskan


memuaskan
Gambar 1. Algoritma untuk pengobatan OCD. (CBT = cognitive behavior therapy; OCD =
gangguan obsesif-kompulsif; SNRI = inhibitor reuptake serotonin-norepinefrin; SSRI = inhibitor
reuptake serotonin selective.)

REFERENSI

1. Pinto A, Mancebo MC, Eisen JL, et al. The Brown Longitudinal Obsessive
Compulsive Study. J Clin Psychiatry. 2006;67(5):703-711.
2. Ruscio AM, Stein DJ, Chiu WT, Kessler RC. The epidemiology of obsessive-
compulsive disorder in the National Comorbidity Survey Rep- lication. Mol
Psychiatry. 2010;15(1):53-63.
3. Huppert JD, Simpson HB, Nissenson KJ, Liebowitz MR, Foa EB. Qual- ity of life
and functional impairment in obsessive-compulsive disorder. Depress Anxiety.
2009;26(1):39-45.
4. Visser HA, van Oppen P, van Megen HJ, et al. Obsessive-compulsive disorder. J
Affect Disord. 2014;152-154:169-174.
5. Eisen JL, Sibrava NJ, Boisseau CL, et al. Five-year course of obsessive- compulsive
disorder. J Clin Psychiatry. 2013;74(3):233-239.
14
6. Jakubovski E, Diniz JB, Valerio C, et al. Clinical predictors of long-term outcome in
obsessive-compulsive disorder. Depress Anxiety. 2013;30 (8):763-772.
7. Cherian AV, Math SB, Kandavel T, Reddy YC. A 5-year prospective follow-up study
of patients with obsessive-compulsive disorder treated with sero- tonin reuptake
inhibitors. J Affect Disord. 2014;152-154:387-394.
8. Pauls DL, Abramovitch A, Rauch SL, Geller DA. Obsessive-compulsive disorder. Nat
Rev Neurosci. 2014;15(6):410-424.
9. Grant JE. Clinical practice: obsessive-compulsive disorder. N Engl J Med.
2014;371(7):646-653.
10. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th ed. Washing- ton, DC:
American Psychiatric Association; 2013.
11. Fineberg NA, et al. Clinical screening for obsessive-compulsive and related disorders.
Isr J Psychiatry Relat Sci. 2008;45(3):151-163.
12. Obsessive-Compulsive Disorder. London, UK: NICE; 2005.
13. Foa EB, Huppert JD, Leiberg S, et al. The Obsessive-Compulsive Inven- tory. Psychol
Assess. 2002;14(4):485-496.
14. Storch EA, et al. Florida Obsessive-Compulsive Inventory [published correc- tion appears
in J Clin Psychol. 2007;63(12):1265]. J Clin Psychol. 2007;63(9): 851-859.
15. Torres AR, Ramos-Cerqueira AT, Ferrão YA, et al. Suicidality in obsessive-
compulsive disorder. J Clin Psychiatry. 2011;72(1):17-26.
16. Kamath P, Reddy YC, Kandavel T. Suicidal behavior in obsessive- compulsive
disorder. J Clin Psychiatry. 2007;68(11):1741-1750.
17. Koran LM, et al. Practice guideline for the treatment of patients with obsessive-
compulsive disorder. Am J Psychiatry. 2007;164(7 suppl):5-53.
18. Torres AR, Prince MJ, Bebbington PE, et al. Obsessive-compulsive disor- der. Am J
Psychiatry. 2006;163(11):1978-1985.
19. Storch EA, et al. Development and psychometric evaluation of the Yale- Brown
Obsessive-Compulsive Scale. Psychol Assess. 2010;22(2):223-232.
20. Rosa-Alcázar AI, et al. Psychological treatment of obsessive-compulsive disorder.
Clin Psychol Rev. 2008;28(8):1310-1325.
21. Canadian Psychiatric Association. Clinical practice guidelines. Manage- ment of
anxiety disorders [published correction appears in Can J Psy- chiatry.
2006;51(10):623]. Can J Psychiatry. 2006;51(8 suppl 2):9S-91S.
22. Fineberg NA, et al. Evidence-based pharmacotherapy of obsessive-com- pulsive
disorder. Int J Neuropsychopharmacol. 2012;15(8):1173-1191.
23. Zohar J, ed. Obsessive-Compulsive Disorder: Current Science and Clini- cal Practice.
Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell; 2012.
24. Obsessive-compulsive disorder. https://www.nice.org.uk/guidance/

15
cg31/evidence/cg31-obsessive-compulsive-disorder-ocd-and-body- dysmorphic-
disorder-bdd-evidence-update2. Accessed August 27, 2015.
25. Koran LM, Simpson HB. Guideline watch (March 2013): practice guideline for the
treatment of patients with obsessive-compulsive disorder.
http://psychiatryonline.org/pb/assets/raw/sitewide/practice_ guidelines/guidelines/ocd-
watch.pdf. Accessed August 27, 2015.
26. Tolin DF, et al. Stepped care versus standard cognitive-behavioral therapy for
obsessive-compulsive disorder. Depress Anxiety. 2011;28(4):314-323.
27. Jónsson H, Hougaard E, Bennedsen BE. Randomized comparative study of group
versus individual cognitive behavioural therapy for obsessive compulsive disorder.
Acta Psychiatr Scand. 2011;123(5):387-397.
28. Meyer E, Souza F, Heldt E, et al. A randomized clinical trial to examine enhancing
cognitive-behavioral group therapy for obsessive-compulsive disorder with motivational
interviewing and thought mapping. Behav Cogn Psychother. 2010;38(3):319-336.
29. Soomro GM, Altman D, Rajagopal S, Oakley-Browne M. Selective sero- tonin re-
uptake inhibitors (SSRIs) versus placebo for obsessive compul- sive disorder (OCD).
Cochrane Database Syst Rev. 2008;(1):CD001765.
30. U.S. Food and Drug Administration. Revised recommendations for Cel- exa
(citalopram hydrobromide) related to a potential risk of abnormal heart rhythms with high
doses. http://www.fda.gov/drugs/drugsafety/ ucm297391.htm. Accessed December 10,
2014.
31. Bloch MH, et al. Meta-analysis of the dose-response relationship of SSRI in
obsessive-compulsive disorder. Mol Psychiatry. 2010;15(8):850-855.
32. Micromedex 2.0. New York, NY: Thomson Reuters; 2015.
33. Fineberg NA, Pampaloni I, Pallanti S, Ipser J, Stein DJ. Sustained response versus
relapse. Int Clin Psychopharmacol. 2007;22(6):313-322.
34. Whittal ML, et al. Group and individual treatment of obsessive- compulsive
disorder using cognitive therapy and exposure plus response prevention. J Consult
Clin Psychol. 2008;76(6):1003-1014.
35. Foa EB, et al. Randomized, placebo-controlled trial of exposure and ritual
prevention, clomipramine, and their combination in the treatment of obsessive-
compulsive disorder. Am J Psychiatry. 2005;162(1):151-161.
36. Simpson HB, Huppert JD, Petkova E, et al. Response versus remission in obsessive-
compulsive disorder. J Clin Psychiatry. 2006;67(2):269-276.
37. Komossa K, et al. Second-generation antipsychotics for obsessive com- pulsive
disorder. Cochrane Database Syst Rev. 2010;(12):CD008141.
38. Denys D, van der Wee N, van Megen HJ, Westenberg HG. A double blind
comparison of venlafaxine and paroxetine in obsessive-compulsive disorder. J Clin
Psychopharmacol. 2003;23(6):568-575.
16
39. Dell’osso B, Mundo E, Marazziti D, Altamura AC. Switching from serotonin
reuptake inhibitors to duloxetine in patients with resis- tant obsessive compulsive
disorder. J Psychopharmacol. 2008; 22(2):210-213.
40. Koran LM, Gamel NN, Choung HW, et al. Mirtazapine for obsessive- compulsive
disorder. J Clin Psychiatry. 2005;66(4):515-520.
41. Goodman WK, Alterman RL. Deep brain stimulation for intractable psy- chiatric
disorders. Annu Rev Med. 2012;63:511-524.
42. Russell EJ, et al. Risk of obsessive-compulsive disorder in pregnant and postpartum
women. J Clin Psychiatry. 2013;74(4):377-385.
43. Forray A, Focseneanu M, Pittman B, McDougle CJ, Epperson CN. Onset and
exacerbation of obsessive-compulsive disorder in pregnancy and the postpartum
period. J Clin Psychiatry. 2010;71(8):1061-1068.
44. Namouz-Haddad S, Nulman I. Safety of treatment of obsessive compul- sive
disorder in pregnancy and puerperium. Can Fam Physician. 2014; 60(2):133-136.
45. Practice parameter for the assessment and treatment of children and adolescents
with obsessive-compulsive disorder. J Am Acad Child Ado- lesc Psychiatry.
2012;51(1):98-113.
46. Piacentini J, Bergman RL, Chang S, et al. Controlled comparison of fam- ily
cognitive behavioral therapy and psychoeducation/relaxation train- ing for child
obsessive-compulsive disorder. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry.
2011;50(11):1149-1161.
47. Pediatric OCD Treatment Study (POTS) Team. Cognitive-behavior ther- apy,
sertraline, and their combination for children and adolescents with obsessive-
compulsive disorder. JAMA. 2004;292(16):1969-1976.
48. Singer HS, Gilbert DL, Wolf DS, Mink JW, Kurlan R. Moving from PANDAS to
CANS [published correction appears in J Pediatr. 2012;160(5):888]. J Pediatr.
2012;160(5):725-731.
49. Fenske JN, Schwenk TL. Obsessive-compulsive disorder: diagnosis and
management. Am Fam Physician. 2009;80(3):239-245.

17

Anda mungkin juga menyukai